Michael Spavor, seorang warga Kanada yang
ditangkap oleh pemerintah China ternyata bersahabat dengan Pemimpin
Korea Utara, Kim Jong-un. (Istockphoto/menonsstocks)
Spavor sempat dinyatakan hilang oleh pemerintah Kanada, sebelum pemerintah China menyatakan dia tengah diperiksa. Beijing mengatakan Spavor sedang diselidiki Dinas Keamanan Negara Kota Dandong sejak 10 Desember lalu, dengan tuduhan diduga mengancam keamanan nasional China tanpa merinci.
Tak hanya tatap muka, Spavor juga dikabarkan pernah bermain ski bersama pemimpin negara terisolasi itu. Relasi personalnya dengan Kim Jong-un membuat nama dia cukup terkenal di kawasan.
"Itu adalah pengalaman paling menakjubkan yang pernah saya alami dalam hidup saya. Kami bermain bersama selama tiga hari," ucap Spavor kepada Reuters dalam wawancaranya pada 2017 lalu.
Spavor menyimpan sejumlah foto pertemuannya dengan Kim di ponselnya. Dia mengggambarkan Kim Jong-un sebagai seorang karismatik dan cerdas.
Sejumlah gambar menunjukkan keduanya bermain ski laut di sebuah teluk di dekat Wonsan, salah satu area pengembangan ekonomi Korut.
Selain bermain ski, sejumlah foto juga memperlihatkan Spavor dan Kim Jong-un menikmati koktail dalam sebuah perahu.
Spavor diketahui telah tinggal cukup lama di China. Dia menjalankan sebuah organisasi pertukaran budaya bernama Paektu Cultural Exchange yang bermarkas di Negeri Tirai Bambu.
Organisasi itu memfasilitasi perjalanan bisnis, pariwisata, dan olahraga ke Korea Utara. Lembaga itu cukup dikenal karena memfasilitasi bintang basket Amerika Serikat, Dennis Rodman mengunjungi negara terisolasi itu beberapa waktu lalu.
Spavor menjadi satu dari segelintir orang asal negara Barat yang memiliki hubungan pribadi dengan Kim Jong-un.
Dia rajin merayu para pemodal dunia agar berminat menanamkan modalnya ke Korut sejak hubungannya dengan Amerika Serikat melunak dalam beberapa bulan terakhir.
Pada 2015, Spavor berhasil menarik lebih dari US$150 juta dana asing untuk mendanai pengembangan daerah industri Wonsan. Sekitar US$39 juta digunakan untuk mendanai pembangunan pabrik bir baru.
Awal kedekatannya dengan petinggi Korut dimulai sekitar awal 2000. Pada 2005, dia sempat tinggal di Ibu Kota Pyongyang untuk mengajar di sebuah sekolah yang didirikan oleh organisasi non-pemerintah Kanada selama beberapa bulan.
Sejak itu dia menguasai bahasa Korea dengan aksen Korut yang kental, dan mempertahankan hubungan baik dengan sejumlah orang di negara itu, termasuk Kim Jong-un.
Credit cnnindonesia.com