Brussel (CB) - NATO mengatakan pada Rabu (13/12), mereka
akan menyelesaikan proses pindah ke kantor pusat yang baru sebelum
musim panas tahun depan, terlambat dua tahun lebih dari jadwal semula
setelah tertunda akibat temuan bom Perang Dunia II yang belum meledak
dan kekhawatiran akan serangan siber.
Bangunan futuristik yang terdiri dari panel kaca dan baja, dengan delapan sayap yang saling terkait itu akan menggantikan unit kantor era 1960-an yang awalnya hanya bersifat sementara, tapi dipakai selama setengah abad.
Aliansi dengan 29 anggota tersebut akan memulai tahap akhir pemindahan pada 19 Maret tahun depan dan prosesnya akan memakan waktu 12 pekan, ungkap juru bicara Oana Lungescu kepada AFP.
Proses pindah ke gedung baru ditargetkan rampung sebelum konferensi tingkat tinggi NATO pada 11-12 Juli.
"Proses pemindahan ini merupakan upaya logistik yang rumit, yang tidak tidak hanya melibatkan staf sipil dan militer NATO, tapi juga personel dari perwakilan diplomatik dan militer dari ke-29 sekutu dan 19 negara mitra," kata Lungescu.
"Markas NATO cukup unik di antara organisasi internasional lainnya karena itu juga akan digunakan oleh staf internasional dan perwakilan diplomatik dari sekutu dan mitra."
Gedung tersebut, yang akan menampung sekitar 4.000 staf, berada di lokasi bekas lapangan terbang Belgia yang dibom oleh kedua belah pihak dalam Perang Dunia II, dan Lungescu mengatakan bahwa penemuan bom yang belum meledak itu menyebabkan penundaan.
Pemindahan awalnya dijadwalkan rampung pada 2015.
Waktu tambahan juga diperlukan untuk memastikan sistem teknologi informasi di gedung baru itu cukup aman untuk menahan ancaman perang siber yang semakin meningkat. NATO mengatakan jaringannya menghadapi ratusan serangan siber setiap bulannya.
Seorang narasumber diplomatik mengatakan pembangunan gedung itu kemungkinan menelan dana lebih dari 1,2 miliar euro atau sekitar Rp19,2 triliun.
Bangunan futuristik yang terdiri dari panel kaca dan baja, dengan delapan sayap yang saling terkait itu akan menggantikan unit kantor era 1960-an yang awalnya hanya bersifat sementara, tapi dipakai selama setengah abad.
Aliansi dengan 29 anggota tersebut akan memulai tahap akhir pemindahan pada 19 Maret tahun depan dan prosesnya akan memakan waktu 12 pekan, ungkap juru bicara Oana Lungescu kepada AFP.
Proses pindah ke gedung baru ditargetkan rampung sebelum konferensi tingkat tinggi NATO pada 11-12 Juli.
"Proses pemindahan ini merupakan upaya logistik yang rumit, yang tidak tidak hanya melibatkan staf sipil dan militer NATO, tapi juga personel dari perwakilan diplomatik dan militer dari ke-29 sekutu dan 19 negara mitra," kata Lungescu.
"Markas NATO cukup unik di antara organisasi internasional lainnya karena itu juga akan digunakan oleh staf internasional dan perwakilan diplomatik dari sekutu dan mitra."
Gedung tersebut, yang akan menampung sekitar 4.000 staf, berada di lokasi bekas lapangan terbang Belgia yang dibom oleh kedua belah pihak dalam Perang Dunia II, dan Lungescu mengatakan bahwa penemuan bom yang belum meledak itu menyebabkan penundaan.
Pemindahan awalnya dijadwalkan rampung pada 2015.
Waktu tambahan juga diperlukan untuk memastikan sistem teknologi informasi di gedung baru itu cukup aman untuk menahan ancaman perang siber yang semakin meningkat. NATO mengatakan jaringannya menghadapi ratusan serangan siber setiap bulannya.
Seorang narasumber diplomatik mengatakan pembangunan gedung itu kemungkinan menelan dana lebih dari 1,2 miliar euro atau sekitar Rp19,2 triliun.
Credit antaranews.com