Jakarta (CB) - Angin sore yang berhembus sejuk membuat daun
padi meliuk-liuk berirama. Sesekali terlihat segerombolan burung kecil
yang terbang cukup rendah.
Jauh dari hiruk pikuk kota dan terasa
sangat damai. Begitulah pemandangan yang terlihat dan suasana yang
tergambarkan saat detikcom mengunjungi wisata sejarah percandian di
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Karawang berjarak kira-kira 70 kilometer
dari Ibu Kota.
Sebuah candi yang terbuat dari batu bata berdiri
kokoh di tengah-tengah hamparan sawah yang menghijau. Warga mengenal
candi tersebut dengan nama Candi Jiwa.
Seorang Juru Pelihara
Candi bernama Nasri menuturkan, ada cerita tersendiri kenapa candi
setinggi kira-kira 3 meter itu dinamai demikian. Konon ini adalah candi
tertua di tanah Jawa.
"Candi Jiwa ini mulai diteliti sejak 1984
dan dipugar pada tahun 1996. Sebelum dipugar, kawasan candi hanya
berbentuk gundukan tanah atau unur. Banyak yang menyebutnya bukit. Warga
lantas memanfaatkan gundukan tanah tersebut untuk bercocok tanam dan
mengamankan ternak mereka. Soalnya kawasan Batujaya termasuk daerah
rawan banjir," tutur Nasri, Sabtu, (29/11/2014).
Setiap banjir
datang, warga terpaksa menginapkan ternak mereka di atas gundukan tanah
tersebut. Namun, keesokan paginya ada saja ternak yang mati tanpa sebab.
"Dari
situ, warga tak lagi menyebut gundukan tanah tersebut dengan unur, tapi
unur jiwa, karena sudah memakan jiwa-jiwa binatang tersebut. Alhasil
ketika tahun 1996 dilakukan pemugaran dan ditemukan candi di bawah
gundukan tersebut, warga lantas menyebutnya dengan Candi Jiwa," ungkap
Nasri yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja di bidang pengembangan
peninggalan sejarah.
Batas antara candi dengan area pesawahan di sekelilingnya berupa pagar
besi setinggi kira-kira 1 meter. Jika ingin ke tempat candi tersebut
berada, warga bisa menyusuri jalan beton dengan lebar tak lebih dari 1
meter.
Nasri menuturkan, candi yang berbentuk persegi empat
tersebut berada di perbatasan Desa Segaran di Kecamatan Batujaya dan
Desa Talagajaya di Kecamatan Pakis Jaya. Terdapat beberapa titik
percandian belum dipugar yang terletak tak jauh dari Candi Jiwa. Secara
keseluruhan kawasan percandian ini memiliki luas hingga 5000 M.
Berdasarkan
prasasti yang pernah ditemukan di kawasan percandian, Candi Jiwa
diperkirakan merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara. Kerajaan
Tarumanegara berkembang pada abad ke-4 masehi dan merupakan kerajaan
tertua di Jawa Barat. Jika dilihat dari atas, struktur paling atas dari
Candi Jiwa memperlihatkan bentuk seperti bunga teratai.
"Cara
mereka menyusun batu bata candi yaitu dengan sistem gosok spesi dan
menggunakan batu kunci. Jenis batu bata yang digunakan untuk membangun
Candi Jiwa diperkirakan jauh lebih tua dari jenis batu penyusun Candi
Borobudur," ungkap Nasri.
Berjarak kira-kira 100 meter dari
komplek candi, berdiri sebuah museum. Bangunan sederhana berlantai 1 itu
hanya menampung sedikit benda peninggalan sejarah terkait percandian di
Batujaya.
"Sebagian besar benda bersejarah masih diteliti tim
arkeolog, sebagian lagi sudah disimpan di Museum Nasional (Jakarta
Pusat)," tutur Nasri.
Mayoritas isi museum adalah jenis-jenis
bebatuan yang digunakan untuk menyusun candi. Dipajang pula kerak besi
dan fosil tumbuhan yang pernah ditemukan di sekitar kawasan situs
percandian.
Beruntungnya, meskipun letak situs ini cukup jauh yaitu sekitar 40 km
dari pusat Kota Karawang, namun akses jalan menuju ke lokasi bisa
dibilang cukup bagus. Ada berbagai alternatif cara untuk para wisatawan
yang ingin berkunjung ke situs Candi Jiwa ini.
Pertama dengan
menggunakan kendaraan pribadi. Jika dari Ibu Kota, wisatawan yang
menggunakan mobil bisa menyusuri tol Jakarta-Cikampek lalu keluar di Tol
Karawang Barat. Dari situ bisa berbelok ke arah Terminal Tanjung Pura
kemudian menuju Rengas Dengklok.
Letak situs sekitar 20 km dari
Rengas Dengklok. Sepanjang perjalanan dari Rengas Dengklok menuju
Batujaya, wisatawan akan melewati jalan yang berada di sisi irigasi.
Memang agak disayangkan karena tidak banyak papan penunjuk arah yang
menunjukkan di mana letak Candi Jiwa.
Kedua jika menggunakan
sepeda motor wisatawan yang berasal dari Ibu Kota bisa menyusuri Jalan
Kalimalang hingga ke Cikarang. Tak jauh setelah Terminal Bus Cikarang,
motor bisa berbelok di daerah Pilar. Jarak situs dari situ sekitar 20
km.
Jika menggunakan transportasi umum, sejauh ini belum ada yang
sampai hingga di depan situs. Angkutan umum baik dari Karawang maupun
Cikarang, rata-rata hanya sampai Pasar Batujaya yang berjarak kira-kira 2
km dari situs. Dari situ bisa menumpang ojek untuk sampai ke lokasi.
"Selama
ini pengunjung rata-rata dari anak sekolah. Mereka bisa ratusan orang.
Selain itu ada juga mahasiswa yang datang untuk keperluan tugas. Ada
juga masyarakat umum yang cuma ingin tahu seperti apa Candi Jiwa itu,"
imbuh Nasri.
Credit
DetikNews