STRASBOURG
- Uni Eropa (UE) menolak negosiasi ulang traktat Brexit atau protokol
perbatasan Irlandia saat Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May
meminta jaminan terakhir dari UE untuk menyelamatkan kesepakatan itu.
May sebelumnya telah membatalkan voting di parlemen Inggris untuk menyetujui atau menolak traktat Brexit tersebut. May menduga jika voting parlemen tersebut digelar pekan ini maka dia akan kalah.
Kurang dari empat bulan hingga Inggris dijadwalkan meninggalkan UE pada 29 Maret, May akhirnya menerima bahwa para anggota parlemen Inggris akan menolak kesepakatan Brexit yang dibawanya.
Namun dia menyatakan satu-satunya pilihan lain ialah keluar dari UE tanpa kesepakatan atau mengubah kesepakatan itu agar dapat disetujui parlemen Inggris.
Dalam upaya menyelamatkan kesepakatannya, May menginginkan dukungan dari PM Belanda Mark Rutte yang dia temui di Den Haag untuk sarapan pada Selasa (11/12). Dia kemudian bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin. Pesan dari Eropa jelas, UE akan menegaskan tidak ada rencana untuk membahas ulang traktat itu.
“Kesepakatan yang kita capai itu merupakan yang sebaik mungkin. Ini satu-satunya kesepakatan yang mungkin. Tidak ada ruang untuk negosiasi ulang,” tutur Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dalam pidato di Parlemen Eropa, Strasbourg.
Isu paling diperdebatkan ialah “penyokong” Irlandia, jaminan yang akan mempertahankan Inggris dalam serikat pabean dengan UE jika tidak ada cara lebih baik untuk menghindari pemeriksaan perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia anggota UE.
Para pengkritik May menyatakan ketentuan itu akan menjadikan Inggris sebagai target aturan UE tanpa batas. Juncker menyatakan tidak ada satu pihak pun yang ingin penyokong itu berlaku tapi ketentuan itu tetap menjadi bagian dalam kesepakatan.
“Kita memiliki tekad bersama untuk melakukan apapun agar tidak dalam situasi nanti menggunakan penyokong itu, tapi kita harus bersiap. Ini perlu untuk seluruh koherensi tentang apa yang kita telah sepakati. Ini diperlukan bagi Inggris dan diperlukan bagi Irlandia. Irlandia tidak akan pernah dibiarkan sendiri,” papar dia, dilansir Reuters.
Menteri Urusan Eropa Jerman Michael Roth menjelaskan, UE tidak ingin Inggris pergi tapi menyatakan, perubahan-perubahan penting pada kesepakatan itu tidak akan mungkin.
“Tak seorang pun ingin Inggris pregi. Saya tak dapat membayangkan tempat kita dapat mengubah sesuatu yang penting dalam kesepakatan penarikan keluar,” tutur dia.
May juga akan bertemu Juncker dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk. May ingin meminta jaminan lebih lanjut dan cara memberi wewenang pada parlemen Inggris tentang penyokong Irlandia itu
May sebelumnya telah membatalkan voting di parlemen Inggris untuk menyetujui atau menolak traktat Brexit tersebut. May menduga jika voting parlemen tersebut digelar pekan ini maka dia akan kalah.
Kurang dari empat bulan hingga Inggris dijadwalkan meninggalkan UE pada 29 Maret, May akhirnya menerima bahwa para anggota parlemen Inggris akan menolak kesepakatan Brexit yang dibawanya.
Namun dia menyatakan satu-satunya pilihan lain ialah keluar dari UE tanpa kesepakatan atau mengubah kesepakatan itu agar dapat disetujui parlemen Inggris.
Dalam upaya menyelamatkan kesepakatannya, May menginginkan dukungan dari PM Belanda Mark Rutte yang dia temui di Den Haag untuk sarapan pada Selasa (11/12). Dia kemudian bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin. Pesan dari Eropa jelas, UE akan menegaskan tidak ada rencana untuk membahas ulang traktat itu.
“Kesepakatan yang kita capai itu merupakan yang sebaik mungkin. Ini satu-satunya kesepakatan yang mungkin. Tidak ada ruang untuk negosiasi ulang,” tutur Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dalam pidato di Parlemen Eropa, Strasbourg.
Isu paling diperdebatkan ialah “penyokong” Irlandia, jaminan yang akan mempertahankan Inggris dalam serikat pabean dengan UE jika tidak ada cara lebih baik untuk menghindari pemeriksaan perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia anggota UE.
Para pengkritik May menyatakan ketentuan itu akan menjadikan Inggris sebagai target aturan UE tanpa batas. Juncker menyatakan tidak ada satu pihak pun yang ingin penyokong itu berlaku tapi ketentuan itu tetap menjadi bagian dalam kesepakatan.
“Kita memiliki tekad bersama untuk melakukan apapun agar tidak dalam situasi nanti menggunakan penyokong itu, tapi kita harus bersiap. Ini perlu untuk seluruh koherensi tentang apa yang kita telah sepakati. Ini diperlukan bagi Inggris dan diperlukan bagi Irlandia. Irlandia tidak akan pernah dibiarkan sendiri,” papar dia, dilansir Reuters.
Menteri Urusan Eropa Jerman Michael Roth menjelaskan, UE tidak ingin Inggris pergi tapi menyatakan, perubahan-perubahan penting pada kesepakatan itu tidak akan mungkin.
“Tak seorang pun ingin Inggris pregi. Saya tak dapat membayangkan tempat kita dapat mengubah sesuatu yang penting dalam kesepakatan penarikan keluar,” tutur dia.
May juga akan bertemu Juncker dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk. May ingin meminta jaminan lebih lanjut dan cara memberi wewenang pada parlemen Inggris tentang penyokong Irlandia itu
Credit sindonews.com