BERLIN
- Polisi Jerman dilaporkan telah menerapakan langkah-langkah untuk
memperketat keamanan di perbatasan dengan Prancis pasca adanya aksi
penembakan di pasar Natal di Strasbourg, yang menewaskan tiga orang.
Pelaku penembakan yang diketahui bernama Cherif Chekatt berhasil lolos dari penangkapan polisi dan masih dalam pelarian. Situasi ini menimbulkan ketakutan akan terjadinya serangan lanjutan.
Menurut laporan polisi, pria berusia 29 tahun itu ditembak dan terluka oleh tentara yang menjaga pasar Natal. Namun, ia tetap berhasil melarikan diri dengan taksi yang dibajak.
Seorang juru bicara kepolisian Jerman menuturkan, mereka akan memperketat keamanan di perbatasan hingga situasi kembali normal. "Kami bergantung pada rekan-rekan di Prancis. Kami akan mempertahankan kendali hingga situasi teratasi," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (12/12).
Dia lalu menyatakan bahwa pelaku penembakan dikenal oleh otoritas Prancis sebagai seorang radikal. Menurut dia, pria itu dipenjarakan di Jerman pada tahun 2016 dan 2017 atas tuduhan pencurian dan kemudian dideportasi ke Prancis.
Sementara itu, sebelumnya Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Prancis untuk meningkatkan kewaspadaan paska penembakan itu.
"Penembakan di kota Strasbourg. WNI di kota tersebut dihimbau untuk waspada dan ikuti anjuran aparat setempat," kata KBRI Paris melalui akun Twitternya.
Pelaku penembakan yang diketahui bernama Cherif Chekatt berhasil lolos dari penangkapan polisi dan masih dalam pelarian. Situasi ini menimbulkan ketakutan akan terjadinya serangan lanjutan.
Menurut laporan polisi, pria berusia 29 tahun itu ditembak dan terluka oleh tentara yang menjaga pasar Natal. Namun, ia tetap berhasil melarikan diri dengan taksi yang dibajak.
Seorang juru bicara kepolisian Jerman menuturkan, mereka akan memperketat keamanan di perbatasan hingga situasi kembali normal. "Kami bergantung pada rekan-rekan di Prancis. Kami akan mempertahankan kendali hingga situasi teratasi," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (12/12).
Dia lalu menyatakan bahwa pelaku penembakan dikenal oleh otoritas Prancis sebagai seorang radikal. Menurut dia, pria itu dipenjarakan di Jerman pada tahun 2016 dan 2017 atas tuduhan pencurian dan kemudian dideportasi ke Prancis.
Sementara itu, sebelumnya Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis mengimbau kepada seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Prancis untuk meningkatkan kewaspadaan paska penembakan itu.
"Penembakan di kota Strasbourg. WNI di kota tersebut dihimbau untuk waspada dan ikuti anjuran aparat setempat," kata KBRI Paris melalui akun Twitternya.
Credit sindonews.com