Jumat, 13 Februari 2015

Angkatan Laut Jawa Kuno Terbukti Sangat Perkasa



Ilustrasi (Foto: Dok)
 
 
SLEMAN (CB) - Angkatan laut Jawa dan Melayu di abad ke 8-9 terbukti sangat tangguh dan berjaya. Para marinir dari jaman kerajaan kuno inilah yang berperan utama dalam membawa penyebaran budaya India ke Nusantara, khususnya ajaran Buddhisme.

Hal tersebut disampaikan Dr. Peter Sharrock, dari School of Oriental and African Studies, University of London, Inggris Kamis (12/2/2015) di kampus UGM.  Ia menyampaikannya dalam kuliah umum “Thoughts on Borobudur and Before” yang digelar Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM di Gedung Poerbatjaraka.

"Jawa masa itu sangat tangguh, termasuk para pelautnya, yang sampai kemana-mana, termasuk ke India dan China. Sementara India dan China sendiri waktu itu tidak memiliki angkatan laut," ujarnya.

Ia meneruskan, dengan adanya koneksi laut itu, Universitas Buddhis Nalanda dan Vikramasila yang ada di India terkoneksi dengan kerajaan di Jawa, Palembang dan Semenanjung Malaya, khususnya Sriwijaya. Banyak tokoh penting saling mengunjungi di berbagai tempat di India, China, dan Nusantara, menggunakan kapal laut Jawa dan Melayu. Ini dibuktikan dari berbagai manuskrip di China yang masih tersisa hingga saat ini.

"Kapal Jawa terkenal tangguh dan tahan badai. Bentuknya ada di salah satu relief di Borobudur," sambungnya.

Di India, menurutnya ada Stupa Kesariya di daerah Bihar India yang dibangun satu abad sebelum Borobudur dan memiliki banyak kemiripan. Ini menurutnya menjadi inspirasi pembangunan Borobudur yang dibawa oleh para pelaut dan tokoh agama waktu itu, menggunakan kapal Jawa.

"Stupa Kesariya terbuat dari batu bata, lebih simpel reliefnya, tak sekompleks Borobudur. Disana ada enam tingkatan dan ada stupa besar di puncaknya. Sama seperti Borobudur, ada empat Buddha di empat penjuru mata angin," papar Peter.

Ia menambahkan, Filipina sebelum menjadi negara dengan mayoritas umat Kristen, sebelumnya menganut Buddhisme yang dibawa dari Jawa. Ini dibuktikan di daerah Batuan, tak jauh dari Manila, dimana ada prasasti yang menjelaskan tentang Bodhisatwa Mahapratisha (Cunda), yang reliefnya ada di Candi Mendut. Bahasa Jawa yang mirip dengan Bahasa Tagalog juga adalah salah satu bukti lain.

"Di sana ditemukan pula kapal kuno yang mirip bentuknya dengan kapal kuno Jawa. Ini adalah bukti pentingnya kebudayaan Jawa pada masa itu," tandasnya.


Credit  KRjogja.com