CB, Jakarta - Israel mengatakan akan tetap melawan pasukan Iran di Suriah bahkan setelah pasukan AS mundur dari Suriah.
"Kami khawatir terhadap Suriah, tentang kehadiran pasukan Iran di Suriah dan kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk melindungi warga kami tanpa menghiraukan pasukan AS, Rusia atau negara lain. Kami tetap melanjutkan kebijakan kami untuk tidak mengizinkan Iran membangun markas di dekat perbatasan kami," kata Duta Besar Israel untuk PBB, dikutip dari Sputniknews, 20 Desember 2018.
Sementara PM Benjamin Netanyahu akan mengkaji penarikan diri AS dari Suriah dan akan menjamin keamanannya sendiri. Netanyahu mengatakan dia telah berbicara dengan Presiden dan Menlu AS terkait niat mereka menarik pasukan dari Suriah dua hari sebelumnya, menurut laporan Reuters.
Pejuang Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) mengobrol dengan anggota pasukan AS di kota Darbasiya di Suriah di sebelah perbatasan Turki 29 April 2017. [REUTERS / Rodi Said]
Reuters, yang mengutip kantor berita TASS, 20 Desember 2018, melaporkan AS telah memulai proses penarikan pasukan dari Suriah setelah membebaskan wilayah yang dikuasai ISIS.
Hingga saat ini tercatat ada 2.000 personel AS yang ada di Suriah, sementara sekitar 5.200 pasukan di Irak.
Selain pasukan AS, pasukan sekutu Prancis juga mulai mundur dari posisi mereka di kota Manbij, Suriah Utara, menurut laporan Sputniknews yang mendapat informasi dari pasukan Kurdi-Suriah, SDF.
Selain Manbij, pasukan Prancis juga muncur di area lain di Provinsi Aleppo dan Ayn Issa di Raqqa.
Warga Suriah melihat pasukan AS berpatroli di dekat perbatasan Turki di Hasakah, 4 November 2018. [REUTERS / Rodi Said]
Pentagon mengumumkan seluruh pasukan akan ditarik dari Suriah dalam waktu 60 sampai 100 hari ke depan.
"Kami akan mengkaji, bagaimana penarikan pasukan ini dilakukan dan tentu implikasinya untuk kami. Dalam situasi apapun, kami akan menjamin keamanan Israel dan melindungi diri kami dari medan ini," kata Netanyahu.
Israel telah lama khawatir kehadiran Iran atau milisi proksinya di Suriah, terutama Hizbullah, akan mengancam perbatasannya dengan Suriah.
"Kami khawatir terhadap Suriah, tentang kehadiran pasukan Iran di Suriah dan kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk melindungi warga kami tanpa menghiraukan pasukan AS, Rusia atau negara lain. Kami tetap melanjutkan kebijakan kami untuk tidak mengizinkan Iran membangun markas di dekat perbatasan kami," kata Duta Besar Israel untuk PBB, dikutip dari Sputniknews, 20 Desember 2018.
Sementara PM Benjamin Netanyahu akan mengkaji penarikan diri AS dari Suriah dan akan menjamin keamanannya sendiri. Netanyahu mengatakan dia telah berbicara dengan Presiden dan Menlu AS terkait niat mereka menarik pasukan dari Suriah dua hari sebelumnya, menurut laporan Reuters.
Pejuang Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) mengobrol dengan anggota pasukan AS di kota Darbasiya di Suriah di sebelah perbatasan Turki 29 April 2017. [REUTERS / Rodi Said]
Reuters, yang mengutip kantor berita TASS, 20 Desember 2018, melaporkan AS telah memulai proses penarikan pasukan dari Suriah setelah membebaskan wilayah yang dikuasai ISIS.
Hingga saat ini tercatat ada 2.000 personel AS yang ada di Suriah, sementara sekitar 5.200 pasukan di Irak.
Selain pasukan AS, pasukan sekutu Prancis juga mulai mundur dari posisi mereka di kota Manbij, Suriah Utara, menurut laporan Sputniknews yang mendapat informasi dari pasukan Kurdi-Suriah, SDF.
Selain Manbij, pasukan Prancis juga muncur di area lain di Provinsi Aleppo dan Ayn Issa di Raqqa.
Warga Suriah melihat pasukan AS berpatroli di dekat perbatasan Turki di Hasakah, 4 November 2018. [REUTERS / Rodi Said]
Pentagon mengumumkan seluruh pasukan akan ditarik dari Suriah dalam waktu 60 sampai 100 hari ke depan.
"Kami akan mengkaji, bagaimana penarikan pasukan ini dilakukan dan tentu implikasinya untuk kami. Dalam situasi apapun, kami akan menjamin keamanan Israel dan melindungi diri kami dari medan ini," kata Netanyahu.
Israel telah lama khawatir kehadiran Iran atau milisi proksinya di Suriah, terutama Hizbullah, akan mengancam perbatasannya dengan Suriah.
Credit tempo.co