Senin, 10 April 2017

Pasca Bom, Presiden Mesir Ajukan Darurat Negara Tiga Bulan


Pasca Bom, Presiden Mesir Ajukan Darurat Negara Tiga Bulan 
  Sisi mengumumkan rencana ini tak lama setelah ISIS mengklaim dua serangan yang terjadi di Gereja St George di Kota Tanta dan Katedral St Mark's di Alexandria tersebut. (The Egyptian Presidency/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mengajukan penerapan status darurat negara selama tiga bulan setelah bom meledak di dua Gereja Koptik pada Minggu (9/4) dan menewaskan setidaknya 44 orang.

"Serangkaian langkah akan diambil, terutama pengumuman status darurat negara untuk tiga bulan setelah langkah legal dan konstitusi diambil," ujar Sisi sebagaimana dikutip Reuters.

Dalam konstitusi Mesir, status darurat negara harus melalui persetujuan Dewan Perwakilan. Diberitakan AFP, proses persetujuan harus dilakukan dalam waktu tujuh hari.

Hukum gawat darurat ini memberikan kuasa lebih kepada polisi untuk melakukan penangkapan, pengawasan, penggerebekan, dan pembatasan ruang gerak.

Sisi mengumumkan rencana ini tak lama setelah ISIS mengklaim dua serangan yang terjadi di Gereja St George di Kota Tanta dan Katedral St Mark's di Alexandria tersebut.

Kementerian Kesehatan Mesir melaporkan, jumlah korban tewas di St George mencapai 27 orang dan 78 lainnya terluka, sementara di St Mark's setidaknya 17 nyawa melayang dan 48 warga luka-luka.

Berdasarkan data Kemlu RI, terdapat sekitar 5.711 warga negara Indonesia di Mesir yang sebagian besar adalah mahasiswa. Namun, Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir mencatat tidak ada WNI yang menjadi korban dalam rangkaian insiden ini.
 
Namun, pihak KBRI melalui Duta Besar Helmy Fauzi meminta semua WNI untuk selalu waspada. Pihak KBRI Mesir juga meminta agar WNI menghindari tempat keramaian yang merupakan titik rawan ancaman terorisme.

"Sejauh ini diperoleh informasi tak ada WNI yang jadi korban pada peristiwa itu. Melalui saluran informal dan kekeluargaan masyarakat Indonesia di Mesir, KBRI Cairo mengimbau agar WNI meningkatkan kewaspadaan," kata Helmy dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (9/4).





Credit  CNN Indonesia



ISIS Bertanggung Jawab Atas Dua Ledakan Bom di Mesir

 
ISIS Bertanggung Jawab Atas Dua Ledakan Bom di Mesir 
  Warga berkumpul di depan Gereja Koptik Mesir usai pemboman yang dilakukan oleh ISIS, Minggu (9/4). REUTERS/Mohamed Abd El Ghany


Jakarta, CB -- Kantor berita Amaq memberitakan jika kelompok Iraq Syria Islamic State (ISIS) bertanggunga jawab atas dua serangan bom di dua gereja di Mesir, Minggu (9/4). Ledakan yang cukup besar itu menewaskan 36 nyawa tercatat hingga pukul 20;30 WIB.

Ledakan pertama terjadi di Gereja St George di kota Tanta, Minggu (9/4). Sedangkan ledakan kedua terjadi di Gereja Kristen Koptik di Alexandria. Dilaoprkan Reuters pukul 20.30 WIB, melaporkan ada 36 korban tewas dalam dua insiden tersebut.

 
Serangan di Tanta menewaskan 25 orang dan membuat 78 orang lainnya mengalami luka. Sedangkan serangan di Alexandria menewaskan 11 orang dan mencederai 35 orang lainnya.

Mengutip CNN, dilaporkan oleh media lokal al-Ahram, ledakan terjadi tepat ketika umat kristiani mengikuti misa minggu Palma atau jelang perayaan Paskah, menandai Pekan Suci bagi umat Kristen.

Paus Tawadros II tengah berada di dalam gereja di Alexandria ketika serangan terjadi. Namun pejabat Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan, Paus Tawadros II dalam kondisi aman.




Credit  CNN Indonesia