Qatar dinilai masih merongrong kerja sama dengan Arab.
CB,
KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shourky menilai belum ada hal
yang memungkinkan untuk memulihkan hubungan negara-negara Teluk dengan
Qatar. Sebab menurutnya Qatar belum mengubah kebijakan regional dan
nasionalnya.
"Tidak ada perubahan dalam kebijakan nasionalnya (Qatar)," ujar Shourky, dikutip laman Asharq Al-Awsat pada Kamis (6/12).
Ia
mengatakan, Qatar masih mengadopsi strategi permusuhan terhadap
negara-negara Teluk. Perilaku regional Qatar terus merongrong kerja sama
Arab. Hal itu memaksa Mesir dan negara Arab lainnya membentuk aliansi
guna menghalangi kebijakan Doha.
Kendati demikian, ia
menegaskan, Mesir dan negara Arab lainnya yang telah memutuskan hubungan
dengan Qatar masih terbuka untuk berdialog. Hal itu dapat dilakukan
bila Qatar dengan tulus mengubah kebijakannya, menghentikan
intervensinya terhadap urusan internal negara-negara lain, dan
memprokosikan negara-negara terkait di medianya.
Sejak
Juni tahun lalu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab
memutuskan hubungan dengan Qatar. Keempat negara juga memberlakukan
embargo melalui darat dan laut. Tindakan tersebut dilakukan karena Saudi
dan koalisinya menuding Qatar memberi dukungan pada kelompok teroris di
kawasan.
Keempat negara tadi kemudian mengajukan 13
tuntutan kepada Qatar. Tuntutan itu harus dipenuhi bila Qatar ingin
terbebas dari blokade dan embargo. Namun Qatar telah menyatakan,
poin-poin dalam tuntutan tersebut tidak realistis dan mustahil
diwujudkan.
Adapun tuntutan itu antara lain meminta Qatar
memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan
terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran
Aljazirah.