Senin, 04 September 2017

Hizbullah dan Suriah Cari Rute Baru Selamatkan ISIS


Hizbullah dan Suriah Cari Rute Baru Selamatkan ISIS 
Ilustrasi tentara Suriah. (AFP Photo/Ayham al-Mohammad)


Jakarta, CB -- Hizbullah Libanon dan militer Suriah mencari rute baru untuk konvoy militan ISIS dan para anggota keluarga untuk menuju ke pusat pertahanan mereka di timur Suriah.

Konvoy yang terdiri dari 17 bus berisi 300 pasukan bersenjata ringan beserta 300 warga sipil itu terdampar di padang pasir timur Suriah sejak Selasa setelah diblokade oleh serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.

"Kami sedang berupaya mengubah jalur konvoy untuk yang kedua kalinya," kata seorang komandan di aliansi militer pendukung pemerintah Suriah, dikutip Reuters, Sabtu (2/9).

Militan ISIS itu pergi menggunakan bus setelah menyerahkan wilayahnya yang terjepit di perbatasan Suriah-Libanon pada Senin lalu, di bawah kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan mereka untuk kembali bergabung dengan pasukan lain di sisi lain negara tersebut.

Kesepakatan itu membuat koalisi pimpinan AS dan Irak marah.

Koalisi Barat tidak mau melihat militan dengan kemampuan perang di area tempatnya beroperas, sementara Baghdad memandang pergerakan itu sebagai ancaman karena wilayah yang dituju para anggota ISIS berdekatan dengan perbatasan dengan negara tersebut.

Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad, dibantu Rusia dan milisi pro-Iran, bertempur melawan ISIS dan terus bergerak ke arah timur melintasi gurun pasir.
Pemantau peperangan yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, menyatakan puluhan pasukan ISIS sudah meninggalkan konvoy tersebut untuk berjalan sendiri ke Deir al-Zor, wilayah yang mereka kuasai.

Komandan aliansi pro-Assad menampik laporan yang menyebut ratusan jihadis telah sampai di wilayah ISIS tersebut.

Koalisi telah bersumpah akan terus memantau konvoy tersebut dan mengganggu upaya apapun yang dilakukan untuk mereka kembali ke daerah rekan-rekannya. Namun, mereka menyatakan tidak akan menyerang secara langsung karena ada warga sipil.


Credit  cnnindonesia.com


Jet Tempur AS Blokir Evakuasi ISIS yang Diizinkan Suriah


Jet Tempur AS Blokir Evakuasi ISIS yang Diizinkan Suriah 
Ilustrasi jet tempur Amerika Serikat. (Dok. US Navy)


Jakarta, CB -- Sejumlah jet tempur yang dipimpin Amerika Serikat menghentikan konvoy evakuasi militan ISIS dan keluarga yang tengah bergerak ke wilayah kekuasaannya di Suriah bagian timur, Rabu (30/8). Menurut juru bicara koalisi AS, serangan itu juga mengenai beberapa pasukan yang menjemput mereka.

Serangan itu bertujuan untuk menghentikan kesepakatan evakuasi militan ISIS yang memperbolehkan mereka meninggalkan daerah terjepit di perbatasan Suriah-Libanon menuju wilayah kekuasaan jihadis di timur Suriah. Kesepakatan itu diatur oleh Hizbullah Libanon dan militer suriah.

Proses evakuasi itu merupakan bagian dari gencatan senjata yang disepakati setelah serangan Hizbullah dan tentara Suriah pekan lalu mendesak militan ISIS ke satu bagian kecil yang terjepit di perbatasan.

Kesepakatan itu dikritik oleh koalisi Amerika Serikat dan Irak yang juga bertempur melawan ISIS di daerah-daerah yang berdekatan dengan Suriah timur, tempat yang menjadi tujuan konvoy tersebut.

Konvoy yang menurut Hizbullah membawa 308 militan dan 331 warga sipil itu kini secara efektif terdampar dan tidak bisa bergerak menuju wilayah kekuasaan ISIS.

Peristiwa ini menunjukkan bagaimana upaya evakuasi semacam itu dapat dengan mudah digagalkan dalam konflik yang melibatkan banyak pihak. Kesepakatan gencatan senjata semacam ini belakangan kerap digunakan pemerintahan Bashar al-Assad untuk mendesak pemberontak agar menyerah.

Komandan aliansi militer pendukung Presiden Assad mengatakan koalisi AS telah mengontak Bulan Sabit Merah Arab Suriah yang mendampingi konvoy tersebut. Koalisi juga telah memeringatkan bakal menyerang jika konvoy itu bergerak memasuki kawasan kekuasaan ISIS.

ISIS di Suriah dan Irak semakin terdesak belakangan ini. Mereka telah kehilangan banyak wilayah kekuasaan dan kota-kota terpentingnya setelah sempat sukses memanfaatkan kekacauan di kedua negara, termasuk perang sipil enam tahun di Suriah.

Di Suriah, koalisi dukungan AS membela aliansi milisi Kurdi dan Arab di bagian utara yang tengah menyerang Raqqa, ibu kota de facto ISIS.

Sementara itu, pasukan Suriah yang didukung Rusia dan milisi Syiah dari Irak dan Libanon, termasuk Hizbullah, telah menguasai sebagian besar gurun pasir pusat yang sempat dikuasai ISIS. Mereka terus bergerak ke arah timur untuk membebaskan Deir al-Zor.

Serangan koalisi untuk memblokade konvoy itu terjadi di timur HUmeima, dekat perbatasan daerah yang dikuasai pemerintah Suriah, kata juru biacara koalisi, Ryan Dillon.

"Kami melubangi jalan dan menghancurkan jembatan kecil untuk mencegah konvoy ini bergerak lebih jauh ke arah timur," ujarnya kepada Reuters lewat telepon.

Dia kemudian mengatakan koalisi sempat menyerang kendaraan berisi militan ISIS yang bergerak dari daerah kekuasaannya menuju konvoy tersebut.

Namun, ia tidak tahu apakah konvoy evakuasi yang terdiri dari sejumlah bus berisi militan dan anggota keluarganya itu berada di daerah kekuasaan ISIS atau pemerintah Suriah.





Credit  cnnindonesia.com