Presiden AS Donald Trump. (REUTERS/Carlo Allegri)
Tuntutan ini semakin menjadi karena berkaca dari peristiwa penembakan di Strasbourg, Perancis.
Dilansir dari AFP, kicauan Trump mengaitkan isu teroris yang muncul meskipun fakta bahwa tersangka dalam serangan Strasbourg, Prancis adalah penduduk asli kota tersebut. Namun, memiliki masa lalu kriminal dan pandangan ekstremis.
Seorang jaksa Prancis mengatakan pria bersenjata itu meneriakkan "Allahu Akbar" bahasa Arab untuk "Tuhan adalah yang Terbesar" sebelum melepaskan tembakan di Pasar Natal. Tembakan tersebut menewaskan dua orang, meninggalkan tiga orang mati otak dan melukai 12 orang lainnya.
"Satu lagi serangan teror yang sangat buruk di Perancis. Kami akan memperkuat perbatasan kami lebih jauh lagi. Chuck dan Nancy harus memberi kami suara untuk mendapatkan tambahan Keamanan Perbatasan," ujar Trump.
Trump bentrok marah dengan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer dan pemimpin DPR Demokrat Nancy Pelosi mengenai pendanaan dinding dalam pertemuan Oval Office yang disiarkan langsung di televisi.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga mengutip serangan Strasbourg untuk mendukung tembok perbatasan, yang merupakan janji Trump selama kampanye presiden 2016.
"Setiap kali kami menambah orang di sini yang memiliki risiko menjadi radikal, kami meningkatkan risiko bagi warga Amerika," kata Pompeo kepada Fox News.
"Kami harus membangunnya," katanya.
"Kami harus melakukan semua hal yang perlu dilakukan untuk mengendalikan aliran orang masuk ke negara kita dengan cara yang sah."
Credit cnnindonesia.com