WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan Rusia sebagai ancaman
yang menggertak di wilayah Pasifik dan China sebagai ancaman yang
berkembang. Hal itu disampaikan Sekretaris Angkatan Laut AS Richard
Spencer.
"Rusia adalah ancaman yang menggertak, Cina adalah ancaman mondar-mandir, dan itulah yang kami fokuskan," kata Spencer dalam diskusi di Center of the Strategic and International Studies (CSIS) di Washington, DC.
Spencer menunjukkan bahwa Angkatan Laut AS siap untuk mengatasi ancaman tersebut dan siap bertindak jika dipanggil. "Kami siap bertarung bahkan malam ini, jika diperlukan," kata Spencer, yang dikutip Sputnik, Jumat (7/12/2018).
Selain itu, Spencer mengatakan Amerika Serikat akan menjalankan operasi kebebasan bernavigasi di Pasifik dan juga di seluruh dunia.
Pada hari Rabu, kapal perang AS, USS McCampbell, memasuki Laut Jepang untuk menantang klaim maritim berlebihan Rusia dan menjunjung tinggi penggunaan laut yang sah sesuai hukum internasional.
Menurut Angkatan Laut AS, Amerika Serikat tidak mengakui klaim Rusia di perairan di sekitar Peter the Great Bay di Laut Jepang dan menyatakannya sebagai wilayah laut internasional karena lebih dari 12 mil dari garis pantai Rusia.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pada hari Kamis bahwa kapal perang AS itu tidak mendekati perairan teritorial Rusia. Menurutnya, sepanjang perjalanannya di perairan internasional dikawal oleh kapal anti-kapal selam milik Rusia, Admiral Tributs dan pesawat Armada Angkatan Laut Pasifik.
"Kami berbicara dengan Rusia secara teratur di Selat Bering dan keselamatan lalu lintas di sana," kata Spencer di CSIS.
"Rusia adalah ancaman yang menggertak, Cina adalah ancaman mondar-mandir, dan itulah yang kami fokuskan," kata Spencer dalam diskusi di Center of the Strategic and International Studies (CSIS) di Washington, DC.
Spencer menunjukkan bahwa Angkatan Laut AS siap untuk mengatasi ancaman tersebut dan siap bertindak jika dipanggil. "Kami siap bertarung bahkan malam ini, jika diperlukan," kata Spencer, yang dikutip Sputnik, Jumat (7/12/2018).
Selain itu, Spencer mengatakan Amerika Serikat akan menjalankan operasi kebebasan bernavigasi di Pasifik dan juga di seluruh dunia.
Pada hari Rabu, kapal perang AS, USS McCampbell, memasuki Laut Jepang untuk menantang klaim maritim berlebihan Rusia dan menjunjung tinggi penggunaan laut yang sah sesuai hukum internasional.
Menurut Angkatan Laut AS, Amerika Serikat tidak mengakui klaim Rusia di perairan di sekitar Peter the Great Bay di Laut Jepang dan menyatakannya sebagai wilayah laut internasional karena lebih dari 12 mil dari garis pantai Rusia.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pada hari Kamis bahwa kapal perang AS itu tidak mendekati perairan teritorial Rusia. Menurutnya, sepanjang perjalanannya di perairan internasional dikawal oleh kapal anti-kapal selam milik Rusia, Admiral Tributs dan pesawat Armada Angkatan Laut Pasifik.
"Kami berbicara dengan Rusia secara teratur di Selat Bering dan keselamatan lalu lintas di sana," kata Spencer di CSIS.
Spencer
menjelaskan bahwa Angkatan Laut AS mencoba untuk berkomunikasi dengan
angkatan laut negara-negara pesaing di wilayah Arktik dan Pasifik.
"Secara khusus, kami telah melakukan percakapan dan kami masih melakukannya dari waktu ke waktu dengan rekan-rekan kami di China," kata Spencer.
Spencer menambahkan, mempertahankan komunikasi semacam itu pada tingkat profesional untuk memastikan keamanan di kawasan sangatlah penting.
"Secara khusus, kami telah melakukan percakapan dan kami masih melakukannya dari waktu ke waktu dengan rekan-rekan kami di China," kata Spencer.
Spencer menambahkan, mempertahankan komunikasi semacam itu pada tingkat profesional untuk memastikan keamanan di kawasan sangatlah penting.
Credit sindonews.com