Jumat, 13 April 2018

100 asosiasi industri AS desak Kongres kurangi friksi perdagangan dengan China


100 asosiasi industri AS desak Kongres kurangi friksi perdagangan dengan China

Bendera Amerika Serikat. (Public Domain Pictures)



Washington (CB) - Lebih dari 100 asosiasi industri yang mewakili produsen Amerika Serikat, petani, pengecer, perusahaan teknologi, dan pemangku kepentingan rantai pasokan lainnya mendesak Kongres AS untuk memainkan peran yang kuat dalam mengurangi friksi perdagangan yang meningkat dengan China.

"Peningkatan ketegangan perdagangan dengan China dapat mengakibatkan kerugian bagi semua perusahaan anggota kami, petani, pekerja mereka, dan konsumen mereka," kata berbagai asosiasi industri tersebut melalui sebuah surat kepada Ketua House Ways and Means Committee Kevin Brady dan Ranking member Richard Neal, dirilis oleh National Retail Federation pada Kamis.

"Seperti yang dipersyaratkan oleh Konstitusi, Kongres harus memainkan peran yang kuat dalam mengurangi situasi ini dengan cepat," kata surat itu, yang memperingatkan bahwa tarif pemerintahan Donald Trump atas impor China akan merugikan bisnis dan konsumen AS.

"Sementara tarif belum berlaku, kemungkinan pengenaan tarif pada miliaran dolar barang, pembatasan investasi potensial yang belum ditentukan dan ancaman perang perdagangan potensial menciptakan ketidakpastian di seluruh bisnis dan masyarakat pertanian di sini di Amerika Serikat, menekan harga komoditas, dan telah merugikan perusahaan, petani, konsumen, dan pasar AS,” lanjut surat itu.

Asosiasi industri ini juga berpendapat bahwa pendekatan tarif administrasi Trump tidak cukup memperhitungkan peran rantai pasokan global dalam produksi dan perakitan produk.

"Perusahaan AS biasanya bekerja dengan kontrak di mana saja dari enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Penerapan tarif impor dari China pasti akan mengganggu rantai pasokan tersebut," kata surat itu.

Surat itu muncul setelah pemerintahan Trump pekan lalu merilis daftar usulan produk China senilai 50 miliar dolar AS yang akan dikenakan pada tarif tambahan sebesar 25 persen, berdasarkan apa yang disebut Section 301 penyelidikan dugaan kekayaan intelektual dan transfer teknologi China praktis.

Pemerintah Cina telah mengecam keras dan dengan tegas menentang investigasi Section 301 yang tidak berdasar dan daftar usulan produk dan kenaikan tarif berdasarkan penyelidikan.

China juga telah meluncurkan daftar produk senilai 50 miliar dolar yang diimpor dari Amerika Serikat yang akan dikenakan pada tarif tambahan sebesar 25 persen, sebagai tanggapan terhadap rencana tarif AS itu.

Sampai sekarang, pejabat pemerintah dari kedua negara tidak pernah terlibat dalam negosiasi mengenai friksi perdagangan, menurut juru bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng.

"Ada prinsip-prinsip yang harus diikuti untuk negosiasi. Pihak AS tidak menunjukkan kesungguhan untuk bernegosiasi," kata Gao Kamis, seraya menambahkan China akan berjuang sampai akhir jika Amerika Serikat bersikeras melakukan unilateralisme dan proteksionisme perdagangan. Demikian Kantor Berita Xinhua memberitakan.






Credit  antaranews.com





Presiden Xi pimpin gelar militer terbesar di Laut China Selatan


Presiden Xi pimpin gelar militer terbesar di Laut China Selatan
Presiden China Xi Jinping. (REUTERS/Wu Hong/Pool)



Beijing (CB) - Presiden China Xi Jinping memimpin gelaran alat utama militer terbesar dari yang pernah diperlihatkan sebelumnya oleh armada militernya di Laut China Selatan, Kamis.

Penggelaran tersebut juga merupakan aksi unjuk kekuatan paling terakhir di Laut China Selatan yang diperselisihkan.

Televisi Sentral China memperlihatkan gambar Xi menumpang kapal perusak Changsha sebelum berlayar ke sebuah lokasi yang disebutkan secara khusus di Laut China Selatan dan memperhatikan prosesi tersebut, yang melibatkan lebih 10.000 perseonel AL, 76 jet tempur, dan kelompok 48 kapal perang dan kapal selam.

Xi mengatakan kepada bala tentara yang berkumpul bahwa kebutuhan China untuk memiliki pasukan AL yang unggul di dunia "tak pernah lebih mendesak daripada hari ini" dan mendorong mereka untuk menunjukkan kesetiaan kepada partai, sebelum menyaksikan dengan menggunakan teropong empat jet tempur J-15 tinggal landas dari Liaoning, kapal induk pesawat satu-satunya beroperasi.

Dia mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat China hendaknya bekerja untuk mengembangkan armada lautnya, membangun sistem tempur maritim modern dan memperkuat kemampuannya dalam misi-misi militer yang berbeda.


Angkatan bersenjata China, yang terbesar di dunia, sedang menjalani program modernisasi yang mencakup investasi di bidang teknologi dan peralatan baru seperti pesawat-pesawat tempur siluman dan kapal-kapal induk, serta pengurangan jumlah personel.

Tapi, keberadaan militer China telah membuat risau para tetangganya khususnya karena sikap asertifnya yang meningkat di kawasan-kawasan yang diperselisihkan di Laut China Selatan dan Timur dan soal Taiwan, wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri. Beijing mengklaimnya sebagai miliknya.

China juga mengumumkan pihaknya akan menyelenggarakan latihan militer dengan peluru tajam di Selat Taiwan pada 18 April 2018, demikian laporan Reuters.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentaranya menilai situasi itu di bawah kendali dan dapat menjamin keselamatan Taiwan.

Xi, yang juga sebagai ketua Komisi Militer Sentral dan panglima tertinggi, telah memperlihatkan kegemaran untuk mempertontonkan kemampuan militer, termasuk parade skala besar tank dan peluru kendali melintasi pusat kota Beijing tahun 2015, dan lainnya di pangkalan latihan terpencil Zhurihe di wilayah Mongolia pada Juli.

Gelar armada China itu berlangsung setelah kapal induk USS Theodore Roosevelt melakukan apa yang militer Amerika Serikat (AS) sebut sebagai latihan rutin di Laut China Selatan pada Selasa (10/4).





Credit  antaranews.com




Reputasi Hadiah Nobel terancam saat sengketa melanda Swedish Academy


Reputasi Hadiah Nobel terancam saat sengketa melanda Swedish Academy
- (NobelPrize.org)



Stockholm, Swedia (CB) - Nobel Foundation memperingatkan bahwa reputasi internasional Hadiah Nobel bisa terancam setelah serangkaian pertikaian mengguncang Swedish Academy, badan yang menganugerahkan Hadiah Nobel di bidang sastra.

Dalam siaran persnya pada Rabu (11/4), Nobel Foundation menyatakan anggota dewannya telah bertemu untuk membahas perkembangan terkini, yang meliputi tiga anggota Academy yang pada Jumat mengumumkan bahwa mereka mundur --tindakan yang telah mengguncang dunia sastra dan budaya.

"Tak terelakkan bahwa krisis sulit di dalam institusi pemberi penghargaan juga merusak reputasi Hadiah Nobel. Kami bisa menyatakan bahwa kepercayaan pada Swedish Academy telah benar-benar rusak. Bagaimana kejadian yang sekarang membahayakan Hadiah Nobel belum bisa sepenuhnya dinilai," kata Nobel Foundation dalam siaran pers yang dikutip Xinhua.

Ketiga anggota Academy itu memilih untuk mundur setelah kebanyakan anggota memberi suara untuk tidak mengeluarkan seorang anggota yang suaminya dituduh melakukan pelecehan seksual dan menggunakan pengaruh Academy tersebut serta membocorkan nama sejumlah peraih hadiah Nobel Sastra pada masa lalu.

Pada Rabu, sisa anggota Academy tersebut mengadakan pertemuan darurat guna memutuskan cara bergerak maju setelah berhari-hari perang kata-kata sengit di media Swedia.

Dalam pernyataannya, Nabel Foundation menjelaskan sejumlah langkah yang disarankan yang dipandang perlu untuk memulihkan kepercayaan pada Swedish Academy, untuk melindungi reputasi Hadiah Nobel, dan untuk memastikan bahwa pekerjaan untuk memilih peraih Nobel Literatur tahun ini dilakukan dengan cara yang bisa dipercaya.

Setiap pelanggaran kerahasiaan dan konflik kepentingan harus ditangani sejalan dengan peraturan internal, kata pernyataan itu, menambahkan bahwa setiap dugaan kejahatan mesti ditangani lewat jalur hukum.





Credit  antaranews.com



Diguncang Skandal Seks, Ketua Panel Hadiah Nobel Mundur


Diguncang Skandal Seks, Ketua Panel Hadiah Nobel Mundur
Sara Danius mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Sekretaris Tetap Swedish Academy. Foto/Istimewa


STOCKHOLM - Kepala Swedish Academy, lembaga yang memilih pemenang hadiah Nobel sastra, mengundurkan diri. Langkah itu diambil di tengah krisis yang berkembang atas tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan seorang pria yang mempunyai hubungan dengan lembaga itu.

Sara Danius mengumumkan keputusannya setelah pertemuan darurat tiga jam anggota akademi di pusat Stockholm.

Danius mengatakan dia telah kehilangan kepercayaan dari akademi, tetapi bungkam tentang apakah ada pemungutan suara untuk memaksanya mengundurkan diri.

"Ini adalah keinginan akademi bahwa saya meninggalkan jabatan saya sebagai sekretaris tetap," kata Danius, seorang sejarawan sastra Swedia berusia 56 tahun, dan wanita pertama yang memegang posisi itu.

"Saya ingin terus, tetapi ada hal-hal lain yang harus dilakukan dalam hidup," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (13/4/2018).

Sebelumnya tiga anggota akademi mengundurkan diri minggu lalu karena masalah ini, tetapi aturan rahasia yang membuat sumpah seumur hidup seorang anggota tidak dapat mengundurkan diri secara teknis, meskipun mereka berhenti berpartisipasi dalam kegiatan.

Kecaman dan ketidakpercayaan publik terhadap lembaga itu telah menimbulkan keprihatian bahwa citra hadiah Nobel dan reputasi Swedia di mata internasional akan hancur.

"Ini sudah sangat mempengaruhi hadiah Nobel dan itu masalah cukup besar," kata Danius.

Pada hari Rabu, dewan Yayasan Nobel mengkritik tajam Swedish Academy, mengatakan lembaga terancam mencoreng reputasi hadiah Nobel.

Pengunduran diri terjadi setelah harian Dagens Nyheter pada November menerbitkan pernyataan dari 18 wanita yang mengatakan mereka telah mengalami pelecehan dan penganiayaan fisik oleh pria yang dituduh.

Akademi telah memutuskan semua hubungan dengan pria tersebut dan memotong hibah yang diberikan kepadanya. Pihak akademi juga telah meluncurkan penyelidikan internal dan meminta bantuan dari sebuah firma hukum.

Akademi, yang di bawah perlindungan langsung raja Norwegia, secara tradisional sangat berhati-hati dan telah sangat terguncang oleh skandal itu.

Dari 18 tetua akademi, tujuh tidak lagi anggota aktif, dan dua wanita telah cuti selama beberapa tahun




Credit  sindonews.com






Kamis, 12 April 2018

Israel Ancam Musnahkan Rezim Assad Jika Iran Balas Serangan ke Suriah



Israel Ancam Musnahkan Rezim Assad Jika Iran Balas Serangan ke Suriah
Presiden Suriah Bashar al-Assad. Foto/Istimewa


TEL AVIV - Israel akan memusnahkan rezim Bashar al-Assad jika Iran membalas serangan udara terhadap sebuah pangkalan udara Suriah. Serangan tersebut menewaskan sejumlah tentara Iran.

Seorang pejabat keamanan senior Israel mengatakan kepada harian lokal Maariv bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad akan "musnah" sesaat setelah serangan balasan Iran.

"Jika Iran bertindak melawan Israel dari wilayah Suriah, maka Assad dan pemerintahannya yang akan membayar harga untuu itu," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.

"Pemerintah, bersama dengan Assad sendiri, akan hilang begitu saja. Kami akan merekomendasikan bahwa Iran tidak bertindak melawan kami," imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (12/4/2018)

Pejabat senior itu juga memperingatkan bahwa pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, akan mengalami nasib yang sama seperti Assad jika Teheran nekat melakukan aksi balasan terhadap Israel.

"Nasrallah perlu memahami bahwa nasibnya tidak akan lebih baik daripada nasib Assad. Dia akan membayar harga yang sangat mahal," katanya.

Iran, sekutu kuat Assad, telah mengancam akan menanggapi serangan udara di sebuah pangkalan militer Suriah pada hari Senin. Suriah, Rusia dan Iran menyalahkan Israel atas serangan tersebut.


Tujuh orang Iran dilaporkan berada di antara sekitar 14 orang yang tewas dalam serangan rudal itu, dan seorang pejabat senior Iran yang mengunjungi Damaskus mengatakan serangan itu "tidak akan tidak dijawab."

Pangkalan udara Suriah dihantam rudal lebih dari 24 jam setelah serangan kimia di kota Douma yang dikuasai pejuang.

Iran adalah salah satu pendukung terkuat Assad dan telah mengirim ribuan pasukan serta milisi sekutu untuk mendukung pasukannya.

Harian Israel Haaretz melaporkan pada hari Rabu bahwa militer Israel berada dalam "siaga tinggi" dan telah mengambil ancaman pembalasan dari Iran "sangat serius".

"Perbatasan utara sedang dalam siaga tinggi di tengah kekhawatiran akan serangan balas dendam yang mungkin dilakukan oleh Iran atau Hizbullah," tulis Haaretz, seraya menambahkan bahwa kabinet keamanan Israel akan bersidang karena takut akan pembalasan Iran. 

Israel telah berusaha untuk menghindari keterlibatan langsung dalam perang saudara tujuh tahun Suriah. Namun mereka mengakui melakukan puluhan serangan udara. Serangan itu untuk menghentikan apa yang dikatakannya sebagai pengiriman senjata berkelanjutan kepada musuhnya Hizbullah, kelompok Syiah Lebanon itu, bersama dengan Iran dan Rusia, mendukung rezim Assad.





Credit  sindonews.com



5 Hal yang Perlu Tahu jika AS Serang Suriah


5 Hal yang Perlu Tahu jika AS Serang Suriah
Rudal-rudal jelajah Tomahawk yang ditembakkan kapal perang AS terhadap pangkalan militer rezim Suriah tahun lalu. Foto/US Navy/Handout/REUTERS


WASHINGTON - Para ahli militer memberikan penilaian jika Amerika Serikat (AS) benar-benar meluncurkan serangan militer terhadap rezim Suriah sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia di Douma. Analisis para ahli ini mencakup jenis rudal, target hingga tujuan sebenarnya dari serangan Washington.

Berikut lima hal yang perlu diketahui jika militer Donald Trump benar-benar nekat menggempur rezim Suriah yang dilindungi militer Rusia.

1. Jenis Rudal AS yang Mungkin Ditembakkan
Lawrence Korb, mantan asisten menteri pertahanan AS, mengatakan kepada Al Jazeera militer AS kemungkinan akan menggunakan rudal Tomahawk.

Tomahawk digunakan dalam serangan-serangan AS sebelumnya di Suriah tahun lalu sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata kimia di kota Khan Sheikhun, Idlib, yang dikuasai pemberontak.

Pentagon kala itu mengatakan 59 rudal jelajah Tomahawk ditembakkan dari dua kapal perang di Mediterania terhadap pangkalan udara Shayrat di Provinsi Homs. Pangkalan yang diserang itu dituduh AS sebagai tempat peluncuran serangan kimia.Enam personel militer Suriah tewas oleh serangan rudal Tomahawk kala itu.

Menurut para analis, bukan tidak mungkin rudal Tomahawk kembali diandalkan Pentagon kali ini.

"Menurut sumber tidak resmi, AS mengerahkan beberapa kapal induk dengan rudal jelajah di Laut Mediterania dan Laut Merah," kata Fuad Shahbazov, seorang ahli keamanan dan militer yang bermarkas di Azerbaijan.

"Juga kemungkinan serangan dengan jet tempur harus dipertimbangkan karena AS memiliki pangkalan udara besar di negara-negara Teluk," ujarnya.

2. Target Pontensial Serangan AS
Menurut Shahbazov, AS kemungkinan besar akan menyerang markas komandan dan kontrol angkatan bersenjata Suriah, serta lokasi yang diduga jadi tempat penyimpanan senjata kimia.

Dilihat dari lokasi saat ini, rudal jelajah AS sudah berada di atas kapal angkatan lautnya yang siaga di sepanjang perairan Mediterania. Shahbazov mengatakan, benteng pasukan pro-Assad di provinsi Latakia mungkin menghadapi serangan dari laut.

Tetapi, Afzal Ashraf dari Pusat Keamanan Konflik dan Terorisme, mengatakan melalui tweet kepada Al Jazeera, bahwa Presiden AS Donald Trump yang secara khusus mengatakan rudal "pintar" akan digunakan mungkin tidak dihargai oleh komandan militernya. Sebaliknya, strategi baru mungkin dibuat para komandan militer Pentagon.

"Mereka biasanya tidak suka menyatakan apa yang akan mereka lakukan dan bagaimana mereka akan lakukan sebelumnya," kata Ashraf. "Jadi militer AS mungkin memutuskan untuk menggunakan metode lain," katanya.

3. Tujuan serangan  Amerika
Korb mengatakan, tujuan utama serangan AS terhadap rezim Suriah adalah pencegahan penggunaan senjata kimia lebih lanjut. 

Tetapi, kata Ashraf, masih belum jelas apakah Amerika Serikat tahu di mana senjata kimia disimpan di Suriah.

"Jika kita tahu di mana senjata kimia itu maka itu dapat dihancurkan. Jika mereka menyerang instalasi senjata kimia, pertanyaan yang harus ditanyakan mengapa mereka tidak menyerang di sana sebelumnya. Saya ragu ada instalasi senjata kimia yang dinyatakan Barat. Jadi serangan ini akan menjadi target militer umum," ujarnya.

Menurut Ashraf, AS kemungkinan akan mempertahankan pesawat tempur dan kapal angkatan lautnya dari dekat pasukan Rusia.

"Apa yang tampak keluar adalah apa yang dikenal sebagai 'serangan kebuntuan' yang melibatkan rudal jelajah dan rudal lainnya untuk menghindari kemungkinan keterlibatan antara pesawat dan kapal Rusia dan AS," katanya.

"Jika itu terjadi, garis merah yang sangat besar disilangkan dan kami memasuki beberapa wilayah yang sangat sulit yang melibatkan perang antara Rusia dan AS, dan itu adalah sesuatu yang tidak benar-benar ada," imbuh Ashraf.

4. Kemungkinan Respons Rusia
Reaksi Moskow, kata Korb, kemungkinan besar akan terbatas pada kecaman publik, jika AS tidak menargetkan militer Rusia.

Namun, Shahbazov mengatakan peringatan kementerian pertahanan Rusia tentang pembalasan harus dicatat.

"(Tanggapan Rusia) akan mencakup serangan rudal terhadap pasukan oposisi dan posisi militer pasukan khusus AS," katanya, yang menambahkan bahwa operasi darat jangka panjang terhadap pemberontak sangat tidak mungkin.

Membandingkan serangan rudal Tomahawk AS bulan April 2017, Ashraf mencatat kemungkinan Rusia memberikan sekutunya peringatan bahwa serangan itu akan datang.

"Satu-satunya perbedaan nyata dari waktu lalu adalah bahwa Suriah diberi tip-off melalui Rusia dan mereka mampu membubarkan aset mereka, jadi tidak banyak orang terbunuh dan tidak ada banyak peralatan yang hancur. Kasus ini, kedengarannya seolah-olah peringatan tidak akan tersedia," katanya.

5. Pengunaan Sistem Rudal Pertahanan Rusia di Suriah
Shahbazov mengatakan sistem rudal pertahanan utama Rusia di Suriah, S-300 Gladiator, telah dikerahkan di negara ini pada akhir tahun 2016. "Namun, mungkin juga Rusia akan menggunakan S-400 yang juga telah dikerahkan di Suriah selama lebih dari setahun ini. Sistem ini dapat menantang semua jet tempur modern. Tetapi Rusia belum menggunakan sistem ini di Suriah," katanya.

Korb mengatakan tidak mungkin Rusia akan dapat melawan serangan AS.

Ashraf setuju bahwa banyak target AS di Suriah kemungkinan akan diterjang. "Jika Rusia sesuai dengan kata-katanya, beberapa dari rudal itu akan diadang. Tidak ada sistem pertahanan udara yang memenuhi bukti, jadi saya kira proporsi yang cukup signifikan akan menembus target mereka," katanya, yang dilansir Kamis (12/4/2018).





Credit  sindonews.com


Rusia Sebut Serangan Kimia Suriah Pentas Drama White Helmet


Rusia Sebut Serangan Kimia Suriah Pentas Drama White Helmet
Rusia menuding relawan White Helmet dibalik serangan kimia di Douma. Foto/Istimewa


MOSKOW - Para pejabat Rusia menuduh para relawan pertahanan sipil Suriah yang dikenal sebagai White Helmet "mementaskan" drama serangan kimia baru-baru ini di kota Douma yang dikuasai pemberontak.

Moskow telah menyalahkan para relawan responsif pertama di daerah yang dikuasai pemberontak atas serangan kimia hari Sabtu, yang menewaskan sebanyak 60 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.

Rusia, sekutu dekat rezim Suriah, telah menunjuk jari kepada White Helmets sejak insiden serupa seperti serangan kimia tahun lalu di kota Khan Sheikhoun.

Serangan senjata kimia telah menewaskan ratusan orang sejak awal konflik Suriah, dengan PBB menyalahkan empat serangan terhadap rezim Suriah dan lima pada kelompok ISIS.

Sejak serangan terakhir, yang telah membangkitkan momok pembalasan Amerika Serikat (AS), para pejabat Rusia telah berusaha sekali lagi untuk menyalahkan kelompok kemanusiaan.

"Bertindak murni sebagai organisasi teroris, 'White Helmet' sekali lagi membuat pementasan kamera 'serangan kimia' pada warga sipil Douma," kata Letnan Jenderal Viktor Poznikhir pada briefing di Moskow, seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (12/4/2018).

Pada hari Selasa, duta besar Rusia untuk Uni Eropa membuat tuduhan yang sama selama wawancara dengan Euronews.

"Kami telah melihat acara lain yang dipentaskan. Ada personel, yang dilatih khusus - dan Anda bisa menebak dengan siapa - di antara apa yang disebut White Helmet, yang sudah tertangkap basah dengan video yang dipentaskan," kata Vladimir Chizov.

Kementerian pertahanan Rusia pada hari Senin merilis sebuah pernyataan, menuduh White Helmets menyebarkan laporan palsu.

The White Helmets memiliki salah satu sumber utama untuk informasi tentang serangan kimia terhadap Douma. Kelompok itu secara tegas menolak tuduhan yang dibuat oleh pejabat Rusia.

Organisasi Kesehatan Dunia PBB telah mengatakan sekitar 500 pasien di Douma mendatangi fasilitas kesehatan dengan "tanda dan gejala konsisten dengan paparan bahan kimia beracun".

Rezim Suriah dan Kremlin sama-sama menyangkal bertanggung jawab atas serangan kimia dan telah mempertanyakan apakah serangan itu benar-benar terjadi, meskipun rekaman dari Douma dengan bukti kuat menunjukkan serangan kimia.

Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi pada Rabu bahwa Washington akan melakukan serangan balasan di Suriah. Trump mengatakan kepada Rusia untuk "bersiap-siap" setelah mereka mengancam akan "menembak jatuh" rudal dan pesawat tempur AS. 




Credit  sindonews.com





China Latihan Besar di LCS, AS Tak Mau Kalah


China Latihan Besar di LCS, AS Tak Mau Kalah
Amerika Serikat mengerahkan USS Theodore Roosevelt ke Laut China Selatan, beberapa hari setelah Beijing latihan besar-besaran di tempat yang sama. (Courtesy Aaron B. Hicks/U.S. Navy/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Dalam rentang waktu 20 menit, 20 jet tempur F-18 Amerika Serikat lepas landas dan kembali mendarat di kapal induk USS Theodore Roosevelt, menunjukkan presisi dan efisiensi militernya.

Kapal bertenaga nuklir itu memimpin kelompok serbu mengadakan latihan rutin di perairan sengketa Laut China Selatan, Selasa (10/4), bergerak menuju Filipina yang merupakan salah satu sekutu AS di bidang pertahanan.

Amerika Serikat tak sendiri menjalankan patroli di perairan strategis itu. Angkatan laut China, Jepang dan sejumlah negara Asia Tenggara pun beroperasi di sana, sehingga ketegangan dan kemungkinan kecelakaan di laut meningkat.


"Kami sempat melihat kapal China di sekitar kami," kata Laksmana Muda Steve Koehler, komandan kelompok serbu tersebut, kepada beberapa wartawan yang ikut di atas kapal induk.

"Mereka adalah salah satu angkatan laut yang beroperasi di Laut China Selatan, tapi saya katakan bahwa semua kapal bersikap profesional."

Sejumlah angkatan laut di Pasifik barat, termasuk China dan sembilan negara ASEAN, tengah menggodok kode etik berpapasan (CUES) di laut untuk menghindari konflik.

USS Theodore Roosevelt datang ke Laut China Selatan beberapa hari setelah China melakukan latihan udara dan laut besar di wilayah yang sama. Sejumlah analis menyebut langkah itu menunjukkan perkembangan kemampuan AL Beijing yang luar biasa.

Perkembangan keberadaan militer China di perairan tersebut memicu kekhawatiran negara-negara Barat soal niat Beijing.

Amerika Serikat selama ini mengkritik militerisasi China di pulau buatan yang ada di lautan tersebut dan melakukan patroli udara maupun air secara reguler untuk menegaskan kebebasan bernavigasi.

"Transit di Laut China Selatan ini bukan hal yang baru dalam rencana kami, maupun reaksi kami atas hal tersebut. Ini mungkin kebetulan saja semua terjadi dalam waktu yang bersamaan," kata Koehler.

"Semua operasi yang kami lakukan di dan di sekitar Laut China Selatan atau perairan manapun di mana kita beroperasi, ada fungsi hukum internasional yang berlaku dan itu yang ingin kami akui."

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China terkait perdagangan dan masalah teritorial belakangan meningkat di bawah pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sejumlah pihak mengkhawatirkan Laut China Selatan, jalur vital perdagangan global, suatu hari bisa jadi medan tempur antara dua negara besar tersebut.





Credit  cnnindonesia.com






Sama saja bunuh diri jika Trump berani pecat Mueller




Sama saja bunuh diri jika Trump berani pecat Mueller

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)



Washington (CB) - Ketua Komisi Kehakiman Senat Charles Grassley menyatakan Presiden Donald Trump sama saja melakukan bunuh diri politik jika berani memecat pengacara khusus Robert Mueller.

Bukan itu saja Grassley yang berasal dari Partai Republik menginginkan segera dilakukan pemungutan suara untuk rancangan undang-undang yang melindungi Mueller dari dipecat Trump.

Hari ini, Ketua DPR yang juga dari Partai Republik, Paul Ryan, menjamin Presiden Trump tidak akan memecat Mueller yang tengah menyelidiki dugaan intervensi Rusia dalam Pemilu 2016 itu.

Trump murka kembali terhadap Mueller setelah FBI menggeledah rumah dan kantor penasihat hukum sang presiden, Michael Cohen.

Para anggota parlemen, termasuk tokoh-tokoh senior Republik dari mana Trump berasal, khawatir presiden akan memecat Mueller setelah FBI melakukan penggeledahan dengan referensi dari Mueller.


"Saya tak punya alasan untuk mempercayai hal itu akan terjadi," kata Ryan dalam konferensi pers. "Saya punya jaminan bahwa itu tak terjadi, karena saya sudah berbicara dengan orang-orang Gedung Putih mengenai hal itu."

Rabu waktu AS, empat senator mengajukan RUU yang akan melindungi Mueller.

Muncul rumor bahwa Trump juga akan memecat Jaksa Agung Jeff Sessions dan Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein yang mengawasi penyelidikan dugaan intervensi Rusia yang sedang ditangani Mueller.

"Saya kria mereka (Rosenstein and Mueller) mesti dibiarkan merampungkan tugas mereka. Kita memiliki aturan hukum di negara ini dan itulah prinsip yang kita junjung," kata Ryan kepada wartawan.

Kalimat lebih keras dicetuskan oleh Senator Republik Bob Corker, jika Trump memecat Mueller. "Saya kira akan ada pemberontak besar di Senat," kata dia kepada Reuters.




Credit  antaranews.com



FBI geledah rumah penasihat hukum Donald Trump



Washington (CB) - Biro Penyelidik Federal FBI, Senin waktu AS, menggeledah kantor dan rumah penasihat hukum Presiden Donald Trump, Michael Cohen, kata sumber penegakan hukum setempat seperti dikutip Reuters.  Ini adalah perkembangan dramatis terbaru berkaitan dengan penyelidikan yang melibatkan orang-orang dekat Trump.

Pengacara Cohen, Stephen M. Ryan, mengungkapkan para jaksa AS melancarkan penggeledahan yang sebagian berdasarkan referensi dari Kantor Pengacara Khusus Robert Mueller yang tengah menyelidiki apakah para anggota tim kampanye Trump pada Pemilu 2016 berkolusi dengan Rusia semasa Pemilihan Presiden AS dua tahun lalu. Trump sendiri menuduh penyelidikan ini sebagai upaya mencari-cari kesalahan dan membantah melakukan kolusi apa pun.

Penggeledahan ini mengencangkan tekanan hukum kepada Trump karena penggeledahan ini melibatkan catatan penasihat hukumnya yang sudah lama bekerja untuknya dan mengindikasikan pusat penyelidikan kedua di Manhattan, selain di Washington di mana penyelidikan Mueller berpusat.

Cohen telah menjadi pusat kontroversi setelah menggelontorkan 130 ribu dolar AS yang diakuinya beberapa saat sebelum Pemilu 2016 usai, kepada bintang film porno Stormy Daniels yang mengaku pernah satu kali berhubungan badan dengan Trump pada 2006 dan telah dibayar agar supaya tutup mulut mengenai hubungan seks itu.

Trump langsung mencela penggeledahan oleh FBI itu, namun tidak menjawab ekplisit apakah dia akan memecat Mueller.  "Saya kira apa yang sedang terjadi ini tercela. Kita lihat apa yang terjadi nanti," kata Trump.

Trump tidak bisa memecat langsung Mueller, tetapi dia bisa memerintahkan Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein yang mengawasi penyelidikan si pengacara khusus, untuk menutup penyelidikan Mueller, atau Trump memecat Rosenstein jika si wakil jaksa agung menolak perintahnya.

FBI menyelidiki Cohen untuk dugaan penggelapan bank dan pajak, selain dugaan pelanggaran hukum dalam kaitannya dengan pemberian uang tutup mulut kepada Stormy Daniels. Juga diselidiki atas dugaan peran dia terkait dengan dukungan asing kepada Trump pada Pemilu 2016, demikian Reuters.





Credit  antaranews.com






Turki dirikan pangkalan ilmiah di Antartika pada 2019


Turki dirikan pangkalan ilmiah di Antartika pada 2019
Ilustrasi stasiun penelitian Antartika. (ANTARA News/ Reuters)




Ankara (CB) - Turki akan mendirikan pangkalan ilmiahnya di Antartika pada 2019, demikian disampaikan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Faruk Ozlu mengatakan Rabu.

"Kami akan pergi ke sana untuk mendirikan pangkalan ilmiah kami tahun depan. Landasan Pangkalan Ilmiah Turki akan dibangun," kata Ozlu dikutip oleh Badan Anadolu.

"Pertama, kami akan membangun basis kami, kemudian kami akan mengajukan status 'negara penasihat'. Negara penasihat adalah mereka yang memiliki suara di Antartika hari ini dan besok," katanya.

Turki saat ini memiliki status "negara observatorium" di Antartika.

Tim ekspedisi Turki yang terdiri dari 28 ilmuwan pergi ke Antartika untuk kedua kalinya dalam rangka penelitian kutub pada Februari, dan akan kembali bulan ini.

Kepergian tim ini juga bertujuan untuk menilai kelayakan pendirian pangkalan ilmiah di Antartika. Turki melakukan ekspedisi pertamanya ke benua itu pada tahun 2017. Demikian dilansir Kantor Berita Xinhua.





Credit  antaranews.com





Warga Sipil Tewas dalam Baku Tembak di Kashmir Selatan


Lembah Kashmir
Lembah Kashmir
Foto: WIKIPEDIA


Tentara India memburuk kelompok gerilyawan pro-kemerdekaan.



CB, KASHMIR -- Empat warga sipil, termasuk seorang anak-anak, dan satu tentara India tewas akibat aksi kontak senjata yang terjadi di Khudwani, Kashmir selatan, pada Rabu (11/4). Peristiwa tersebut menyebabkan daerah Khudwani bergolak.

Menurut keterangan penduduk setempat, kontak senjata terjadi ketika tentara India memburu dan mengepung kelompok gerilyawan pro-kemerdekaan. Warga, yang mendukung keberadaan kelompok tersebut, kemudian mendatangi lokasi kejadian untuk membantu para gerilyawan melarikan diri.

Namun tentara India justru turut menyerang warga sipil di sana. "Pasukan India menembaki warga sipil dan menewaskan seorang remaja. Lebih banyak orang dari desa-desa tetangga keluar setelah berita tentang pembunuhan warga sipil menyebar. Pasukan menembaki orang-orang lagi dan puluhan warga sipil terluka," ungkap Dilshad Ahmad, seorang warga Khudwani, dikutip laman Anadolu.

Dalam peristiwa tersebut, seorang tentara India turut menjadi korban tewas. "Salah satu prajurit kami telah tewas dalam pertempuran senjata. Operasi ini dibatalkan. Kami tidak menemukan mayat milisi," kata juru bicara tentara India Kolonel Rajesh Kalia.

Kepolisian Khudwani telah mengonfirmasi tewasnya empat warga sipil akibat kejadian tersebut. "Empat warga sipil yang diidentifikasi sebagai Sarjeel Sheikh dari Khudwani, Bilal Ahmad dari Frisal, Faisal Ilahi dari Shopian, dan Aijaz Ahmad Palla dari Bijbehara yang terluka akibat baku tembak telah menyerah pada luka-lukanya," ungkap kepolisian Khudwani dalam sebuah pernyataan.

Kashmir merupakan sebuah wilayah di Himalaya dengan penduduk mayoritas Muslim yang dipersengketakan India dan Pakistan. Kedua negara telah terlibat tiga kali perang yakni pada tahun 1948, 1965, dan 1971, karena memperebutkan Kashmir.

Beberapa kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan India guna meraih kemerdekaan. Kalaupun tidak berhasil merdeka, mereka ingin berpisah dari India dan bergabung dengan Pakistan. Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan telah tewas akibat konflik di Kashmir sejak 1989.




Credit  republika.co.id




Israel Merasa Terancam jika AS Gempur Suriah


Israel Merasa Terancam jika AS Gempur Suriah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto/REUTERS/Jonathan Ernst/File Photo


TEL AVIV - Pemerintah Israel menggelar rapat konsultasi keamanan tingkat tinggi setelah Amerika Serikat (AS) mengancam akan menggempur rezim Suriah dengan peluru kendali (rudal). Negara Yahudi itu merasa terancam, di mana Damaskus akan menyerang Tel Aviv sebagai balasan atas serangan Washington.

Kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, Israel harus "bersiap-siap untuk skenario apa pun".

Pemerintah Netanyahu khawatir serangan balasan tak hanya datang dari rezim Presiden Bashar al-Assad, tapi juga dari militer Iran yang sudah lama berambisi menyerang Tel Aviv.

Tel Aviv sebelumnya disalahkan oleh Damaskus, Teheran dan Moskow atas serangan delapan rudal dari dua jet tempur F-15 terhadap pangkalan T-4 Suriah di dekat Homs pada Senin lalu. Serangan itu menewaskan sekitar 14 orang, termasuk beberapa di ataranya kru militer Iran.

Israel tidak membenarkan atau membantah melakukan serangan itu.

Para pejabat pemerintah Israel mengatakan, Netanyahu, Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman, kepala angkatan bersenjata Israel dan kepala intelijen militer telah bertemu pada hari Rabu sebelum sesi kabinet keamanan berlangsung.

"Kami harus siap untuk skenario apa pun. Iran adalah musuh yang berbahaya dan serius yang tidak boleh diremehkan," kata Zeev Elkin, seorang anggota forum keamanan kepada Army Radio sebelum rapat kebinet.

"Saya tidak akan masuk ke rincian operasional, tetapi kami selalu berhubungan dengan Amerika. Mereka adalah mitra strategis kami, dan pembentukan pertahanan kami selalu berhubungan dengan mereka," ujar Elkin, seperti dikutip ynetnews, Kamis (12/4/2018).

"Adapun pertanyaan apakah operasi Amerika akan menarik (Suriah) untuk merespons terhadap Israel? Secara teoritis, itu mungkin, tapi saya tidak yakin ini adalah skenario yang paling mungkin," kata Elkin. "Ada kemungkinan Iran akan berusaha merespons kami."

Yaakov Amidror, seorang mantan penasihat keamanan nasional Israel, mengatakan Iran memiliki masalah terbuka dengan Israel atas serangan terhadap pangkalan udara T-4 Suriah pada Senin lalu.

"Mereka memiliki lengan panjang Hizbullah, yang dikendalikan oleh Iran," katanya. "Mereka memiliki milisi di Suriah dan di Lebanon yang mereka kendalikan dan mereka memiliki pasukan militer Iran di Suriah yang dapat digunakan," imbuh dia.

AS sudah berambisi untuk menyerang rezim Suriah atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, pada Sabtu pekan lalu. Dalam ancaman terbarunya, Presiden Donald Trump memperingatkan Rusia untuk bersiap menyambut rudal-rudal "pintar" AS yang akan ditembakkan ke Suriah.

"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.

"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma.

Tweeet Presiden Trump ini sebagai balasan atas pernyataan Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, yang memperingatkan Washington untuk tidak menyerang Suriah karena akan direspons oleh militer Moskow.

"Jika ada serangan oleh Amerika, maka...rudal akan jatuh dan bahkan sumber dari mana misil ditembakkan (akan ditargetkan)," kata Zasypkin yang disiarkan stasiun televisi al-Manar, media yang dikelola Hizbullah Lebanon, sebagaimana dikutip Reuters. 

"Bentrokan harus dikesampingkan dan oleh karena itu kami siap untuk mengadakan negosiasi," ujar diplomat Rusia ini.




Credit  sindonews.com




Putin-Netanyahu Terlibat Perdebatan Seru Soal Suriah di Telepon


Putin-Netanyahu Terlibat Perdebatan Seru Soal Suriah di Telepon
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait situasi di Suriah. Keduanya terlibat perdebatan seru dalam pembicaraan yang dilakukan via sambungan telepon itu.

Menurut pernyataan di laman Kremlin, Putin mendesak Netanyahu untuk tidak melakukan tindakan apan pun yang bisa mengacaukan Suriah. Menurut Putin, penting bagi Netanyahu dan Israel untuk menghormati kedaulatan Suriah.

Sementara itu, dalam pernyataannya, kantor Perdana Mentri Israel menyatakan Netanyahu mengatakan kepada Putin Israel akan menekan kampanye untuk mencegah kubu militer Iran di Suriah.

"Perdana menteri menegaskan bahwa Israel tidak akan mengizinkan Iran untuk membangun kehadiran militer di Suriah," bunyi pernyataan itu seperti dilansir dari Reuters, Kamis (12/4/2018).

Suriah, Iran dan Rusia mengatakan Israel berada di belakang serangan udara terhadap pangkalan udara Suriah pada hari Senin lalu. Serangan itu menewaskan tujuh personel militer Iran, sesuatu yang Israel tidak membenarkan atau membantah. 





Credit  sindonews.com




Bakal Dibombardir AS, Suriah Amankan Aset Udara


Bakal Dibombardir AS, Suriah Amankan Aset Udara
Suriah mengamankan aset udaranya setelah Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan menyerang negara itu. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Militer Suriah mereposisi aset udaranya untuk menghindari serangan rudal Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang Suriah sebagai balasan atas serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, Suriah.

Hal itu diungkapkan oleh pejabat AS. Namun mereka menolak untuk berkomentar lebih lanjut dan tidak diketahui apakah tindakan Suriah akan mempengaruhi perencanaan militer AS untuk tindakan potensial terhadap Suriah atas dugaan serangan gas beracun.

Namun upaya Suriah untuk melindungi pesawat, mungkin dengan menempatkan mereka bersama perangkat keras militer Rusia yang mungkin enggan diserang AS, dapat membatasi kerusakan yang mungkin bisa ditimbulkan oleh AS dan sekutunya terhadap militer Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Keputusan Trump mengungkapkan keputusannya untuk menyerang serta jenis persenjataan yang akan digunakan dalam operasi militer di masa depan pasti akan menggagalkan perencana militer, yang memegang informasi tersebut dengan cermat.

Washington secara aktif mengumpulkan bukti tentang bagaimana Suriah dan Rusia menanggapi ancaman AS, kata para pejabat. Washington percaya Suriah dan sekutunya hampir pasti juga memindahkan personil dan peralatan militer - di luar hanya pesawat - ke lokasi perlindungan.

Salah satu pejabat mencatat bahwa Suriah dan Rusia merelokasi peralatan dan personel mereka setahun yang lalu - yang pertama dan satu-satunya saat lain Trump memerintahkan serangan misil ke Suriah sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia.

Tahun lalu, militer AS secara resmi memberi tahu Rusia melalui sebuah hotline sesaat sebelum 59 rudal jelajah Tomahawk menyerang pangkalan udara Shayrat. Tujuan AS adalah meminimalkan risiko bagi personel Rusia atau Suriah.

Target serangan itu termasuk pesawat Suriah, tempat penampungan pesawat, fasilitas penyimpanan minyak dan logistik, bunker pasokan amunisi, sistem pertahanan udara dan radar.

Pada saat itu, Pentagon mengklaim bahwa seperlima dari pesawat operasional Suriah rusak atau hancur.

Tetapi tahun ini, seandainya AS dan sekutunya seperti Inggris, Prancis dan lainnya dari Timur Tengah meluncurkan serangan terhadap Suriah, pemerintah dapat memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri.

"Dengan melakukan telegram terhadap serangan kita begitu cepat, Anda memberi Suriah kesempatan untuk mengeraskan diri mereka sebagai target dan Anda memberi mereka kesempatan untuk memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan apa kemungkinan respons potensial kita," kata Christine Wormuth, Mantan Wakil Menteri Pertahanan untuk kebijakan dalam pemerintahan Obama seperti dilansir dari Reuters, Kamis (12/4/2018).

Wormuth mengatakan telegram awal tindakan militer AS juga memungkinkan Suriah, Rusia dan Iran untuk berpikir tentang "bagaimana mereka mencoba untuk melawannya."

Trump sendiri di masa lalu berulang kali mengkritik para pemimpin AS lainnya untuk tindakan telegraphing kepada musuh, dan ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut, misalnya, tentang strateginya untuk menangani Korea Utara. 

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, seorang pensiunan jenderal Angkatan Laut, telah secara internal mendorong para pejabat Pentagon untuk menjadi lebih jeli terhadap keamanan operasional, khususnya dalam percakapan mereka dengan media berita.

Mattis tidak menjawab pertanyaan tentang apakah dia khawatir tentang mengirim telegram gerakan AS di Suriah. Namun dia berhati-hati dalam pernyataan publiknya tentang Suriah pada hari Rabu, mengungkapkan sedikit tentang proses pengambilan keputusan menjelang pembicaraan di Gedung Putih dan mengatakan AS masih meninjau intelijen tentang serangan itu sendiri.

Dua sumber pemerintah AS mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat masih belum memiliki 100 persen bukti kuat tentang zat syaraf apa yang digunakan di Suriah dan dari mana asalnya. Namun, ada beberapa bukti itu disemprotkan dari helikopter, kata mereka.

Penilaian serupa mengenai tindakan Suriah disampaikan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah lembaga monitor perang berbasis di Inggris. SOHR mengatakan pasukan pemerintah pro-Suriah mengosongkan bandara utama dan pangkalan udara militer.

Selama berhari-hari, Trump telah mengasah retorikanya terhadap Suriah dan para pendukungnya, Rusia serta Iran, menyebut Assad sebagai “hewan” pada hari Minggu.

Pada hari Rabu, ia memberikan sinyal yang paling jelas dari kesediaannya untuk menyerang Suriah. Ia menyatakan bahwa rudal "akan datang" dan mengkritik Moskow karena berdiri bersama Assad.

Sementara itu, pada hari Rabu, militer Rusia mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah mengamati pergerakan pasukan Angkatan Laut AS di Teluk. Setiap serangan AS hampir pasti akan melibatkan Angkatan Laut, mengingat risiko terhadap pesawat dari pertahanan udara Rusia dan Suriah. Sebuah kapal perusak dengan rudal terpandu AS, Donald Cook, ada di Mediterania, dan aset angkatan laut lainnya dapat digunakan dalam serangan.




Credit  sindonews.com




Rusia Merespons Seketika jika Pasukannya di Suriah Diserang AS


Rusia Merespons Seketika jika Pasukannya di Suriah Diserang AS
Pesawat-pesawat jet tempur Rusia yang beroperasi di pangkalan udara Khmeimim, Suriah. Foto/Sputnik/Maksim Blinov


MOSKOW - Deputi Pertama Komite Pertahanan Majelis Tinggi Rusia, Yevgeny Serebrennikov, pada Rabu (11/4/2018) memastikan bahwa militer negaranya akan merespons seketika jika pasukan Moskow di Suriah terkena serangan udara Amerika Serikat (AS).

Pangkalan udara Khmeimim dan pangkalan angkatan laut Tartus yang menjadi rumah bagi tentara Rusia saat berada di bawah perlindungan ketat. Kondisi ini terjadi setelah AS mengancam akan menyerang rezim Suriah atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur.

"Seperti yang telah ditunjukkan oleh Kementerian Pertahanan, pangkalan militer Rusia di Kmeymim dan Tartus berada di bawah perlindungan kuat. Pada saat yang sama, kami berharap bahwa dalam hal serangan AS, kehidupan prajurit kami tidak akan berada dalam bahaya," kata Serebrennikov.

Saya pikir bahwa AS memahami ini dan tidak akan mengizinkan (serangan), karena jika tidak, tanggapan Rusia akan seketika, seperti yang dikatakan Kepala Staf Umum Rusia," ujar Serebrennikov, seperti dikutip Sputnik.

Jawaban pejabat Moskow ini senada dengan argumen analis keamanan dari Fox News, Walid Phares. Menurutnya, Moskow akan merepons jika Washington nekat menyerang rezim Assad. Kondisi seperti itu bisa berpotensi pada konfrontasi langsung antara AS dan Rusia.

"Ya lihat, Rusia saat ini lebih kuat di Suriah daripada setahun lalu dan tentu saja enam tahun yang lalu," katanya.

"Jadi mereka mencoba mengatakan kepada kami dan mitra kami bahwa akan ada tanggapan langsung oleh Rusia atau seperti biasanya, tugas Iran untuk melakukannya," katanya.

"Bagi kami, bagi AS, sangat penting bahwa kita mulai dengan hal yang benar untuk dilakukan dan meminta komunitas intelijen untuk memiliki laporan rinci tentang serangan kimia ini sehingga kita dapat membawanya ke Dewan Keamanan PBB dan kemudian menyerahkan kepada dunia dan beri tahu mereka 'itu memang terjadi'," ujarnya.


Menurutnya, Rusia yang memiliki hak veto dapat melindungi sekutunya dari AS dan koalisinya.

"Kami tidak ingin melibatkan Rusia secara langsung karena dengan aturan keterlibatan dari setiap negara yang memiliki militer, jika Anda menyerang militer mereka, mereka akan merespons," ujar Phares memperingatkan pemerintah AS.

"Jika Anda menyerang sekutu mereka, rezim Suriah atau Iran atau Hizbullah, apa yang mungkin mereka lakukan adalah meminta sekutunya untuk menyerang sekutu kami." 




Credit  sindonews.com





Berselisih dengan Banyak Negara, Putin: Dunia Sedang Kacau


Vladimir Putin
Vladimir Putin
Foto: EPA/Sergei Chirikov


Hubungan internasional saat ini sedang keruh.



CB, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan situasi dunia saat ini sedang kacau. Hal itu ia utarakan saat menerima para duta besar asing di Moskow pada Rabu (11/4).

Kendati tidak mengacu pada konflik tertentu, Putin mengakui tentang keruhnya hubungan internasional saat ini. "Situasi di dunia menjadi semakin kacau. Namun demikian, kami berharap bahwa akal sehat akhirnya akan menang dan hubungan internasional akan kembali ke jalur yang konstruktif, lalu sistem global akan menjadi lebih stabil dan dapat diprediksi," kata Putin, dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS.


Di hadapan para duta besar asing, Putin mengungkapkan tentang pentingnya peran diplomat. "Hari ini peran diplomasi dan diplomat sangat penting. Diplomasi memiliki lingkup kerja yang baik yang ditujukan untuk mengembangkan solusi optimal yang bergantung pada keseimbangan berbagai kepentingan," ucapnya.

Menurut Putin peran diplomat diperlukan untuk menjawab tantangan-tantangan global saat ini, mencakup terorisme, perdagangan narkoba, perubahan iklim, dan proliferasi senjata pemusnah massal. Ia menyebut Rusia akan mencoba menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

"Rusia akan terus secara konsisten berkomitmen untuk memperkuat keamanan dan stabilitas global serta regional dan sepenuhnya mematuhi kewajiban internasionalnya, membangun kerja sama konstruktif dengan para mitra berdasarkan pada penghormatan yang bergantung pada norma-norma hukum internasional dan Piagam PBB," kata Putin menerangkan.

Saat ini Rusia diketahui tengah terlibat perselisihan dengan beberapa negara Barat terkait isu Suriah dan penyerangan Sergei Skripal. Di Suriah, Rusia yang menjadi sekutu utama Presiden Bashar al-Assad tengah bersiap menghadapi opsi militer yang hendak diambil Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya. Opsi militer ini berkaitan dengan serangan gas beracun di Douma, Ghouta Timur, pekan lalu.

Rezim Assad dituduh sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan di Douma. Namun hal ini telah dibantah oleh pemerintah Suriah dan Rusia. Selain perihal Suriah, Rusia juga tengah berselisih dengan AS, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya akibat kasus penyerangan Sergei Skripal. Skripal merupakan warga Inggris yang pernah menjadi agen mata-mata Rusia. Ia dan putrinya Yulia diserang dengan menggunakan agen saraf novichok di Salisbury, Inggris, awal Maret lalu.

Inggris menuding pemerintah Rusia menjadi aktor di balik aksi penyerangan tersebut. Tuduhan itu pun dibantah. Putin menegaskan negaranya tak lagi memiliki senjata kimia karena seluruhnya telah dimusnahkan di bawah pengawasan Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW).

Namun sangkalan Putin tak memberi pengaruh apa pun. Perdana Menteri Inggris Theresa May memutuskan mengusir 23 diplomat Rusia dari negaranya. May menuding mereka sebagai mata-mata yang menyamar sebagai diplomat.

Aksi pengusiran tersebut segera dibalas oleh Rusia. Selain mengusir 23 diplomat Inggris, Rusia juga menghentikan segala aktivitas British Council di negaranya.




Credit  republika.co.id




May Mendadak Minta Pertemuan Kabinet Bahas Suriah


PM Inggris Theresa May.

PM Inggris Theresa May.
Foto: EPA


May telah memerintahkan kapal selam Inggris bergerak dalam jangkauan rudal Suriah.



CB, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menelepon menteri-menteri pemerintahnya untuk melakukan pertemuan kabinet pada Kamis (12/4). Menurut laporan media, ini menandai ada kemungkinan Inggris bergabung dalam tanggapan militer terhadap dugaan serangan kimia di Suriah.

Seorang juru bicara untuk May mengatakan pada Rabu (11/4), pertemuan yang sebelumnya tidak terjadwal itu akan fokus pada isu Suriah. Sementara wartawan BBC sebelumnya mengatakan May siap memberi lampu hijau bagi Inggris ambil bagian dalam tindakan yang dipimpin Amerika Serikat (AS), dengan melangkah tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari parlemen.

Presiden AS Donald Trump pada Rabu memperingatkan Rusia akan segera melakukan aksi militer di Suriah. Dia juga mencerca Moskow yang berdiri di pihak Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Surat kabar Daily Telegraph mengatakan May telah memerintahkan kapal selam Inggris bergerak dalam jangkauan rudal Suriah. Ini sebagai upaya dalam kesiapan serangan terhadap militer Suriah yang mungkin dapat dimulai pada Kamis (12/4) malam waktu setempat.

Adapun Sky News melaporkan May diperkirakan meminta menteri-menteri menyetujui keterlibatan Inggris dalam tindakan militer terhadap infrastruktur senjata kimia Suriah. Itu diperkirakan akan dilakukan saat pertemuanpada hari Kamis tersebut.

Hukum tidak mewajibkan May meminta persetujuan parlemen untuk tindakan militer ofensif. Akan tetapi intervensi baru-baru ini di Libya dan Irak telah dilakukan setelah ada pemungutan suara.

Pendahulu May, David Cameron, pernah mencoba dan gagal mendapatkan dukungan dari anggota parlemen. Pada waktu itu untuk bergabung dengan serangan militer di Suriah pada 2013 atas dugaan penggunaan senjata kimia.

Pemimpin oposisi Labour Party, Jeremy Corbyn sebelumnya berbicara. Dia mengatakan parlemen harus diberi pernyataan mengenai tindakan militer apa pun yang diinginkan May.

May juga mengatakan semua indikasi adalah pihak berwenang Suriah bertanggung jawab atas serangan kimia di kota Douma. Menurutnya serangan mengejutkan seperti itu tidak bisa dilawan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), puluhan orang di Douma meninggal dan ratusan terluka akibat serangan itu.

"Serangan senjata kimia yang terjadi pada Sabtu di Douma, Suriah adalah tindakan yang mengejutkan dan biadab," kata May kepada wartawan di kota Inggris tengah, Birmingham.




Credit  republika.co.id





Trump Ancam Serang Suriah, KBRI Belum Perlu Pindah


Trump Ancam Serang Suriah, KBRI Belum Perlu Pindah
Indonesia terus memantau perkembangan di Suriah dan menilai KBRI Damaskus masih diperlukan untuk menangani WNI. (AFP PHOTO / HAMZA AL-AJWEH)



Jakarta, CB -- Indonesia terus memantau perkembangan situasi di Suriah yang kian memanas dimana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam untuk menyerang terkait dugaan penggunaan senjata kimia di Ghouta Timur baru-baru ini.

"Kami memantau perkembangan situasi di suriah dengan seksama. Team kami bahkan baru kembali dari Damaskus," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Lalu Muhammad Iqbal Songell kepada CNNIndonesia.com, Kamis (12/4).

Meski begitu, Indonesia tidak berencana memindahkan atau mengevakuasi Kedutaan Besar RI (KBRI) di Ibu Kota Suriah, Damaskus.


"Sejauh ini kami memandang keberadaan KBRI masih diperlukan. Memang ada resiko tetapi masih manageable," kata Iqbal.

Dia menegaskan keberadaan KBRI Damaskus masih sangat diperlukan untuk menangani WNI di Suriah. Hal tersebut, menurut Iqbal, lebih mendesak ketimbang mengevakuasi KBRI.

Meski Trump telah mendeklarasikan bahwa rudal akan ditembakkan ke Suriah dalam waktu dekat, Gedung Putih menyatakan bahwa keputusan belum diambil. "Presiden punya beberapa opsi dan hal itu masih dipertimbangkan," kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih seperti dilansir CNN.


Para pejabat tinggi militer berkumpul di Gedung Putih, Rabu pagi untuk membahas sejumlah opsi untuk Suriah. Menteri Pertahanan James Mattis dan Jenderal Joseph Dunford, Kepala Staf Militer Gabungan memasuki Gedung Putih tepat setelah pukul 13 siang dan keluar dua jam kemudian.

Sanders menyataka Wakil Presiden Mike Pence memimpin rapat di Dewan Keamanan Nasional untuk membahas masalah suriah. Namun pembicaraan itu dilakuan setelah Trump mengindikasikan bakal melancarkan serangan rudal ke Suriah lewat cuitan di akun Twitter resminya.

Sedikitnya 78 tewas akibat serangan senjata kimia di Douma, sebuah distrik di Ghouta Timur, Sabtu (7/4). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sekitar 500 orang yang dirawat di rumah sakit menunjukkan gejala terpapar zat kimia beracun. Sejumlah negara menuding pemerintah Presiden Bashar Al Assad melakukan serangan tersebut.

Tuduhan tersebut dibantah pemerintah Suriah yang menyatakan tentaranya telah meraih sejumlah kemenangan dan tidak perlu menggunakan senjata kimia. Pemerintah Assad berulang kali menyatakan mereka tidak lagi memiliki senjata kimia, yang telah dimusnahkan bahkan sebelum perang terjadi di bawah pengawasan badan internasional.





Credit  cnnindonesia.com




Jet-jet Tempur AS Cs Berseliweran, Assad Dirumorkan Kabur ke Iran


Jet-jet Tempur AS Cs Berseliweran, Assad Dirumorkan Kabur ke Iran
Kondisi lalu lintas udara di wilayah udara Suriah, Irak dan Turki yang tepantau radar. Foto/Daily Mirror


DAMASKUS - Pesawat-pesawat jet tempur koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) sudah berseliweran di atas langit Suriah dan perbatasan Irak setelah Presiden Donald Trump mengancam akan menyerang rezim Suriah.

Dalam kondisi menegangkan ini, Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya dirumorkan melarikan diri ke Iran dengan perlindungan militer Rusia. Namun, rumor ini langsung ditepis sumber pemerintah Damaskus.

Pesawat-pesawat koalisi AS dilaporkan wara-wiri di atas udara Irak dan Yordania dengan arah menuju Suriah. Salah satu pesawat ulang-alik KC-767 terpantau memasuki Yordania dari Arab Saudi. Pesawat jenis ini menyediakan logistik untuk jet tempur.


Ada juga laporan serangan udara di wilayah Idlib, namun belum jelas pihak mana yang meluncurkan serangan."Pesawat tempur Rusia masih di udara menurut sumber pro-oposisi yang melaporkan serangan udara di Provinsi Idlib," kata analis geopolitik dan keamanan Michael A Horowitz.

Beberapa warga Suriah melalui media sosial melaporkan bahwa jet-jet koalisi AS melambung tinggi di atas padang pasir di Deir Ez-Zor.

Eurocontrol, sebuah badan Uni Eropa untuk urusan lalu lintas udara di Eropa mengeluarkan peringatan bahwa kemungkinan ada serangan rudal ke Suriah dalam waktu 72 jam terhitung sejak hari Senin. Badan itu mengeluarkan Rapid Alert Notification agar operator penerbangan di Mediterania timur berhati-hati.


Menurut badan tersebut, potensi serangan rudal kemungkinan berasal dari negara-negara NATO.

"Karena kemungkinan peluncuran serangan udara ke Suriah dengan rudal air-to-ground dan/atau rudal jelajah dalam 72 jam ke depan, dan kemungkinan ada gangguan intermiten peralatan navigasi radio, pertimbangan waspada harus diambil ketika merencanakan operasi penerbangan di daerah FIR (flight information region)  Mediterania Timur/Nicosia," bunyi peringatan Eurocontrol.

Sementara itu, sumber pemerintah Suriah kepada Sputnik memastikan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya belum meninggalkan Suriah. Konfirmasi ini sebagai bantahan dari laporan media Arab, Radio Sawt Beirut, yang melaporkan Assad dan keluarganya melarikan diri ke Iran dengan perlindungan militer Rusia.

"Laporan-laporan ini sepenuhnya salah," kata sumber tersebut, yang dilansir Rabu (11/4/2018).

Sementara itu, The Washington Examiner dengan mengutip sumber Pentagon melaporkan, bahwa ada beberapa kemungkinan rencana untuk respons militer terhadap rezim Suriah atas dugaan serangan kimia di Douma pada Sabtu pekan lalu. Salah satu opsi termasuk serangan serupa dengan tahun lalu, di mana AS meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk terhadap pangkalan udara Suriah di Homs. 

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington dan sekutu-sekutunya sedang dalam konsultasi untuk mengambil respons terhadap rezim Assad.

"Presiden dan tim keamanan nasionalnya sedang berkonsultasi erat dengan sekutu dan mitra untuk menentukan tanggapan yang tepat," kata departemen itu melalui seorang juru bicara kepada Sputnik.

"Sebagaimana dinyatakan jelas oleh Presiden Trump, akan ada konsekuensi untuk kekejaman yang tidak dapat diterima ini," lanjut juru bicara tersebut mengacu pada tuduhan serangan kimia yang disalahkan kepada rezim Assad.


Credit  sindonews.com





Diminta Trump Bersiap Sambut Rudal 'Pintar' AS, Ini Reaksi Rusia


Diminta Trump Bersiap Sambut Rudal Pintar AS, Ini Reaksi Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/REUTERS/Sergei Karpukhin


MOSKOW - Presiden Donald John Trump telah meminta Rusia bersiap menyambut rudal-rudal "pintar" Amerika Serikat (AS) yang akan ditembakkan ke Suriah. Moskow pun merespons dengan menyatakan jika senjata Washington memang "pintar" maka targetnya teroris, bukan pemerintah Suriah.

"Rudal pintar harus terbang ke arah teroris, bukan ke pemerintah (Suriah) yang sah, yang telah menghabiskan beberapa tahun berjuang melawan terorisme internasional di wilayahnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam menanggapi tweet Trump pada hari Rabu.

Menurutnya, AS mungkin berusaha untuk melemahkan upaya penyelidikan yang akan dilakukan oleh para ahli senjata kimia di Douma, Suriah.

Kasus dugaan serangan kimia di Douma pada Sabtu pekan lalu telah memicu ketegangan yang memanas antara Moskow dan Washington. Pemerintah Trump menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai pelaku serangan kimia, sedangkan pemerintah Vladimir Putin menuduh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam sebagai pembuat serangan.

"Apakah inspektur OPCW (Organisasi Larangan Senjata Kimia)sadar bahwa misil pintar akan menghancurkan semua bukti penggunaan senjata kimia di lapangan? Atau apakah itu rencana yang sebenarnya untuk menutupi semua bukti dari serangan palsu ini dengan serangan rudal yang pintar, sehingga inspektur internasional tidak memiliki bukti untuk dicari?," tanya Zakharova, seperti dikutip Russia Today, semalam (11/4/2018).



Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Trump memperingatkan Rusia untuk bersiap-siap setelah Moskow bersumpah akan menembak jatuh setiap rudal Washington yang ditembakkan ke Suriah.

"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.

"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur. Dugaan serangan kimia ini dilaporkan menewaskan puluhan orang.



Tweeet Presiden Trump ini sebagai balasan atas pernyataan Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, yang memperingatkan Washington untuk tidak menyerang Suriah karena akan direspons oleh militer Moskow.

"Jika ada serangan oleh Amerika, maka...rudal akan jatuh dan bahkan sumber dari mana misil ditembakkan (akan ditargetkan)," kata Zasypkin yang disiarkan stasiun televisi al-Manar, media yang dikelola Hizbullah Lebanon, sebagaimana dikutip Reuters.

"Bentrokan harus dikesampingkan dan oleh karena itu kami siap untuk mengadakan negosiasi," ujar diplomat Rusia ini. 


Dubes Zasypkin, dalam komentarnya mengatakan bahwa argumennya mengacu pada pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala staf angkatan bersenjata Rusia.

Militer Rusia mengatakan pada 13 Maret 2018 bahwa pihaknya akan menanggapi setiap serangan AS di Suriah, menargetkan setiap rudal dan lokasi peluncur yang terlibat dalam serangan tersebut.


Credit  sindonews.com






Dubes Rusia: Setiap Rudal AS yang Serang Suriah akan Ditembak Jatuh


Dubes Rusia: Setiap Rudal AS yang Serang Suriah akan Ditembak Jatuh
Pesawat tempur Su-25 Rusia yang bermarkas di pangkalan udara Khmeimim, Suriah. Foto/Sputnik/Dmitry Vinogradov


BEIRUT - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, mengatakan setiap peluru kendali (rudal) Amerika Serikat yang ditembakkan ke Suriah akan ditembak jatuh. Lokasi peluncuran rudal pun akan jadi target militer Moskow.

Respons yang dijelaskan diplomat Moskow ini berpotensi memicu eskalasi besar dalam perang Suriah.

Dubes Zasypkin, dalam komentar yang disiarkan televisi Lebanon Selasa malam, mengatakan bahwa argumennya mengacu pada pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala staf angkatan bersenjata Rusia.



Militer Rusia mengatakan pada 13 Maret 2018 bahwa pihaknya akan menanggapi setiap serangan AS di Suriah, menargetkan setiap rudal dan lokasi peluncur yang terlibat dalam serangan tersebut.

Rusia saat ini menjadi sekutu paling kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad.

AS dan sekutunya sedang mempertimbangkan apakah akan menyerang Suriah atau tidak sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur. Dugaan serangan kimi itu dilaporkan menewaskan sekitar 60 orang.

"Jika ada serangan oleh Amerika, maka...rudal akan jatuh dan bahkan sumber dari mana misil ditembakkan (akan ditargetkan)," kata Zasypkin yang disiarkan stasiun televisi al-Manar, media yang dikelola Hizbullah Lebanon, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (11/4/2018).

"Bentrokan harus dikesampingkan dan oleh karena itu kami siap untuk mengadakan negosiasi," ujar diplomat Rusia ini.



Rusia dan AS telah memblokir resolusi satu sama lain yang diajukan di Dewan Keamanan PBB. Resolusi Rusia yang ditolak DK PBB adalah usulan agar Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) menyelidiki wilayah Douma yang diduga jadi serangan senjata kimia.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa waktu Washington membatalkan rencana perjalanan ke Amerika Latin pada akhir pekan ini. Menurut Gedung Putih, Trump memilih fokus pada pengambilan respons terkait insiden di Douma Suriah.





Credit sindonews.com






Trump: Bersiaplah Rusia, Rudal akan Datang di Suriah!


Trump: Bersiaplah Rusia, Rudal akan Datang di Suriah!
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump memperingatkan Rusia untuk bersiap-siap setelah Moskow bersumpah akan menembak jatuh setiap rudal Washington yang ditembakkan ke Suriah.

"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, Rabu (11/4/2018).

"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Suriah Bashar al-Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur, pada Sabtu pekan lalu. Serangan kimia ini dilaporkan menewaskan sekitar 60 orang.



Tweeet Presiden Trump ini sebagai balasan atas pernyataan Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, yang memperingatkan Washington untuk tidak menyerang Suriah karena akan direspons oleh militer Moskow.

"Jika ada serangan oleh Amerika, maka...rudal akan jatuh dan bahkan sumber dari mana misil ditembakkan (akan ditargetkan)," kata Zasypkin yang disiarkan stasiun televisi al-Manar, media yang dikelola Hizbullah Lebanon, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (11/4/2018).

"Bentrokan harus dikesampingkan dan oleh karena itu kami siap untuk mengadakan negosiasi," ujar diplomat Rusia ini.

Dubes Zasypkin, dalam komentarnya mengatakan bahwa argumennya mengacu pada pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala staf angkatan bersenjata Rusia.



Militer Rusia mengatakan pada 13 Maret 2018 bahwa pihaknya akan menanggapi setiap serangan AS di Suriah, menargetkan setiap rudal dan lokasi peluncur yang terlibat dalam serangan tersebut.

Rusia saat ini menjadi sekutu paling kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Rusia dan AS telah memblokir resolusi satu sama lain yang diajukan di Dewan Keamanan PBB. Resolusi Rusia yang ditolak DK PBB adalah usulan agar Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) menyelidiki wilayah Douma yang diduga jadi serangan senjata kimia.

Sementara itu, Presiden Trump pada hari Selasa waktu Washington membatalkan rencana perjalanan ke Amerika Latin pada akhir pekan ini. Menurut Gedung Putih, Trump memilih fokus pada pengambilan respons terkait insiden di Douma Suriah.




Credit  sindonews.com




Menhan AS Sebut Pentagon Siap Beri Opsi Militer soal Suriah


Menhan AS Sebut Pentagon Siap Beri Opsi Militer soal Suriah
Menhan AS Jim Mattis menyebut Pentagon siap memberikan opsi militer penyerangan ke Suriah sesuai dengan keinginan Presiden Donald Trump. (Reuters/Mary F. Calvert)


Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengatakan Pentagon siap memberikan opsi militer soal penyerangan ke Suriah sebagai respons AS atas kasus serangan gas di kota Douma, pada akhir pekan lalu.

Meski siap memberikan opsi militer, Mattis mengatakan AS dengan negara sekutunya masih mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait bukti penyerangan gas di Douma dilakukan rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

"Kami masih mengkaji intelijen, kami dan sekutu kami, kami masih bekerja dengan itu," kata Jim Mattis kepada media terkait bukti dugaan Al-Assad menjadi otak di balik serangan gas di Douma.


"Kami siap menyediakan opsi militer, bila mereka sesuai, seperti yang ditentukan oleh Presiden," lanjutnya.




Presiden Donald Trump sebelumnya bersumpah melalui unggahannya di Twitter bahwa akan mengirimkan rudal ke Suriah terkait serangan gas di Douma.

Namun serangan tersebut ditujukan untuk menentang rezim Presiden Bashar al-Assad yang menguasai Suriah.

Di sisi lain, militer Rusia telah menuduh kelompok pembela sipil White Helmet yang ada di Suriah atas pencitraan serangan gas di Douma yang menyebabkan intervensi negara Barat ke daerah tersebut.

Trump dan sejumlah pemimpin negara Barat lainnya telah berjanji akan merespons dengan cepat atas insiden itu.



Moskow dan Washington juga berdebat panas di Perserikatan Bangsa-Bangsa soal penggunaan senjata kimia di Suriah.

Setidaknya 60 orang tewas akibat serangan senjata kimia yang terjadi di Douma, kata para petugas bantuan kemanusiaan Suriah. Sekitar 500 orang yang dirawat di rumah sakit pun menunjukkan gejala-gejala terpapar zat kimia beracun, kata WHO.

Pemerintah Suriah dan Rusia, yang dikenal selama ini saling mendukung, menyatakan laporan itu palsu. Kremlin berharap semua pihak yang terlibat di Suriah bisa menghindari tidakan mengganggu stabilitas kawasan.



Credit  cnnindonesia.com






Trump ancam Rusia, akan hujani Suriah dengan peluru kendali


Trump ancam Rusia, akan hujani Suriah dengan peluru kendali
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)




Washington/Beirut (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu mengancam Rusia menjelang tindakan militer di Suriah terkait dugaan penggunaan gas beracun dan mengatakan bahwa peluru kendali "akan berjatuhan".

Trump juga mengecam Moskow dengan bersikap membela Presiden Suriah Bashar al Assad.

Pernyataan tersebut adalah tanggapan atas ancaman Rusia, yang pada Selasa menyatakan akan membalas setiap serangan peluru kendali Amerika Serikat ke Suriah.

"Rusia berkata akan menembak jatuh semua peluru kendali, yang ditembakkan terhadap Suriah. Bersiaplah Rusia, karena peluru kendali pintar akan berdatangan," kata Trump dalam Twitter-nya.

"Kalian seharusnya tidak bersekutu dengan binatang pengguna gas, yang menewaskan rakyatnya," kata Trump.

Sebagai balasan, Kementerian Luar Negeri Rusia di Facebook mengatakan bahwa "rudal yang pintar seharusnya diarahkan untuk menembak teroris, bukan terhadap pemerintah yang sah."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa serangan rudal dari Amerika Serikat bisa jadi merupakan upaya menghancurkan bukti adanya serangan gas beracun di kota Douma.

Di Damaskus, Kementerian Luar Negeri Suriah menuding Amerika Serikat telah menggunakan "kebohongan dan berita palsu" sebagai alasan untuk menyerang negara lain.

"Kami tidak terkejut dengan pernyataan yang tidak dipikirkan secara mendalam dari rezim Amerika Serikat, yang mendukung terorisme di Suriah," kata kantor berita SANA mengutip sumber kementerian itu.

Keputusan Trump untuk mengungkap jenis senjata yang akan digunakan untuk operasi militer itu diperkirakan membuat putus asa pejabat pertahanan.

Serangan Amerika Serikat diperkirakan melibatkan angkatan laut, mengingat ancaman sistem pertahanan udara Rusia dan Suriah. pada saat ini, kapal induk peluru kendali Amerika Serikat, USS Donald Cook, berada di Laut Tengah.

Di tengah keadaan genting itu, badan pengawas lalu lintas udara Eropa, Eurocontrol, mengatakan kepada para maskapai untuk berhati-hati di Laut Tengah karena adanya potensi serangan udara ke Suriah dalam waktu 72 jam mendatang.

Eurocontrol mengatakan bahwa serangan peluru kendali itu bisa mengganggu alat radio navigasi udara.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa 43 orang tewas dalam serangan di Douma pada Sabtu. Korban itu menderita "gejala mirip dengan gejala keracunan bahan kimia beracun," demikian Reuters.





Credit  antaranews.com







Somalia apresiasi bantuan Indonesia


Somalia apresiasi bantuan Indonesia
Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi. (ANTARA FOTO/HO/Suwandy)




Nusa Dua, Bali (CB) - Wakil Menteri Luar Negeri Somalia Mukhtar Mahat Da'ud dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengucapkan terimakasih atas bantuan kemanusiaan Indonesia untuk negaranya pada masa-masa sulit.

"Saya menerima dan melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Somalia. Pertama, Somalia mengucapkan terimakasih banyak atas dukungan dan bantuan yang secara terus-menerus diberikan oleh Indonesia pada saat sulit," kata Retno mengenai pertemuannya dengan Wakil Menteri Luar Negeri Somalia di sela Indonesia-Africa Forum (IAF) yang berlangsung di Nusa Dua, Rabu.

Retno mengatakan pemerintah Indonesia antara lain mengirimkan bantuan untuk Somalia saat mengalami kekeringan. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Indonesia pun turut berperan dalam memberikan bantuan untuk Somalia.

"LSM kemanusiaan kita cukup aktif di Somalia, dan minggu kemarin saya melakukan pertemuan khusus dengan salah satu LSM kemanusiaan Indonesia untuk membahas mengenai bantuan kemanusiaan Indonesia di Somalia," ujar Retno.

"Jadi, bantuan yang kita berikan berupa bahan makanan pokok, beras, dan juga setiap tahun ada LSM Indonesia yang terus bekerja untuk masalah air," lanjutnya.

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI, Wakil Menteri Luar Negeri Somalia juga menyampaikan dukungan kuat negaranya terhadap pencalonan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, yang pemilihannya akan dilakukan pada 8 Juni 2018.

Indonesia bertekad meningkatkan hubungan dengan negara-negara Afrika, khususnya hubungan di bidang ekonomi. Pemerintah Indonesia menggelar Forum Indonesia-Afrika di Bali pada 10-11 April guna menjajaki berbagai potensi kerja sama ekonomi yang dapat dikembangkan bersama oleh Indonesia dan negara-negara Afrika.




Credit  antaranews.com







Indonesia ingin berperan dalam pembangunan Afrika


Indonesia ingin berperan dalam pembangunan Afrika
Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (keempat kanan), Menlu Retno Marsudi (keenam kiri), Mendag Enggartiasto Lukita (ke-5 kiri) membunyikan genderang jimbe bersama para ketua delegasi negara-negara Afrika dalam pembukaan Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4/2018). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)



Nusa Dua, Bali (CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan kepada perwakilan negara Afrika yang menghadiri Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pada Selasa bahwa Indonesia ingin berperan dan menjadi bagian dalam pembangunan di negara-negara Afrika.

"Indonesia ingin menjadi bagian dari pembangunan di Afrika, dan sebaliknya Indonesia ingin Afrika menjadi bagian dari pembangunan di Indonesia," kata Retno pada pembukaan IAF di Nusa Dua Bali Convention Center.

Ia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mempelajari Visi Afrika 2063 dan memantau kemajuan dari Benua Perdagangan Bebas Afrika (Africa Free Trade Continent).

"Terima kasih banyak atas partisipasi anda dalam forum ini. Silakan manfaatkan forum ini untuk mengembangkan semua potensi dan kemungkinan kerja sama ekonomi di antara kita" katanya.

Kegiatan IAF pada Selasa (10/4) akan mencakup beberapa panel diskusi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika tentang pembuatan kebijakan dan perspektif mengenai topik-topik strategis, seperti diplomasi ekonomi, pembangunan infrastruktur, inisiatif fasilitas pembiayaan, transformasi digital, kerja sama industri strategis.

Pada Rabu (11/4), akan ada Forum Bisnis Indonesia-Afrika untuk mendiskusikan masalah seperti konektivitas, ekonomi digital, pertanian, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular, serta masa depan hubungan ekonomi Indonesia-Afrika.

Sepanjang forum tersebut, para menteri, pejabat tinggi, pemimpin eksekutif perusahaan, bankir, dan pemimpin Kamar Dagang dan Industri dari Indonesia dan negara-negara Afrika akan berdiskusi dan bertukar pikiran.

"Saya senang bahwa sejumlah BUMN Indonesia berpartisipasi dalam forum ini, termasuk Pertamina, PT Inka, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Timah, dan banyak lainnya," kata Retno.

Menlu RI juga menyambut para CEO dan perwakilan bisnis dari Afrika, termasuk Ethiopian Airlines, Topwide Ventures Limited, Africa Export-Import Bank, Amirco Commercial Service.

IAF merupakan acara yang diadakan untuk pertama kalinya oleh pemerintah Indonesia sebagai dasar untuk mendorong kerja sama ekonomi konkret antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.

Presiden Joko Widodo di sela pertemuan G20 menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen meningkatkan hubungan politik dengan Afrika menjadi hubungan kerja sama ekonomi yang konkret. IAF 2018 diharapkan bisa membawa terobosan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) turut menjadi penari kolaborasi budaya Indonesia-Afrika dalam pembukaan Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4/2018). Pertemuan dua hari tersebut diikuti 53 negara Afrika untuk berdialog dengan Indonesia tentang berbagai isu terutama perekonomian dan perdagangan sekaligus penjajagan kerja sama antarnegara peserta forum. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)





Credit  antaranews.com






Rabu, 11 April 2018

Kapal Induk Nuklir AS dengan 20 F-18 Manuver di Laut China Selatan


Kapal Induk Nuklir AS dengan 20 F-18 Manuver di Laut China Selatan
Pesawat-pesawat jet tempur F-18 manuver di atas kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt, di Laut China Selatan. Foto/REUTERS


MANILA - Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS), USS Theodore Roosevelt, dengan 20 jet tempur F-18 bermanuver di kawasan Laut China Selatan. Aksi militer Washington itu menyusul latihan perang besar-besaran China di perairan serupa.

Ke-20 jet tempur F-18 dalam waktu 20 menit melakukan manuver peluncuran dan pendaratan di atas dek kapal USS Theodore Roosevelt. Aksi ini terjadi hari Selasa.

Militer Amerika mengklaim pelayaran kapal induknya di Laut China Selatan yang disengketakan banyak negara itu merupakan patroli rutin. Uss Theodore Roosevelt berlabuh di Filipina sesuai perjanjian pertahanan sekutu.

Amerika Serikat tidak sendirian dalam melakukan patroli angkatan laut di perairan strategis tersebut. China, Jepang dan beberapa angkatan laut Asia Tenggara juga beroperasi. Kondisi ini telah memicu ketegangan dan meningkatkan risiko kecelakaan di laut.

"Kami telah melihat kapal-kapal China di sekitar kami," kata Laksamana Muda Steve Koehler, komandan kelompok tempur kapal induk USS Theodore Roosevelt, kepada sekelompok kecil wartawan di atas kapal yang berusia tiga dasawarsa itu.

"Mereka adalah salah satu angkatan laut yang beroperasi di Laut China Selatan, tetapi saya akan memberitahu Anda bahwa kami tidak melihat apa pun kecuali kerja profesional dari kapal-kapal yang kami temui," ujar Koehler, seperti dikutip Reuters, Rabu (11/4/2018).

Beberapa angkatan laut di Pasifik barat, termasuk China dan sembilan negara Asia Tenggara, telah bekerja pada code of unexpected encounters (CUES) di laut untuk menghindari konflik.

Kehadiran USS Theodore Roosevelt di Laut China Selatan terjadi beberapa hari setelah China menggelar latihan perang besar-besaran di kawasan tersebut yang berpusat di Hainan.

Kehadiran militer China yang meningkat di perairan internasional ini telah memicu kekhawatiran di pihak Barat. Amerika Serikat telah mengkritik militerisasi China di Laut China Selatan karena bisa menghilangkan kebebasan bernavigasi internasional.

"Transit di Laut China Selatan ini bukan hal baru dalam siklus perencanaan kami atau sebagai reaksi terhadap itu. Mungkin dengan kebetulan bahwa semua itu terjadi pada saat yang sama," kata Koehler.

Sementara itu, militer Filipina yang menyambut kehadiran kapal induk AS menganggap militer Washington sebagai teman pelindung.

"Ini adalah pameran kemampuan pasukan bersenjata AS," kata kepala militer Filipina Rolando Bautista tentang demonstrasi jet-jet tempur F-18 di kapal induk Washington.

"Karena orang Amerika adalah teman kami dalam satu atau lain cara, mereka dapat membantu kami mencegah ancaman apa pun," ujarnya. 





Credit  sindonews.com