Selasa, 03 Januari 2017

Misteri Gelapnya Bintang yang Berhubungan dengan Alien


 Misteri Gelapnya Bintang yang Berhubungan dengan Alien
Sebuah ilustrasi pesawat Schiaparelli usai mendarat di planet Mars yang dikeluarkan oleh peneliti dalam konferensi pers di Markas European Space Agency (ESA), Darmstadt, Jerman, 20 Oktober 2016. REUTERS
 
CB, Jakarta - Misteri menggelapnya bintang KIC 8462852 semakin terkuak. Selama ini, bintang misterius tersebut dipercaya sebagai megastruktur alien. Tapi aktivitas aneh seperti menggelapnya bintang tersebut, menurut studi terbaru yang terbit dalam jurnal Physical Review Letters edisi Desember 2016, akibat adanya aktivitas magnetik di dalam bintang.

Pada 2015, KIC 8462852 menjadi perbincangan hangat di antara para astrofisikawan karena terdapat fluktuasi cahaya yang tidak biasa di dalam bintang tersebut. Bintang ini termasuk jenis F atau jenis normal, yang memiliki ukuran lebih besar dan lebih panas dibanding matahari bumi. Lokasinya berada di konstelasi Cygnus, sejauh 1.480 tahun cahaya dari bumi.

Tabetha Boyajian, astronom dari Yale University di Connecticut, Amerika Serikat, menemukan puluhan kasus aneh dari bintang tersebut saat mengamati menggunakan Kepler, teleskop ruang angkasa milik NASA. Dia dan rekan-rekan penelitinya menemukan bintang tersebut meredup hingga 22 persen. Angka ini, menurut mereka, terlalu besar jika hanya disebabkan oleh planet maupun debu yang melintas di depan KIC 8462852. Bintang tersebut juga dikenal dengan sebutan Boyajian Star.

Analisis dari Boyajian dan rekan-rekannya meningkatkan kemungkinan kehidupan alien cerdas. Secara khusus, para ilmuwan berhipotesis bahwa bintang ini merupakan rumah bagi Bola Dyson—sebutan megastruktur yang dibangun di sekitar bintang untuk menangkap sebanyak mungkin energi dari bintang tersebut. Teori ini dikemukakan oleh matematikawan sekaligus fisikawan Freeman Dyson. Dalam fiksi ilmiah, Bola Dyson digambarkan sebagai lapisan padat di sekitar bintang yang mirip sekumpulan panel surya raksasa.

Adapun studi terbaru menyatakan apa yang terjadi di bintang misterius ini merupakan aktivitas murni internal. "Kami percaya akan temuan kami," ujar Richard Weaver, anggota studi yang juga pakar fisika materi dari University of Illinois di Urbana-Champaign.

Selama empat tahun, Weaver dan rekan-rekannya menganalisis spektrum fluktuasi cahaya Bintang Boyajian. Mereka menemukan bahwa anomali dalam bintang tersebut mengikuti pola khas dari longsoran energi yang tiba-tiba. Dalam jurnal, tim menganalogikannya sebagai magnet, yang dapat mengalami perubahan medan secara acak. Temuan ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menemukan pola longsoran energi pada ledakan bintang.

"Kami telah menghitung longsoran energi pada masa lalu untuk menganalisis apa yang mungkin terjadi di dalam bintang," ujar Karin Dahmen, rekan Weaver, seperti dikutip dari laman berita Space, akhir pekan lalu.

Para ilmuwan mencatat ada tiga bintang dalam pengawasan Kepler yang memiliki pola longsoran energi yang sama. Meski begitu, Weaver dan tim menuliskan dalam jurnal, variasi cahaya mereka tidak mencolok seperti Bintang Boyajian. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa tiga bintang tersebut adalah magnet aktif.

Hanya, Weaver dan tim belum mengungkap pola mekanisme magnetis yang dapat memicu perilaku longsoran energi pada Boyajian Star. Musababnya, longsoran energi terjadi sangat cepat. Rotasi energi terjadi setiap 21 jam.

"Tingginya tingkat rotasi di bintang biasanya merupakan sebuah indikasi ada medan magnet yang kuat," kata Mohammed Sheikh, rekan penelitian Weaver dan Dahmen.

Sheikh menyarankan, perlu ada ulasan holistik tentang bintang ini pada masa mendatang. Khususnya kesamaan fluktuasi cahaya dengan bintang-bintang lainnya. Selain itu, untuk mengkonfirmasi apakah ada kawanan komet yang berinteraksi dengan bintang ini dan menyebabkan terjadinya gejolak magnetik pada bintang.


Credit  tempo.co