WASHINGTON
- Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), James Mattis, tidak
setuju dengan keputusan Presiden Donald Trump untuk segera menarik
semua pasukan dari Suriah. Hal itu diungkapkan Senator Lindsey Graham
saat konferensi pers di Capitol Hill.
"Dia (Mattis) berpikir bahwa waktunya tidak tepat untuk pergi," kata Graham.
"Dia mengatakan kepada saya tanpa ragu-ragu bahwa (ISIS) telah terluka parah, bahwa perubahan dalam strategi untuk menjadi lebih agresif telah membuahkan hasil. Tetapi mereka tidak kalah, dan bahwa apa yang terjadi di Iraq sangat mungkin terulang," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (21/12/2018).
Graham mengatakan dia juga berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang dia katakan memahami bahwa kondisi di wilayah Suriah tidak tepat bagi Amerika Serikat untuk menarik pasukannya.
Senator dari Partai Republik itu berpendapat bahwa meninggalkan Suriah dapat menyebabkan munculnya kembali ISIS, menempatkan para pejuang Kurdi di sana dalam bahaya dan menguntungkan kepentingan nasional Rusia, Iran serta pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada hari Rabu, Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik semua pasukan militer AS dari Suriah. Ia mengatakan langkah itu dimotivasi oleh fakta bahwa ISIS di negara itu telah dikalahkan.
"Dia (Mattis) berpikir bahwa waktunya tidak tepat untuk pergi," kata Graham.
"Dia mengatakan kepada saya tanpa ragu-ragu bahwa (ISIS) telah terluka parah, bahwa perubahan dalam strategi untuk menjadi lebih agresif telah membuahkan hasil. Tetapi mereka tidak kalah, dan bahwa apa yang terjadi di Iraq sangat mungkin terulang," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (21/12/2018).
Graham mengatakan dia juga berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang dia katakan memahami bahwa kondisi di wilayah Suriah tidak tepat bagi Amerika Serikat untuk menarik pasukannya.
Senator dari Partai Republik itu berpendapat bahwa meninggalkan Suriah dapat menyebabkan munculnya kembali ISIS, menempatkan para pejuang Kurdi di sana dalam bahaya dan menguntungkan kepentingan nasional Rusia, Iran serta pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada hari Rabu, Trump mengumumkan keputusannya untuk menarik semua pasukan militer AS dari Suriah. Ia mengatakan langkah itu dimotivasi oleh fakta bahwa ISIS di negara itu telah dikalahkan.
Koalisi
pimpinan AS yang terdiri lebih dari 70 negara melakukan operasi militer
terhadap ISIS di Suriah dan Irak. Operasi koalisi di Irak dilakukan
bekerja sama dengan pemerintah Irak, tetapi mereka di Suriah tidak
diizinkan oleh pemerintah Suriah atau pun Dewan Keamanan PBB.
Credit sindonews.com