Selasa, 31 Oktober 2017

Muslim AS Gelar Demo Protes Kekerasan Terhadap Rohingya


 Tentara Bangladesh memeriksa seorang pengungsi muslim Rohingya yang menggendong anaknya yang sakit, sebelum mengizinkannya masuk menuju kamp pengungsian di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).
Tentara Bangladesh memeriksa seorang pengungsi muslim Rohingya yang menggendong anaknya yang sakit, sebelum mengizinkannya masuk menuju kamp pengungsian di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).




CB, WASHINGTON -- Ratusan Muslim dari berbagai ormas Islam di Amerika Serikat (AS) menggelar demonstrasi di depan Gedung Putih, Ahad (29/10). Mereka memprotes kekerasan terhadap Rohingya di Myanmar dan meminta AS mengambil tindakan guna mengakhirinya.

Aksi ini diikuti oleh beberapa organisasi Muslim, antara lain Council on American-Islamic Relations (CAIR), Islamic Society of North America (ISNA), Muslim American Society (MAS), dan lainnya. Mereka membawa spanduk yang mengecam pemerintahan Myanmar, beberapa di antaranya bertuliskan "Hentikan genosida di Rakhine sekarang" dan "Selamatkan saudara-saudara kita di Myanmar".

Dalam aksinya, massa dari berbagai ormas Islam tersebut mendesak pemerintahan Donald Trump untuk bertindak lebih efektif dalam merespons kekerasan di Rakhine serta menggunakan pengaruhnya terhadap pemerintah Myanmar. "Jika ini bukan genosida, saya tidak tahu disebut apa ini," ujar Oussama Jammal, Sekretaris Jenderal Dewan Organisasi Muslim AS (USCMO), dalam aksi tersebut, dikutip laman Anadolu Agency.

Presiden Pusat All Dulles Area Muslim Society (ADAMS) Seyid Mukher mengatakan, bahwa Muslim AS harus memberi kesan kepada pemerintah AS untuk bertindak melawan kekerasan terhadap Rohingya di Rakhine. "Genosida ini terjadi di negara bagian Rakhine kemarin. Kekerasan terjadi hari ini, tapi seharusnya tidak terjadi besok," ucapnya.

Kendati demonstrasi ini cukup riuh oleh massa, namun aksi berakhir tanpa ada gesekan. Massa dari berbagai ormas Islam itu bubar setelah menyampaikan dan menyuarakannya tentang kekerasan terhadap Rohingya.

Departemen Luar Negeri AS, pada Ahad, mengatakan, bahwa delegasi AS yang dipimpin oleh Asisten Sekretaris Menteri Luar Negeri Simon Henshaw akan menggelar pertemuan di Myanmar dan Bangladesh. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas kekerasan yang masih berlangsung di Rakhine serta akses bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di zona perbatasan Bangladesh.

"Delegasi akan bertemu dengan berbagai pemangku kepentingan guna membahas tanggapan AS dan internasional terhadap krisis yang sedang berlangsung dan untuk mengeksplorasi solusi jangka panjang," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

Pertemuan antara delegas AS dengan pejabat dari Bangladesh dan Myanmar akan digelar kembali pada 4 November mendatang. Lebih dari 600 ribu etnis Rohingya telah meninggalkan Rakhine, Myanmar, menuju Bangladesh.

Kini ratusan ribu pengungsi Rohingya hidup di kamp dan tenda-tenda pengungsi di zona perbatasan Bangladesh. Mereka hanya mengandalkan bantuan kemanusiaan dari dunia internasional untuk bertahan hidup.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Seribu Hunian Rohingya dari Masyarakat RI Segera Dibangun


Seribu Hunian Rohingya dari Masyarakat RI Segera Dibangun
Ilustrasi pengungsi di Kamp Kutupalong. (Reuters/Rafiqur Rahman)


Jakarta, CB -- Seribu hunian untuk pengungsi Rohingya hasil sumbangan masyarakat Indonesia akan mulai dibangun di Cox's Bazar, Bangladesh, mulai November mendatang.

Pembangunan hunian hasil sumbangan yang disalurkan melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) itu akan dilaksanakan pada pekan pertama November di Blok EE, Kamp Ukhiya, Kutupalong, Cox's Bazar.

“Izin Alhamdulillah sudah kami dapatkan beberapa hari lalu. Saat ini, hanya tinggal menunggu eksekusi pembangunannya. Total 1000 shelter nanti akan menempati area sekitar 15 hektar,” tutur Direktur Respons Kemanusiaan Global ACT, Bambang Triyono.


Menurut Bambang, hunian sementara ini akan dibangun dengan bambu sehingga lebih kuat ketimbang tempat penampungan sekarang yang hanya beratapkan terpal dan beralaskan tanah.



Bambang memaparkan, 1.000 shelter atau hunian sementara yang dibuat akan terdiri dari beberapa set. Setiap set terdiri dari 12 pintu. Secara keseluruhan, akan ada 84 set unit hunian sementara.

“Pembangunannya akan dilakukan bertahap. Sekitar 12 atau 24 unit dalam satu atau dua set akan kita bangun dengan memindahkan terlebih dahulu 25 keluarga dari 25 tenda. Setelah shelter jadi, mereka baru akan dipindahkan kembali ke shelter yang baru,” ujar Bambang.

Jika pola pembangunan sesuai dengan jadwal, 1.000 unit hunian baru bagi pengungsi Rohingya itu diperkirakan bakal rampung dalam dua bulan ke depan.



Tak hanya membangun hunian sementara, tim ACT juga akan menyediakan fasilitas umum penunjang hidup lainnya, seperti madrasah atau masjid.

“Nanti di antara 1000 shelter itu akan dibangun pula 8 masjid, kemudian 8 sekolah dengan masing-masing 6 ruangan kelas. Lalu, untuk sanitasi akan ada sekitar 336 toilet tersebar di tiap sudut shelter,” kata Bambang, sebagaimana dilansir dalam pernyataan resmi ACT.

Segala fasilitas bantuan ini akan berdiri di Kamp Pengungsian Kutupalong, kamp yang menampung pengungsi Rohingya paling banyak di Cox's Bazar. Merujuk pada data per 26 Oktober, ada lebih dari 425.500 pengungsi berjejalan di kamp ini.

Isu pengungsi Rohingya ini kembali menjadi sorotan setelah bentrokan antara militer dan kelompok bersenjata Myanmar pecah pada 25 Agustus lalu.

Bentrokan itu dipicu oleh serangan kelompok bersenjata Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) ke sejumlah pos polisi dan satu pangkalan militer di Rakhine, Myanmar.

Militer pun menggencarkan operasi untuk membersihkan tanah Rakhine dari ARSA. Namun ternyata, militer tak hanya menggempur ARSA, tapi juga sipil Rohingya hingga merenggut setidaknya 1.000 nyawa dan membuat lebih dari 500 ribu orang kabur ke Bangladesh.





Credit  cnnindonesia.com




KRI I Gusti Ngurah Rai Perkuat Poros Maritim


KRI I Gusti Ngurah Rai Perkuat Poros Maritim Ilustrasi alutsista laut RI. (Foto: SAFIR MAKKI)


Jakarta, CB -- Kapal perang I Gusti Ngurah Rai-332 (KRI GNR-332) resmi diserahterimakan dari perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS), kepada TNI AL, di Surabaya, Senin (30/10). Kapal ini jadi jenis yang kedua yang didapat Indonesia.

"Keberadaan kapal ini dapat menunjang terwujudnya Angkatan Laut Indonesia yang berkelas dunia serta terwujudnya Indonesia menjadi poros maritim dunia," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dalam keterangan tertulis yang diterima CNNINdonesia.com, Selasa (31/10).

Peresmian KRI GNR-332 dilakukan oleh Ryamizard bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi, di Dermaga Dock Semarang PT PAL Surabaya.





KRI GNR-332 merupakan kapal hasil kerja sama dengan sistem alih teknologi antara PT PAL dengan DSNS. Kapal pertama sudah diserahterimakan pada awal tahun 2017 dari perusahaan yang sama. Kedua kapal ini merupakan bagian dari proyek SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach).

Ryamizard melanjutkan, masuknya KRI GNR-332 di jajaran TNI AL sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) dan Minimum Essential Force (MEF) TNI. Karenanya ia berharap, kapal tersebut mengerek kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugasnya menjaga keamanan di wilayah laut Indonesia, melaksanakan tugas diplomasi TNI AL, serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut Indonesia.

"Saya yakin hadirnya kapal ini akan memperkuat jajaran TNI AL dan mampu menegakkan keutuhan NKRI dan hukum di laut sesuai hukum nasional dan internasional," katanya.

Dari keterangan tertulis Dinas Penerangan TNI AL, KRI GNR-332 ini termasuk dalam jenis kapal Perusak Kawal Rudal (PKR). Ia memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft (badan kapal yang masuk ke dalam air) termasuk sonar 5,73 meter, bobot 3.216 ton, dengan kecepatan hingga 28 knot dan menampung 120 kru kapal.

KRI GNR-332 disebut mampu melakukan perang di empat matra sekaligus. Yakni, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara pesawat tempur, dan perang elektronika. Selain itu, kapal ini juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.


Beberapa persenjataan yang dimiliki KRI ini diantaranya adalah meriam utama OTO Melara 76/62 mm super rapid gun, rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkauannya mencapai 180-200 km.

Tak hanya itu, KRI GNR-332 juga memiliki rudal SAM Anti Serangan Udara Mica yang dirancang bisa dioperasikan dalam waktu singkat, di segala cuaca, serta memiliki jarak jangkauan 20-25 km, dan dilengkapi dengan Terma SKWS Decoy Launching System.

KRI GNR-332 juga dilengkapi dengan torpedo AKS A-244S, yang merupakan torpedo jenis ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus untuk mengincar sasaran di perairan laut dangkal. Di samping itu, kapal ini juga dilengkapi dengan Meriam Close In Weapon System (CIWS) Millenium Gun 35mm yang berfungsi menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

KRI ini juga memiliki desain siluman atau stealth. Teknologi yang melengkapinya antara lain infra red signature, low noise signature yang menjadikan kapal sulit terdeteksi oleh radar kapal lain, serta memiliki ketahanan berlayar mencapai 20 hari.

Selain peresmian KRI GNR-332, dilakukan pula pengangkatan Kolonel Laut (P) Endra Hartono menjadi Komandan KRI GNR-332.



Ryamizard mengimbau kepada seluruh awak KRI GNR-332 untuk merawat dan mengoperasikan kapal dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

"Saya berharap Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dan seluruh prajurit harus bangga terpilih menjadi pengawak KRI ini. Saya instruksikan kalian untuk merawat kapal ini dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat," tutupnya.




Credit  cnnindonesia.com






Indonesia Bakal Produksi Alat Detektor Sinyal Nuklir



Indonesia Bakal Produksi Alat Detektor Sinyal Nuklir
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bappeten). Logo/IST



JAKARTA - Konsorsium dalam negeri akan memproduksi alat detektor sinyal nuklir atau Radiology Delta Monitoring System (RDMS). Rencananya konsorsium tersebut akan mulai memproduksi RDMS tahun depan.

"Ada konsorsium yang akan membuat RDMS untuk mengurangi impor. Jadi (alat ini) akan diproduksi di dalam negeri," ujar Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istianto, saat tampil sebagai pembicara pada Penganugerahan Bapeten Safety and Security Award 2017 di Jakarta, akhir pekan lalu.

Jazi mengungkapkan, konsorsium tersebut terdiri atas Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), PT LEN Industri, dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Saat ini, kata Jazi, konsorsium tersebut sedang melakukan uji coba pembuatan RDMS.

Selama ini, pengadaan RDMS masih bergantung impor dari Eropa. Apabila uji coba tersebut berhasil, kata Jazi, impor RDMS akan dihentikan. "Kalau berhasil, akan kita produksi massal. Saat ini prototipenya sudah selesai, tapi belum tahu apakah bisa langsung diproduksi atau enggak," ungkap Jazi.

Jazi mengatakan, saat ini Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan mengkaji anggaran untuk proteksi nuklir sehingga saat ini pengadaan impor tidak terlalu membebani Bapeten. "Bappenas memasukkan program kita soal peningkatan infrastruktur keamanan nuklir masuk di anggaran," kata Jazi.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi Bapeten Khoirul Huda mengatakan, Indonesia membutuhkan 126 sinyal proteksi nuklir. Saat ini RDMS baru terpasang enam pemancar di Indonesia. "Sekarang ini baru ada enam di Pulau Jawa," katanya.

Khoirul menyebutkan, RDMS yang dipasang kebanyakan produk impor dari Eropa. Bapeten mengusahakan pengadaan alat setiap tahun tergantung dari anggaran yang ada. "Impor dari Eropa kebanyakan RDMS. Kita usahakan setiap tahun," ungkap Khoirul.

Khoirul mengatakan tentang perlunya partisipasi masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan terhadap penggunaan atau pemanfaatan energi nuklir. "Dalam hal penyelenggaraan perizinan, kami sudah menerapkan perizinan secara online sehingga lebih mudah bagi pengguna, lebih transparan, akuntabel, dan tentunya prosesnya lebih cepat," tutur Khoirul.




Credit  sindonews.com



Indonesia dalam Ancaman Radiasi Nuklir


Indonesia dalam Ancaman Radiasi Nuklir
Ilustrasi Bendera Merah Putih. Foto/SINDOphoto/Dok


JAKARTA - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menilai ancaman keamanan Indonesia terhadap masuknya potensi radiasi nuklir sangat besar. Apalagi sampai saat ini dari 172 pelabuhan pintu masuk di Indonesia, hanya ada enam radiation portal monitor (RPM) yang dimiliki negara ini.

Enam RPM itu ada di Pelabuhan Bitung (Sulawesi Utara), Soekarno Hatta (Makassar), Belawan (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Batu Ampar (Batam), dan Tanjung Emas (Semarang).

Menurut Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto, kebutuhan memiliki RPM sangat mendesak. Di tengah ancaman terorisme yang menguat, maka Indonesia membutuhkan peningkatan keamanan terhadap potensi penggunaan nuklir untuk terorisme.

“Ancaman nuklir itu nyata,” kata Jazi dalam Konferensi Informasi Pengawasan (Korinwas) keamanan nuklir nasional di Jakarta, kemarin.

Salah satu contoh nyata ancaman radiasi nuklir adalah kejadian bom di Bandung baru-baru ini. Dalam kasus itu, menurut Jazi, pelaku memanfaatkan kaos lampu petromax yang mengandung zat radioaktif thorium.

"Sebenarnya kadarnya kecil, namun ini menjadi kewaspadaan juga. Karena mereka pasti belajar," katanya.

Oleh karena itulah, menurut Jazi, dengan demikian infrastruktur keamanan nuklir nasional perlu dibangun, antara lain dengan peraturan perundang-undangan dan koordinasi dan kerja sama antar institusi pemerintah terkait.

Selain itu juga perlu kerja sama regional maupun internasional, peralatan dan fasilitas, sumber daya manusia untuk upaya pencegahan, serta deteksi dan penanggulangan.

Jazi menambahkan, untuk meningkatkan keamanan dari potensi bahaya radiasi nuklir, Presiden Joko Widodo juga sudah meminta agar ada pemasangan RPM di seluruh pintu masuk ke NKRI.

Selain peningkatan infrastruktur keamanan, Indonesia juga membutuhkan program peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM dibidang keamanan nuklir, serta pertukaran data dan informasi dalam bidang keamanan nuklir.

Deputi Perizinan dan Inspeksi Bapeten Khoirul Huda menambahkan, dalam kasus bom petromax di Bandung, pemerintah sudah melakukan pembatasan produksi kaos lampu petromax.

"Kebutuhan petromax juga makin kecil," katanya.

Dia juga menyebutkan, perlu ada kajian yang lebih dalam apakah dalam kasus tersebut, pelaku memang sengaja membuat bom dengan memanfaatkan potensi radiasi atau ketidaksengajaan. 

Untuk menekan potensi penyalahgunaan materi radioaktif, menurut Khoirul, memang pemerintah perlu segera memasang RPM di seluruh pintu masuk NKRI.

Bahkan ke depan, pemasangan RPM juga perlu dilakukan di pintu keluar. Sebab, banyak negara yang sudah mewajibkan barang yang di impor melewati RPM terlebih dahulu sebelum masuk ke negaranya.



Credit  sindonews.com





Berantas Sisa ISIS, Duterte Rekrut 10 Batalion Militer Baru


Berantas Sisa ISIS, Duterte Rekrut 10 Batalion Militer Baru
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memerintahkan panglima militer negaranya merekrut dan memimpin 10 batalion baru demi memberangus militan ISIS yang dikhawatirkan masih tersisa di Marawi. (Reuters/Erik De Castro)


Jakarta, CB -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memerintahkan panglima militer negaranya, Rey Leonardo Guerrero, untuk merekrut dan memimpin 10 batalion baru demi memberangus militan ISIS yang dikhawatirkan masih tersisa di Marawi.

"Kami diinstruksikan untuk mengatur puluhan batalion tambahan. Kami benar-benar berniat menekan dan mempertahankan usaha mengalahkan semua [militan] dan menyelesaikan resolusi konflik bersenjata di negara ini," ucap Guerrero, Minggu (29/10).

Langkah ini dilakukan menyusul peringatan Duterte kepada angkatan bersenjatanya untuk tetap waspada ancaman teror meski militer telah menaklukkan ISIS setelah bertarung selama lima bulan di Marawi.



Duterte pun sudah mendeklarasikan Marawi bebas dari cengkraman ISIS pada 17 Oktober lalu, tak lama setelah militer membunuh Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf yang disebut-sebut sebagai "emir" ISIS di Asia Tenggara.


Omarkhayam Maute, salah satu pemimpin kelompok pemberontak Maute yang berbaiat kepada ISIS, juga dilaporkan tewas dalam operasi itu. Konflik lima bulan yang sudah menewaskan 1.100 orang, termasuk 165 anggota angkatan bersenjata, pun dinyatakan usai.

Selain ISIS, Guerrero juga diinstruksikan presiden untuk memberantas sejumlah kelompok pemberontak lain, seperti Tentara Rakyat Baru yang memiliki sekitar 4.000 personel.



Pemerintah juga telah bernegosiasi dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan meminta kelompok separatis tersebut membantu militer memberangus kelompok pemberontak kecil lainnya yang berbaiat kepada ISIS di negara itu.

MILF sendiri sebelumnya juga melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Namun, mereka akhirnya melaksanakan perundingan damai dengan pemerintah.

Perundingan itu sempat terhenti karena Filipina berkonsentrasi memberantas sejumlah serangan teror. Kini, Guerrero memastikan bahwa perundingan damai itu akan tetap berlanjut.

"Kami juga telah memiliki jadwal serta target yang jelas dan saya berniat memenuhi itu. Militer memiliki program jangka panjang dan itu semua akan berjalan tanpa bergantung siapa pemimpinnya," ujar Guerrero, sebagaimana dikutip Reuters.




Credit  cnnindonesia.com





Duterte kepada Amerika: Setop Ancam Kim Jong-un


Duterte kepada Amerika: Setop Ancam Kim Jong-un
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mendesak Amerika Serikat berhenti mengancam pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, untuk menghindari perang nuklir. (Reuters/Erik De Castro)


Jakarta, CB -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mendesak Amerika Serikat berhenti mengancam pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, untuk menghindari perang nuklir.

"Kalian seharusnya meredam, menghentikan ancaman, akan sama saja untuk Amerika. Pastikan saja kepada dia (Kim Jong-un) bahwa tak ada yang mengincar dia," ujar Duterte, Senin (30/10).

Duterte mengatakan, cara terbaik untuk meredam ambisi rudal dan nuklir Korut adalah dengan perundingan. Ia pun meminta AS, Jepang, China, dan Korea Selatan untuk duduk bersama Korut.


"Katakan kepada dia (Kim Jong-un) bahwa tak ada yang mengancam dia, bahwa tidak akan ada perang," ucap Duterte, sebagaimana dikutip Bloomberg.



Selama ini, Korut memang mengatakan bahwa mereka akan tetap mengembangkan program rudal dan nuklirnya selama masih ada ancaman dari AS yang terus menggelar latihan militer bersama Korsel di perbatasan dengan negaranya.

Sejak awal tahun ini, Korut pun terus memamerkan kapabilitas persenjataannya melalui sejumlah uji coba rudal yang dua di antaranya melintasi wilayah Jepang. Korut bahkan dilaporkan menguji coba bom hidrogen, menambah khawatir dunia.

Menurut Duterte, isu rudal dan nuklir ini pun akan menjadi pokok bahasan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada hari ini.


Selain isu Korut, Duterte juga akan membahas kerja sama kedua negara. Ia juga dilaporkan bakal meminta bantuan Jepang dalam upaya pembangunan kembali Marawi pasca perang melawan ISIS selama lima bulan belakangan di kota itu.

Pertemuan ini diperkirakan akan berjalan lancar mengingat kedekatan kedua pemimpin negara yang sudah terlihat sejak Januari lalu, ketika Abe bertandang ke rumah Duterte, sementara dunia mengecam kampanye perang narkoba kontroversial sang presiden Filipina.




Credit  cnnindonesia.com


Duterte: Harus Ada Orang yang Berbicara pada Kim Jong-un


Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.


CB, TOKYO -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan seseorang harus berbicara kepada Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Menurutnya, seseorang itu perlu untuk meyakinkan Kim tidak ada orang yang ingin menyingkirkannya atau menghancurkan Korut.

Duterte menyampaikan hal itu, Ahad (29/10), satu hari sebelum mengunjungi Jepang. Selain menandatangani perjanjian bantuan lima tahun sebesar 8,8 miliar dolar AS, Duterte juga berharap bisa berdiskusi tentang ancama nuklir Korut dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden AS Donald Trump bulan depan di Manila.

Duterte mengatakan AS, Jepang dan Korea Selatan perlu meyakinkan Kim tidak ada yang mengancamnya dan meminta Kim berhenti mengancam dengan serangan nuklir.

"Kalian harus ingat dialah pemimpin rakyatnya. Seharusnya ada yang bilang, 'Temanku, mari kita bicarakan hal ini', nyatanya tidak ada yang berbicara dengannya," kata Duterte di Davao.

Di Tokyo, Duterte berbicara dengan pejabat negara, bertemu dengan pengusaha Jepang dan beraudiensi dengan kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko. Dia memuji Jepang sebagai teman sejati Filipina.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Ini Tujuan AS Terbangkan Pesawat B-2 Berkemampuan Nuklir ke Pasifik


Ini Tujuan AS Terbangkan Pesawat B-2 Berkemampuan Nuklir ke Pasifik
Pesawat pembom siluman B-2 Spirit berkemampuan nuklir Amerika Serikat. Foto/REUTERS/Lance Cheung


WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa pesawat pembom siluman berkemampuan nuklir B-2 telah diterbangkan ke wilayah Pasifik akhir pekan lalu. Pesawat berbahaya ini dikirim menjelang lawatan Presiden Donald Trump ke Asia dan di saat krisis Korea Utara (Korut) memanas.

“Sebuah B-2 Spirit dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman melakukan misi jarak jauh ke wilayah tanggung jawab Komando Pasifik akhir pekan ini (kemarin),” kata Komando Strategis AS (US STRATCOM) dalam sebuah pernyataan.

Komando Strategis juga mengungkap sekilas tujuan dari misi penerbangan B-2. ”Misi jarak jauh membiasakan awak pesawat dengan basis udara dan operasi dalam perintah pertempuran di kondisi geografis yang berbeda, yang memungkinkan mereka mempertahankan tingkat kesiapan dan kemampuan yang tinggi,” lanjut pernyataan US STRATCOM, yang dikutip dari akun Facebook-nya, Senin (30/10/2017).

“Misi ini memvalidasi kemampuan serangan global kami selalu siap dan merupakan komitmen demonstrasi nyata terhadap sekutu kami serta untuk meningkatkan keamanan regional.”

Meski demikian, Komando Pusat AS menolak merinci jalur penerbangan pesawat pembom B-2, termasuk lokasi pendaratannya.

Berkantor pusat di Hawaii, Komando Pasifik AS (USPACOM) bertanggung jawab atas wilayah Indo-Asia-Pasifik, wilayah yang mencakup lebih dari 100 juta mil persegi. USPACOM adalah komando terbesar pasukan AS dengan sekitar 375.000 personel militer dan sipil serta 1.100 pesawat terbang.

USPACOM juga bertanggung jawab mengarahkan operasi Armada Pasifik AS yang menggabungkan sekitar 200 kapal yang terbagi antara lima armada tempur kapal induk yang membawa 130.000 pelaut militer dan sipil.

Presiden Trump sendiri dijadwalkan memulai lawatannya ke Jepang pada tanggal 5 November 2017. Sebelum perjalanan Trump, Menteri Pertahanan AS James Mattis telah lebih dulu lawatan ke Korea Selatan untuk membahas krisis nuklir Korut. Kunjungan Mattis juga sebelumnya diawali dengan penerbangan pesawat pembom B-2. 




Credit  sindonews.com





Ancaman Perang Meningkat, Korut Gelar Latihan Evakuasi Massal



Ancaman Perang Meningkat, Korut Gelar Latihan Evakuasi Massal
Korut dilaporkan melakukan latihan evakuasi massal di tengah ketegangan Semenanjung Korea. Foto/Istimewa


PYONGYANG - Korea Utara (Korut) telah melakukan evakuasi massal langka dan latihan kegagalan pasokan listrik di seluruh negeri dalam persiapan perang. Latihan itu dilakukan muncul akhir pekan ini.

Beberapa sumber mengatakan bahwa latihan tersebut telah terjadi di kota-kota sekunder dan tersier, terutama di sepanjang pantai timur, namun tidak di ibu kota, Pyongyang.

Kabar ini datang di tengah eskalasi ketegangan antara negara itu dengan Amerika Serikat (AS) setelah serangkaian uji coba nuklir dan rudal, termasuk rudal balistik antar benua (ICBM) yang mampu menyerang daratan Amerika.

Para ahli terbelah mengenai apakah latihan Korut yang tidak biasa itu adalah tanda bahwa rezim tersebut merasa lebih terancam daripada sebelumnya, atau ingin menciptakan persepsi bahwa mereka menjaga warganya.

"Saya belum pernah mendengar tentang jenis latihan ini sebelumnya di Korea Utara, tapi saya tidak terkejut," Chun In-bum, seorang letnan jenderal bintang tiga Korea Selatan (Korsel) yang baru saja pensiun.

"Mereka harus menyadari betapa serius situasinya," sambungnya seperti disitir Telegraph dari NK News, Minggu (29/10/2017).

Tapi Christopher Green, kandidat PhD di University of Leiden, Jerman, berpendapat bahwa tidak jelas apakah masalah keamanan mendorong hal ini atau keinginan untuk menggambarkan citra pemerintah yang memiliki kepentingan atas keamanan.

Eks warga Korut telah mengungkapkan tentang latihan Serangan udara sering dilakukan selama masa ketegangan tapi tidak dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 1994, selama konfrontasi dengan Washington mengenai ambisi nuklir Pyongyang, latihan serangan udara dilaporkan setiap hari terjadi.

Pada tahun 2013, ketika hubungan dengan Korsel tegang, Korut juga mengembangkan rasa krisis dengan meminta kendaraan Pyongyang untuk menutupi atap mereka dengan jaring kamuflase.

Beberapa analis berpendapat bahwa pernyataan berapi-api dari Presiden AS Donald Trump mungkin telah menciptakan ketakutan yang sebenarnya. 

Di Majelis Umum PBB pada bulan September, Trump mengancam untuk "benar-benar menghancurkan" Korut jika diprovokasi. Militer AS juga telah menggenjot penempatan militer di dekat semenanjung Korea.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis yang tengah melakukan kunjungan ke Korsel mengatakan bahwa ancaman rudal nuklir Korut telah meningkat.

"Korea Utara telah mempercepat ancaman yang ditimbulkannya kepada negara-negara tetangganya dan dunia melalui program rudal dan senjata ilegal dan tidak perlu," katanya, menambahkan bahwa kolaborasi militer dan diplomat AS-Korsel telah mengambil "urgensi baru."

Mattis memperingatkan bahwa AS tidak akan pernah menerima nuklir utara dan respons militer AS akan luar biasa terhadap diktator Kim Jong-un.


Credit  sindonews.com



Taiwan akan tingkatkan anggaran pertahanan


Taiwan akan tingkatkan anggaran pertahanan
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, melambaikan tangannya saat ia menaiki kapal selam kelas Hai Lung (SS-794) dalam kunjungannya ke pangkalan Angkatan Laut Taiwan, di Kaohsiung, Taiwan, Selasa (21/3/2017). (REUTERS/Tyrone Siu)
... senang melihat janji-janji Amerika Serikat pada perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik...

Taipei, Taiwan (CB) - Taiwan memahami kebutuhan pengeluaran lebih banyak untuk pertahanannya dan akan terus meningkatkan anggaran militernya, kata Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, dalam kunjungannya ke Hawaii, yang memicu kemarahan Beijing.

Tsai mengunjungi Hawaii pada akhir pekan lalu dalam perjalanannya ke tiga sekutu diplomatik Taiwan di Pasifik, meskipun China, yang menganggap Taiwan provinsi membangkang, meminta Amerika Serikat menghentikan perjalanan Tsai itu.

Perjalanan itu dilakukan kurang dari dua minggu sebelum Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berkunjung ke Beijing.

China meningkatkan tekanan terhadap Taiwan sejak Tsai berkuasa pada tahun lalu, mencurigai dia ingin mendorong kemerdekaan resmi dengan melakukan lebih banyak pelatihan militer di sekitar pulau itu, dan perlahan melepas sekutu diplomatiknya, yang sedikit dan masih tersisa.

Tsai menjelaskan hubungan Taiwan-Amerika Serikat sebagai bentuk keramahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam komentar yang dikeluarkan oleh Kantor Presiden Taiwan, Senin.

"Kami senang melihat janji-janji Amerika Serikat pada perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik, dan dari pertemuan dengan Amerika Serikat, kami memahami pentingnya meningkatkan investasi di bidang pertahanan," katanya mengutip pernyataan itu.

Taiwan telah meningkatkan pengeluaran untuk bidang pertahanan tahun ini dan akan terus melakukannya, ujar Tsai saat bertemu dengan dua anggota wadah pemikir Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan Taiwan belum memiliki hubungan diplomatik formal sejak Washington menjalin hubungan dengan Beijing pada 1979, namun Amerika Serikat terikat oleh undang-undang untuk memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan negaranya.

Taiwan dipersenjatai dengan baik dengan sebagian besar senjata buatan AS, namun telah mendorong penjualan peralatan yang lebih canggih, seperti jet tempur, untuk menangani ancaman yang berkembang dari China dan angkatan bersenjatanya yang termodernisasi dengan cepat.

China tidak pernah membantah penggunaan kekuatan agar membawa Taiwan di bawah kendalinya. China sering menyebut Taiwan sebagai isu paling sensitif dan penting antara China dan Amerika Serikat, serta telah kecewa dengan langkah AS untuk memperluas pertukaran militer dengan Taiwan dan melanjutkan penjualan senjata AS ke pulau tersebut.

Kunjungan Tsai di Hawaii termasuk dalam lawatan peringatan Pearl Harbor, perjamuan dengan masyarakat Taiwan di luar negeri, dan pidato bersama dengan Duta Besar James F. Moriarty, kepala perwakilan diplomatik AS di Taiwan, yang juga dikenal sebagai Lembaga Amerika di Taiwan.



Credit  antaranews.com





Israel dan Palestina Gelar Pertemuan Tingkat Menteri


Israel dan Palestina Gelar Pertemuan Tingkat Menteri
Salah satu sudut wilayah di Tepi Barat. Otoritas Palestina dan Israel menggelar petemuan awal pekan ini di Ramallah, Tepi Barat. (REUTERS/Ronen Zvulun)


Jakarta, CB -- Palestina dan Israel melakuan pertemuan tingkat tinggi di Ramallah, sebaagai upaya merundingkan perjanjian perdamaian.

Seperti dikutip dari AFP, pertemuan itu berlangsung pada awal pekan ini di Ramallah, Tepi Barat. Disebutkan itu merupakan bagian dari upaya perundingan damai yang didorong pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepresidenan Donald Trump.




Utusan khusus Donald Trump untuk negosiasi itu, Jason Greenblatt, menulis di Twitter bahwa pertemuan yang berlangsung di Ramallah itu dihadiri Perdana Menteri Palestia Rami Hamdallah, Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon, dan pejabat tinggi kementerian pertahanan Israel, Upav Mordechai.

“Langkah maju yang begitu bermakna pada persoalan-persoalan kunci ekonomi — pendapatan, cukai, dan investasi — yang membantu untuk mendorong mencarikan perdamaian,” kata Greenblatt.

Sementara itu, kantor berita Palestina (WAFA) menyatakan menteri keuangan Palestina, Shukri Bishara juga ada dalam pertemuan tersebut, termasuk kepala intelijen Majid Faraj.

WAFA memberitakan pertemuan tersebut berlangsng di sebuah gedung yang berada di wilayah Tepi Barat yang dicaplok Israel. WAFA memberitakan salah satu yang paling hangat dibicarakan adalah tentang pengangkatan blokade atas Jalur Gaza serta proyek ekonomi bersama.




Sementara itu, surat kabar Israel, Haaretz, memberitakan pertemuan itu adalah yang kedua setelah pertemuan yang juga dihadiri partisipan sama enam bulan lalu. Adapun proyek ekonomi gabungan adalah zona industri di desa Tarkumia, Tepi Barat, yang akan mempekerjakan pemukim Israel juga warga Palestina.

Pada saat yang hampir bersamaan, di awal pekan ini, otoritas Israel menghancurkan terowongan bawah tanah di perbatasan jalur Gaza. Itu merupakan salah satu tindakan preventif Israel terhadap ancaman kelompok pejuang Palestina yang berupaya menggali terowongan bawah tanah di perbatasan.



Credit  cnnindonesia.com




Warga Palestina Tewas dalam Pengeboman Israel atas Terowongan

Warga Palestina Tewas dalam Pengeboman Israel atas Terowongan

Ilustrasi terowongan bawah tanah. (REUTERS/Zohra Bensemra)


Jakarta, CB -- Israel meledakkan terowongan bawah tanah yang dibangun pejuang Palestina di perbatasan Jalur Gaza, Senin (30/10).

Seperti dilansir AFP mengutip dari rilis Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut, setidaknya tiga warga Palestina tewas dan lainnya luka-luka akibat serangan itu. Juru Bicara Kemenkes, Ashraf al-Qudra, menyatakan tiga warga Palestina yang tewas itu adalah Ahmed Abu Armanah, Omar al-Faleet, dan Misbah Shubir.




Shubir diketahui bagian dari pejuang sayap kanan Hamas, sementara dua lainnya dari kelompok sekutunya.

Terkait peledakan terowongan bawah tanah tersebut, Israel memberikan peringatan kepada Hamas untuk tak melakukan aksi balas dendam, dan mengancam untuk merespon balik andai mereka diserang.

Juru bicara militer Israel, Letkol Jonathan Conricus, mengatakan terowongan yang dihancurkan pada Senin (30/10) itu sedang dalam proses penggalian dari kota Gaza di Khan Younis untuk menyeberangi perbatasan.




Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji teknologi militernya dalam menemukan terowongan-terowongan bawah tanah tersebut. Tak ada keterangan mendetail lagi yang diberikan Netanyahu perihal teknologi tersebut, namun dilansir dari Reuters, Israel telah membangun sensor antiterowongan bawah tanah sepanjang 60 km di perbatasan Gaza. Proyek senilai US$1,1 miliar itu ditargetkan selesai pada pertengahan 2019.

“Kami menilai Hamas bertanggung jawab atas segalanya [keributan] yang berasal dari perbatasan, dan membawa orang-orang di bawah otoritasnya, untuk menubruk kedaulatan kita,” ujar Netanyahu dalam pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Likud.




Credit  cnnindonesia.com


Israel Tahan 23 Warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem


Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel
Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel


CB, YERUSALEM -- Pasukan keamanan Israel menangkap dan menahan 23 warga Palestina, termasuk di dalamnya wanita dan mahasiswa di Tepi Barat dan Yerusalem, Senin (30/10) dini hari waktu setempat. Penangkapan ini menjadi operasi penangkapan yang kesekian kali yang dilakukan Israel di daerah tersebut.
Palestinian Prisoners Society (PPS) yang mengonfirmasi penangkapan tersebut mengungkapkan pasukan Israel menahan sembilan warga Palestina dari distrik Tulkarm. Empat mahasiswa Palestina asal Hebron, masing-masing dari Ramallah, Jenin, Betlehem, dan Salfit.
Tentara (Israel) juga menahan anak di bawah umur di wilayah Nablus, ungkap PPS, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA News Agency. Di Yerusalem Timur, polisi Israel menahan seorang warga Palestina bernama Amal Abu Sneineh.
Polisi juga menahan dua warga Palestina dari Kota Tua Yerusalem. Tidak ada alasan yang diberikan untuk penangkapan ini.
Pekan lalu, Israel juga menangkap dan menahan 19 warga Palestina di Tepi Barat. Sama seperti kasus terbaru, Israel tidak memberi alasan terkait penangkapan tersebut.
Menurut dokumentasi PBB, antara 26 September hingga 9 Oktober 2017, pasukan Israel telah melakukan operasi pemburuan dan penangkapan di Tepi Barat. Dalam operasi itu, 205 warga Palestina telah ditahan, termasuk di dalamnya sembilan anak-anak.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID







WFP: makanan jadi "senjata perang" di Yaman


WFP: makanan jadi
Sejumlah perempuan mengambil air minum dari keran umum saat terjadi wabah kolera di Sanaa, Yaman, Jumat (13/10/2017). (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi/djo/17)



Riyadh, Arab Saudi (CB) - Di luar serangan udara, baku tembak dan blokade pelabuhan, makanan kini menjadi bagian dari "senjata perang" di Yaman, kata Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP), karena jutaan orang menghadapi bencana kelaparan yang akan datang.

"Yaman di ambang kelaparan. Kolera memperparah krisis pangan dramatis. Makanan digunakan sebagai senjata perang," kata pejabat WFP Elisabeth Rasmussen dalam konferensi mengenai bantuan untuk Yaman yang diselenggarakan oleh Arab Saudi pada Minggu.

Konflik Yaman sudah merenggut lebih dari 8.650 korban jiwa sejak 2015, saat koalisi militer pimpinan Arab Saudi bergabung dalam perang pemerintah melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran dan sekutu mereka, mantan presiden Ali Abdullah Saleh.

Lama menjadi negara termiskin di dunia Arab, konflik di Yaman menyebabkan tujuh juta orang berisiko kelaparan dan sekitar 17 juta orang -- 60 persen dari keseluruhan populasi -- menghadapi kerawanan pangan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sebanyak 2.100 orang sudah meninggal karena kolera sejak April karena rumah sakit kesulitan mendapatkan pasokan kebutuhan pokok di tengah blokade di pelabuhan-pelabuhan dan bandara internasional utama negara tersebut.

Kedua pihak dalam konflik itu dituduh gagal melindungi warga sipil dalam situasi yang disebut PBB sebagai "krisis kemanusiaan terbesar di dunia".

Koalisi pimpinan Saudi, yang menguasai wilayah udara Yaman dan beberapa pelabuhan, bulan ini dimasukkan ke dalam daftar hitam PBB karena "pembunuhan dan membuat anak-anak cacat".

Sementara jalanan di dalam ibu kota Yaman dikendalikan oleh Houthi dan bekas presiden Saleh, perjalanan menuju bandara Sanaa berada di bawah kendali koalisi dan membatasi pemilihan penerbangan untuk bantuan.

Kelompok-kelompok bantuan sudah memperingatkan bahwa penutupan bandara internasional Sanaa menghambat pengiriman pasokan barang-barang yang sangat dibutuhkan, yang sekarang harus diangkut melalui pelabuhan Laut Merah, Hodeida.

"Semua pihak yang berkonflik harus memberikan akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan berlanjut bagi orang-orang yang membutuhkan, melalui semua pelabuhan, bandara khususnya melalui pelabuhan Hodeida dan bandara Sanaa serta lewat darat," kata Mark Lowcock, wakil sekretaris jenderal PBB urusan kemanusiaan.

"Orang-orang yang memiliki kewenangan di Sanaa  biasanya menolak memberi akses ke personel badan-badan kemanusiaan untuk masuk ke negara itu," kata Lowcock sebagaimana dikutip kantor berita AFP.




Credit  antaranews.com




Kamp ditutup, Australia harus bertanggung jawab atas ratusan pencari suaka


Kamp ditutup, Australia harus bertanggung jawab atas ratusan pencari suaka
Ilustrasi kamp pengungsi. (REUTERS/Pascal Rossignol)



Sydney (CB) - Australia tidak diizinkan meninggalkan tanggung jawab hukum, keuangan dan moral bagi hampir 800 orang ketika menutup pusat penahanan pencari suaka di Papua Nugini pada Selasa, kata menteri imigrasi Papua Nugini.

Pembela hak asasi manusia memperingatkan akan bencana kemanusiaan, yang tampak, saat pusat penampungan pulau Manus ditutup jika kelompok tersebut tidak dimukimkan dengan baik, dengan ratusan tahanan menolak meninggalkan tempat itu karena takut menjadi sasaran penduduk setempat.

Menteri Imigrasi Papua Nugini Petrus Thomas mengatakan pada Minggu malam bahwa Australia akan tetap bertanggung jawab atas kesejahteraan kelompok itu, yang ditahan di pusat didanai Australia tersebut lebih dari empat tahun.

Australia menolak mengizinkan pencari suaka tiba dengan kapal untuk mencapai pantai negaranya, menahan mereka di kamp di Papua Nugini dan Nauru di Pasifik Selatan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi manusia telah bertahun-tahun menyebutkan pelanggaran hak asasi manusia di antara para tahanan yang terjadi di pusat-pusat penahanan tersebut.

"Ini adalah keadaan Papua Nugini bahwa selama ada satu individu dari pengaturan ini yang tetap berada di Papua Nugini, Australia akan terus memberikan dukungan finansial dan dukungan lainnya kepada Papua Nugini untuk mengelola orang-orang yang dipindahkan di bawah pengaturan, sampai orang terakhir pergi atau dimukimkan secara mandiri di Papua Nugini," kata Thomas dalam pernyataan dalam surat elektronik.

Australia telah mengatakan akan menghabiskan hingga 250 juta dolar Australia untuk menampung hampir 800 pengungsi dan para pencari suaka di Papua Nugini selama 12 bulan berikutnya, setelah menutup pusat penahanan kontroversialnya.

Pusat penahanan Manus dijadwalkan ditutup pada Selasa, setelah dinyatakan ilegal oleh pengadilan Papua Nugini, dengan 600 pria yang telah ditetapkan untuk pindah ke tiga kamp transit baru. Namun hanya di bawah 200 pria yang telah dipindahkan.

Meskipun ada ancaman bahwa layanan dasar seperti listrik dan air akan terputus, tahanan yang tersisa menolak untuk pindah, dengan alasan kekhawatiran akan keselamatan mereka. Kekhawatiran akan kekerasan semakin parah setelah Papua Nugini mengirim pasukan keamanan ekstra ke kamp tersebut.

Pemindahan pria di tahanan tersebut dirancang sebagai tindakan sementara, yang memungkinkan Amerika Serikat untuk menyelesaikan pemeriksaan pengungsi sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran pengungsi.

Australia mengatakan bahwa tahanan yang tidak dimukimkan kembali di Amerika Serikat akan diizinkan tinggal di Papua Nugini atau pulau kecil Nauru di Pasifik. Tapi, hampir semua pencari suaka menolak undangan menetap di kedua tempat itu. 




Credit  antaranews.com



Pencari Suaka Tolak Penutupan Pusat Detensi Papua Nugini


Pencari Suaka Tolak Penutupan Pusat Detensi Papua Nugini
Ilustrasi pencari suaka di Manus Island Center. (AAP/Eoin Blackwell/via REUTERS)


Jakarta, CB -- Ratusan pengungsi dan pencari suaka membarikade sebuah pusat detensi di Papua Nugini pada Selasa (31/10) untuk menolak upaya otoritas setempat dan Australia menutup fasilitas tersebut.

Para pemerhati hak asasi manusia memperingatkan risiko krisis kemanusiaan yang kemungkinan besar terjadi antara para penghuni pusat detensi Manus Island Centre dan pihak berwenang, sementara waktu tenggat penutupan kamp yang didanai Australia itu tiba hari ini.

Menyoroti kekhawatiran soal penolakan masyarakat lokal, pengacara sekitar 600 orang yang menolak direlokasi ke tiga fasilitas lain di Papua Nugini itu mengajukan gugatan di menit-menit terakhir untuk mencegah penutupan kamp dan relokasi para penghuninya ke negara ketiga.


Pusat detensi Manus selama ini menjadi titik kunci dalam kebijakan imigrasi kontroversial "Perbatasan Berdaulat" Australia. Negara tersebut menolak pencari suaka yang tiba menggunakan kapal, menahan mereka di sejumlah kamp Papua Nugini, Nauru dan Pasifik Selatan. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pegiat HAM sudah bertahun-tahun menyoroti masalah pelanggaran hak yang menimpa para penghuni tempat itu.

Nick McKim, senator Partai Hijau Australia yang berada di Manus, mengatakan otoritas berulang kali mematikan listrik di gedung tersebut semalam untuk membujuk para penghuninya agar mau pergi.

Para pejabat Papua Nugini juga memberi pemberi tahuan di kamp pada Selasa, memperingatkan bahwa listrik dan pasokan air akan dimatikan pada 17.00 waktu setempat, sementara makanan pun tak dikirim lagi ke lokasi tersebut.


Papua Nugini juga mengerahkan pasukan paramiliter untuk memantau proses penutupan.

"Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia," kata McKim kepada radio Australian Broadcasting Corp sebagaimana dikutip Reuters. "Mereka masih menjadi tanggung jawab Australia dan PBB telah berulang kali mengonfirmasinya."

Mahkamah Agung Papua Nugini pada tahun lalu memutuskan bahwa pusat Detensi Manus yang pertama kali dibuka pada 2001 silam beroperasi secara ilegal. Ditutup antara 2008 hingga 2011, fasilitas ini dibuka pada 2012 menyusul peningkatan jumlah pengungsi yang pada puncaknya mencapai lebih dari 20.500 orang di 2013. Dua tahun kemudian, pemerintah Australia menyatakan sudah tidak ada lagi kapal yang masuk.

Menteri Imigrasi Papua Nugini Petrus Thomas memeringatkan bahwa pihak Australia tidak bisa begitu saja mengabaikan tanggung jawab hukum, finansial dan moral atas para pengungsi.


Australia telah menyatakan akan menganggarkan lebih dari A$250 juta untuk memberi mereka tempat tinggal hingga setahun ke depan. Tidak sampai 200 orang yang sudah dipindahkan hingga saat ini.

Relokasi para pengungsi yang seluruhnya laki-laki itu merupaka langkah sementara untuk memberi Amerika Serikat waktu mengolah proses penerimaanpara pengungsi di bawah perjanjian pertukaran dengan Australia.

AS telah menyatakan akan membawa hingga 1.250 pengungsi dari dua pusat detensi yang berada di Pasifik, tapi sejauh ini hanya 25 orang yang telah diberi tempat pemukiman kembali. Sebagai imbalannya, Australia menyatakan akan menerima para pengungsi dari Amerika Tengah.

Sementara itu, Australia menyatakan para pengungsi yang tidak direlokasi ke AS akan diperbolehkan untuk tinggal di Papua Nugini atau Nauru. Namun, hampir semuanya menolak undangan untuk menetap secara permanen di kedua lokasi. Thomas mengatakan Papua Nugini tidak akan memaksa siapapun untuk tetap tinggal.

Aliran pengungsi tersebut selama ini berasal dari negara-negara yang dilanda perang seperti Suriah dan Afghanistan, juga Pakistan, Iran, Sri Lanka dan Myanmar.






Credit  cnnindonesia.com






Senin, 30 Oktober 2017

Bisa Dijangkau Rudal Korut, Anggota NATO di Eropa dalam Bahaya


Bisa Dijangkau Rudal Korut, Anggota NATO di Eropa dalam Bahaya
Para warga Korea Utara saat menyasikan peluncuran peluru kendali (rudal) militer rezim Kim Jong-un dari layar besar. Foto/REUTERS


BRUSSELS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) North Atlantic Treaty Organization (NATO) Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa anggota NATO di Eropa dalam bahaya. Musababnya, rudal Korea Utara (Korut) sekarang bisa menjangkau Eropa.

Peringatan itu disampaikan menjelang kunjungannya ke Jepang dan Korea Selatan. Namun, dia optimistis bahwa aliansi militer NATO memiliki kemampuan untuk menanggapi ancaman apapun, termasuk rudal Pyongyang.

”Kami menyadari bahwa Eropa juga telah masuk jangkauan rudal (Korea Utara), dan negara-negara anggota NATO sudah dalam bahaya,” kata Stoltenberg kepada surat kabar Yomiuri Shimbun pada hari Minggu.

”NATO telah melindungi negara-negara anggotanya dari ancaman rudal balistik melalui pencegahan, namun diperlukan upaya diplomatik untuk menemukan solusi damai terkait konflik tersebut,” ujar dia.

”NATO memiliki kemampuan dan tekad untuk menanggapi ancaman dan agresor apapun,” papar Stoltenberg dalam sebuah wawancara terpisah dengan Jiji Press. ”Tidak ada sekutu NATO dan tentu saja NATO tidak menginginkan perang. Itu akan menjadi bencana.”

Pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara ini akan mengunjungi Jepang pada hari Senin (30/10/2017) dan Selasa besok di mana dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Menteri Pertahanan Itsunori Onodera. Kepala NATO juga akan mengunjungi pangkalan angkatan laut Jepang di Yokosuka sebelum melakukan perjalanan ke Korea Selatan.

Aliansi militer itu memang tidak terlibat langsung dalam upaya menyelesaikan krisis Korea Utara yang sedang berlangsung, namun sepenuhnya mendukung sekutunya di wilayah tersebut, dan Amerika Serikat telah berjanji untuk melindungi sekutunya.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis, dalam sebuah kunjungan ke Korea Selatan pada hari Sabtu, telah bersikap tegas atas responsnya terhadap ancaman serangan Pyongyang.

”Jangan salah, serangan ke Amerika Serikat, atau sekutunya, akan dikalahkan. Dan penggunaan senjata nuklir apapun akan disambut dengan respons militer besar yang efektif dan luar biasa,” kata Mattis.

CIA telah memperingatkan bahwa Korea Utara butuh beberapa bulan lagi untuk mampu meluncurkan serangan nuklir ke wilayah daratan AS. Tapi, pemerintah Presiden Donald Trump berjanji untuk mencegah hal itu terjadi. 





Credit  sindonews.com




Korut Jatuhkan Selebaran Berbunyi 'Trump Sakit Mental' di Seoul


Korut Jatuhkan Selebaran Berbunyi Trump Sakit Mental di Seoul
Salah satu selebaran berisi pesan penghinaan untuk Presiden AS Donald Trump yang dijatuhkan Korut di atas Seoul, Korsel, pada Minggu (29/10/2017). Foto/Twitter@pearswick


SEOUL - Otoritas Korea Utara (Korut) menjatuhkan selebaran berisi tulisan yang menghina Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di atas Ibu Kota Korea Selatan (Korsel), Seoul. Tulisan di selebaran itu menyebut Trump “sakit mental” dan “dotard”.

Istilah “dotard” pernah digunakan diktator muda Korut Kim Jong-un yang berarti seseorang yang lemah atau pikun.

Selebaran-selebaran dari Pyongyang itu dimasukkan ke dalam balon dan dijatuhkan di atas wilayah Seoul.

Penghinaan tersebut diduga sebagai respons Kim Jong-un terhadap komentar yang disampaikan oleh Trump di hadapan Majelis Umum PBB bulan lalu di mana presiden AS tersebut meledek sang pemimpin Korea Utara dengan sebutan “manusia roket”.

Gambar-gambar selebaran tersebut dipublikasikan di Twitter pada hari Minggu oleh James Pearson, koresponden Korea Utara untuk Reuters.
“’Sakit mental’, ‘Trump Dotard’—ditemukan di lebih banyak selebaran propaganda dari Korea Utara di Seoul tengah,” tulis Pearson via akun @pearswick, yang dikutip Senin (30/10/2017).

Pesan penghinaan itu muncul setelah beberapa pekan lalu, poster-poster yang memuat gambar hantu Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dikirim Korut melalui zona demiliterisasi (DMZ).

Ketegangan di semenanjung Korea terus meningkat ketika Pyongyang bertekad untuk terus melakukan uji coba senjata nuklir dan rudal untuk menanggapi latihan militer gabungan reguler AS dan Korea Selatan.

Dalam sebuah kunjungan ke Korea Selatan pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan bahwa dia tidak dapat membayangkan AS bisa menerima Korea Utara sebagai negara nuklir. Setelah bertemu dengan Meteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo, Mattis mengatakan bahwa Washington tidak akan mengurangi tekanan pada Pyongyang.

”Jangan salah, serangan ke Amerika Serikat atau sekutunya, akan dikalahkan. Dan penggunaan senjata nuklir apapun akan disambut dengan respons militer besar-besaran yang efektif dan luar biasa,” kata Mattis. 




Credit  sindonews.com








Bos Pentagon: Diplomasi dengan Dukungan Militer Solusi Krisis Korut


Bos Pentagon: Diplomasi dengan Dukungan Militer Solusi Krisis Korut
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis. Foto/Istimewa


SEOUL - Pejabat tinggi pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) melakukan pertemuan di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Keduanya mengadakan pembicaraan mengenai penyelesaian krisis program nuklir Korea Utara (Korut).

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyatakan bahwa Washington tidak akan pernah menerima nuklir Korut. Ia menambahkan bahwa Pyongyang mempercepat ancaman yang ditimbulkannya kepada tetangganya di dunia melalui program rudal dan nuklir yang tidak disengaja dan tidak perlu.

"Diplomasi tetap merupakan tindakan pilihan kami. Seperti yang telah berulang kali saya tekankan, para diplomat kami paling efektif saat didukung oleh kekuatan militer yang kredibel dalam situasi seperti ini," kata Mattis setelah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo, sebagaimana dikutip dari Sputnik, Minggu (29/10/2017).

Setelah pertemuan tersebut, Pentagon mengeluarkan sebuah pernyataan tertulis yang mengatakan bahwa pemerintah AS dan Korsel telah memutuskan untuk memperluas kerja sama, termasuk penyelidikan bersama untuk memperbaiki pelaksanaan pencegahan terhadap Pyongyang, untuk penyelesaian konflik secara damai.

Keduanya juga akan terus mendukung dua upaya diplomatik kedua negara tersebut yang bertujuan untuk melakukan denuklirisasi Korut.

Korut telah melakukan enam uji coba nuklir tahun ini dan terus memperbaiki teknologi rudal balistiknya melalui serangkaian peluncuran rudal.

Uji coba nuklir dan rudal terakhir seolah menunjukkan kemampun nuklir dan rudal negara komunis itu. Uji coba nuklir terakhir disebut sebagai uji coba nuklir terbesar. Korut mengklaim bahwa mereka berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang akan dimuat ke dalam rudal balistik antar benua.

Sementara itu, dua uji coba rudal terakhir Korut berhasil terbang di atas wilayah Jepang sebelum jatuh ke Samudera Pasifik. 



Credit  sindonews.com



AS ancam balas habis-habisan Korea Utara jika berani menyerang


AS ancam balas habis-habisan Korea Utara jika berani menyerang
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis. (Reuters)
Camkan, setiap serangan ke Amerika Serikat atau sekutu-sekutu kami akan kami patahkan

Jakarta (CB) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis hari ini memperingatkan Korea Utara untuk mengambil "balasan militer besar-besaran" terhadap siapa pun yang menggunakan senjata nuklir. Ancaman ini disampaikan menjelang kunjungan Presiden Donald Trump ke Korea Selatan.

Bulan-bulan belakangan ini Pyongyang memang telah membuat dunia tegang dengan enam kali uji coba senjata nuklir dan peluru kencali yang bisa mencapai daratan AS. Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sendiri terlibat perang kata-kata dan saling menyerang secara pribadi.

Mattis, dalam lawatan ke Seoul untuk pertemuan pertahanan tahunan, berusaha tetap memilih diplomasi, namun belakangan menyatakan "diplomat-diplomat kami akan sangat efektif jika didukung oleh pasukan militer yang kredibel."

"Camkan, setiap serangan ke Amerika Serikat atau sekutu-sekutu kami akan kami patahkan," kata Mattis dalam jumpa pers bersama dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-Moo.

"Setiap penggunaan senjata nuklir oleh Korea Utara akan dihadapi dengan balasan militer besar-besaran, efektif dan menyeluruh," kata Mattis seraya menyatakan Washington tidak akan menoleransi sebuah Korea Utara yang bernuklir.

"Saya tak bisa membayangkan kondisi di mana Amerika Serikat bersedia menerima Korea Utara sebagai kekuatan nuklir," sambung dia seperti dikutip AFP.

Mattis tidak menjelaskan aktivitas senjata nuklir mana yang bisa memicu balasan militer dari AS. Tapi bulan lalu Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-Ho berkata di Majelis Umum PBB bahwa negaranya dapat menggelar uji coba senjata nuklir di Pasifik.

Mattis minta Korea Utara tidak berilusi karena negara terisolir itu bukan lawan sepadan untuk AS dan Korea Selatan yang merupakan sekutu utama AS di mana 28.500 tentara AS berpangkalan. 






Credit  antaranews.com







Pesawat Bomber B-2 AS Tiba di Wilayah yang Dirahasiakan


Pesawat Bomber B-2 AS Tiba di Wilayah yang Dirahasiakan
Pentagon kirim pesawat pembom B-2 siluman ke Asia jelang kunjungan Presiden Donald Trump. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Pentagon telah mengerahkan pembom siluman B-2 yang bisa membawa senjata nuklir ke wilayah yang dirahasiakan di Pasifik barat. Pengerahan pesawat pembom ini dilakukan jelang kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke wilayah itu minggu depan.

Rencana penerbangan pesawat pembom itu belum diumumkan oleh Komando Strategis AS (STRATCOM) atau pun Gedung Putih, meskipun berbagai pangkalan AS berada di kawasan ini termasuk di Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Kesemuanya masuk ke dalam daftar penerbangan jarak jauh untuk memasok logistik.

Seperti dilansir Sputnik dari Japan Times, Senin (30/10/2017), dokumentasi terakhir menyebutkan sebuah pesawat B-2 mengunjungi daerah itu selama tur unjuk kekuatan Pentagon pada 2013 lalu di Semenanjung Korea.

Terbang ke wilayah Pasifik dari home base-nya di Pangkalan Angkatan Udara Whiteman, Missouri, selama akhir pekan, pesawat B-2 akan menempuh jarak lebih dari 6.000 mil. Pesawat ini punya kemampuan untuk mengisi bahan bakar di tengah penerbangan, sehingga memungkinkan pesawat tersebut untuk mengirimkan senjata nuklir dimanapun di planet ini

STRATCOM meremehkan overflight pengebom tersebut, yang menyatakan bahwa misi keliling dunia tersebut rutin dilakukan. STRATCOM mengatakan tengah melakukan pengenalan pesawat dengan basis udara dan operasi dalam perintah kombatan geografis yang berbeda, yang memungkinkan mereka mempertahankan tingkat kesiapan yang kemampuan yang tinggi.

Pernyataan STRATCOM tersebut juga termasuk ucapan yang dimaksudkan untuk menghilangkan ketakutan sekutu regional AS, Jepang dan Korsel, jelang kunjungan Trump. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa kunjungan B-2 harus dianggap sebagai demonstrasi nyata yang menunjukkan komitmen terhadap sekutu AS dan meningkatkan keamanan regional.

Selama akhir pekan, Menteri Pertahanan AS James Mattis menuduh Korea Utara (Korut) terlibat dalam kegiatan "penjahat". Ia pun berjanji bahwa Washington dan sekutunya tidak akan pernah menerima Pyongyang sebagai negara yang memiliki kemampuan senjata nuklir.

"Saya tidak bisa membayangkan sebuah kondisi di mana Amerika Serikat akan menerima Korea Utara sebagai negara yang memiliki tenaga nuklir," kata Mattis.

"Korea Utara telah mempercepat ancaman yang ditimbulkannya kepada negara-negara tetangganya dan dunia melalui program rudal dan nuklirnya yang tidak sah dan tidak perlu," ujarnya, menambahkan bahwa perkembangan terakhir - termasuk klaim ledakan bom hidrogen pada bulan September - telah menciptakan "urgensi baru" untuk kawasan ini. 




Credit  sindonews.com







AS-Korsel Sepakat Perluas Penyebaran Aset Militer Strategis


AS-Korsel Sepakat Perluas Penyebaran Aset Militer Strategis
Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo dan Menteri Pertahanan AS James Mattis


SEOUL - Kepala pertahanan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) setuju untuk memperluas penyebaran rotasi aset militer strategis AS ke Semenanjung Korea. Itu dilakukan untuk melawan ancaman dari tetangga Korsel, Korea Utara (Korut).

Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo dan Menteri Pertahanan AS James Mattis mengadakan Rapat Konsultasi Keamanan ke-49 (SCM), sebuah dialog keamanan tahunan antara menteri pertahanan kedua sekutu, di Seoul.

Menteri Song mengatakan pada sebuah konferensi pers setelah pertemuan tersebut bahwa mereka sepakat untuk memperluas penyebaran rotasional aset strategis AS. Hal itu untuk meningkatkan komitmen AS terhadap pencegahan yang terus berlanjut sambil menyetujui untuk memperkuat kerja sama dalam tindakan pencegahan lainnya.

Aset militer strategis AS mencakup kapal induk bertenaga nuklir, kapal selam serangan nuklir, jet tempur siluman dan pembom strategis, yang oleh militer AS baru-baru ini dikirim ke semenanjung lebih sering seperti dilansir dari Xinhua, Minggu (29/10/2017).

Menurut pernyataan bersama berisi 18 poin tersebut, kedua sekutu sepakat untuk tidak mentoleransi jenis provokasi Korut, berjanji untuk menjalin kerja sama yang erat untuk secara efektif melawan provokasi apapun.

Mattis mengatakan dalam pernyataannya bahwa penggunaan persenjataan nuklir akan dipenuhi dengan tanggapan militer yang efektif dan luar biasa, mengkonfirmasikan kembali tawaran AS untuk semua kategori kemampuan militer, termasuk payung nuklir, kemampuan menyerang dan kemampuan pertahanan rudal yang konvensional, untuk pencegahan yang jauh di Korsel.

Kesepakatan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, yang disebabkan oleh uji coba nuklir Korut dan peluncuran rudal balistik.

China telah mengusulkan untuk mewujudkan denuklirisasi di Semenanjung Korea saat membangun mekanisme perdamaian. China meminta Korut menghentikan kegiatan nuklir dan misilnya dengan imbalan penghentian latihan militer Korsel-AS.

Pyongyang melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat pada awal September lalu, meledakkan apa yang diklaimnya sebagai bom hidrogen yang dapat dimuat ke rudal balistik antar benua (ICBM).

Negara Asia tersebut melakukan uji coba dua rudal balistik dengan kemampuan antar benua pada bulan Juli. Tidak ada provokasi yang dilakukan sejak DPRK menerbangkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) ke Jepang pada 15 September.

Pernyataan bersama tersebut mengatakan kedua menteri tersebut menyatakan dukungannya atas upaya diplomatik untuk membuat Korut melakukan denuklirisasi dan menghentikan provokasi. 

Ditanya tentang klaim untuk menyebarkan kembali senjata nuklir taktis AS ke Korsel, Mattis mengatakan bahwa dia negatif tentang penerapan kembali saat masyarakat internasional menuju denuklirisasi.

Kepala pertahanan Korsel juga mengatakan bahwa penempatan kembali tidak akan memenuhi kepentingan nasional Seoul.

Senjata nuklir taktis AS, yang telah dimiliki oleh pasukan AS Korea (USFK), ditarik dari Korea Selatan pada tahun 1991.

Sementara itu, kedua pemimpin pertahanan tersebut sepakat untuk melakukan upaya bersama untuk secara cepat memungkinkan pengalihan kendali operasional militer Korsel dari Washington ke Seoul yang memungkinkan berdasarkan kondisi.

Korea Selatan menyerahkan perintah operasionalnya kepada pasukan AS setelah Perang Korea tiga tahun pecah pada tahun 1950. Negara tersebut memenangkan kendali operasional masa damai pada tahun 1994.




Credit  sindonews.com





Presiden Iran Menolak Bertemu Trump



Presiden Iran Menolak Bertemu Trump
Presiden Iran Hassan Rouhani menolak bertemu dengan Presiden AS Donald Trump saat menghadiri Majelis Umum PBB pada September lalu. Foto/Istimewa


TEHERAN - Kementerian luar negeri Iran mengatakan bahwa Presiden Iran Hassan Rouhani menolak pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal itu terjadi dalam kunjungannya ke New York untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September lalu.

"Sebuah niat bertemu diungkapkan oleh pihak Amerika yang tidak disetujui oleh Presiden Rouhani," kata juru bicata Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, merujuk pada dugaan permintaan pertemuan seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/10/2017).

Pada tahun 2013, Presiden AS Barack Obama dan Rouhani berbicara melalui telepon. Ini merupakan kontak tingkat tertinggi antara kedua negara dalam beberapa dasawarsa. Kendati begitu, kontak ini memicu protes keras dari kalangan garis keras Iran.

Sejak saat itu tidak ada komunikasi antara Teheran dan Washington, yang secara resmi memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 1979.

Sebelumnya, Trump mengundang kemarahan Teheran dengan menolak untuk mengakui secara formal jika Iran telah memenuhi kesepakat nuklir internasional. Trump menyerahkan keputusan itu kepada Senat AS dan bahkan mengancam akan membatalkannya.

Menurut Trump, Teheran telah melanggar kesepakatan tersebut dengan mengembangkan rudal balistik.

Terkait hal tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Teheran akan tetap berpegang pada kesepakatan tersebut selama para penandatangan lainnya melakukannya. Namun Iran akan "menghancurkan" kesepakatan tersebut jika Washington menarik diri. 




Credit  sindonews.com





Tentara Suriah Tingkatkan Serangan ke Benteng Terakhir ISIS


Tentara Suriah Tingkatkan Serangan ke Benteng Terakhir ISIS
Tentara Suriah meningkatkan serangan ke basis ISIS di Deir al-Zor. Foto/Ilustrasi/Istimewa


DAMASKUS - Tentara Suriah meningkatkan pemboman ke daerah-daerah di kota Deir Zor yang masih dikuasai oleh ISIS, Minggu (29/10/2017). Tentara Suriah mendapat dukungan dari jet-jet Rusia dan milisi yang didukung Iran.

Mantan penduduk dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan ada serangan udara berat di kota terbesar di Suriah timur saat pasukan tersebut menuju area Hay al Umal. Kota ini melingkupi beberapa wilayah yang tersisa yang dikuasai militan dimana diperkirakan 1.500 warga sipil terjebak didalamnya.

Tentara Suriah secara bertahap memperketat jerat di sekitar militan setelah membuka rute darat ke kota tersebut pada bulan September dengan bantuan serangan udara Rusia dan milisi yang didukung oleh Iran. Mereka memecah pengepungan yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

"Situasi ini sangat memprihatinkan, ada keluarga di bawah reruntuhan dan yang lainnya yang melarikan diri tidak memiliki tempat berlindung," kata Sheikh Awad al Hajr, seorang pemimpin suku seperti dikutip dari Reuters, Senin (30/10/2017).

Ia mengacu pada penderitaan orang-orang yang tersisa di dalam kota dan di kota-kota, kota dan peternakan di jalur subur sepanjang sungai Efrat yang berbatasan dengan Irak.

Pertempuran dan serangan udara tanpa henti di provinsi Deir al-Zor, kubu terakhir ISIS, telah mendorong puluhan ribu warga sipil untuk melarikan diri, kata mantan penduduk dan pekerja bantuan.

Kerabat beberapa warga sipil dan tokoh oposisi Suriah menuduh tentara Rusia mengebom kapal dan perahu kecil yang membawa keluarga-keluarga yang melarikan diri dari tepi barat Sungai Eufrat. Namun Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam operasi militernya di Suriah dan mengatakan bahwa pihaknya hanya menyentuh tempat persembunyian dan fasilitas militan.

Rusia telah menempatkan militernya di belakang kampanye tentara Suriah untuk mendapatkan kembali provinsi kaya minyak yang strategis yang telah menjadi fokus perang saudara Suriah yang lebih dari enam tahun. Mereka berlomba dengan pasukan yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk merebut wilayah dari ISIS.

Sementara tentara Suriah tampaknya menghasilkan lebih banyak keuntungan di dalam kota Deir al-Zor, para militan melakukan serangan mendadak dalam 24 jam terakhir yang mendorong mundur milisi pro-pemerintah dan milisi yang didukung Iran dari Albu Kamal, pos perbatasan terakhir di Irak Suriah perbatasan masih di tangan militan.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan mantan penduduk mengatakan para militan merebut kembali kota-kota strategis al Qwaira dan Makhan pada hari Sabtu lalu dalam beberapa penyergapan mematikan yang menimbulkan korban berat pada milisi pro-pemerintah dan milisi Syiah Iran.

Serangan terakhir mendorong tentara ke kota Mayadeen, lebih jauh ke utara menyusuri sungai Efrat. 


"Negara Islam mampu mendorong kembali rezim tersebut dan milisi yang didukung Iran ke jantung kota Mayadeen," kata Amer Huweidi, seorang aktivis dari kota tersebut yang berhubungan dengan penduduk lokal dan penduduk.

Mayadeen adalah kota strategis yang menjadi basis militan setelah mereka diusir dari ibukota de facto Suriah mereka di kota Raqqa.

Koalisi yang dipimpin AS melawan ISIS sedang melakukan kampanye terpisah melawan kelompok tersebut di Deir al-Zor. Kampanye ini berfokus pada daerah-daerah di sebelah timur Sungai Eufrat yang membagi-bagi provinsi tersebut.

Koalisi tersebut mengamankan ladang minyak Omar, ladang minyak terbesar Suriah, pada bulan ini.



Credit  sindonews.com




Kanada Tangguhkan Bantuan Militer untuk Pasukan Irak


Tentara Irak.
Tentara Irak.

CB,OTTAWA -- Pasukan khusus Kanada telah menangguhkan bantuan militer kepada pasukan Irak. Kementerian Pertahanan Kanada mengatakan penangguhan ini dilakukan karena semakin meningkatnya ketegangan antara militer Irak dan pasukan Kurdi di Timur Tengah.

"Kerja sama akan dilanjutkan setelah ada kejelasan mengenai hubungan dengan pasukan keamanan Irak, prioritas utama, dan tugas ke depan," kata Dan Le Bouthillier, juru bicara Menteri Pertahanan Kanada Harjit Sajjan, dikutip Arab News.

Kanada, yang merupakan bagian dari koalisi internasional yang memerangi kelompok ISIS di Irak. Negara ini mengatakan, meskipun pasukan khususnya menangguhkan misi militer di Irak, mereka masih memberikan bantuan di bidang lain.

Bidang-bidang yang dibantu Kanada termasuk mendukung pasukan koalisi dalam penerbangan taktis, intelijen, penargetan, komando dan kontrol, serta memberikan fasilitas medis. Kanada meningkatkan jumlah pasukan khusus empat kali lipat di Irak pada Februari 2016, menjadi 210 tentara.

Pada Jumat (27/10), pasukan Irak telah menghentikan operasi militer sementara terhadap Kurdi. Penghentian ini dilakukan untuk mengizinkan perundingan setelah kedua belah pihak terlibat pertempuran yang dipicu referendum kemerdekaan Kurdi bulan lalu.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Pasukan Irak, Peshmerga Kurdi sepakati gencatan senjata


Baghdad (CB) - Pasukan Irak dan para pejuang Peshmerga Kurdi mencapai kesepakatan pada Jumat untuk menghentikan pertempuran di bagian utara Irak, kantor media koalisi anti ISIS pimpinan Amerika Serikat melaporkan.

Seorang juru bicara koalisi itu di Baghdad mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa perjanjian gencatan senjata tersebut mencakup semua front.

Pasukan pemerintah Irak Mobilisasi Rakyat yang didukung Iran melancarkan serangan mengejutkan pada 16 Oktober sebagai balasan atas referendum 25 September mengenai kemerdekaan yang diselenggarakan Pemerintah Regional Kurdistan (KRG) di bagian utara Irak.

Serangan tersebut bertujuan untuk merebut wilayah-wilayah yang dipersengeketakan, yang diklaim oleh KRG dan pemerintah pusat Irak, dan juga perlintasan perbatasan dan fasilitas-fasilitas minyak.

Kota Kirkuk yang kaya minyak jatuh ke tangan passukan Irak tanpa banyak perlawanan pada 16 Oktober tetapi Peshmerga mulai menyerang balik dengan kekuatan penuh sementara mereka mundur ke wilayah yang lebih dekat ke kawasan inti KRG.

Bentrokan-bentrokan paling sengit terjadi di sudut bagian baratlaut tempat Peshmerga mempertahankan perlintasan-perlintasan darat ke Turki dan Suriah dan sebuah pusat minyak yang mengendalikan ekspor-ekspor minyak mentah KRG.


Warga Kurdi Mengungsi

Hampir 30.000 orang Kurdi telah mengungsi dari Kirkuk, kota multi etnis di bagian selatan Irak, tempat ketegangan yang berlatar etnis merebak setelah pasukan Irak menguasainya, kata organisasi-organisasi kemanusiaan pada Rabu (25/10.

Sebagian besar di antara mereka yang mengungsi dari Tuz Khurmato sangat memerlukan bantuan dan tinggal di tempat-tempat penampungan terbuka, kata sejumlah pejabat dari dua organisasi kemanusiaan internasional kepada Reuters.

Amnesty International, organisasi ketiga, mengatakan pada Selasa, citra-citra satelit, video, foto dan puluhan kesaksian mengindikasikan bahwa ratusan properti dijarah, dibakar dan dihancurkan dalam suatu peristiwa yang tampaknya serangan dengan sasaran kawasan-kawasan yang mayoritas dihuni etnis Kurdi di kota itu yang berpenduduk 100.000 orang.

Orang-orang Kurdi menyelamatkan diri setelah pejuang Peshmerga Kurdi mundur dari kota itu pada 16 Oktober, sementara pasukan pemerintah dan Mobilisasi Rakyat yang menganut faham Syiah dukungan Iran bergerak masuk sebagai balasan atas penyelenggaraan referendum yang diadakan otoritas kawasan Kurdistan bulan lalu.

Tuz, yang berlokasi antara Kirkuk yang kaya minyak dan Baghdad, juga dihuni oleh warga Arab dan Turkmen yang Syiah.

"Banyak orang yang mengungsi tinggal di tempat-tempat umum dan ruang terbuka di sekolah-sekolah, masjid atau gedung-gedung yang belum selesai dibangun," kata Jennifer Connet, manajer program Oxfam.

"Mereka memerlukan bantuan darurat dan juga dukungan psikologis sementara banyak yang kehilangan kontak dengan anak-anak dan sanak saudara atau menyaksikan insiden-insiden traumatik ketika mereka menyelamatkan diri."

Pejabat dari organisasi lain membenarkan laporan itu tetapi hanya memberikan informasi latar belakang supaya tidak dapat mengkompromikan aksesnya kepada orang-orang yang mengungsi itu.

Sedikitnya 11 warga sipil tewas, kata Amnesty, menyebut kesaksian orang-orang yang meloloskan diri dari kota tersebut yang mengatakan mereka diserang oleh paramiliter Turkmen.

Mobilisasi Rakyat, pasukan paramiliter yang dilatih di Iran dan mendukung pemerintah Irak di kawasan itu, tidak terlibat dalam kekerasan tersebut yang terjadi di kota itu, kata Karim Nuri, juru bicara kepada Reuters di Baghdad.

"Ini bukan pengusiran paksa, saudara-sauadara kami orang Kurdi melarikan diri takut akan aksi balasan," kata dia, menyerukan keamanan pemerintah menghentiksan kekerasan itu.




Credit  antaranews.com
















AS Desak Israel Tunda Undang-undang Yerusalem Raya


AS Desak Israel Tunda Undang-undang Yerusalem Raya
AS dessak Israel untuk menunda legalisasi RUU Yerusalem Raya. Foto/Ilustrasi/Istimewa


TEL AVIV - Amerika Serikat (AS) mendesak parlemen Israel untuk menunda melakukan voting sebuah keputusan menteri Israel mengenai sebuah rancangan undang-undang (RUU) Yerusalem Raya. Washington khawatir hal itu akan memerlukan aneksasi permukiman Yahudi di dekat Yerusalem.

RUU Yerusalem Raya akan menempatkan beberapa permukiman di Tepi Barat yang diduduki, yang dibangun di atas tanah Palestina untuk negara masa depan dan dianggap ilegal oleh kebanyakan negara, di bawah yurisdiksi kotamadya Yerusalem.

RUU tersebut, yang diajukan oleh anggota partai Likud Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah diajukan untuk disetujui pada hari Minggu ke sebuah komite menteri mengenai undang-undang. Ini adalah sebuah langkah pertama sebelum serangkaian ratifikasi suara di parlemen.

Namun anggota parlemen Likud David Bitan, ketua koalisi Netanyahu di parlemen, mengatakan bahwa sebuah pemungutan suara oleh komite kabinet akan tertunda. Pasalnya Washington mengatakan kepada Israel bahwa undang-undang tersebut dapat menghalangi usaha AS untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian yang runtuh pada tahun 2014.

"Ada tekanan Amerika yang mengklaim ini tentang aneksasi dan ini bisa mengganggu proses perdamaian," kata Bitan seperti dinukil dari Reuters, Senin (30/10/2017).

"Perdana menteri tidak menganggap ini tentang aneksasi. Saya juga tidak berpikir begitu. Kita harus meluangkan waktu untuk mengklarifikasi masalah ini kepada orang Amerika. Karena itu, jika RUU-nya lewat dalam seminggu, atau dalam sebulan, itu kurang bermasalah," katanya.

Para pendukung undang-undang tersebut mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah sebuah aneksasi tanah formal ke Israel namun akan memungkinkan sekitar 150 ribu pemukim untuk memilih dalam pemilihan kota Yerusalem. Menteri Intelijen Israel Katz, seorang pendukung undang-undang tersebut, mengatakan bahwa RUU ini akan memastikan mayoritas Yahudi di Yerusalem bersatu.

Klaim Israel atas seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya, termasuk sektor timur yang dikuasainya bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967, belum mendapat pengakuan internasional. Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota sebuah negara yang ingin mereka bangun di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Laporan media Israel mengatakan duta besar AS untuk Israel, David Friedman, telah menyampaikan keraguan tentang undang-undang tersebut, di mana permukiman Maale Adumim dan Beitar Illit yang besar akan menjadi bagian dari kota Yerusalem Raya yang lebih besar.

Surat kabar Israel Haaretz mengutip Netanyahu mengatakan kepada menteri kabinet pada hari Minggu: "Amerika berpaling kepada kami dan menanyakan apa RUU-nya. Karena kita telah berkoordinasi dengan mereka sampai sekarang, perlu terus berbicara dan berkoordinasi dengan mereka."

Seorang juru bicara kedutaan AS menolak berkomentar segera. 

Sekitar 500 ribu orang Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, daerah-daerah yang menampung lebih dari 2,6 juta orang Palestina. Israel membantah bahwa permukimannya ilegal, dengan alasan hubungan historis, kitab suci dan politik ke wilayah tersebut, serta pertimbangan keamanan.



Credit  sindonews.com

Ditekan AS, Israel Batalkan UU Permukiman di Yerusalem

CB, TEL AVIV -- Israel menunda ratifikasi undang-undang (UU) pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem setelah mendapat tekanan dari Amerika Serikat (AS). AS menganggap proyek pembangunan di wilayah yang diduduki berpotensi menggugurkan proses perdamaian antara Palestina dengan Israel.

Rancangan undang-undang yang dikenal dengan sebutan "Greater Jerusalem" tersebut diajukan oleh Partai Likud, yang juga partai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pada Ahad (29/10), rancangan undang-undang tersebut telah diserahkan ke sebuah komite menteri mengenai undang-undang untuk disetujui. Ini merupakan langkah awal sebelum serangkaian ratifikasi suara di parlemen.

Namun, anggota Partai Likud sekaligus ketua koalisi Netanyahu di parlemen, David Blitan, mengatakan, proses pemungutan suara oleh komite kabinet akan tertunda. Penundaan dilakukan setelah AS mengatakan, kepada Pemerintah Israel bahwa undang-undang tersebut dapat menghalangi upayanya menghidupkan kembali upaya damai antara Israel dan Palestina.

"Ada tekanan dari Amerika yang mengklaim ini tentang aneksasi dan ini bisa mengganggu proses perdamaian," ungkap Blitan.

Kendati demikian, Blitan mengklaim, bahwa Netanyahu tidak menganggap proyek pembangunan di Tepi Barat dan Yerusalem merupakan suatu bentuk aneksasi atas Palestina. "Saya juga tidak berpikir begitu. Kita harus meluangkan waktu untuk mengklarifikasi masalah ini kepada AS," ujarnya.

Rancangan undang-undang Greater Jerusalem akan mengatur tentang pembangunan beberapa permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Proyek Israel di sana telah menuai banyak kecaman dan protes karena dianggap ilegal oleh masyarakat internasional.

Kendati demikian, saat ini, Israel terus menggarap proyek pembanguannya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Hingga saat ini setidaknya terdapat 500 ribu warga Israel yang tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. 




Credit  republika.co.id








Belgia Ogah Beri Suaka kepada Pemimpin Catalan


Belgia Ogah Beri Suaka kepada Pemimpin Catalan
Pemimpin Catalonia Carles Puigdemont. Foto/Istimewa


BRUSSELS - Pemberian suaka politik kepada pemimpin Catalan Carles Puigdemont akan tidak realistis jika dia memintanya. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Migrasi Belgia, menggarisbawahi posis negaranya sebagai oposisi dalam kebuntuan politik di Spanyol.

Pemerintah Madrid telah memecat pemimpin Catalan dan membubarkan parlemen di wilayah tersebut pada hari Jumat, beberapa jam setelah mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka.

Mahkamah Agung Spanyol juga telah memulai peninjauan kembali pemilihan independen Catalonia untuk jaksa penuntut guna memutuskan apakah hal tersebut merupakan pemberontakan.

Meskipun tidak ada indikasi, Puigdemont berharap bisa datang ke Belgia, negara ini adalah satu dari sedikit anggota Uni Eropa (UE) dimana warga UE dapat meminta suaka politik.

"Tidaklah realistis jika Anda melihat situasinya," kata Menteri Migrasi Belgia, Theo Francken, disitir dari Reuters, Senin (30/10/2017).

"Mereka sudah membicarakan hukuman penjara. Pertanyaannya adalah sejauh mana dia akan mendapatkan pengadilan yang adil," sambung Francken, anggota partai nasionalis Flemish N-VA.

Ia pun mengungkapkan akan sulit bagi Spanyol untuk mengekstradisi Puigdemont dalam kasus seperti itu.

Sementara sebagian besar pemimpin Eropa menahan diri untuk tidak mengomentari krisis Spanyol tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu adalah masalah internal dan konstitusi negara harus menang, Perdana Menteri Belgia Charles Michel menyerukan adanya dialog antara Madrid dan Barcelona.

Michel, yang berasal dari daerah pusat Wallonia berbahasa Prancis, telah memerintah dalam koalisi dengan N-VA sejak tahun 2014, sebuah periode di mana partai tersebut membatalkan seruannya untuk lebih merdeka bagi warga Belgia Belanda yang berbahasa Belanda di belahan utara negara itu.

Hubungan antara Belgia dan Spanyol memburuk karena isu serupa di tahun 1990an dan 2000an, ketika negara tersebut menolak untuk mengekstradisi pasangan Spanyol yang menjadi tersangka karena telibat dengan kelompok militan Basque, ETA. 



Credit  sindonews.com