CB, Jakarta -Sedikitnya 85 orang tewas dan sedikitnya 60 orang terluka dalam 2 serangan bom yang mengguncang Somalia pada
Sabtu, 14 Oktober 2017. Bom pertama ditaruh di dalam truk dan meledak
di luar Hotel Safari di persimpangan K5, Mogadishu, ibukota Somalia.
Lokasi bom meledak merupakan kompleks perkantoran pemerintah, restoran dan kios. Bangunan di dekat lokasi ledakan dilaporkan rusak berat dan beberapa kendaraan terbakar. Ledakan kedua terjadi di distrik Madinah 2 jam kemudian.
Sirene ambulans bergema di seluruh kota setelah ledakan. Warga dan anggota keluarga korban bingung mencari sanak keluarganya di reruntuhan bangunan.
Petugas penyelamat masih terus mencari korban yang diduga masih
terjebak di bawah reruntuhan Hotel Safari, yang sebagian besar hancur.
Hotel ini dekat dengan Kementerian luar negeri Somalia. Kekuatan ledakan
pada Sabtu tersebut cukup besar sehingga mampu menerbangkan gerbang
logam dan dinding.
Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed mengumumkan tiga hari berkabung dan bergabung dengan ribuan orang untuk mendonorkan darah bagi korban luka-luka. "Saya meminta semua orang Somalia untuk maju dan mendonorkan darah," katanya.
Pejabat Somalia khawatir korban tewas akan terus bertambah mengingat banyak korban yang menderita luka serius.
"Banyak korban meninggal di rumah sakit akibat luka-luka mereka," kata Kapten Polisi Mohamed Hussein, seperti yang dilansir Washinton Post pada 15 Oktober 2017.
Belum ada pihak manapun yang mengklaim bertanggung jawab terhadap salah satu serangan paling mematikan di negara ini sejak milisi teroris melancarkan pemberontakan pada tahun 2007.
Namun pemerintah Somalia menyalahkan kelompok ekstremis al-Shabaab yang terafiliasi dengan al-Qaida atas serangan yang telah ditetapkan sebagai bencana nasional tersebut.
Petugas penyelamat Somalia masih terus mencari korban yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan Hotel Safari, yang sebagian besar hancur. Hotel ini dekat dengan Kementerian luar negeri Somalia. Kekuatan ledakan pada Sabtu tersebut cukup besar sehingga mampu menerbangkan gerbang logam dan dinding.
Lokasi bom meledak merupakan kompleks perkantoran pemerintah, restoran dan kios. Bangunan di dekat lokasi ledakan dilaporkan rusak berat dan beberapa kendaraan terbakar. Ledakan kedua terjadi di distrik Madinah 2 jam kemudian.
Sirene ambulans bergema di seluruh kota setelah ledakan. Warga dan anggota keluarga korban bingung mencari sanak keluarganya di reruntuhan bangunan.
Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed mengumumkan tiga hari berkabung dan bergabung dengan ribuan orang untuk mendonorkan darah bagi korban luka-luka. "Saya meminta semua orang Somalia untuk maju dan mendonorkan darah," katanya.
Pejabat Somalia khawatir korban tewas akan terus bertambah mengingat banyak korban yang menderita luka serius.
"Banyak korban meninggal di rumah sakit akibat luka-luka mereka," kata Kapten Polisi Mohamed Hussein, seperti yang dilansir Washinton Post pada 15 Oktober 2017.
Belum ada pihak manapun yang mengklaim bertanggung jawab terhadap salah satu serangan paling mematikan di negara ini sejak milisi teroris melancarkan pemberontakan pada tahun 2007.
Namun pemerintah Somalia menyalahkan kelompok ekstremis al-Shabaab yang terafiliasi dengan al-Qaida atas serangan yang telah ditetapkan sebagai bencana nasional tersebut.
Petugas penyelamat Somalia masih terus mencari korban yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan Hotel Safari, yang sebagian besar hancur. Hotel ini dekat dengan Kementerian luar negeri Somalia. Kekuatan ledakan pada Sabtu tersebut cukup besar sehingga mampu menerbangkan gerbang logam dan dinding.
Credit TEMPO.CO