Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) saat bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, pada Juli 2017. - AFP / TURKISH PRESIDENTIAL PRESS SERVICE
CB, RIYADH - Tekanan terus menerus Turki terhadap Arab Saudi terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi memicu perlawanan dari warga kerajaan itu.
Warga Saudi dalam beberapa hari terakhir menyerukan kampanye pemboikotan produk-produk Turki.
Ajakan ini dilakukan sebagai bentuk protes atas apa yang mereka sebut sebagai "posisi Ankara dalam kasus Jamal Khashoggi".
Para aktivis Saudi menggunakan media sosial itu menyerukan perlawanan terhadap kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam kasus Khashoggi.
Dengan menggunakan tagar #Saudis_rejecting_the_Turkish_productspara aktivis ini mengajak warga Saudi tidak menggunakan produk Turki dan memilih produk lokal.
Para aktivis mengatakan, kampanye ini ditujukan untuk menghukum presiden Turki yang menyebarkan kebijakan negatif terhadap Arab Saudi.
Di saat perekonomian Turki terpuruk tahun ini, netizen Saudi menegaskan mereka tak perlu membantu Ankara yang berseberangan dengan negara mereka.
Seorang warga Saudi mengatakan, lewat kampanye ini, Erdogan nantinya akan membenci diri sendiri.
Sementara, warga lainnya mengatakan, di saat Turki sibuk mengurus masala dalam negeri Saudi, negara itu justru tengah membangun masa depan.
"Produk-produk Turki harus diboikot," ujar seorag netizen yang mengatakan Ankara membangun konspirasi terhadap Arab Saudi.
Sejumlah netizen bahkan mempublikasikan sejumlah produk Turki yang dijual di Arab Saudi.
Netizen lainnya bahkan menyebut siapa saja yang membeli produk Turki sama dengan mendukung terorisme.
"Karena negeri kita diserang berbagai pernyataan provokatif Erdogan, maka kewajiban ita adalah memboikot semua produk Turki sebagai respon atas semua serangan ini," kata seorag netizen.
"Bagaimana jika 20 juta warga Saudi memboikot produk dan turisme Turki?" tanya seorang netizen.
Dia menambahkan, jika hal itu terjadi wajah Erdogan dan semua orang yang menyerang Arab Saudi akan tertampar dengan keras.
Credit TRIBUNJATENG.COM