JAKARTA
- Perusahaan-perusahaan pertahanan Prancis dan Indonesia menandatangani
Nota Kesepahaman (MoU) untuk kerja sama perakitan kapal selam.
Perusahaan dari kedua negara itu adalah DCNS Prancis dan PT PAL
Indonesia.
Kantor Presiden Prancis (Elysee) menyatakan, kerja sama mencakup penelitian dan perakitan kapal selam bagi bangsa Asia.
”Nota Kesepahaman meliputi perpanjangan perjanjian yang sudah ada (yang berakhir Desember 2016) antara PT PAL dan DCNS soal kerjasama industri dengan maksud untuk akuisisi kapal selam oleh Indonesia,” bunyi pernyataan kantor Elysee.
Perjanjian diteken kedua perusahaan selama kunjungan Presiden Prancis Francois Hollande ke Jakarta, 29 Maret lalu. Pihak yang menandatangani perjanjian adalah Kepala DCNS Herve Guillou dan Direktur PT PAL Firmansyah Arifin.
Menurut DCNS, MoU untuk studi angkatan laut juga memenuhi kepentingan Indonesia dalam memperoleh kapal perang di bawah dialog pertahanan Indonesia-Prancis.
”Indonesia ingin memperkuat kapasitas angkatan laut dan berdiskusi dengan Prancis guna mengeksplorasi proyek kapal selam dan kapal permukaan yang akan dibangun di Indonesia dengan tingkat konten industri lokal yang tinggi, melalui kerja sama jangka panjang Indonesia-Prancis,” lanjut pernyataan DCNS, seperti dikutip Defense News, semalam (31/3/2017).
Kedua perusahaan telah mempelajari selama beberapa tahun terakhir soal rencana industri kapal-kapal angkatan laut, termasuk produk generasi terbaru dari kapal selam Scorpene. ”Peluang lainnya pada korvet dan frigat dalam waktu dekat,” papar DCNS.
“DCNS berkomitmen untuk membangun kemitraan jangka panjang dengan industri Indonesia guna meningkatkan teknologi berkonten industri lokal di Indonesia,” imbuh Guillou.
Menurut laporan studi dari S. Rajaratnam School of International Studies yang berbasis di Singapura pada 5 Desember 2015, Angkatan Laut Indonesia sedang melengkapi armadanya minimal 10 kapal selam.
Kantor Presiden Prancis (Elysee) menyatakan, kerja sama mencakup penelitian dan perakitan kapal selam bagi bangsa Asia.
”Nota Kesepahaman meliputi perpanjangan perjanjian yang sudah ada (yang berakhir Desember 2016) antara PT PAL dan DCNS soal kerjasama industri dengan maksud untuk akuisisi kapal selam oleh Indonesia,” bunyi pernyataan kantor Elysee.
Perjanjian diteken kedua perusahaan selama kunjungan Presiden Prancis Francois Hollande ke Jakarta, 29 Maret lalu. Pihak yang menandatangani perjanjian adalah Kepala DCNS Herve Guillou dan Direktur PT PAL Firmansyah Arifin.
Menurut DCNS, MoU untuk studi angkatan laut juga memenuhi kepentingan Indonesia dalam memperoleh kapal perang di bawah dialog pertahanan Indonesia-Prancis.
”Indonesia ingin memperkuat kapasitas angkatan laut dan berdiskusi dengan Prancis guna mengeksplorasi proyek kapal selam dan kapal permukaan yang akan dibangun di Indonesia dengan tingkat konten industri lokal yang tinggi, melalui kerja sama jangka panjang Indonesia-Prancis,” lanjut pernyataan DCNS, seperti dikutip Defense News, semalam (31/3/2017).
Kedua perusahaan telah mempelajari selama beberapa tahun terakhir soal rencana industri kapal-kapal angkatan laut, termasuk produk generasi terbaru dari kapal selam Scorpene. ”Peluang lainnya pada korvet dan frigat dalam waktu dekat,” papar DCNS.
“DCNS berkomitmen untuk membangun kemitraan jangka panjang dengan industri Indonesia guna meningkatkan teknologi berkonten industri lokal di Indonesia,” imbuh Guillou.
Menurut laporan studi dari S. Rajaratnam School of International Studies yang berbasis di Singapura pada 5 Desember 2015, Angkatan Laut Indonesia sedang melengkapi armadanya minimal 10 kapal selam.
Credit sindonews.com