Tembakan anti-pesawat tempur terlihat di langit
Damaskus setelah AS meluncurkan serangan di Suriah, pada Sabtu dini hari
(14/4). Donald Trump mengumumkan serangan udara ke Suriah sebagai
tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
AS luncurkan serangan militer ke Suriah.
CB,
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Jumat (13/4) mengatakan
negaranya tidak akan ikut dalam serangan militer di Suriah.
"Saat ini tak ada alasan bahwa Belanda akan ikut secara militer", kata Rutte.
Menteri
Pertahanan Belanda Ank Bijleveld mengeluarkan pernyataan serupa pada
Kamis di Washington, AS, saat bertemu Menteri Pertahanan AS James
Mattis.
"Belanda akan mengerti jika Amerika Serikat
melakukan aksi militer proporsional di Suriah, jika langkah diplomatik,
ekonomi dan politik tidak cukup," kata Bijleveld kepada stasiun televisi
Belanda,
Nieuwsuur.
"Semuanya masih terbuka. Itu berarti bahwa langkah diplomatik, ekonomi dan politik akan dibahas lebih dulu," katanya.
Ia, sebagaiman dikutip oleh harian Belanda,
De Telegraaf,
juga mengatakan bahwa Washington tidak meminta bantuan militer Belanda.
Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah memerintahkan serangan ke
Suriah, meskipun Suriah telah membantah tuduhan bahwa militernya
menggunakan senjata kimia dalam serangan ke Douma di pinggir Ibu Kota
Suriah, Damaskus.
Seorang utusan Rusia pada Jumat
mengatakan serangan terhadap satu negara berdaulat akan menjadi
pelanggaran terhadap hukum internasional dan bertolak-belakang dengan
Piagam PBB dan "tak bisa dibiarkan terjadi".
"Harus ada pertanggung-jawaban bagi campur-tangan semacam itu, yang direncanakan," katanya.
Duta
Besar Rusia di PBB Vassily Nebenzia yang sepakat dengan Sekretaris
Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa Timur Tengah saat ini
adalah wilayah yang cedera dan luka terbesarnya berada di Suriah.
"Setiap
negara yang berani menggerogoti prinsip kedaulatan dan keutuhan wilayah
tidak berharga untuk memiliki status anggota tetap Dewan Keamanan,
namun anggota semacam itu terus berkeras untuk menjerumuskan Timur
Tengah ke dalam konflik demi konflik," katanya.
Angkatan
Bersenjata Suriah sudah menerima instruksi mengenai cara menghadapi
serangan semacam itu, katanya. Ia menambahkan tak ada bukti yang
mendukung pembenaran yang dipaksakan oleh neara Barat, yaitu tuduhan
mengenai penggunaan senjata kimia di Kota Kecil Douma.
Pemerintah
Suriah dengan keras telah membantah tuduhan itu, dan menyeru Organisasi
bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) agar segera melakukan
penyelidikan.Belanda takkan ikut dalam aksi militer di Suriah, kata
Perdana Menteir Belanda Mark Rutte pada Jumat, dalam taklimat
mingguannya setelah pertemuan Dewan Menteri.
Ketika ditanya apakah Belanda siap untuk ikut dalam serangan, Rutte menjawab, "Tidak, bukan itu masalahnya saat ini."
Pemerinta
Belanda memahaminya, "asalkan tindakan tersebut proporsional". Tapi
"saat ini tak ada alasan bahwa Belanda akan ikut secara militer", kata
Rutte.
Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld
mengeluarkan pernyataan serupa pada Kamis di Washington, AS, tempat
wanita menteri itu telah mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari
AS James Mattis.
Belanda akan mengerti jika Amerika Serikat
melakukan aksi militer proporsional di Suriah, jika "langkah
diplomatik, ekonomi dan politik tidak cukup", kata Bijleveld kepada
stasiun televisi Belanda, Nieuwsuur.
"Semuanya masih
terbuka. Itu berarti bahwa langkah diplomatik, ekonomi dan politik akan
dibahas lebih dulu," kata wanita menteri tersebut, sebagaimana dikutip
Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Ia, sebagaiman dikutip oleh harian Belanda, De Telegraaf, juga
mengatakan bahwa Washington tidak meminta bantau militer Belanda.
Presiden
AS Donald Trump dilaporkan telah memerintahkan serangan ke Suriah,
meskipun Suriah telah membantah tuduhan bahwa militernya menggunakan
senjata kimia dalam serangan ke Douma di pinggir Ibu Kota Suriah,
Damaskus.
Seorang utusan Rusia pada Jumat mengatakan
serangan terhadap satu negara berdaulat akan menjadi pelanggaran
terhadap hukum internasional dan bertolak-belakang dengan Piagam PBB dan
"tak bisa dibiarkan terjadi".
"Harus ada
pertanggung-jawaban bagi campur-tangan semacam itu, yang direncanakan,"
katanya. Duta Besar Rusia di PBB Vassily Nebenzia mengatakan dalam satu
pertemuan Dewan Keamanan mengenai Suriah bahwa pengalaman baru-baru ini
di Irak dan Suriah masih segar di dalam ingatan semua orang di seluruh
wilayah tersebut.
Nebenzia, yang sepakat dengan Sekretaris
Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa Timur Tengah saat ini adalah wilayah
yang cedera, mengatakan luka terbesarnya berada di Suriah, tempat
situasi "sarat dengan dampak global".
"Setiap negara yang
berani menggerogoti prinsip kedaulatan dan keutuhan wilayah tidak
berharga untuk memiliki status anggota tetap Dewan Keamanan, namun
anggota semacam itu terus berkeras untuk menjerumuskan Timur Tengah ke
dalam konflik demi konflik," katanya.
Angkatan Bersenjata
Suriah sudah menerima instruksi mengenai cara menghadapi serangan
semacam itu, katanya. Ia menambahkan tak ada bukti yang mendukung
pembenaran yang dipaksakan oleh neara Barat, yaitu tuduhan mengenai
penggunaan senjata kimia di Kota Kecil Douma.
Pemerintah
Suriah dengan keras telah membantah tuduhan itu, dan menyeru Organisasi
bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) agar segera melakukan penyelidikan.
Credit
REPUBLIKA.CO.ID