HAIFA
- Anggota Partai Hadash yang pro-komunis, Raja Zaatara, diangkat
sebagai Wakil Wali Kota Haifa di Israel. Namun, penujukannya memicu
kecaman publik karena dia pendukung Hamas dan Hizbullah dan pernah
menyamakan ISIS dengan gerakan Zionis.
Zaatara adalah politisi Israel-Arab. Dia diangkat wali kota terpilih Haifa, Einat Kalisch Rotem, sebagai wakilnya.
Zaatara akan mendampingi Rotem dalam 2,5 tahun sebagai pemimpin kota Haifa sesuai perjanjian rotasi dengan ketua fraksi Meretz, Rabbi Dubi Haiyun.
Selama beberapa tahun terakhir, dia telah memimpin banyak demonstrasi di mana bendera-bendera Palestina dikibarkan.
Dalam demonstrasi tiga bulan lalu, Zaatara mengatakan kepada Yedioth Ahronoth bahwa dia memprotes blokade terhadap Gaza, pembunuhan para demonstran Palestina yang tidak bersenjata, kebijakan penindasan dan intimidasi.
Dia juga pernah berbicara di panel di Universitas Bar-Ilan tiga tahun lalu yang memicu memicu kemarahan publik. Kala itu, dia membandingkan kelompok Islamic State (ISIS) dengan gerakan Zionis.
"Di mana mereka (ISIS) mempelajari kejahatan-kejahatan ini? Cari tahu apa yang dilakukan gerakan Zionis pada tahun 1948. Pemerkosaan, penjarahan, pembunuhan dan pembantaian dilakukan di sini," katanya.
Ketika ditanya apakah Hamas adalah organisasi teror, anggota partai Hadash ini menjawab; "Tidak. Negara yang diduduki memiliki hak untuk menolak pendudukan."
Penduduk Haifa merasa bingung dengan pilihan Rotem yang memilih Zaatara sebagai wakilnya. "Ini memalukan, orang yang mendukung musuh-musuh terburuk Israel diangkat sebagai wakil wali kota," kata salah satu warga Haifa kepada Ynet, yang tak disebutkan namanya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Arye Dery telah berusaha untuk memblokir penangkatan Zaatara sebagai Wakil Wali Kota Haifa.
Zaatara adalah politisi Israel-Arab. Dia diangkat wali kota terpilih Haifa, Einat Kalisch Rotem, sebagai wakilnya.
Zaatara akan mendampingi Rotem dalam 2,5 tahun sebagai pemimpin kota Haifa sesuai perjanjian rotasi dengan ketua fraksi Meretz, Rabbi Dubi Haiyun.
Selama beberapa tahun terakhir, dia telah memimpin banyak demonstrasi di mana bendera-bendera Palestina dikibarkan.
Dalam demonstrasi tiga bulan lalu, Zaatara mengatakan kepada Yedioth Ahronoth bahwa dia memprotes blokade terhadap Gaza, pembunuhan para demonstran Palestina yang tidak bersenjata, kebijakan penindasan dan intimidasi.
Dia juga pernah berbicara di panel di Universitas Bar-Ilan tiga tahun lalu yang memicu memicu kemarahan publik. Kala itu, dia membandingkan kelompok Islamic State (ISIS) dengan gerakan Zionis.
"Di mana mereka (ISIS) mempelajari kejahatan-kejahatan ini? Cari tahu apa yang dilakukan gerakan Zionis pada tahun 1948. Pemerkosaan, penjarahan, pembunuhan dan pembantaian dilakukan di sini," katanya.
Ketika ditanya apakah Hamas adalah organisasi teror, anggota partai Hadash ini menjawab; "Tidak. Negara yang diduduki memiliki hak untuk menolak pendudukan."
Penduduk Haifa merasa bingung dengan pilihan Rotem yang memilih Zaatara sebagai wakilnya. "Ini memalukan, orang yang mendukung musuh-musuh terburuk Israel diangkat sebagai wakil wali kota," kata salah satu warga Haifa kepada Ynet, yang tak disebutkan namanya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Arye Dery telah berusaha untuk memblokir penangkatan Zaatara sebagai Wakil Wali Kota Haifa.
"Raja
Zaatara, seorang anggota dewan kota Haifa, telah menyatakan dukungan
untuk Hizbullah dan Hamas, telah mendukung boikot terhadap Israel dan
bertindak menentang Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis. Orang
seperti itu tidak dapat disebut sebagai wakil wali kota seperti yang
dilakukan oleh wali kota Haifa," kata Dery di Twitter, seperti dikutip Haaretz, Minggu (9/12/2018).
Dery telah menanyakan penasihat hukumnya tentang masalah ini. Sementara itu, para politisi Israel juga ramai-ramai menentang penunjukan Zaatara sebagai wakil wali kota Haifa.
Dery telah menanyakan penasihat hukumnya tentang masalah ini. Sementara itu, para politisi Israel juga ramai-ramai menentang penunjukan Zaatara sebagai wakil wali kota Haifa.
Credit sindonews.com