MOSKOW
- Presiden Donald John Trump telah meminta Rusia bersiap menyambut
rudal-rudal "pintar" Amerika Serikat (AS) yang akan ditembakkan ke
Suriah. Moskow pun merespons dengan menyatakan jika senjata Washington
memang "pintar" maka targetnya teroris, bukan pemerintah Suriah.
"Rudal pintar harus terbang ke arah teroris, bukan ke pemerintah (Suriah) yang sah, yang telah menghabiskan beberapa tahun berjuang melawan terorisme internasional di wilayahnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam menanggapi tweet Trump pada hari Rabu.
Menurutnya, AS mungkin berusaha untuk melemahkan upaya penyelidikan yang akan dilakukan oleh para ahli senjata kimia di Douma, Suriah.
Kasus dugaan serangan kimia di Douma pada Sabtu pekan lalu telah memicu ketegangan yang memanas antara Moskow dan Washington. Pemerintah Trump menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai pelaku serangan kimia, sedangkan pemerintah Vladimir Putin menuduh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam sebagai pembuat serangan.
"Apakah inspektur OPCW (Organisasi Larangan Senjata Kimia)sadar bahwa misil pintar akan menghancurkan semua bukti penggunaan senjata kimia di lapangan? Atau apakah itu rencana yang sebenarnya untuk menutupi semua bukti dari serangan palsu ini dengan serangan rudal yang pintar, sehingga inspektur internasional tidak memiliki bukti untuk dicari?," tanya Zakharova, seperti dikutip Russia Today, semalam (11/4/2018).
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Trump memperingatkan Rusia untuk bersiap-siap setelah Moskow bersumpah akan menembak jatuh setiap rudal Washington yang ditembakkan ke Suriah.
"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.
"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur. Dugaan serangan kimia ini dilaporkan menewaskan puluhan orang.
Tweeet Presiden Trump ini sebagai balasan atas pernyataan Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, yang memperingatkan Washington untuk tidak menyerang Suriah karena akan direspons oleh militer Moskow.
"Jika ada serangan oleh Amerika, maka...rudal akan jatuh dan bahkan sumber dari mana misil ditembakkan (akan ditargetkan)," kata Zasypkin yang disiarkan stasiun televisi al-Manar, media yang dikelola Hizbullah Lebanon, sebagaimana dikutip Reuters.
"Bentrokan harus dikesampingkan dan oleh karena itu kami siap untuk mengadakan negosiasi," ujar diplomat Rusia ini.
"Rudal pintar harus terbang ke arah teroris, bukan ke pemerintah (Suriah) yang sah, yang telah menghabiskan beberapa tahun berjuang melawan terorisme internasional di wilayahnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam menanggapi tweet Trump pada hari Rabu.
Menurutnya, AS mungkin berusaha untuk melemahkan upaya penyelidikan yang akan dilakukan oleh para ahli senjata kimia di Douma, Suriah.
Kasus dugaan serangan kimia di Douma pada Sabtu pekan lalu telah memicu ketegangan yang memanas antara Moskow dan Washington. Pemerintah Trump menuduh rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai pelaku serangan kimia, sedangkan pemerintah Vladimir Putin menuduh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam sebagai pembuat serangan.
"Apakah inspektur OPCW (Organisasi Larangan Senjata Kimia)sadar bahwa misil pintar akan menghancurkan semua bukti penggunaan senjata kimia di lapangan? Atau apakah itu rencana yang sebenarnya untuk menutupi semua bukti dari serangan palsu ini dengan serangan rudal yang pintar, sehingga inspektur internasional tidak memiliki bukti untuk dicari?," tanya Zakharova, seperti dikutip Russia Today, semalam (11/4/2018).
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Trump memperingatkan Rusia untuk bersiap-siap setelah Moskow bersumpah akan menembak jatuh setiap rudal Washington yang ditembakkan ke Suriah.
"Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus, baru dan 'pintar'!," tulis Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.
"Anda tidak seharusnya bermitra dengan binatang pembunuh gas yang membunuh orang-orangnya dan menikmatinya!," lanjut Trump menyindir Presiden Assad yang dituduh melakukan serangan senjata kimia di Douma, Ghouta timur. Dugaan serangan kimia ini dilaporkan menewaskan puluhan orang.
Tweeet Presiden Trump ini sebagai balasan atas pernyataan Duta Besar Rusia untuk Lebanon, Alexander Zasypkin, yang memperingatkan Washington untuk tidak menyerang Suriah karena akan direspons oleh militer Moskow.
"Jika ada serangan oleh Amerika, maka...rudal akan jatuh dan bahkan sumber dari mana misil ditembakkan (akan ditargetkan)," kata Zasypkin yang disiarkan stasiun televisi al-Manar, media yang dikelola Hizbullah Lebanon, sebagaimana dikutip Reuters.
"Bentrokan harus dikesampingkan dan oleh karena itu kami siap untuk mengadakan negosiasi," ujar diplomat Rusia ini.
Dubes Zasypkin, dalam komentarnya mengatakan bahwa argumennya mengacu pada pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala staf angkatan bersenjata Rusia.
Militer Rusia mengatakan pada 13 Maret 2018 bahwa pihaknya akan menanggapi setiap serangan AS di Suriah, menargetkan setiap rudal dan lokasi peluncur yang terlibat dalam serangan tersebut.
Credit sindonews.com