Beijing (CB) - China meluncurkan roket pertama yang
dikembangkan swasta dari landasan peluncuran di China bagian barat laut,
Kamis, menurut siaran media pemerintah mengenai tonggak terbaru dalam
program eksplorasi antariksa ambisius negara itu.
Sejak menjabat pada 2012, Presiden China Xi Jinping menjadikan "adidaya penerbangan luar angkasa" sebagai prioritas utama bagi pemerintah China, yang memiliki tujuan mengirim stasiun tetap luar angkasa berawak ke orbit sekitar 2022.
Peluncuran roket "Chongqing Liangjiang Star", yang dikembangkan perusahaan swasta OneSpace Technology yang bermarkas di Beijing, menandai pertama kali roket China buatan bukan negara memasuki orbit menurut siaran kantor berita resmi Xinhua yang dikutip Reuters.
Roket itu didukung mesin berbahan bakar padat yang dikembangkan OneSpace, dan pranata pengendalinya dapat disesuaikan dengan permintaan pengguna, kata pemimpin perusahaan Ma Chao kepada Xinhua.
Pesawat yang juga dikenal sebagai OS-XO itu dapat membawa muatan seberat 100 kilogram ke orbit setinggi 800 kilometer dari Bumi menurut media pemerintah.
Roket itu menggunakan teknologi hemat energi, seperti komunikasi nirkabel, bukan internet kabel, sehingga mampu memangkas bobot dan membantu menurunkan biaya bahan bakar hingga sekitar 30 persen menurut siaran Xinhua.
OneSpace didirikan pada 2015 sebagai upaya pemerintah membangun penerbangan antariksa komersial China dan mendorong peranserta swasta di bidang itu.
Perusahaan itu mengharapkan 10 misi untuk roket pembawa pada 2019 menurut pendirinya Shu Chang kepada harian China Daily pada pekan lalu.
"Saya berharap kita bisa menjadi salah satu peluncur satelit kecil terbesar di dunia," kata Shu.
Tahun lalu, perusahaan menandatangani kesepakatan dengan Chongqing Liangjiang Aviation Industry Investment Group yang dikelola pemerintah untuk membangun basis penelitian dan manufaktur bersama di kota Chongqing, barat daya China.
Lokasi strategis pangkalan itu sebagai bagian dari Inisiatif Belt and Road China, yaitu inisiatif kebijakan luar negeri utama Presiden Xi yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan perdagangan antara China dan Eurasia yang akan menyediakan pasar ekspor besar untuk OneSpace, Shu mengatakan kepada China Daily.
"Kami akan mengembangkan roket lebih besar pada masa depan dan berperanserta dalam persaingan dunia," kata Shu.
Sejak menjabat pada 2012, Presiden China Xi Jinping menjadikan "adidaya penerbangan luar angkasa" sebagai prioritas utama bagi pemerintah China, yang memiliki tujuan mengirim stasiun tetap luar angkasa berawak ke orbit sekitar 2022.
Peluncuran roket "Chongqing Liangjiang Star", yang dikembangkan perusahaan swasta OneSpace Technology yang bermarkas di Beijing, menandai pertama kali roket China buatan bukan negara memasuki orbit menurut siaran kantor berita resmi Xinhua yang dikutip Reuters.
Roket itu didukung mesin berbahan bakar padat yang dikembangkan OneSpace, dan pranata pengendalinya dapat disesuaikan dengan permintaan pengguna, kata pemimpin perusahaan Ma Chao kepada Xinhua.
Pesawat yang juga dikenal sebagai OS-XO itu dapat membawa muatan seberat 100 kilogram ke orbit setinggi 800 kilometer dari Bumi menurut media pemerintah.
Roket itu menggunakan teknologi hemat energi, seperti komunikasi nirkabel, bukan internet kabel, sehingga mampu memangkas bobot dan membantu menurunkan biaya bahan bakar hingga sekitar 30 persen menurut siaran Xinhua.
OneSpace didirikan pada 2015 sebagai upaya pemerintah membangun penerbangan antariksa komersial China dan mendorong peranserta swasta di bidang itu.
Perusahaan itu mengharapkan 10 misi untuk roket pembawa pada 2019 menurut pendirinya Shu Chang kepada harian China Daily pada pekan lalu.
"Saya berharap kita bisa menjadi salah satu peluncur satelit kecil terbesar di dunia," kata Shu.
Tahun lalu, perusahaan menandatangani kesepakatan dengan Chongqing Liangjiang Aviation Industry Investment Group yang dikelola pemerintah untuk membangun basis penelitian dan manufaktur bersama di kota Chongqing, barat daya China.
Lokasi strategis pangkalan itu sebagai bagian dari Inisiatif Belt and Road China, yaitu inisiatif kebijakan luar negeri utama Presiden Xi yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan perdagangan antara China dan Eurasia yang akan menyediakan pasar ekspor besar untuk OneSpace, Shu mengatakan kepada China Daily.
"Kami akan mengembangkan roket lebih besar pada masa depan dan berperanserta dalam persaingan dunia," kata Shu.
Credit antaranews.com