Tampilkan postingan dengan label NUKLIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NUKLIR. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Maret 2019

Rudal Canggih Zircon Rusia Diklaim Bisa Bikin Pertahanan AS Jadi Debu


Rudal Canggih Zircon Rusia Diklaim Bisa Bikin Pertahanan AS Jadi Debu
Penyiar berita Russia 1 mengejek militer Amerika Serikat saat menyiarkan laporan tentang rudal Zircon hipersonik, Minggu (17/3/2019). Foto/Twitter @JuliaDavisNews

MOSKOW - Russia 1, stasiun televisi pemerintah Rusia, menyombongkan rudal Zircon hipersonik terbaru yang diklaim akan membuat sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) menjadi debu. Misil canggih Moskow itu bisa terbang dengan kecepatan 6.000 mph.

Dalam siarannya hari Minggu (17/3/2019), televisi pemerintah tersebut mengejek militer Washington dengan nada ancaman. Misil Zircon atau Tsirkon pernah diuji terbang pada Desember lalu dan berhasil melesat dengan kecepatan 6.138 mil per jam (mph).

Keberadaan rudal itu telah lama menjadi rahasia umum di antara badan-badan intelijen AS. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin baru mengonfirmasi pada pidato kenegeraan 20 Februari lalu bahwa negaranya memang mengembangkan misil Zircon.

"AS pernah mencari dominasi global melalui program misilnya. Mereka harus meninggalkan ilusi, kami akan selalu merespons dengan respons timbal balik," kata Putin dalam pidatonya sekitar tiga minggu lalu. Putin juga mengklaim bahwa kemampuan rudal hipersoniknya tak terkalahkan.

Pengamat Rusia dan jurnalis Washington Post, Julia Davis, menuliskan apa yang disiarkan dalam program berita Russia 1 di Twitter. "Sistem pertahanan rudal AS akan berubah menjadi debu," tulis dia, mengomentari laporan tentang rudal Zircon hipersonik.

Misil itu awalnya dirancang untuk menargetkan kapal. Namun, menurut laporan Fast Company, senjata itu sekarang diyakini juga memiliki kemampuan menyerang target di darat.

Laporan berita televisi pemerintah itu disiarkan jurnalis Dmitry Kiselyov. "Pembawa acara TV negara Rusia Dmitry Kiselyov membanggakan bahwa rudal jelajah hipersonik Tsirkon mampu mengatasi sistem pertahanan rudal AS, menjadikannya tidak berarti. Orang Amerika sendiri tidak percaya akan hal itu. Layar (televisi) berbunyi; 'Sistem pertahanan rudal AS berubah menjadi debu'," tulis Davis via akun Twitter-nya, @JuliaDavisNews.

“Saya tidak bisa terlalu menekankan seberapa sering saya mendengar para pakar, politisi, dan pejabat pemerintah berpengaruh di TV Rusia mengatakan; 'Amerika bukan teman kita', 'Kami tidak ingin menjadi teman mereka', 'Mereka tidak akan pernah menjadi teman kami', lanjut Davis, yang secara teratur memantau dan melaporkan di media pemerintah Rusia. "Percayalah, mereka bersungguh-sungguh," imbuh dia.

Sementara itu, mengutip laporan Newsweek, sebuah penilaian intelijen Amerika Serikat menyimpulkan bahwa rudal hipersonik Rusia dapat dikerahkan sepenuhnya pada awal 2022 dan bahwa pertahanan AS saat ini tidak mampu menghentikannya. 


Laporan tersebut juga mencatat bahwa laporan "penilaian ancaman" Kantor Akuntansi Umum pemerintah AS telah menyatakan bahwa AS tidak memiliki tindakan pencegahan yang ada untuk memerangi serangan rudal hipersonik, serangan yang bahkan dapat menghasilkan hulu ledak nuklir.

Pengumuman Putin yang mengonfirmasi pengembangan rudal Zircon hipersonik itu muncul tidak lama setelah pemerintahan Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. Rusia juga mengikuti jejak AS dalam upaya mengakhiri perjanjian pencegah perang nuklir tersebut.


Credit  sindonews.com




Jumat, 15 Maret 2019

Rusia: Rencana Uji Coba Rudal Jadi Bukti AS yang Hancurkan INF


Rusia: Rencana Uji Coba Rudal Jadi Bukti AS yang Hancurkan INF
Rusia mengatakan rencana Washington untuk menguji rudal yang dilarang oleh Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah adalah kelanjutan logis dari sikapnya. Foto/Istimewa

MOSKOW - Rusia mengatakan rencana Washington untuk menguji rudal yang dilarang oleh Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) adalah kelanjutan logis" dari sikapnya. Moskow menyebut, ini juga membuktikan bahwa bukan Rusia, tapi AS yang sejatinya merusak perjanjian itu.

"Kami sangat tidak setuju dengan kecaman terhadap kami yang menyatakan bahwa kami tidak menepati janji kami tentang Perjanjian INF," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov seperti dilansir Tass pada Kamis (14/3).

"Sebaliknya, kami menunjukkan kepada semua, menggunakan argumen dan bukti, bahwa Justru AS yang menjadi sumber pembongkaran dokumen ini karena faktanya mereka yang melanggar. AS menggunakan sistem yang "secara de facto" melanggar ketentuan dasar Perjanjian INF," sambungnya.

Peskov kemudian mengatakan, bukan Rusia yang memasukkan anggaran penelitan dan pengembangan rudal yang dilarang oleh INF, tetapi AS.

"Tentu saja, implementasi penelitan dan pengembangan biasanya tidak mungkin tanpa uji coba. Itulah sebabnya, ini (rencana pengujian rudal) adalah kelanjutan logis dari situasi ini," ungkapnya.

Sebelumnya diwartakan, AS dilaporkan sedang bersiap untuk menguji coba rudal jelajah yang diluncurkan di darat dengan jangkauan sekitar 1.000 km (620 mil) pada Agustus mendatang.

"Kami akan menguji coba rudal jelajah yang diluncurkan di darat pada bulan Agustus," kata seorang pejabat senior Pentagon, yang menolak disebutkan namanya dan menambahkan Jika uji coba itu berhasil, maka rudal tersebut bisa dikerahkan dalam waktu sekitar 18 bulan. 



Credit  sindonews.com


Kamis, 14 Maret 2019

Mengenal Bom Tsar Rusia: Raja Bom Nuklir Dunia, 3.000 Kalinya Bom Hiroshima


Mengenal Bom Tsar Rusia: Raja Bom Nuklir Dunia, 3.000 Kalinya Bom Hiroshima
Bom Tsar atau Raja Bom, bom nuklir terbesar di dunia yang dimiliki Rusia. Foto/The National Interest

MOSKOW - Runtuhnya Perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF) antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia, membuat Tsar Bomba (Bom Tsar) jadi sorotan media. Senjata itu dianggap sebagai rajanya bom nuklir di dunia yang kekuatannya 50 megaton atau 3.000 kalinya dari bom nuklir yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima, Jepang, saat Perang Dunia II.

Perjanjian INF 1987 runtuh setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut secara bertahap hingga enam bulan ke depan. Washington menuduh Moskow melanggar perjanjian pencegah perang nuklir itu. Rusia, di bawah pemerintah Presiden Vladimir Putin, merespons serupa dengan menarik diri dari Perjanjian INF. Moskow membantah melanggar perjanjian dan menuduh balik Washington sebagai pelanggarnya.

The National Interest, majalah militer yang berbasis di AS, dalam artikel online-nya 11 Maret mengulas bom mengerikan yang dimiliki rezim Rusia itu. Dalam radius hingga 50 mil jauhnya, siapa pun yang terkena kilatan senjata nuklir ini akan menerima luka bakar tingkat tiga. Singkatnya, hulu ledak Bom Tsar akan benar-benar menghancurkan seluruh area metropilitan seluas Los Angeles.

Mayor Andrei Durnovtsev, seorang pilot angkatan udara Soviet dan komandan pesawat pembom Tu-95 Bear, memiliki kehormatan dalam sejarah Perang Dingin. Dia pernah menerbangkan pesawat yang menjatuhkan bom berdaya ledak 50 megaton tersebut dalam uji coba.

Selama bertahun-tahun, sejarawan mengidentifikasi banyak nama untuk tes Bom Tsar. Andrei Sakharov, salah satu fisikawan yang membantu mendesainnya, hanya menyebutnya "the Big Bomb (Bom Besar)". Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev menyebutnya "Kuzka's Mother", sebuah rujukan ke pepatah Rusia kuno yang berarti Anda akan mengajari seseorang dengan keras, pelajaran yang tak terlupakan.

Badan Intelijen Pusat atau CIA Amerika Serikat menjulukinya tes "Joe 111". Tapi nama yang lebih populer lahir dari kebanggaan Rusia dan sangat mengagumi semuanya, yakni Tsar Bomba atau Raja Bom.

"Sejauh yang saya tahu istilah itu tidak muncul sampai setelah berakhirnya Perang Dingin," kata Alex Wellerstein, seorang sejarawan di Stevens Institute of Technology yang juga seorang blogger, kepada War Is Boring. "Sebelum itu hanya disebut bom 50 megaton atau 100 megaton."

"Saya pikir kami membuat lebih banyak Tsar Bomba hari ini daripada kapan pun selain periode langsung di mana ia diuji," ujarnya.

"Orang Amerika suka menunjukkannya sebagai contoh betapa gilanya Perang Dingin, dan betapa gilanya orang-orang Rusia itu," ujar Wellerstein. "Rusia tampaknya bangga karenanya." 


Pada 30 Oktober 1961, Durnovtsev dan krunya lepas landas dari lapangan terbang di Semenanjung Kola dan menuju ke area uji coba nuklir Soviet di atas Lingkaran Arktik di Teluk Mityushikha, yang terletak di kepulauan Novaya Zemlya.

Ilmuwan proyek uji coba itu melukis pesawat pembom Bear dan pesawat pengejarnya, Tu-16 Badger, berwarna putih untuk membatasi kerusakan akibat panas dari pulsa termal bom. Setidaknya itulah yang para ilmuwan harapkan dari cat itu.

Bom itu juga memiliki parasut untuk memperlambat kejatuhannya. Tujuannya adalah memberi kesempatan bagi kedua pesawat untuk terbang sekitar 30 mil dari titik nol sebelum bom nuklir itu meledak. Ini sekaligus memberi Durnovtsev dan kawan-kawan kesempatan untuk melarikan diri.

Ketika pesawat mencapai tujuan mereka di ketinggian 34.000 kaki yang telah ditentukan, ia memerintahkan bom dijatuhkan. Parit terbuka, dan bom mulai turun tiga menit ke ketinggian ledakan dua setengah mil di atas bumi.

Kemudian bom mengerikan itu meledak. Bola api selebar lima mil membumbung tinggi di langit seperti pesawat pembom Bear. Gelombang kejut bom itu menyebabkan pesawat Bear turun lebih dari setengah mil di ketinggian sebelum Durnovtsev mendapatkan kembali kendali atas pesawatnya.

Ledakan itu memecahkan jendela lebih dari 500 mil jauhnya. Saksi mata melihat kilatan menembus awan tebal lebih dari 600 mil dari lokasi ledakan.

Awan jamurnya mendidih ke atmosfer sampai 45 mil di atas tanah nol, yang pada dasarnya di batas bawah. Bagian atas awan jamur menyebar hingga lebarnya 60 mil. Denyut panas nuklir itu membakar cat kedua pesawat.

Daya ledak itu pun masih kecil dibandingkan dengan rencana asli Soviet kala itu.

Para perancang awalnya berniat Bom Tsar memiliki daya ledak 100 megaton. Mereka menggunakan konfigurasi bahan bakar kering Teller-Ulam lithium tiga tahap, mirip dengan perangkat termonuklir yang pertama kali ditunjukkan oleh Amerika Serikat selama tembakan Castle Bravo.

Kekhawatiran tentang kejatuhannya mendorong para ilmuwan Rusia untuk menggunakan perusak timbal yang menurunkan daya ledaknya hingga setengah dari kemampuan aslinya. Yang cukup menarik, Bom Tsar adalah salah satu senjata nuklir "terbersih" yang pernah diledakkan, karena desain bomnya menghilangkan 97 persen dari kemungkinan kejatuhan.


Bahkan ukurannya pun mengerikan. Panjangnya 26 kaki, berdiameter sekitar tujuh kaki dan beratnya lebih dari 60.000 pound, ukuran yang begitu besar sehingga tidak bisa muat di dalam teluk bom dari pesawat pembom Bear yang dimodifikasi untuk menjatuhkannya.

Bom Tsar yang begitu besar diragukan apakah itu bisa menjadi senjata praktis yang dikirimkan oleh pesawat pembom Soviet.

Karena jarak dari Uni Soviet ke Amerika, pemindahan tangki bahan bakar pesawat untuk mengakomodasi bom—dikombinasikan dengan bobotnya yang tipis—berarti bahwa pesawat pembom Bear tidak akan memiliki bahan bakar yang cukup untuk misi bahkan dengan pengisian bahan bakar di udara.

Namun, CIA menyelidiki apakah Soviet berencana untuk menempatkan hulu ledak serupa pada rudal balistik antarbenua super kuat yang akan menargetkan kota-kota Amerika.

Alasannya adalah akurasi. Atau lebih tepatnya, kekurangannya. Karena keunggulan nuklir aliansi NATO, AS dapat menempatkan pesawat pembom dan rudal balistik jarak menengah yang cukup dekat dengan target Soviet di Eropa Timur.

Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, AS menempatkan rudal balistik jarak menengah seperti Thor di Inggris dan Turki, dan rudal Honest John dan Matador di Jerman Barat.

Jarak penerbangan yang lebih pendek untuk rudal-rudal itu berarti mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk mengirimkan hulu ledak nuklir mereka secara efektif tepat sasaran.

Senjata nuklir Rusia harus melakukan perjalanan lebih jauh, sehingga ada lebih banyak peluang untuk kehilangan tandanya. Tetapi untuk hulu ledak 100 megaton itu cukup dekat.

Pada tahun 1963, Khrushchev mengatakan Uni Soviet memiliki bom berkekuatan 100 megaton yang dikerahkannya ke Jerman Timur. Tetapi klaim perdana menteri itu diragukan kebenarannya oleh sejarawan.

Sedangkan Sakharov, yang karena pengalamannya membangun dan menguji Bom Tsar mengubah hidupnya, mendorong dirinya sendiri untuk meninggalkan penelitian senjata.

Dia menjadi kritikus blak-blakan terhadap upaya Soviet untuk menciptakan sistem pertahanan rudal anti-balistik. Dia kemudian menjadi advokat untuk hak-hak sipil di Uni Soviet dan banyak pembangkang politik yang dianiaya yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1975.



Credit  sindonews.com



Rabu, 13 Maret 2019

Ingin Senjata Nuklir AS Tiada Duanya, Trump Tingkatkan Pendanaan



Ingin Senjata Nuklir AS Tiada Duanya, Trump Tingkatkan Pendanaan
Para penerbang saat menyiapkan sebuah rudal di kompleks rudal Pangkalan Angkatan Udara F. E. Warren, Amerika Serikat. Foto/Airman 1st Class Braydon Williams/US Air Force


WASHINGTON - Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) Amerika Serikat (AS) akan menerima kenaikan 8,3 persen dari anggarannya saat ini. Peningkatan pendanaan ini untuk menuruti komitmen pemerintah Presiden Donald Trump yang ingin memastikan kemampuan senjata nuklir Washington tiada duanya.

NNSA sedang menyelesaikan produksi rudal nuklir berdaya ledak rendah terbaru. NNSA, sebuah agen semi-otonom di Departemen Energi yang memiliki pengawasan terhadap persediaan senjata nuklir Amerika, membutuhkan USD16,5 miliar dalam anggaran tahun fiskal 2020, atau naik USD1,3 miliar dari total anggaran tahun fiskal 2019 (FY19)-nya.

Kegiatan yang terkait dengan senjata nuklir dialokasikan anggaran USD12,4 miliar, yang artinya mengalami peningkatan 11,8 persen dari FY19. 

"Permintaan anggaran Presiden mencerminkan komitmen kuat Administrasi Trump untuk memastikan bahwa kemampuan nuklir AS tidak ada duanya," kata Administrator NNSA, Lisa Gordon-Hagerty, dalam sebuah pernyataan, dikutip Defense News, Selasa (12/3/2019).

"Pendanaan vital ini akan memungkinkan kami untuk melanjutkan modernisasi Perusahaan Keamanan Nuklir untuk menghadapi ancaman abad ke-21," lanjut dia.

NNSA memiliki lima program modernisasi senjata nuklir besar-besaran yang sedang berlangsung, yakni perpanjangan usia bom gravitasi B61-12; desain hulu ledak W80-4 untuk senjata jarak jauh Angkatan Udara; W88 Altertion 370 untuk rudal balistik Trident II; dan Program Modifikasi W87-1 untuk hulu ledak bagi rudal balistik antarbenua. Program kelima adalah modifikasi W76-2 yang dianggap yang paling kontroversial.

Bom nuklir W76-2 dengan daya ledak rendah pertama kali diperkenalkan oleh pemerintahan Trump dalam Tinjauan Postur Nuklir awal 2018. Pada bulan Januari lalu, NNSA mengumumkan produksi bom tersebut telah dimulai pada unit pertama. W76-2 akan diluncurkan oleh kapal selam. 




Credit  sindonews.com




Rabu, 06 Maret 2019

AS Ancam Perkuat Sanksi Jika Korut Tak Denuklirisasi


AS Ancam Perkuat Sanksi Jika Korut Tak Denuklirisasi
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, mengatakan negaranya bakal meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara jika Pyongyang tidak menghentikan program nuklirnya. (Reuters/Joshua Roberts/File Photo)



Jakarta, CB -- Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton, mengatakan bahwa negaranya bakal meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara jika Pyongyang tidak menghentikan program nuklirnya.

"Jika mereka tidak mau melakukannya, maka saya pikir Presiden [Donald] Trump sudah sangat jelas mengatakan bahwa mereka tidak akan mendapat keringanan atas sanksi yang diberikan kepadanya dan kami bahkan mempertimbangkan memperkuat sanksi itu," ujar Bolton, Selasa (5/3).

Namun, dalam wawancara dengan Fox Business Network yang dikutip Reuters tersebut, Bolton mengatakan bahwa AS akan memantau terlebih dulu komitmen Korut setelah pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un di Vietnam pekan lalu tak membuahkan hasil.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Hanoi tersebut, Trump membeberkan bahwa AS sebenarnya sudah menyiapkan satu dokumen kesepakatan yang dapat ditandatangani usai konferensi tingkat tinggi dengan Kim.


Di akhir pertemuan, Trump memilih untuk tak meneken dokumen apa pun karena tidak mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi.

Menurut Trump, Kim menawarkan menutup sejumlah situs peluncuran rudal dan kompleks nuklir dengan timbal balik AS mencabut sanksi atas Korut.

Sementara itu, Trump ingin Korut melucuti senjata nuklirnya secara keseluruhan, baru AS dapat mencabut sanksi atas negara pimpinan Kim tersebut.

Beberapa hari setelah pertemuan tersebut, sejumlah laporan mengungkap bahwa Korut mulai berupaya mengaktifkan kembali situs rudal dan nuklirnya, seperti Sohae dan Tongchang-ri.



Credit  cnnindonesia.com




Rusia Sebut Infrastruktur Nuklir AS di Eropa Harus Dihancurkan



Rusia Sebut Infrastruktur Nuklir AS di Eropa Harus Dihancurkan
Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, akan sangat tepat untuk menghancurkan seluruh infrastruktur untuk senjata nuklir AS yang berada di Eropa. Foto/Istimewa


MOSKOW - Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, akan sangat tepat untuk menghancurkan seluruh infrastruktur untuk senjata nuklir Amerika Serikat (AS) yang berada di Eropa.

"Semua orang akan merasa lebih nyaman ketika semua senjata nuklir AS kembali ke wilayah AS, dan infrastruktur di Eropa yang memungkinkan untuk menyimpan, melayani, dan menyebarkan senjata-senjata itu, akan dihilangkan," kata Medvedev, seperti dilansir Tass pada Rabu (6/3).

Medvedev mencatat bahwa ini juga menyangkut latihan militer tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir yang secara rutin diadakan di negara-negara anggota NATO.

"Ini hanya menambah tekanan yang tidak perlu, sebagian besar untuk negara-negara NATO sendiri. AS, bukan Rusia, memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian fundamental dalam bidang keamanan global, Perjanjian Pasukan Nuklir Internasional (INF)," ucapnya.

"Inilah sebabnya mengapa presiden Rusia menandatangani, sebagai tindakan timbal balik, sebuah dekrit mengenai penangguhan keanggotaan dalam Perjanjian INF sampai AS menghapuskan pelanggaran mereka sendiri. Kami tidak mengancam siapa pun, dan kami pasti tidak akan menyerang siapa pun atau bertarung dengan siapa pun," kata Medvedev. "Setiap upaya pemerasan nuklir, menurut pendapat kami, memperburuk ketegangan internasional," sambungnya.

Dia lalu menegaskan bahwa Moskow menginginkan perdamaian dan stabilitas di Eropa, dan menjaga dialog dengan negara-negara anggota NATO. "Kami bekerja sama dengan mereka dalam beberapa masalah. Kerja sama kami konstruktif, dan kami mengharapkan pendekatan yang sama dari mitra kami," tambahnya. 




Credit  sindonews.com



Rusia Tolak Akui Korut sebagai Negara Nuklir



Rusia Tolak Akui Korut sebagai Negara Nuklir
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov mengatakan, Rusia tidak akan pernah mengakui Korea Utara (Korut) sebagai negara nuklir. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov mengatakan, Rusia tidak akan pernah mengakui Korea Utara (Korut) sebagai negara nuklir. Dia juga menuturkan, Moskow siap bekerja sama dengan AS untuk mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea.

"Kami tidak akan pernah mengakui Korut sebagai negara senjata nuklir. Kami ingin melihat Korut sebagai negara non-nuklir," kata Antonov dalam sambutannya di Stimson Center di Washington DC.

"Rusia juga siap bekerja sama dengan AS dalam masalah Korut," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (5/3).

Seperti diketahui, pertemuan terakhir antara Presiden AS, Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea di Hanoi, Vietnam, berakhir tanpa kesepakatan.

Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton saat melakukan wawancara dengan CBS News menuturkan, pemimpin Kim Jong-un adalah penyebab gagalnya dicapai kesepakatan dalam pertemuan Hanoi. Bolton menuturkan Jong-un tidak siap untuk kesepakatan yang ditawarkan oleh Presiden AS, Donald Trump dalam pertemuan pekan lalu.

"Diskusi ekstensif antara Trump dan Jong-un dan masalah sebenarnya adalah apakah Korut siap untuk menerima apa yang disebut Trump sebagai 'masalah besar', yang sepenuhnya denuklirisasi di bawah definisi yang diberikan presiden kepada Kim Jong-un dan memiliki potensi untuk masa depan ekonomi yang sangat besar atau mencoba dan melakukan sesuatu yang kurang dari apa yang tidak dapat kita terima," kata Bolton.



Credit  sindonews.com



Iran: Laporan IAEA Hancurkan Kebohongan Israel dan AS


ran: Laporan IAEA Hancurkan Kebohongan Israel dan AS
Zarif menuturkan, verifikasi IAEA bahwa Iran melanjutkan komitmennya terhadap perjanjian nuklir dengan negara-negara dunia, melawan kebohongan Israel dan AS. Foto/Istimewa

TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammed Javad Zarif menuturkan, verifikasi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk ke-14 kalinya bahwa Iran melanjutkan komitmennya terhadap perjanjian nuklir dengan negara-negara dunia, melawan "kebohongan" Israel dan Amerika Serikat (AS).

Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano dalam pernyataan pengantarnya kepada Dewan Gubernur IAEA di Wina, Austria mengatakan, Iran terus mengimplementasikan kesepakatan nuklir tahun 2015.

"Iran sedang mengimplementasikan komitmen terkait nuklirnya di bawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama," kata Amano, merujuk pada nama resmi kesepakatan nuklir, seperti dilansir PressTV pada Selasa (5/3).

Zarif, dalam sebuah pernyataan akun Twitternya menuturkan, apa yang disampaikan oleh IAEA berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Presiden AS, Donald Trump dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Baik Trump dan Netanyahu terus menuding Teheran telah melanggar kesepakatan tersebut, dengan masih melakukan uji coba rudal. Teheran menyatakan rudal mereka bersifat defensif dan tidak dirancang untuk membawa hulu ledak itu, dan hal itu tidak melanggar kesepakatan tersebut.

“Berlawanan dengan kebohongan konstan yang Netanyahu, dan sekutunya sampaikan tentang Iran, IAEA sekali lagi dan untuk kesekian kalinya menegaskan pendirian kita dengan kata-kata kita dan mengikuti perjanjian nuklir," kicau Zarif.




Credit  sindonews.com





Tanda-tanda Radiasi Fukushima Sampai ke Pesisir Barat Amerika



Sejumlah pekerja dari Otoritas Regulasi Nuklir Jepang, menggunakan baju dan masker pelindung saat memeriksa tangki air terkontaminasi di Reaktor Nuklir Fukushima, Jepang (23/8). Penanganan kebocoran di reaktor nuklir ini akan menghabiskan dana besar dan waktu yang tidak sedikit. REUTERS/Nuclear Regulation Authority
Sejumlah pekerja dari Otoritas Regulasi Nuklir Jepang, menggunakan baju dan masker pelindung saat memeriksa tangki air terkontaminasi di Reaktor Nuklir Fukushima, Jepang (23/8). Penanganan kebocoran di reaktor nuklir ini akan menghabiskan dana besar dan waktu yang tidak sedikit. REUTERS/Nuclear Regulation Authority

CB, Jakarta - Tujuh tahun setelah bencana nuklir Fukushima, muncul tanda-tanda dampak radiasi mencapai pesisir barat Amerika.
Situs Global Research, yang dikutip pada 4 Maret 2019, merilis puluhan bukti radiasi Fukushima dalam laporannya yang dirilis 30 Desember 2018.
Global Research merilis peta dari Nuclear Emergency Tracking Center, menunjukkan tingkat radioasi di seluruh stasiun pengawasan radiasi Amerika.

Peta menunjukkan sepanjang garis pantai barat atau West Coast dipenuhi radiasi. Setiap harinya, 300 ton air radioaktif dari Fukushima menyebar ke Samudera Pasifik. Ini mengindikasikan jumlah material radioaktif yang dilepaskan Fukushima semakin bertambah dan berimbas pada rantai makanan.

Peta deteksi radiasi nuklir AS dari Nuclear Emergency Tracking Center [Netc.com]
Semua radiasi nuklir ini akan hidup lebih lama dari kita semua dengan margin yang sangat luas. Pakar mengatakan bahwa membersihkan radiasi Fukushima bisa memakan waktu hingga 40 tahun. Sementara itu banyak orang akan menderita kanker dan masalah kesehatan lainnya sebagai akibat dari paparan radiasi nuklir tingkat tinggi.
Berikut adalah 28 tanda bahwa pantai barat Amerika Utara benar-benar terpapar radiasi nuklir dari Fukushima.

1. Bulu Beruang Kutub Rontok
Beruang kutub, anjing laut dan walrus di sepanjang garis pantai Alaska menderita kehilangan bulu dan luka terbuka.
Pakar margasatwa sedang mempelajari apakah kehilangan bulu dan luka terbuka yang terdeteksi pada sembilan beruang kutub dalam beberapa pekan terakhir tersebar luas terkait dengan insiden serupa pada anjing laut dan burung walrus.
Ada 33 beruang yang terluka yang ditemukan di dekat Barrow, Alaska, selama pekerjaan survei rutin di sepanjang garis pantai Arktik.
"Tes menunjukkan mereka memiliki alopecia, atau kehilangan bulu, dan masalah kulit lainnya," kata Survei Geologi AS dalam sebuah pernyataan.

2. Singa dan Anjing Laut Mati Mendadak
Muncul wabah kematian singa laut di sepanjang garis pantai California. Di Rookeri, pulau di lepas pantai California Selatan, 45 persen singa laut yang lahir pada Juni telah mati, kata Sharon Melin, ahli biologi margasatwa untuk Layanan Perikanan Kelautan Nasional yang berpusat di Seattle.

3. Puing Fukushima di Pasifik
Sebidang puing dari radioaktif Fukushima yang kira-kira seukuran California telah melintasi Samudera Pasifik dan mulai bertabrakan dengan pantai barat.

4. Kadar Cesium di Hawaii
Para ahli telah menemukan tingkat cesium-137 yang sangat tinggi pada plankton yang hidup di perairan Samudera Pasifik antara Hawaii dan pantai barat.

5. Tuna Sirip Biru Terkena Radiasi
Satu tes di California menemukan bahwa 15 dari 15 tuna sirip biru terkontaminasi radiasi dari Fukushima.

6. Kadar Cesium di Ikan

Nelayan berusia 71 tahun, Tatsuo Niitsuma memegang ikan hasil tangkapannya di atas kapal "Shoei Maru", di dekat kota Hirono, 25 km selatan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, Jepang, Minggu (26/5). REUTERS/Issei Kato
Pada tahun 2012, Vancouver Sun melaporkan bahwa cesium-137 ditemukan dalam persentase yang sangat tinggi dari ikan yang dijual Jepang ke Kanada. Ditemukan kadar cesium-137 dari 73 persen makarel, 91 persen dari halibut, 92 persen ikan sarden, 93 persen tuna dan belut, 94 persen cod dan ikan teri, 100 persen ikan mas, rumput laut, hiu dan monkfish

7. Tingkat Radiasi di Ikan
Pihak berwenang Kanada menemukan tingkat radiasi nuklir yang sangat tinggi dalam sampel ikan tertentu.
Beberapa sampel ikan yang diuji hingga saat ini memiliki tingkat radiasi yang sangat tinggi: satu sampel ikan bass yang dikumpulkan pada bulan Juli, misalnya, memiliki 1.000 becquerel per kilogram cesium.

8. Kanker di Sepanjang Pantai Barat

Beberapa ahli menyebut tingginya tingkat kanker di sepanjang pantai barat hanya dari orang yang memakan ikan yang terkontaminasi.
"Lihatlah apa yang terjadi sekarang: Mereka membuang radioaktivitas dalam jumlah besar ke laut, tidak ada yang mengira ini dimulai sejak 2011," ujar Daniel Hirsch, dosen kebijakan nuklir di Universitas California-Santa Cruz, mengatakan kepada Global Security Newswire.

9. Zat Radioaktif di Samudera Pasifik
Seorang peneliti senior kimia laut di Lembaga Penelitian Meteorologi Badan Meteorologi Jepang mengatakan bahwa 30 miliar becquerel radioaktif cesium dan 30 miliar becquerel radioaktif strontium dilepaskan ke Samudera Pasifik dari Fukushima setiap hari.
Menurut Tepco, total sekitar 20 triliun hingga 40 triliun becquerel radioaktif tritium telah masuk ke Samudera Pasifik sejak bencana Fukushima terjadi.

10. Gumpalan Cesium ke Pesisir AS
Satu studi baru-baru ini menyimpulkan bahwa gumpalan cesium-137 yang sangat besar dari bencana Fukushima mulai mengalir ke perairan pesisir AS awal 2019
Simulasi lautan menunjukkan bahwa gumpalan radioaktif cesium-137 yang dilepas dari bencana Fukushima pada 2011 dapat mulai mengalir ke perairan pantai AS, mulai dari awal 2014 dan mencapai puncaknya pada 2016.
Diproyeksikan bahwa kadar cesium-137 yang signifikan akan mencapai setiap sudut Samudra Pasifik pada tahun 2020.

11. Wabah Tiroid
Iodin-131, Cesium-137 dan Strontium-90 yang terus-menerus datang dari Fukushima akan mempengaruhi kesehatan mereka yang hidup di belahan bumi utara untuk waktu yang sangat lama.
Iodin-131, misalnya, dapat dicerna ke dalam tiroid, di mana ia memancarkan partikel beta (elektron) yang merusak jaringan.
Wabah tiroid yang rusak telah dilaporkan terjadi di antara 40 persen anak-anak di daerah Fukushima. Persentase itu bisa lebih tinggi.
Dampak bagi anak-anak bisa menghambat pertumbuhan fisik dan mental. Di antara orang dewasa tiroid menyebabkan berbagai macam penyakit, termasuk kanker.
Cesium-137 dari Fukushima telah ditemukan pada ikan yang ditangkap hingga California. Ini menyebar ke seluruh tubuh, tetapi cenderung menumpuk di otot.
Waktu paruh Strontium-90 adalah sekitar 29 tahun. Strontium serupa dengan penyerapan kalsium dan masuk ke tulang masnusia.

12. Bisa Mengancam Umat Manusia Selama Ribuan Tahun
Profesor Yale Charles Perrow memperingatkan bahwa jika pembersihan zat radioaktif Fukushima tidak ditangani secara presisi 100 persen, maka keberlangsungan hidup umat manusia dapat terancam selama ribuan tahun.




Credit  tempo.co


Selasa, 05 Maret 2019

Putin Teken Penangguhan Rusia terhadap Perjanjian Senjata Nuklir




Putin Teken Penangguhan Rusia terhadap Perjanjian Senjata Nuklir
Presiden Rusia Vladimir Vladimorvich Putin. Foto/REUTERS


MOSKOW - Presiden Vladimir Putin telah menandatangani dekrit yang menangguhkan keikutsertaan Rusia dalam perjanjian kunci kendali senjata nuklir era Perang Dingin yang dikenal sebagai Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987. Tindakan pemimpin Kremlin ini sebagai respons atas langkah serupa yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin yang dikutip Reuters, Selasa (5/3/2019), Kremlin mengatakan penangguhan itu akan berlangsung sampai AS mengakhiri pelanggaran Perjanjian INF atau sampai perjanjian itu berakhir.

Pada bulan Februari, Washington memberikan pemberitahuan tentang niatnya untuk menarik diri dari perjanjian INF 1987, sebuah perjanjian yang dibuat untuk mencegah perang nuklir antara AS dan Uni Soviet.

Washington di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump mengultimatum Rusia untuk kembali mematuhi Perjanjian INF dalam waktu enam bulan.

Washington menuduh Moskow mengembangkan dan mengerahkan rudal jelajah yang melanggar ketentuan Perjanjiaan INF 1987. Perjanjian itu melarang produksi, pengujian dan penyebaran rudal balistik berbasis darat yang memiliki jangkauan antara 500 km hingga 5.500 km.

Para pejabat AS juga menyatakan keprihatinan bahwa China, yang bukan merupakan pihak dalam pakta INF, memperoleh keuntungan militer yang signifikan di Asia dengan mengerahkan sejumlah besar rudal dengan jangkauan di luar batas perjanjian itu.

Rusia membantah tuduhan AS bahwa Moskow melanggar Perjanjian INF. Sebaliknya, Moskow menuduh bahwa Washington-lah yang melanggar pakta tersebut dengan mengerahkan fasilitas pertahanan rudal di Eropa Timur yang dapat menembakkan rudal jelajah, bukan sistem pencegat rudal. Washington menolak klaim Moskow itu.

Runtuhnya perjanjian itu memicu kekhawatiran akan terulangnya krisis rudal Eropa era Perang Dingin selama 1980-an. Kala itu, AS dan Uni Soviet sama-sama mengerahkan rudal jarak menengah di benua Eropa.

Putin sebelumnya mengatakan bahwa Rusia akan berusaha mengembangkan rudal jarak menengah, tetapi tidak akan menempatkannya di bagian Eropa di negaranya atau pun di tempat lain kecuali AS melakukannya. 

NATO telah mendukung keputusan AS untuk menarik diri dari pakta tersebut, tetapi banyak pemimpin Eropa telah menyuarakan kekhawatiran atas konsekuensi dari kehancuran Perjanjian INF.

Sedangkan China mendesak Rusia dan AS untuk mempertahankan perjanjian tersebut.


Credit  sindonews.com



Senin, 04 Maret 2019

China Tak Sudi Akui India dan Pakistan sebagai Negara Nuklir



China Tak Sudi Akui India dan Pakistan sebagai Negara Nuklir
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang. Foto/REUTERS


BEIJING - Pemerintah China menegaskan sikapnya yang tidak akan pernah mengakui India dan Pakistan sebagai negara bersenjata nuklir. Sikap yang sama juga berlaku untuk sekutunya, Korea Utara.

"Saya ingin mengatakan bahwa China tidak pernah mengakui India dan Pakistan sebagai negara-negara yang memiliki senjata nuklir," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu Kang dalam sebuah media briefing di Beijing, pada hari Jumat.

"Posisi China dalam perjanjian tentang non-proliferasi senjata nuklir tetap kokoh dan tidak berubah," katanya lagi, seperti dikutip India Today, Sabtu (2/3/2019).

Sikap China itu, kata Lu Kang, mengacu pada Perjanjian Non-Proliferasi yang tidak ditandatangani oleh India maupun Pakistan. China telah memblokir masuknya India ke dalam Kelompok Pemasok Nuklir (NSG) yang beranggotakan 48 negara dengan alasan bahwa mereka belum menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. India telah secara resmi mengajukan keanggotaan NSG pada Mei 2016.

Dalam reaksi pertamanya terhadap serangan udara Angkatan Udara India (IAF) terhadap kamp teror Jaish-e-Mohammed di Garis Kontrol (LoC) Kashmir, China mendesak India dan Pakistan untuk menahan diri. China telah meminta New Delhi untuk memerangi terorisme melalui kerja sama internasional.

Sementara itu, Prancis pada hari Jumat memberikan dukungan penuh kepada India dalam perang melawan terorisme dalam segala bentuknya. Paris juga menyambut baik pembebasan pilot jet tempur India, Komandan Angkatan Udara Abhinandan Varthaman, yang ditangkap militer Pakistan pada hari Rabu setelah jet tempur MiG-21-nya ditembak jatuh.

"Saya menyambut pelonggaran ketegangan antara India dan Pakistan serta pembebasan pilot Angkatan Udara India yang ditahan di Pakistan," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian. "Saya memuji pilihan kedua pemerintah untuk menahan diri dan bertanggung jawab dan mendesak mereka untuk melanjutkan dialog bilateral."

Le Drian mengatakan Prancis akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan 14 Februari di Pulwama dikenai sanksi. Jaish-e-Mohammed yang berbasis di Pakistan telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India itu.

Bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, Prancis telah mengajukan proposal baru di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memasukkan pemimpin Jaish-e-Mohammed; Masood Azhar, ke dalam daftar hitam pelaku terorisme. Tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB telah meminta komite sanksi Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara untuk membuat Azhar terkena embargo senjata, larangan perjalanan global, dan pembekuan aset.

Prancis sendiri telah mengambil alih kepresidenan Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat. 





Credit sindonews.com





Jumat, 01 Maret 2019

Proposal Denuklirisasi Korea Utara Ditolak AS



Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un bertemu di Vietnam, 27 Februari 2019
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un bertemu di Vietnam, 27 Februari 2019
Foto: AP

Korea Utara menyebut proposal denuklirisasi mereka realistis.

CB, HANOI -- Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho mengatakan, Korut membuat proposal realistis pada pertemuan puncak antara pemimpinnya, Kim Jong-un, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, Washington bersikeras Pyongyang mengambil satu langkah lagi di luar pembongkaran kompleks nuklir, Yongbyon.

Menteri Ri mengatakan pada konferensi pers, Pyongyang telah menawarkan untuk secara permanen membongkar semua produksi bahan nuklirnya, termasuk plutonium dan uranium yang diamati oleh para ahli Amerika. Ri menambahkan, Korut meminta Washington memberikan sanksi parsial, tidak sepenuhnya, dan ini bertentangan dengan klaim Trump sebelumnya.

Trump mengatakan, ia telah meninggalkan perjanjian nuklir di Hanoi pada Kamis, karena tuntutan yang tidak dapat diterima dari pemimpin Korut untuk mencabut sanksi yang dipimpin AS. Trump dan Kim gagal mencapai kesepakatan perihal denuklirisasi semenanjung Korea dalam pertemuan keduanya di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2).

Sebelumnya, baik Trump dan Kim menyatakan harapan mereka bagi kemajuan dalam meningkatkan hubungan kedua negara. Hal itu terutama terkait dengan isu kunci denuklirisasi dalam pertemuan yang ditunggu-tunggu sejak tahun lalu.





Credit  republika.co.id





Korea Utara Ancam tak Mau Lagi Berunding Soal Nuklir


Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP

Korea Utara menilai As kehilangan kesempatan untuk mencapai kesepakatan nuklir.




CB, HANOI -- Korea Utara memperingatkan bahwa pemimpinnya, Kim Jong-un kemungkinan sudah tidak memiliki keinginan untuk mencapai kesepakatan nuklir setelah gagalnya KTT antara Kim dengan Donald Trump.

Selama konferensi pers yang jarang dilakukan oleh para pejabat Korea Utara, Menteri Luar Negeri Ri Yong-Ho membantah klaim Presiden AS bahwa Kim telah menuntut penghapusan seluruh sanksi ekonomi. Dia menyatakan bahwa negaranya telah menawarkan proposal realistis untuk memulai proses denuklirisasi.

"Amerika Serikat tidak menerima proposal kami berarti kehilangan kesempatan yang datang sekali dalam seribu tahun," kata Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-Hui mengatakan kepada wartawan, dilansir di Bloomberg, Jumat (1/3).

Meski begitu, Kim memiliki opsi terbatas karena sanksi internasional menjerat ekonomi Korea Utara yang semakin goyah. Mendapatkan sejumlah dukungan ekonomi dari Cina kemungkinan akan sangat penting bagi rezim Kim.

Pemimpin Korut tersebut pada Januari membuat ancaman serupa untuk beralih ke 'jalur baru' jika Trump tidak mencabut sanksi dan kemudian melanjutkan untuk bertemu dengan presiden AS. Trump mengakhiri KTT awal dan mengatakan. "Kim ingin sanksi dicabut seluruhnya, dan kita tidak bisa melakukan itu," kata Trump.

Namun, Korut mengatakan negara itu hanya meminta keringanan dari sanksi yang diberlakukan pada 2016 dan 2017. Dia mengatakan itu berarti menghapus sanksi yang dijatuhkan oleh lima dari 11 resolusi PBB terhadap negara itu.

"Tawaran Korut itu termasuk menutup fasilitas plutonium dan uranium di Yongbyon di bawah pengawasan para ahli AS," kata Choe.

Yongbyon adalah kompleks yang luas dengan puluhan bangunan dan reaktor termasuk pemrosesan ulang plutonium dan fasilitas pengayaan uranium dan pusat penelitian. adalah aset penting kemampuan nuklir Korea Utara.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders, berbicara kepada wartawan selama pemberhentian pengisian bahan bakar di Alaska setelah Trump kembali, mengkonfirmasi bahwa presiden telah diberi pengarahan tentang konferensi pers Korea Utara.

"Kami ingin memastikan bahwa kami memiliki kesepakatan yang baik, bukan hanya sekadar kesepakatan," katanya.

AS memberikan Kim dengan bukti situs nuklir rahasia yang mengejutkan Korea Utara, menurut Trump. Menlu AS Michael Pompeo mengatakan bahwa bahkan tanpa Yongbyon, negara itu masih akan memiliki rudal, hulu ledak, dan unsur-unsur lain dari program nuklir yang tidak dapat diterima oleh AS.

Kemenlu Korut mengatakan kepada wartawan bahwa langkah tahap pertama seperti yang diusulkan Pyongyang tidak bisa dihindari untuk proses denuklirisasi lengkap. Dia menambahkan bahwa sikap Korut tidak akan pernah berubah dan bahwa itu bisa sulit untuk bertemu lagi.

"Kim merasa bahwa dia tidak mengerti cara orang Amerika menghitung. Saya memiliki perasaan bahwa Kim mungkin telah kehilangan keinginannya untuk bernegosiasi dengan Trump," kata Choe.

Konferensi pers yang diatur dengan tergesa-gesa oleh pejabat Korut adalah hal yang jarang dilakukan negara tersebut. Biasanya Korut menghindari keterlibatan langsung dengan media Barat dan berkomunikasi melalui pernyataan resmi.

Mereka mengumpulkan wartawan pada Jumat (1/3) lewat tengah malam waktu setempat. Menlu Ri menjelaskan dan kemudian Wakil Menlu Choe, tetap tinggal setelahnya untuk sesi tanya jawab.

KTT berakhir tiba-tiba sebelum pertemuan makan siang yang dijadwalkan di hotel Sofitel Legend Metropole yang ikonik di Hanoi. Para wartawan diantar keluar dari ruang makan yang disiapkan untuk kedua pemimpin dan asistennya, dan Gedung Putih mengumumkan telah ada perubahan jadwal.

Segera setelah itu, kedua pemimpin secara terpisah meninggalkan hotel dan Trump meninggalkan Vietnam lebih cepat dari jadwal. Trump menerima pujian bipartisan dari para pemimpin kongres AS karena keluar dari kesepakatan.

"Presiden Trump melakukan hal yang benar dengan berjalan pergi dan tidak menjadi  kesepakatan yang buruk demi foto media," kata Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer, seorang Demokrat New York.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dari Kentucky memuji presiden. "Kim Jong-un sekarang memiliki perjalanan kereta yang panjang ke rumah, dan dia akan punya waktu untuk merenungkan masa depan yang masih dalam genggaman Korea Utara," katanya.

Kehancuran KTT membuat saham global merosot karena masa depan perundingan nuklir AS-Korea Utara masih belum pasti. Sementara, Trump mengatakan pertemuan berakhir secara damai dengan jabat tangan, dia belum berkomitmen untuk KTT lain dengan Kim.



Credit  republika.co.id





AS: Kim Jong-un Tak Siap Penuhi Syarat Soal Denuklirisasi


AS: Kim Jong-un Tak Siap Penuhi Syarat Soal Denuklirisasi
Menlu AS, Mike Pompeo, menyebut Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, tidak siap memenuhi keinginan Washington terkait denuklirisasi. (Reuters/Leah Millis)



Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyebut Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, tidak siap memenuhi keinginan Washington terkait denuklirisasi.

Hal itu, menurut Pompeo menjadi penyebab Trump dan Kim Jong-un tak mencapai kesepakatan apa pun dalam pertemuan kedua mereka di Vietnam hari ini, Kamis (28/2).

"Kami tidak mencapai kesepakatan yang masuk akal bagi AS. Saya pikir Pemimpin tertinggi Kim Jong-un berharap kami bisa melakukannya. Kami meminta dia melakukan lebih banyak lagi dan dia tidak siap untuk melakukan itu," kata Pompeo dalam jumpa pers seusai pertemuan Trump dan Kim Jong-un.


Meski begitu, Pompeo tetap optimistis kesepakatan denuklirisasi antara AS-Korut akan berhasil walau butuh waktu tidak sebentar

"Saya pikir ketika kami semua terus bekerja ke depannya kami dapat membuat kemajuan sehingga kami dapat mencapai kesepakatan apa yang dunia inginkan yaitu merealisasikan denuklirisasi Korut dan mengurangi risiko bagi rakyat AS dan orang-orang di seluruh dunia."

Dalam kesempatan yang sama, Trump menuturkan masalah sanksi menjadi alasan utama dia dan Kim Jong-un tak dapat mencapai konsensus hari ini.

Menurut Trump, Kim Jong-un sangat ingin sanksi-sanksi yang selama ini dijatuhkan AS dan dunia internasional dicabut.

Namun, di saat bersamaan, Kim Jong-un tak bersedia menutup dan melucuti sejumlah situs rudal serta nuklirnya yang merupakan permintaan AS.

"Pada dasarnya mereka (Korut) ingin sanksi-sanksi dicabut sepenuhnya, tapi kami tidak bisa melakukannya," kata Trump.

"Dia (Kim Jong-un) ingin melakukan denuklirisasi, tapi dia hanya ingin (melucuti senjata nuklir) di situs-situs dan wilayah yang tidak terlalu penting dan tidak sesuai dengan keinginan kami."

Pompeo menuturkan meski Kim Jong-un bersedia menutup situs Yongbyon, kompleks nuklir utama Korut, negara itu masih tetap memiliki senjata lainnya seperti rudal dan hulu ledak.

Lebih lanjut, Trump menegaskan pertemuannya dengan Kim Jong-un hari ini diakhiri dengan suasana "bersahabat" meski harus selesai lebih cepat dari agenda semula. Dia menuturkan keduanya berjabat tangan saat menutup pertemuan.

"Akhir pertemuan kami bukan seperti berdiri lalu pergi begitu saja. Suasana hubungan kami sangat-sangat hangat dan kami berdua berjalan keluar ruangan dengan baik-baik," tuturnya.

Trump juga optimistis bahwa perundingan denuklirisasi masih terus berjalan menuju hasil yang memuaskan.

"Saya lebih memilih melakukan perundingan yang tepat, daripada perundingan yang cepat," katanya.



Credit  cnnindonesia.com




Tiga Pekerja Fasilitas Nuklir Australia Terpapar Bahan Kimia


.
.
Tiga pekerja fasilitas nuklir Australia harus menjalani proses dekontaminasi kimia.




CB, CANBERRA -- Tiga orang pekerja pada fasilitas nuklir Lucas Heights di Sydney, Australia, terpapar bahan kimia berbahaya dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani proses dekontaminasi.


Juru bicara Organisasi Sains dan Teknologi Nuklir Australia (ANSTO) menjelaskan para pekerja tersebut terpapar natrium hidroksida ketika penutup salah satu pipa di pabrik pengobatan nuklir itu terlepas. Menurut keterangan petugas ambulans setempat, bahan kimia ini terciprat ke bagian lengan dan wajah dua pekerja pria dan seorang pekerja perempuan.

Bahan kimia Sodium hydroxide diketahui sangat beracun dan dapat menyebabkan luka bakar yang akut. Juru bicara ANSTO menambahkan, gedung tempat insiden terjadi tidak terkait dengan fasilitas reaktor nuklir.


"Sebelum jam 8 pagi ini, penutup salah satu pipa terlepas dan menumpahkan sekitar 250ml natrium hidroksida," katanya.


"Tiga pekerja terkena dampaknya. Petugas layanan darurat datang ke ANSTO dan tiga pekerja tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan," ujarnya.


"Insiden itu terjadi di bangunan pabrik pengobatan nuklir yang tak terkait dengan reaktor nuklir OPAL," tambah juru bicara ANSTO.


Fasilitas nuklir Lucas Heights, terletak 40 kilometer ke arah selatan pusat Kota Sydney, sebelumnya telah beberapa kali mengalami kontaminasi. Pada Agustus 2017, seorang pekerja menderita lecet di bagian tangannya setelah menjatuhkan botol berisi bahan radioaktif. Dia terkontaminasi bahan tersebut melalui sarung tangannya.


Kejadian itu dianggap yang paling serius pada fasilitas nuklir di seluruh dunia pada 2017, seperti dilaporkan Skala Kejadian Nuklir Internasional. ANSTO menyatakan permintaan maaf kepada pekerja yang terpapar radioaktif tersebut dan menghasilkan langsung membuat rencana aksi.


Pemeriksaan independen terhadap fasilitas itu dilakukan pada Oktober 2018. Ditemukan bahwa fasilitas ini tidak memenuhi standar keselamatan nuklir modern dan harus diganti.


Pada minggu yang sama ANSTO mengkonfirmasi lima orang pekerja terpapar radiasi di fasilitas itu, namun kadarnya kurang dari radiasi rontgen.





Credit  republika.co.id




Kamis, 28 Februari 2019

Gedung Putih: Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir


Gedung Putih: Trump dan Kim Tak Capai Kesepakatan Soal Nuklir
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un. (REUTERS/Leah Millis)



Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, secara mendadak membatalkan sesi makan siang bersama dalam rangkaian pertemuan puncak mereka di Hanoi, Vietnam, Kamis (28/2). Pihak Gedung Putih menyatakan kedua belah pihak sama sekali tidak mencapai kesepakatan apapun dalam pertemuan kali ini.

"Tidak ada kesepakatan yang dicapai saat ini, tetapi delegasi kami akan mencoba bertemu lagi di masa mendatang," kata Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, seperti dilansir CNN.

Sander hanya menyatakan baik Donald Trump dan Kim Jong-un melakukan pertemuan yang konstruktif di Hanoi, Vietnam.

"Kedua pemimpin merundingkan berbagai cara untuk mencapai kemajuan proses denuklirisasi dan konsep yang berlandaskan ekonomi," ujar Sarah.


Jamuan makan siang yang semula dijadwalkan berlangsung sebelum kedua pemimpin melanjutkan rapat dibatalkan. Agenda pertemuan Trump dan Kim Jong-un juga dipangkas.

Sarah mengatakan "ada sejumlah perubahan" dalam agenda pertemuan kedua pemimpin tanpa menjelaskan secara detail.

"Negosiasi masih berjalan, kami berharap (negosiasi) bisa diselesaikan dalam setengah jam ke depan," kata Sanders kepada wartawan di Hanoi seperti dikutip AFP.

Selain sesi makan siang, agenda penandatanganan perjanjian bersama juga dikabarkan batal sebab Trump mempercepat jadwal jumpa pers dari semula pukul 15.00 menjadi pukul 14.00 waktu lokal.

Berdasarkan agenda awal, Trump dan Kim Jong-un direncanakan menandatangani kesepakatan bersama sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Sejumlah wartawan juga melihat rombongan Trump dan Kim Jong-un meninggalkan Hotel Metropole, tempat keduanya bertemu.

Trump juga sedang mengalami kemelut di negaranya. Mantan kuasa hukumnya, Michael Cohen, bersaksi di hadapan Dewan Perwakilan dan mengakui sejumlah tuduhan pelanggaran etik yang dilakukan Trump. Antara lain soal pembayaran uang tutup mulut untuk dua perempuan, Stormy Daniels dan Karen McDougal, yang mengaku pernah menjalin hubungan gelap dengan Trump.




Credit  cnnindonesia.com




Yongbyon, Kompleks Nuklir Korut di Meja Perundingan Trump-Kim


Yongbyon, Kompleks Nuklir Korut di Meja Perundingan Trump-Kim
Kelanjutan kompleks nuklir Korut, Yongbyon, diperkirakan menjadi salah satu isu yang tersaji di meja perundingan Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump. (AFP Photo/Jung Yeon-je)



Jakarta, CB -- Kelanjutan kompleks nuklir Korea Utara, Yongbyon, diperkirakan menjadi salah satu isu yang tersaji di meja perundingan Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Vietnam hari ini, Kamis (28/2).

Terletak sekitar 100 kilometer di utara Pyongyang, kompleks ini memang disebut-sebut sebagai jantung pengembangan program senjata nuklir Korut.

Dibuka pada 1986, Yongbyon merupakan tempat reaktor nuklir pertama Korut berdiri. Dengan kapasitas lima megawatt, reaktor itu menjadi satu-satunya sumber plutonium untuk program senjata Korut.


Di dalam kompleks tersebut, Korut juga memproduksi sejumlah bahan kunci untuk bom nuklir, seperti uranium yang sudah melalui proses pengayaan tinggi dan trititum.


Seorang peneliti nuklir yang sudah empat kali ke Yongbyon, Siegfried Hecker, mengatakan bahwa kompleks itu memproduksi cukup material untuk membuat lima hingga tujuh bom atom pada 2018.

Nama Yongbyon pun kerap kali muncul ke permukaan setiap Korut merundingkan program nuklirnya dengan AS.

Saat bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, Kim mengatakan bahwa Korut akan menawarkan "penghancuran permanen" Yongbyon jika AS mengambil "tindakan setimpal."

Kim merujuk pada permintaannya selama ini, yaitu AS mencabut sanksi secara bertahap seiring dengan upaya Korut melucuti senjata nuklir. Namun, AS berkeras sanksi akan tetap berlaku hingga Korut benar-benar melakukan denuklirisasi.

Di masa lalu, Korut sendiri sudah beberapa kali sepakat untuk menutup kompleks Yongbyon. Reaktor utama di Yongbyon bahkan sudah pernah ditutup pada 1994 di bawah kesepakatan dengan Washington.

Meski demikian, Korut kembali mengoperasikan reaktor nuklir itu pada 2003, setelah kesepakatan itu gagal.
Yongbyon, Kompleks Nuklir Korut di Meja Perundingan Trump-Kim
Di masa lalu, Korut sendiri sudah beberapa kali sepakat untuk menutup kompleks Yongbyon. (AFP Photo/Jung Yeon-je)
Kesepakatan baru untuk menutup reaktor itu tercapai pada 2007. Korut menunjukkan komitmennya dengan meledakkan menara pendingin di Yongbyon.

Namun, kesepakatan itu kembali dibatalkan karena hubungan AS dan Korut memanas. Pyongyang lantas mengaktifkan kembali reaktor tersebut dengan mendinginkannya menggunakan air sungai.

Peneliti dari One Earth Future, Melissa Hanham, pun menganggap sikap terdahulu Korut ini menunjukkan bahwa perjanjian penghentian operasi di Yongbyon saja tidak cukup.

Yongbyon juga diyakini bukan satu-satunya fasilitas pengayaan uranium di Korut. Intelijen AS meyakini Korut memiliki setidaknya dua tempat pengayaan uranium lainnya.

Penutupan kompleks ini pun dianggap tak bisa dikatakan sebagai sinyal penghentian program atom Korut.

"[Penutupan Yongbyon] mungkin memperlambat penambahan material fisi nuklir, tapi tak akan menghentikannya," kata peneliti dari Middlebury Institute of International Studies, Jeffrey Lewis.

Menurut Lewis, Korut bahkan sudah memproduksi material fisi nuklir untuk membuat bom lebih banyak.

"Penting untuk mengetahui pasti apa yang akan dicapai dari penutupan [Yongbyon] dan apa yang tidak," kata Lewis.



Credit  cnnindonesia.com






Waswas Perang Nuklir usai India-Pakistan Saling Tembak Jatuh Jet Tempur



Waswas Perang Nuklir usai India-Pakistan Saling Tembak Jatuh Jet Tempur
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Foto/REUTERS



ISLAMABAD - Konflik India dan Pakistan di wilayah Kahsmir semakin memanas, di mana kedua negara sudah saling menembak jatuh jet tempur satu sama lain. Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan melontarkan warning atau peringatan tentang potensi perang nuklir jika terjadi kesalahan perhitungan.

Seperti diberitakan SINDonews.com hari Rabu, dari data Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington, India saat ini memiliki 130-140 hulu ledak nuklir. Sedangkan Pakistan lebih banyak, yakni 140 hingga 150 hulu ledak nuklir.

Senjata nuklir India didukung dengan sembilan jenis rudal operasional, termasuk Agni-3 dengan jangkauan 3.000 km hingga 5.000 km. Sedangkan senjata nuklir Pakistan didukung rudal Shaheen 2 dengan jangkauan terpanjang hingga 2.000 km.

PM Khan dalam pidatonya hari Rabu memperingatkan potensi perang nuklir antara India dan Pakistan dengan merujuk persenjataan yang dimiliki kedua negara. Untuk mencegah potensi perang mengerikan itu, dia mengajukan permohonan untuk berunding.

Menurut Khan sudah waktunya untuk menempuh solusi diplomatik atas krisis Kahsmir."Saya bertanya pada India; dengan senjata yang Anda miliki dan senjata yang kami miliki, bisakah kita melakukan kesalahan perhitungan? Bukankah seharusnya kita berpikir bahwa jika ini meningkat, apa yang akan terjadi?," katanya dalam pidato di televisi yang dikutip The Guardian, Kamis (28/2/2019), mengacu pada potensi perang nuklir kedua negara.

Pidati Khan disampaikan beberapa jam setelah Angkatan Udara Pakistan mengklaim telah menembak jatuh dua pesawat jet tempur India dan menangkap seorang pilotnya. Dua jet tempur New Delhi ditembak jatuh setelah menyerang wilayah Kahsmir yang dikuasai Pakistan pada hari Rabu.

Pada hari Selasa, jet-jet tempur India juga meluncurkan serangan sebagai respons atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 personel polisi paramiliter India di wilayah Kashmir yang jadi disengketakan kedua negara, dua minggu lalu.

Salah satu pesawat India jatuh ke wilayah Kahsmir yang dikuasai India, dan yang lainnya jatuh ke wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, di mana seorang pilotnya ditangkap. Video yang dirilis media Pakistan menunjukkan pilot India yang ditangkap berlumuran darah dengan mata ditutup dan tangan diikat ke belakang. Pakistan mengidentifikasinya sebagai Komandan Sayap Abhinandan.

"Kami menunggu dan hari ini kami bertindak," kata Khan dalam pidato singkatnya. “Sudah menjadi rencana kami untuk tidak menyebabkan kerusakan dan tidak menyebabkan korban jiwa. Kami hanya ingin menunjukkan kemampuan kami."

India membantah cerita konfrontasi versi Pakistan. Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale mengatakan bahwa Pakistan memicu bentrokan ketika Angkatan Udaranya menyerang instalasi militer India.

Dia mengatakan serangan itu digagalkan dan sebuah pesawat militer Pakistan ditembak jatuh di wilayahnya sendiri. Gokhale mengatakan India kehilangan satu pesawat tempur dan mengakui pilotnya hilang dalam insiden tersebut.

"Pakistan telah mengklaim bahwa dia (pilot) berada dalam tahanan mereka," kata Gokhale pada konferensi pers. "Kami memastikan fakta."

Dalam sebuah laporan terpisah, analis pertahanan India, Ajai Shukla, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa dua jet angkatan udara India ditembak jatuh oleh tembakan darat setelah keduanya dipikat untuk menuju ke arah pertahanan udara oleh pesawat-pesawat Pakistan yang pulang dari operasi pengeboman.

Kementerian luar negeri India merilis pernyataan setelah pidato Khan yang menggambarkan serangan Pakistan pada hari Rabu sebagai "tindakan agresi tanpa alasan". Kementerian juga keberatan dengan rilis gambar pilotnya disebarluaskan.

"India memiliki hak untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi keamanan nasional, kedaulatan, dan integritas teritorialnya terhadap tindakan agresi atau terorisme lintas batas," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. 




Credit  sindonews.com





Rabu, 27 Februari 2019

PBB Desak Rusia-AS Gelar Pembicaraan Soal INF dan 'New START'


PBB Desak Rusia-AS Gelar Pembicaraan Soal INF dan \New START\
Guterres menyerukan kepada Rusia dan AS untuk melestarikan Perjanjian INF dan menyepakati perpanjangan Perjanjian Pembatasan Senjata-senjata Serangan Strategis. Foto/Istimewa

NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyerukan kepada Moskow dan Washington untuk melestarikan Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) dan menyepakati perpanjangan Perjanjian Pembatasan Senjata-senjata Serangan Strategis atau "New START".

"Saya meminta pihak-pihak dalam Perjanjian INF untuk menggunakan waktu yang tersisa untuk terlibat dalam dialog yang tulus tentang berbagai masalah yang telah diangkat. Sangat penting bahwa perjanjian ini dilestarikan," kata Guterres, seperti dilansir Tass pada Selasa (26/2).

Dia menekankan bahwa runtuhnya kesepakatan itu akan membuat dunia lebih tidak aman dan tidak stabil, yang menurutnya akan sangat dirasakan di Eropa. "Kami benar-benar tidak mampu untuk kembali ke kompetisi nuklir yang tidak terkendali di hari-hari paling gelap Perang Dingin," katanya.

Guterres juga mendesak Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk memperpanjang Perjanjian START, yang akan berakhir pada 2021, dan menjajaki kemungkinan pengurangan lebih lanjut persenjataan nuklir mereka.

"Perjanjian itu adalah satu-satunya instrumen hukum internasional yang membatasi ukuran dua persenjataan nuklir terbesar di dunia dan bahwa ketentuan inspeksi mewakili langkah-langkah membangun kepercayaan penting yang bermanfaat bagi seluruh dunia. Saya mendesak Rusia dan AS untuk menggunakan waktu yang disediakan oleh perpanjangan perjanjian untuk mempertimbangkan pengurangan lebih lanjut dalam persenjataan nuklir strategis mereka," ucapnya.

Pemimpin PBB itu menambahkan, proses kontrol senjata bilateral antara Rusia dan AS telah menjadi salah satu faktor utama atas stabilitas keamanan internasional selama 50 tahun terakhir. 




Credit  sindonews.com





Selasa, 26 Februari 2019

Ini Daftar Wilayah AS yang Jadi Target Rudal Nuklir Rusia



Ini Daftar Wilayah AS yang Jadi Target Rudal Nuklir Rusia
Presiden Rusia Vladimir Vladimorvich Putin. Foto/REUTERS

MOSKOW - Stasiun televisi negara Rusia merilis daftar wilayah Amerika Serikat (AS) yang jadi target rudal hipersonik nuklir Rusia jika perang nuklir pecah. Rilis daftar target itu muncul setelah Presiden Vladimir Putin terang-terangan mengancam menyerang Amerika jika nekat mengerahkan senjata nuklir di Eropa.

Rusia telah memperingatkan rudal hipersonik berhulu ledak nuklir berpotensi mencapai target di Amerika Serikat hanya dalam waktu kurang dari lima menit.

Dalam siaran Minggu malam, stasiun televisi negara Rusia mengklaim rudal-rudal hipersonik nuklir Moskow dapat menghantam Pentagon dan tempat peristirahatan presiden AS, Camp David, dalam waktu sekejap, yakni kurang dari lima menit.

Selain Pentagon dan Camp David, penyiar berita Dmitry Kiselyov, menunjukkan beberapa target lain yang berpotensi dihantam senjata mengerikan Moskow.

Kiselyov yang juga dikenal sebagai pembawa program berita Vesti Nedeli menguraikan target-target tersebut, antara lain Fort Ritchie, pusat pelatihan militer di Maryland yang ditutup pada tahun 1998, McClellan, pangkalan Angkatan Udara AS di California yang ditutup pada tahun 2001, dan Jim Creek, sebuah basis komunikasi Angkatan Laut di negara bagian Washington.

Laporan berita itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara atas keputusan Presiden Donald Trump untuk menarik AS keluar diri dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987.

Trump menuduh Rusia melanggar ketentuan Perjanjian INF. Sebaliknya, Rusia juga menuduh AS melanggar perjanjian era Perang Dingin tersebut.

Awal bulan ini, Putin menyetujui rencana pengembangan senjata baru yang mencakup pembuatan rudal hipersonik berbasis darat yang dikembangkan dari rudal jelajah Kalibr.

Namun Putin menegaskan bahwa dia tidak ingin Rusia terlibat ke dalam perlombaan senjata yang mahal.

Pekan lalu, Trump mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS akan bergerak maju dengan mengembangkan opsi-opsi respons militernya sendiri terhadap penyebaran rudal jelajah Rusia yang terlarang, yang dapat menargetkan Eropa barat.

Putin mengatakan jika rudal AS dibawa ke Eropa, Rusia akan dipaksa untuk merespons dengan menempatkan rudal nuklir hipersonik di kapal selam dekat perairan AS, di mana target wilayah AS berada dalam jangkauan.

Kiselyov, yang dekat dengan Kremlin, mengatakan rudal hipersonik Tsirkon atau Zircon yang sedang dikembangkan Rusia dapat mencapai sasaran dalam waktu kurang dari lima menit jika diluncurkan dari kapal selam.

Penerbangan hipersonik pada umumnya berarti senjata itu bepergian melalui atmosfer dengan lima kali kecepatan suara. "Untuk saat ini, kami tidak mengancam siapa pun, tetapi jika penyebaran seperti itu terjadi, respons kami akan instan," katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (26/2/2019). 




Credit  sindonews.com