Tampilkan postingan dengan label KASHMIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KASHMIR. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Februari 2019

India Tuntut Pakistan Kembalikan Pilot yang Tertangkap



India Tuntut Pakistan Kembalikan Pilot yang Tertangkap
India meminta Pakistan mengembalikan pilotnya yang tertangkap. Foto/Istimewa


NEW DELHI - India mengatakan mereka mengharapkan Pakistan mengembalikan secara langsung dan aman seorang pilot Angkatan Udaranya yang tertangkap. India dan Pakistan terjerembab dalam eskalasi terburuk di antara dua negara tetangga dalam beberapa dekade.

New Delhi telah memanggil Dubes Pakistan dan mengajukan protes keras atas apa yang disebutnya sebagai tindakan agresi yang tidak berlasan oleh Pakistan. India menuding jet-jet Pakistan telah menargetkan instalasi militer miliknya sehari setelah jet tempur negara itu melintasi Garis Kontrol dan melakukan serangan di sebuah kamp utama militan.

Pakistan awalnya mengklaim menangkap dua pilot India, namun kemudian meralatnya bahwa hanya satu pilot yang tertangkap. Pakistan menyatakan pilot India itu diperlakukan sesuai dengan norma etika militer.

Dalam berbagai video yang beredar, terlihat mata pilot India itu tertutup dan terluka, lengannya diikat ke belakang, dan diinterogasi. Video-video itu diambil ketika Pakistan dituding telah melanggar Konvensi Jenewa terhadap para tahanan perang. Kemudian, sebuah video menunjukkan pilot tersebut meminum teh, mengatakan bahwa perwira tentara Pakistan telah merawatnya dengan baik.

"India sangat menentang penampilan vulgar Pakistan atas personil yang terluka dari Angkatan Udara India yang melanggar semua norma Hukum Humaniter Internasional dan Konvensi Jenewa," kata pemerintah India.

"Jelas bahwa Pakistan akan diminta untuk memastikan bahwa tidak ada bahaya yang terjadi pada personel pertahanan India dalam tahanannya," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari NDTV, Kamis (28/2/2019).

Sebelumnya, pemerintah India mengatakan pilotnya hilang dalam aksi setelah menembak jatuh sebuah pesawat Pakistan yang menargetkan instalasi militer India. Pesawat F-16 Pakistan, ditembak jatuh oleh MiG 21 Bison Angkatan Udara India, jatuh di wilayah Pakistan di daerah Lembah Lam.

Pakistan menyatakan bahwa mereka telah melakukan serangan di Garis Kontrol dari dalam wilayah udara Pakistan, tetapi itu bukan pembalasan atau eskalasi.

"Itu adalah demonstrasi yang sepenuhnya siap untuk dilakukan jika dipaksa. Itulah sebabnya kami melakukan tindakan dengan peringatan yang jelas dan di siang hari bolong," kata Pakistan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, dalam pidato yang disiarkan televisi, menyerukan dialog dan mengatakan: "Itu adalah rencana kami untuk tidak menyebabkan kerusakan, dan tidak menyebabkan korban. Kami hanya ingin menunjukkan kemampuan. Dua MiG India melintasi Perbatasan Pakistan, dan kami menembak jatuh mereka. Sekarang saya ingin berbicara dengan India dan mengatakan biarkan kewarasan menang."

Di tengah meningkatnya ketegangan, Perdana Menteri Narendra Modi bertemu dengan para kepala militer, Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval, Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri serta para pejabat intelijen. Dia memanggil kepala militer lagi ke rumahnya untuk berdiskusi.

India telah bersikap waspada di tengah peringatan pembalasan oleh Islamabad setelah jet tempur IAF menghancurkan sebuah kamp teror Jaish e-Mohammed di Balakot, sekitar 80 km dari Garis Kontrol, dalam serangan menjelang fajar pada Selasa lalu.

New Delhi mengatakan itu adalah serangan "non-militer dan pre-emptive" berdasarkan masukan yang kredibel bahwa kelompok Jaish e-Mohammed melatih pembom bunuh diri untuk serangan lebih lanjut seperti di Pulwama. Lebih dari 40 tentara tewas pada 14 Februari lalu ketika seorang pembom bunuh diri Jaish e-Mohammed menyerang sebuah konvoi keamanan. 




Credit  sindonews.com




Balas Dendam, India Tembak Jatuh Jet Tempur Pakistan


Balas Dendam, India Tembak Jatuh Jet Tempur Pakistan
Insiden ini terjadi tak lama setelah Angkatan Udara Pakistan menyatakan telah menembak jatuh dua jet tempur India di atas wilayah Kashmir di hari yang sama. (AP Photo/Mukhtar Khan)



Jakarta, CB -- Kementerian Luar Negeri India menyatakan angkatan bersenjatanya menembak jatuh satu jet tempur Pakistan pada Rabu (27/2).

Juru bicara Kemlu India, Rajeesh Kumar, mengklaim jet Pakistan itu ditembak ketika tengah berupaya meluncurkan operasi serangan "yang menargetkan instalasi militer di wilayah India."

"Pesawat Pakistan terlihat oleh angkatan darat terjatuh di wilayah mereka," kata Kumar dalam jumpa pers di New Delhi.


Dia mengatakan salah satu pesawat militernya juga ikut jatuh dalam bentrokan di udara tersebut.

"Dalam insiden itu, sayangnya kami juga kehilangan satu pesawat Mig-21. Pilot masih belum ditemukan. Pakistan mengklaim dia (pilot) telah mereka tangkap," kata Kumar seperti dikutip AFP.

Kumar tak menjelaskan di mana lokasi pertarungan antara kedua pesawat militer itu terjadi. Namun, sejumlah media melaporkan jet-jet tempur Pakistan itu memasuki wilayah Kashmir yang dikuasai India pada Rabu pagi.

Beberapa jam setelah insiden terjadi, sejumlah bandara di sekitar lokasi segera ditutup untuk sementara.

Insiden ini terjadi tak lama setelah Angkatan Udara Pakistan menyatakan telah menembak jatuh dua jet tempur India di atas wilayah Kashmir di hari yang sama.

"Pakistan merespons serangan itu dengan menggunakan angkatan udaranya untuk menargetkan instalasi militer India," ucap Kumar.

Juru bicara militer Pakistan, Asif Ghafoor, mengatakan salah satu pesawat jatuh di wilayah Kashmir yang mereka kuasai, sementara satu jet lainnya jatuh di wilayah Kashmir bagian India. Dua pilot India dilaporkan ikut ditangkap dalam insiden itu.

Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir. 
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil.

Ketegangan kedua negara kembali memanas di Kashmir setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu. Insiden itu menewaskan setidaknya 40 personel militer India.

New Delhi menuding Islamabad terlibat dalam bom bunuh diri itu, sebuah klaim yang dibantah Pakistan. Sejak itu, bentrokan militer antara kedua negara terus terjadi.




Credit  cnnindonesia.com



Bentrok dengan India, Pakistan Tutup Akses Penerbangan Sipil


Bentrok dengan India, Pakistan Tutup Akses Penerbangan Sipil
Ilustrasi. (Reuters/Toby Melvill)



Jakarta, CB -- Pakistan menutup akses penerbangan sipil untuk sementara waktu di tengah bentrokan militer dengan India yang semakin buruk di Kashmir, Rabu (27/2).

Melalui Twitter, Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan (CAA) menyatakan "resmi menutup ruang udara Pakistan sampai pemberitahuan selanjutnya."

Seorang sumber dari CAA mengatakan kepada AFP bahwa seluruh maskapai penerbangan telah diberi tahu untuk "menangguhkan operasi mereka."


Namun, seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan penutupan itu diberlakukan dengan "alasan lingkungan."

Sementara itu, lima bandara India juga dilaporkan tutup untuk sementara. Seorang pejabat penerbangan India mengatakan hal itu membuat sejumlah penerbangan terpaksa dibatalkan.

Namun, Otoritas Penerbangan Sipil India tak segera bisa dimintai konfirmasi resmi terkait hal itu.

Penutupan penerbangan sipil ini berlaku setelah Angkatan Udara Pakistan menyatakan telah menembak jatuh dua jet tempur India di atas wilayah Kashmir.

Juru bicara militer Pakistan, Asif Ghafoor, mengatakan salah satu pesawat jatuh di wilayah Kashmir yang mereka kuasai, sementara satu jet lainnya jatuh di wilayah Kashmir bagian India.

Dua pilot India dilaporkan ikut ditangkap dalam insiden itu.

Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir. 

India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil.

Ketegangan kedua negara kembali memanas di Kashmir setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu. Insiden itu menewaskan setidaknya 40 personel militer India.

New Delhi menuding Islamabad terlibat dalam bom bunuh diri itu, sebuah klaim yang dibantah Pakistan. Sejak itu, bentrokan militer antara kedua negara terus terjadi.



Credit  cnnindonesia.com



Detik-detik Penangkapan Pilot India yang Ditembak Jatuh Pakistan




Militer Pakistan melaporkan telah menangkap pilot India bernama Abhi Nandan setelah menembak jatuh pesawat jet tempur India di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Rabu, 27 Februari 2019. News.co.au
Militer Pakistan melaporkan telah menangkap pilot India bernama Abhi Nandan setelah menembak jatuh pesawat jet tempur India di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Rabu, 27 Februari 2019. News.co.au

CB, Jakarta - Seorang pilot tempur India ditangkap setelah pesawat tempur MiG-21 yang diterbangkannya ditembak jatuh oleh pertahanan udara Pakistan.
Pilot Wing Commander bernama Abhinandan Varthaman ditangkap pada Rabu pagi. Video viral muncul di media sosial tak lama setelah laporan penangkapannya.
Video menunjukkan pilot menceritakan kondisinya baik selama ditahan oleh pemerintah Pakistan, yang menginterogasinya, menurut laporan Sputnik, 28 Februari 2019. Dia juga meminta pasukan India melakukan hal serupa jika pasukan Pakistan tertangkap.

"Saya ingin mencatat ini dan saya tidak akan mengubah pernyataan saya jika saya pergi ke negara saya bahwa para perwira tentara Pakistan telah merawat saya dengan sangat baik dan mereka adalah tuan-tuan yang baik hati ... Saya sangat terkesan dengan Angkatan Darat Pakistan," kata pria yang mengklaim sebagai pilot India.

Video lain muncul ke media sosial yang diduga memperlihatkan detik-detik penangkapan pilot yang jatuh.

Dalam video terlihat Abhinandan hampir dikeroyok massa, namun diselamatkan oleh tentara Pakistan di lokasi.
Video itu memperlihatkan tentara Pakistan meminta orang untuk tidak membunuh atau membahayakan pilot India yang ditangkap.
"Tidak ada yang boleh disakiti, tidak ada yang boleh membunuh," kata salah satu tentara berulang kali mengatakan kepada massa.

Sementara pemerintah India, melalui kementerian luar negeri, menyerukan Pakistan untuk segera membebaskan pilot India yang ditangkap oleh Angkatan Darat Pakistan setelah insiden udara di atas wilayah Kashmir.

"India juga sangat memprotes tayangan vulgar Pakistan atas personel yang terluka dari Angkatan Udara India yang melanggar semua norma Hukum Humaniter Internasional dan Konvensi Jenewa. Jelas bahwa Pakistan harus memastikan bahwa tidak ada bahaya yang menimpa personel India selama penahanannya. India juga mengharapkan dirinya segera dipulangkan dengan aman," kata Kemenlu India.
Sehari sebelum penangkapan pilot tempur India, Kementerian Luar Negeri India mengatakan sebuah pesawat tempur Pakistan ditembak jatuh dalam insiden udara di atas wilayah Kashmir dan mengkonfirmasi India juga kehilangan satu pesawat MiG-21.




Credit  tempo.co




Militer Pakistan Publikasikan Foto Pilot India yang Tertangkap


Militer Pakistan melaporkan telah menangkap pilot India bernama Abhi Nandan setelah menembak jatuh pesawat jet tempur India di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Rabu, 27 Februari 2019. News.co.au
Militer Pakistan melaporkan telah menangkap pilot India bernama Abhi Nandan setelah menembak jatuh pesawat jet tempur India di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Rabu, 27 Februari 2019. News.co.au

CBMiliter Pakistan menampilkan seorang lelaki berseragam militer yang disebut sebagai pilot dari pesawat jet tempur India, yang ditembak jatuh pada Rabu pagi, 27 Februari 2019.

Militer Pakistan mengatakan telah melakukan retaliasi atas serangan jet tempur India pada Selasa pagi dengan menyasar target non-militer. Serangan Pakistan ini diklaim berhasil menembak jatuh dua jet tempur India, yang sedang terbang melanggar batas wilayah.
Mayor Jenderal Asif Ghafoor dari Pakistan mengatakan pasukan menangkap seorang pilot India, yang pesawat tempurnya berhasil di tembak jatuh. Pesawat itu jatuh di wilayah Kashmir yang dikontrol Pakistan. Sedangkan satu lagi jatuh di wilayah Himalaya yang dikontrol India.

Namun, militer India membantah pernyataan Pakistan ini dan mengatakan semua pesawat tempur dan pilotnya selamat.
“Saat pilot jet tempur India bernama Abhi Nandan tertangkap hidup setelah melakukan pertempuran udara dengan angkatan udara Pakistan di wilayah Pakistan,” begitu dilansir akun Twitter Komando Pertahanan Pakistan pada Rabu, 27 Februari 2019.

Media News dari Australia melansir jet tempur Pakistan menyerang ke wilayah pendudukan Kashmir yang dikuasai India pada Rabu. “Tujuan utama dari tindakan ini untuk menunjukkan hak-hak kami, kemauan dan kemampuan pertahanan kami. Kami tidak ingin mengeskalasi tapi siap jika terpaksa,” kata juru bicara Kemenlu Pakistan, Mohammad Faisal, seperti dilansir News pada Rabu, 27 Februari 2019.

Eskalasi antara dua negara pemilik bom nuklir ini terjadi beberapa jam setelah Pakistan mengatakan militer India menembakkan mortar ke wilayahnya. Serangan ini menewaskan enam warga sipil dan melukai sejumlah lainnya.
Media Hindustan Times juga melansir India mengalami masalah dengan satu helikopter militer terjatuh di Desa Garend Kalan, yang terletak sekitar 7 kilometer dari daerah Budgam di Kashmir pusat. Helikopter India itu terjatuh setelah mengalami masalah tekni dan menewaskan dua orang dari empat orang penumpang.






Credit  tempo.co




Pakistan Klaim Tembak Jatuh 2 Pesawat Tempur India di Kashmir



Pesawat tempur India Mirage 2000.[New Indian Express]
Pesawat tempur India Mirage 2000.[New Indian Express]

CB, Jakarta - Pers militer Pakistan mengklaim jet tempurnya menembak jatuh dua pesawat tempur Angkatan Udara India yang diduga melanggar wilayah udara Pakistan di Kashmir.
ANI melaporkan, dikutip Sputnik, 27 Februar 2019, serangan itu dilakukan dari negara bagian Jammu dan Kashmir yang dikuasai India, sementara belum ada informasi mengenai korban akibat dari pemboman sejauh ini. Militer mengklaim seorang pilot India telah ditangkap.
Pesawat-pesawat angkatan udara India menyimpang ke wilayah udara Pakistan pada hari Rabu setelah Pakistan melakukan serangan udara di Kashmir yang diduduki India, kata Mayor Jenderal Asif Ghafoor, juru bicara angkatan bersenjata Pakistan.
"PAF menembak jatuh dua pesawat India di dalam wilayah udara Pakistan," katanya dalam sebuah tweet, dikutip dari Reuters.
Salah satu pesawat jatuh di sisi Kashmir India, sedangkan yang kedua jatuh di wilayah yang dikuasai Pakistan, dan pilotnya ditangkap, tambahnya.

Menurut media lokal, jet tempur Pakistan terpaksa kembali ke perbatasan de facto wilayah yang disengketakan setelah pelanggaran wilayah udara."Serangan terhadap dua jet India merupakan kesiapan untuk membela diri", kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.
"Hari ini, Angkatan Udara Pakistan melakukan serangan di Garis Kontrol dari dalam wilayah udara Pakistan," tambah kementerian.


Sementara itu sebuah helikopter India dilaporkan jatuh di Kashmir ketika Pakistan menyatakan pihaknya meluncurkan serangan balasan atas perbatasan yang disengketakan, merespon serangan udara India kemarin, menurut laporan News.com.au.

Tidak diketahui apakah helikopter itu ditembak jatuh atau jatuh karena kegagalan mesin. Helikopter juga tidak teridentifikasi.Sementara militer India mengklaim menembak jatuh satu F-16 Angkatan Udara Pakistan yang melanggar wilayah udara India, tiga kilometer di wilayah Pakistan, ANI melaporkan. Sebuah parasut terlihat ketika F-16 jatuh, dan kondisi pilot tidak diketahui, kata kantor berita itu.
Penerbangan sipil untuk sementara dihentikan di beberapa distrik di negara bagian Jammu dan Kashmir India, kata seorang wakil bandara Srinagar kepada Sputnik.

India belum secara resmi mengomentari klaim militer Pakistan, sementara Reuters melaporkan, mengutip seorang pejabat lokal India yang tidak disebutkan namanya, bahwa pesawat tempur Pakistan terbang di sektor Bimber Gali-Noushera di Jalur Kontrol, garis gencatan senjata yang berfungsi sebagai perbatasan de facto di wilayah Kashmir yang disengketakan India-Pakistan.




Credit  tempo.co




Warga India Sambut Gembira Serangan Udara ke Zona Pakistan



 Seorang perempuan di Mumbai, India menawarkan permen ke aparat kepolisian sebagai bentuk perayaan terhadap laporan dijatuhkannya hulu ledak dari pesawat India di daerah teritorial Pakistan, Selasa (26/2).
Seorang perempuan di Mumbai, India menawarkan permen ke aparat kepolisian sebagai bentuk perayaan terhadap laporan dijatuhkannya hulu ledak dari pesawat India di daerah teritorial Pakistan, Selasa (26/2).
Foto: AP

Serangan udara India menargetkan kamp pelatihan Jaish-e-Mohammad.



CB, JAMMU— Orang-orang India turun ke jalan-jalan untuk menyatakan kegembiraan mereka di seluruh negeri pada Selasa (26/2) setelah pemerintah menyatakan telah melancarkan serangan-serangan udara ke wilayah Pakistan, menewaskan ratusan militan di satu kamp pelatihan.


Reaksi tersebut mungkin satu isyarat dukungan bagi Perdana Menteri Narendra Modi yang meningkat beberapa bulan sebelum pemilihan umum. Menurut  jajak-jajak pendapat rasa patriotime memiliki pengaruh besar daripada kekhawatiran mengenai penghasilan rendah di sektor pertanian dan pertumbuhan lapangan kerja yang lemah.

India menyatakan jet-jet tempur menyerang satu kamp latihan Jaish-e-Mohammad (JeM), kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri pada 14 Februari yang membunuh sejumlah polisi para- militer India di Kashmir, kawasan pegunungan yang juga diklaim Pakistan sebagai negara tetangga.


"Sejumlah besar teroris Jaish-e-Mohammad" dibunuh, kata Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale.


Pakistan mengatakan tak ada korban tewas sama sekali.


Sementara hasil-hasil dari serangan-serangan itu pada Selasa pagi diperdebatkan, namun hal itu tidak menghentikan banyak orang di India meyakini versi pemerintah mereka.


"Modi akhirnya melakukannya," kata Sandeep Sharma, pengemudi di kawasan Jammu, di perbatasan negara bagian Jammu dan Kashmir, yang masuk wilayah India. "Banyak yang marah terhadap Pakistan di sini."


Para pemimpin oposisi India, banyak di antaranya bersatu menentang Partai Bharatiya Janata (BJP yang berkuasa, mengucapkan selamat kepada Angkatan Udara India walaupun mereka tidak memuji Modi.


"Saya hormati para pilot IAF," cuitan Rahul Gandhi, pemimpin Kongres oposisi utama India.


Di sebuah desa 100 meter dari Garis Kendali (LoC) yang merupakan perbatasan de facto dengan Pakistan, pria-pria berkumpul di sekitar satu bunker bagi pasukan keamanan yang sedang dibangun dan meneriakan slogan-slogan yang memuji India.


"Kami akan merayakannya nanti malam," ujar seorang di antara para pria itu, "Kami telah kehilangan begitu banyak desa-desa kami akibat serangan Pakistan."


Gempuran-gempuran di sekitar LoC sering terjadi dalam beberapa tahun belakangan tetapi penyusupan ke wilayah udara negara lain jarang.


Modi mendapat tekanan untuk membalas sejak pengeboman bunuh diri dengan menggunakan mobil di Pulwama, Kashmir, yang India tuduh didukung lembaga intelijen Pakistan, dan ketegangan-ketegangan antara dua negara tetangga pemilik senjata nuklir telah meningkat dalam beberapa hari belakangan.  





Credit  republika.co.id




Pakistan Tampik Serangan Udara India Sebabkan Kerusakan



Prajurit India menunjukan kemampuan tempur, di depan hadapan para siswa Universitas Amity. Terlihat seorang tentara India membawa bendera, sedangkan yang lainnya berjaga di belakang. Noida, India, 25 Maret 2015. Burhaan Kinu/Getty Images
Prajurit India menunjukan kemampuan tempur, di depan hadapan para siswa Universitas Amity. Terlihat seorang tentara India membawa bendera, sedangkan yang lainnya berjaga di belakang. Noida, India, 25 Maret 2015. Burhaan Kinu/Getty Images

CB, Jakarta - Sumber di pemerintah Pakistan menyangkal serangan udara yang dilancarkan India telah menyebabkan kerusakan. Sanggahan itu disampaikan setelah India menyebut pesawat tempurnya telah menghantam sebuah kamp pelatihan militan garis keras di Pakistan pada Selasa, 26 Februari 2019 dan menewaskan militan garis keras Pakistan dalam jumlah besar.
Dikutip dari reuters.com, Selasa, 26 Februari 2019, serangan udara itu dilakukan dekat kota Balakot yang terletak 50 kilometer dari wilayah perbatasan. India terakhir kalinya melancarkan serangan ke Pakistan pada 1971.

Pakistan mengutuk tindakan yang dilakukan oleh India pada Selasa, 26 Februari 2019.
Pemerintah India mengklaim serangan yang dilakukannya menghantam kamp pelatihan Jaish-e-Mohammed (JeM), yakni sebuah kelompok yang mengklaim melakukan bom bunuh diri lewat sebuah mobil dan menewaskan setidaknya 40 pasukan militer India di Kashmir pada 14 Februari 2019.
Serangan udara yang dilancarkan India tak pelak memperburuk ketegangan negara itu dengan Pakistan yang secara geografis saling bertetangga.

"Ketika bahaya sangat dekat, serangan awal menjadi sangat diperlukan. Keberadaan fasilitas-fasilitas pelatihan semacam itu mampu melatih ratusan militan dan tidak mungkin berjalan tanpa sepengetahuan otoritas Pakistan," kata Menteri Luar Negeri India, Vijay Gokhale.
Pakistan menyangkal telah menutup-nutupi kelompok JeM, sebuah kelompok anti-India yang dilatih oleh kelompok garis keras Al-Qaeda. Kelompok JeM sudah masuk daftar PBB sejak 2001 sebagai kelompok teroris.




Credit  tempo.co


Rabu, 27 Februari 2019

Jet Tempur India Terobos Wilayah, Pakistan Siap Membalas


Jet Tempur India Terobos Wilayah, Pakistan Siap Membalas
Juru Bicara Angkatan Bersenjata Pakistan, Mayjen Asif Ghafoor. (AFP Photo/Aamir Qureshi)




Jakarta, CB -- Pemerintah Pakistan menyatakan akan membalas serangan udara yang dilakukan India di daerah Balakot, Muzafarabad, dekat wilayah Kashmir. Menurut mereka operasi itu melanggar batas wilayah mereka.

"Sekarang saatnya India menunggu balasan kami, dan pembalasan itu akan tiba. Kini waktunya kalian menunggu dan mendapatkan kejutan dari kami," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Pakistan, Mayjen Asif Ghafoor, seperti dilansir CNN, Rabu (27/2).

Ghafoor menyatakan saat ini mereka sedang merancan serangan balasan untuk India. Dia menyatakan jet-jet tempur India melewati batas Garis Kendali (LoC) di wilayah Kashmir. Kemudian, Angkatan Udara Pakistan segera mengirim pesawat tempur untuk mencegat dan menghalau jet India.


"Kami mencegat jet India di Muzafarabad. Mereka membuang muatan sembari kabur menuju Balakot," ujar Ghafoor.

Menteri Luar Negeri India, Vijay Gokhale, mengklaim serangan itu menargetkan kamp pelatihan kelompok bersenjata Jaish e Mohammad. Mereka diduga menjadi dalang serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 pasukan India pada 14 Februari lalu di Pulwama, Kashmir.

Menurut informasi intelijen India, kamp itu dipimpin oleh Maulana Yousuf Azhar yang merupakan ipar dari pemimpin Jaish e Mohammed, Masood Azhar.

Aksi India membuat situasi di kawasan itu yang sudah rentan konflik semakin rapuh. Jika aksi saling balas terjadi bisa-bisa mengarah kepada perang besar. Apalagi kedua negara itu mempunyai hulu ledak nuklir.

China yang bertetangga dengan kedua negara itu meminta mereka saling menahan diri. Mereka beralasan negara-negara itu sama pentingnya untuk kawasan Asia Selatan.

"Kami harap kedua belah pihak bisa menahan diri, dan bersikap untuk menjaga kestabilan kawasan dan memperbaiki hubungan, bukan sebaliknya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang.

India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Sekitar 47 ribu orang meninggal dalam konflik itu.

Di samping itu ada juga orang-orang yang hilang. Namun, menurut lembaga pemantau hak asasi manusia diperkirakan jumlah korban bisa dua kali lipat.



Credit  cnnindonesia.com




Protes Serangan Udara, Pakistan Panggil Perwakilan India


Protes Serangan Udara, Pakistan Panggil Perwakilan India
Kemlu Pakistan menuturkan, mereka telah memanggil perwakilan India di Islamabad untuk menyampaikan protes atas serangan udara yang dilancarkan India. Foto/Istimewa

ISLAMABAD - Kementerian Luar Negeri Pakistan menuturkan, mereka telah memanggil perwakilan India di Islamabad. Langkah ini diambil untuk menyampaikan protes atas serangan udara yang dilancarkan tetangganya tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Pakistan menuturkan, Islamabad menilai serangan udara India sebagai tindakan agresi yang mengancam keamanan regional dan bersumpah untuk memberikan tanggapan yang memadai.

"Pejabat Kementerian Luar Negeri memanggil Komisaris Tinggi India dan sangat mengutuk pelanggaran India atas kedaulatan dan integritas teritorial Pakistan," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (27/2).

Sebelumnya Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan mengadakan rapat kabinet darurat untuk membahas serangan udara oleh militer India.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi menuduh India menyebabkan situasi di kawasan perbatasan memburuk, dengan melakukan serangan udara tersebut.

Serangan udara jet-jet tempur India sendiri dilakukan setelah serangan bom bunuh diri pada 14 Februari lalu di wilayah Kashmir yang disengketakan kedua negara. Serangan yang menewaskan 40 polisi paramiliter India itu diklaim dilakukan oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan.
New Delhi menyalahkan Islamabad atas serangan yang merugikan India itu. Namun, Pakistan menyangkal memiliki peran dalam serangan tersebut. 




Credit  sindonews.com



Pakistan: Pesawat india "lepaskan hulu ledak" di Kashmir



Pakistan: Pesawat india "lepaskan hulu ledak" di Kashmir

Seorang aktivis sayap kanan oposisi utama India partai Kongres meneriakkan slogan saat berunjuk rasa terhadap serangan ke sebuah bus yang menewaskan 40 personel Central Reserve Police Force (CRPF) di selatan Kashmir pada hari Kamis, di New Delhi, India, Jumat (15/2/2019). (REUTERS/ANUSHREE FADNAVIS)




Islamabad (CB) - Militer Pakistan pada Selasa mengatakan pesawat militer India memasuki wilayahnya di daerah sengketa Kashmir dan "melepaskan sebuah hulu ledak" setelah Pakistan menerbangkan pesawat-pesawat jetnya.

Tidak ada korban ataupun kerusakan yang ditimbulkan.

Konfrontasi terjadi setelah ketegangan meningkat antara kedua negara pesaing bersenjata nuklir itu sejak pengeboman bunuh diri di Kashmir yang menewaskan 40 polisi paramiliter India. Serangan tersebut diklaim kelompok militan yang bermarkas di Pakistan. India menyalahkan Islamabad, yang membantah terlibat dalam serangan, demikian Reuters melaporkan.

"Pesawat India menerobos dari sektor Muzafarabad," cuit juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Asif Ghafoor di akun Twitter Selasa pagi, mengacu pada wilayah di bagian Kashmir yang dikendalikan Pakistan.

Ghafoor mengatakan "menghadapi respons dengan tepat waktu dan efektif dari Pasukan Udara Pakistan," pesawat India dengan tergesa-gesa buru "menjatuhkan hulu ledak" saat melarikan diri. Hulu ledak itu jatuh di dekat Balakot. Tidak ada korban jiwa maupun kerusakan."

Balakot merupakan sebuah kota di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, yang berada 50 kilometer dari Line of Control (LoC). LoC merupakan perbatasan de fakto antara India dan Pakistan, yang telah berperang tiga kali sejak merdeka dari pemerintahan kolonial Inggris pada 1947.

Menurut Kementerian Pertahanan India, tidak ada informasi tentang klaim Pakistan.

Penembakan di Garis Kontrol Kashmir (LoC) kerap terjadi selama beberapa tahun terakhir sementara hubungan antara kedua negara tetangga tersebut memanas. Namun, pelanggaran udara jarang terjadi.

Pada 2016, menyusul serangan besar lainnya terhadap pasukan keamanan India di Kashmir, New Delhi mengatakan pasukannya melintasi LoC dan melakukan "serangan pembedahan" terhadap kamp terduga militan di seberang perbatasan di Kashmir Pakistan. Islamabad membantah telah terjadi sesuatu yang serius.



Credit  antaranews.com




Menteri India: Tindakan militer diambil untuk melindungi negara


Menteri India: Tindakan militer diambil untuk melindungi negara
Anggota Pasukan Polisi Reserse Pusat (CRPF) menembakkan gas airmata saat aksi protes oleh demonstran Kashmir setelah Badan Investigasi Nasional India (NIA) melakukan penyerbuan ke kediaman Yasin Malik, Ketua partai separatis Front Pembebasan Jammu Kashmir (JKLF), di Srinagar, India, Selasa (26/2/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Ismail/djo




New Delhi (CB) - Militer India harus mengambil langkah untuk melindungi negara, kata menteri pemerintah setelah pesawat tempur India menyerbu kamp yang diduga milik kelompok militan di Pakistan.

Menteri Pengembangan Sumber Daya Manusia Prakash Javadekar mengatakan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi memberi kebebasan kepada militer untuk menanggapi serangan terhadap konvoi polisi paramiliter India di wilayah sengketa Kashmir pada 14 Februari.

Akibat insiden tersebut, hubungan antara India dan Pakistan memanas, demikian Reuters melaporkan.

Pakistan meremehkan insiden pada Selasa, lantaran tidak menimbulkan adanya korban jiwa. Pihaknya mengatakan sejumlah pesawat tempur India "melepaskan hulu ledak" secara tergesa-gesa di wilayah hutan setelah menyeberangi Garis Kontrol (LoC) Kashmir, yang menjadi perbatasan `de facto` antara kedua negara.

"Ini merupakan langkah yang diperlukan untuk melindungi negara dan Perdana Menteri Narendra Modi memberikan kebebasan kepada pasukan bersenjata. Segenap rakyat India mendukung pasukan bersenjata," kata Javadekar.





Credit  antaranews.com




Selasa, 26 Februari 2019

Jet-jet Tempur India Gempur Wilayah Pakistan, Klaim Incar Kamp Teror


Jet-jet Tempur India Gempur Wilayah Pakistan, Klaim Incar Kamp Teror
Pesawat jet tempur India saat menjalankan misi tempur. Foto/REUTERS/Abhishek N. Chinnappa

ISLAMABAD - Sejumlah pesawat jet tempur India menyeberang ke wilayah Pakistan pada hari Selasa (26/2/2019) dan melakukan serangan udara. Namun, militer New Delhi mengklaim target serangan adalah kamp-kamp teror.

Serangan secara dramatis ini semakin meningkatkan ketegangan antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut. Keduanya telah berperang tiga kali.

Gempuran jet-jet tempur India ini terjadi setelah serangan bom bunuh diri pada 14 Februari di wilayah Kashmir yang disengketakan kedua negara. Serangan yang menewaskan 40 polisi paramiliter India itu diklaim dilakukan oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan.

New Delhi menyalahkan Islamabad atas serangan yang merugikan India. Namun, Pakistan menyangkal memiliki peran dalam serangan itu.

Pakistan sendiri meremehkan gempuran jet-jet tempur India yang diklaim tak mengakibatkan korban jiwa. Menurut militer Pakistan, jet-jet tempur India "melepaskan muatan" dengan tergesa-gesa di kawasan hutan setelah melintasi Garis Kontrol (LoC) Kashmir, yang merupakan garis perbatasan de facto antara kedua negara.

"Angkatan Udara melakukan serangan udara pagi hari ini di kamp-kamp teror di seluruh LoC (Line of Control) dan benar-benar menghancurkannya," kata Menteri Negara untuk Pertanian India, Gajendra Singh Shekhawat, di Twitter.

Militer Pakistan mengonfirmasi pesawat India melanggar wilayah udaranya, tetapi tidak ada infrastruktur yang terkena serangan.

"Pesawat-pesawat India diganggu dari sektor Muzafarabad," kata juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor, di Twitter, pada Selasa pagi, merujuk pada sebuah daerah di bagian Kashmir yang dikelola Pakistan.

"Menghadapi respons tepat waktu dan efektif dari Angkatan Udara Pakistan,, pesawat India melepaskan muatan dengan tergesa-gesa saat melarikan diri di dekat Balakot. Tidak ada korban atau kerusakan," ujar Ghafoor.

Ghafoor, mengatakan bahwa lebih banyak informasi akan dirilis. Dia telah men-tweet empat gambar dari situs yang diduga menjadi lokasi jet-jet tempur India menjatuhkan muatan di dekat Balakot, yang dianggap sebagai kawah bom.

Balakot, sebuah kota di provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan, berjarak sekitar 50 km dari Garis Kontrol (LoC) di Kashmir, yang menjadi penyebab dua dari tiga perang yang melibatkan kedua negara sejak akhir perang pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1947.

Sementara itu, stasiun televisi India mengutip sumber-sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan beberapa sasaran dihancurkan selama serangan udara ke Pakistan yang melibatkan selusin pesawat Mirage.

CNN News18 melaporkan itu adalah serangan besar yang melibatkan bom 1.000 pound dan jumlah gerilyawan yang tewas kemungkinan mencapai 200 orang. Media itu tidak mengatakan dari mana sumber informasinya. Sedangkan Kementerian Pertahanan setempat menegaskan kembali bahwa tidak ada informasi terkait serangan tersebut.

"Ini jawaban yang tepat untuk kengerian yang kami saksikan di Pulwama," kata mantan komandan Angkatan Udara India, Pradeep Vasant. "Ini serangan bedah di udara, kami telah menaikkan taruhan," katanya.

Mohammed Iqbal, seorang penduduk Mendhar di sisi Kashmir India, mengatakan bahwa ada jet yang terbang sepanjang malam. 





Credit  sindonews.com





Pakistan Tuding India Luncurkan Serangan Udara di Kashmir


Pakistan Tuding India Luncurkan Serangan Udara di Kashmir
Jubir militer Pakistan, Asif Ghafoor, beberapa pesawat tempur India menerobos wilayah udaranya di perbatasan daerah gencatan senjata di Kashmir dan menurunkan sejumlah muatan. (AFP Photo/Aamir Qureshi)




Jakarta, CB -- Pakistan mengklaim beberapa pesawat tempur India menerobos wilayah udaranya di perbatasan daerah gencatan senjata di Kashmir dan menurunkan sejumlah muatan pada Selasa (26/2).

"Angkatan Udara India melanggar Garis Kontrol (garis perbatasan de facto antara India-Pakistan di wilayah Kashmir)," ucap juru bicara militer Pakistan, Asif Ghafoor, dalam kicauannya di Twitter.

Ghaffor mengatakan angkatan udara Pakistan langsung mengerahkan sejumlah pesawat tempurnya sebagai respons atas manuver jet-jet India tersebut.

Ia kemudian mengunggah sejumlah gambar muatan yang disebut dilepaskan pesawat-pesawat India saat hendak kabur dari wilayahnya. Muatan tersebut tampak seperti potongan logam-logam yang ditemukan di daerah hutan di sekitar Kashmir.

"Menghadapi respons yang tepat dan efektif dari Angkatan Udara Pakistan, (jet-jet India) melepaskan muatan dengan tergesa-gesa saat melarikan diri di dekat Balakot. Tidak ada korban atau kerusakan," katanya.

Ghaffor tidak memberikan informasi lebih lanjut lokasi interaksi pesawat tempur kedua negara terjadi. Hingga kini, India juga belum mengeluarkan komentar terkait laporan tersebut.

Namun, sejumlah media lokal India melaporkan bahwa jet angkatan udara negaranya berhasil menghantam sejumlah sasaran di wilayah itu, termasuk sebuah kamp milik Jaish-e-Mohammad.

Jaish-e-Mohammad (JeM) merupakan kelompok militan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri pada 14 Februari lalu di Kashmir. Serangan itu menewaskan sedikitnya 40 personel militer India dan memicu peningkatan ketegangan antara India-Pakistan.

Menuding Pakistan sebagai dalang di balik serangan tersebut, New Delhi menegaskan akan meluncurkan serangan balasan atas serangan bom bunuh diri tersebut.

Namun, Pakistan berkeras tidak terlibat dalam serangan itu. Islamabad mengancam akan membalas setiap serangan yang diluncurkan India.



Credit  cnnindonesia.com





Senin, 25 Februari 2019

Musharraf Sarankan Pakistan Serang India dengan 50 Bom Nuklir


Musharraf Sarankan Pakistan Serang India dengan 50 Bom Nuklir
Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf. Foto/REUTERS

ISLAMABAD - Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengatakan India dapat menghabisi negaranya dengan 20 bom nuklir jika Pakistan hanya melakukan serangan dengan satu bom nuklir. Dia pun memberi saran provokatif, yakni Islamabad menyerang dengan 50 bom nuklir lebih dahulu sehingga New Delhi tak bisa membalas.

Komentarnya muncul setelah serangan bom bunuh diri di Pulwama, Kashmir, lebih dari sepekan lalu. Sebanyak 40 personel Central Reserve Police Force (CRPF) India tewas dalam serangan tersebut. Kelompok teror yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Pervez Musharraf mengatakan India dapat menghabisi Pakistan dengan serangan 20 bom nuklir jika Pakistan hanya meluncurkan satu serangan nuklir ke negara tetangga tersebut. Komentar mantan jenderal itu disampaikan kepada wartawan di Uni Emirat Arab pada Jumat pekan lalu.

"Hubungan India dan Pakistan telah mencapai tingkat yang berbahaya. Tidak akan ada serangan nuklir," katanya.

"Jika kita menyerang India dengan satu bom atom, maka negara tetangga dapat menghabisi kita dengan menyerang 20 bom (nuklir)," lanjut Musharraf.

"Maka satu-satunya solusi adalah bahwa kita pertama-tama harus menyerang mereka dengan 50 bom atom sehingga mereka tidak dapat menghantam kita dengan 20 bom. Apakah Anda siap untuk meluncurkan serangan pertama dengan 50 bom?," paparnya, dikutip NDTV, Senin (25/2/2019).

Dia juga mengklaim bahwa Israel ingin menjalin hubungan dengan Pakistan. Ketua Liga Muslim Seluruh Pakistan (APML), yang tinggal di pengasingan di Uni Emirat Arab ini mengatakan bahwa dia siap untuk kembali ke Pakistan karena dia melihat lingkungan politik di negaranya menguntungkan.

"Menurut pendapat saya, lingkungan politik baik dan menguntungkan. Setengah dari menteri adalah milik saya. Menteri hukum dan jaksa agung adalah pengacara saya," kata Musharraf.

Musharraf mengambil alih kekuasaan pada tahun 1999 setelah kudeta militer yang menggulingkan mantan Presiden Nawaz Sharif. Setelah menjadi presiden selama sembilan tahun, ia digulingkan dari kekuasaan setelah kudeta lain yang membuat Sharif kembali berkuasa. 





Credit  sindonews.com







Akibat Serangan Kashmir, India Tutup Aliran Sungai ke Pakistan


Akibat Serangan Kashmir, India Tutup Aliran Sungai ke Pakistan
Pemerintah India dilaporkan akan membangun bendungan untuk memblokir pasokan air segar dari sungai India ke Pakistan. Foto/Istimewa

NEW DELHI - Pemerintah India dilaporkan akan membangun bendungan untuk memblokir pasokan air segar dari sungai India ke Pakistan. Ini adalah "hukuman" lanjutan yang diambil India terhadap Pakistan, setelah serangan teror mematikan baru-baru ini di negara bagian Jammu dan Kashmir.

Menteri Transportasi, Pengapalan dan Sumber Daya Air India, Nitin Gadkari melalui akun Twitternya menyatakan, Perdana Menteri India, Narendra Modir telah setuju mengenai pembangunan bendungan tersebut.

"Di bawah kepemimpinan Narendra Modi, pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan pembagian air kami yang dulu mengalir ke Pakistan. Kami akan mengalihkan air dari sungai-sungai Timur dan memasoknya ke orang-orang kami di Jammu dan Kashmir dan Punjab," kata Gadkari, seperti dilansir Sputnik pada Senin (25/2).

Dia kemudian mengatakan bahwa pembangunan salah satu bendungan di sungai Ravi, Shahpur-Kandi, sudah dimulai. "Semua proyek yang disetujui pemerintah dalam rencana ini memiliki status proyek nasional," sambungnya.

Hubungan antara New Delhi dan Islamabad memburuk serangan bom bunuh diri di jalan raya Jammu-Srinagar yang menewaskan 45 petugas paramiliter India. India menyalahkah Maulana Masood Azhar, pemimpin Jaish-e-Mohammed yang tinggal di Pakistan, sebagai orang yang bertanggung jawab atas serangan itu.

Kelompok itu, yang biasa melakukan serangan di negara bagian Jammu dan Kashmir, berafiliasi dengan gerakan Taliban dan organisasi teroris al-Qaeda dan bertujuan untuk memisahkan Kashmir dari India dan untuk menggabungkannya dengan Pakistan.

Setelah serangan itu, India menyalahkan Pakistan karena menyembunyikan dan melindungi teroris, menuduh negara itu memiliki "tangan langsung" dalam insiden itu. Sebagai tindakan hukuman, India telah menarik status negara paling disukai Pakistan (MFN) dan menaikkan bea cukai atas barang-barang yang diimpor dari Pakistan hingga 200 persen.

Pakistan, pada gilirannya, menolak tuduhan keterlibatannya dalam serangan itu dan mengatakan bahwa ini adalah strategi New Delhi untuk mengalihkan perhatian internasional dari pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah Kashmir. 




Credit  sindonews.com




India Tangkapi Separatis Kashmir


Serangan Berdarah Kashmir.
Serangan Berdarah Kashmir.
Foto: Reuters/Indiantimes

Polisi juga membatasi gerak kendaraan di sejumlah lokasi.



CB, SRINAGAR -- Tentara dan polisi India menahan lebih 160 pemimpin dan pegiat separatis dalam razia dua malam berturut-turut di Kashmir.  Mereka yang ditahan mayoritas terkait kelompok Jamaat-e-Islami (JeI),

Penangkapan di sejumlah kota dan desa dilakukan setelah pengeboman bunuh diri yang menewaskan 40 personel polisi paramiliter India dalam konvoi militer pada 14 Februari. Kelompok militan Jaish-e-Mohammad (JeM) yang berkedudukan di Pakistan menyatakan bertanggung jawab atas penyerangan tersebut.

Polisi mengatakan, mereka menahan orang-orang yang bermaksud memisahkan diri dari India. Aparat ingin mengurangi masalah menjelang pemilihan umum yang akan diadakan pada Mei.

"Sejak JeI memiliki jejaring luas di Kashmir dan memobilisasi protes anti-India, penangkapan orang-orang itu dapat membantu membatasi protes-protes menjelang pemilihan," kata dia kepada Reuters.

Pihak berwajib juga telah menahan para milisi, simpatisan dan keluarga JeM sejak penyerangan tersebut terjadi.

Para pegiat mendorong pemogokan untuk memprotes penahanan dan tindakan keras itu. Sebagai jawaban atas imbauan tersebut, banyak toko, pompa bensin dan bisnis tutup. Jumlah orang dan kendaraan lebih sedikit melintasi di kawasan-kawasan sensitif, kecuali untuk patroli-patroli tentara.

Di beberapa kawasan kota utama Srinagar, pemerintah membatasi gerakan orang dan kendaraan. "Pembatasan diberlakukan sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari insiden yang tidak diinginkan," kata polisi dalam satu pernyataan





Credit  republika.co.id





Kamis, 21 Februari 2019

Napi Pakistan Dibunuh di Penjara India Buntut Bom Kashmir


Napi Pakistan Dibunuh di Penjara India Buntut Bom Kashmir
Ilustrasi pembunuhan. (Istockphoto/fergregory)



Jakarta, CB -- Seorang narapidana asal Pakistan yang dipenjara seumur hidup dibunuh oleh sesama napi. Menurut keterangan aparat, peristiwa itu adalah sebagai aksi pembalasan karena sentimen anti-Pakistan akibat peristiwa serangan bom bunuh diri di Kashmir yang menewaskan 40 anggota satuan paramiliter beberapa hari lalu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (20/2), peristiwa pembunuhan itu terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Pusat Jaipur, negara bagian Rajasthan. Menurut Kepala Kepolisian Rajasthan, Kapil Garg, peristiwa itu bermula dari perkelahian.


Sang napi asal Pakistan yang tidak disebutkan namanya lantas dianiaya dan dilempari batu hingga meninggal. Napi yang tewas itu sudah menjalani delapan tahun masa hukuman. Peristiwa itu terjadi setelah ramai beredar pesan hasutan di kalangan warga India untuk melakukan pembalasan atas serangan bom bunuh diri di Kashmir.

Peristiwa serupa juga pernah terjadi pada Mei 2013. Saat itu seorang tahanan asal Pakistan tewas dibunuh sesama tahanan asal India di penjara Kashmir. Hal itu diduga sebagai balasan karena seorang napi asal India di Pakistan tewas dibunuh.


Wilayah Kashmir yang diperebutkan oleh India dan Pakistan akhirnya dibagi dua. Namun, di wilayah mayoritas berpenduduk Muslim yang dikuasai India selalu bergolak.

Kedua negara itu selalu bersaing sejak merdeka dari Inggris pada 1947.

Kelompok Jaish-e-Mohammed (JeM) mengaku bertanggung jawab atas insiden bom bunuh diri di Kashmir. Mereka disebut bersembunyi di Pakistan, dan 'dipelihara' oleh badan intelijen mereka, Inter-Service Intelligence (ISI).

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menyatakan kesiapan untuk membantu penyelidikan serangan bom bunuh diri yang menewaskan 41 personel paramiliter India pekan lalu. Namun, ia memperingatkan India agar tak menyerang negaranya.

Khan meminta India berbagi bukti jika memang ada indikasi Pakistan terlibat dalam bom bunuh diri tersebut. Sebab, tuduhan itu sudah sejak lama dilontarkan oleh India.

Selama penyelidikan masih belum rampung, Khan meminta India tidak melakukan serangan, terutama setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi mengancam akan ada respons kuat terkait insiden tersebut.




Credit  cnnindonesia.com



Rabu, 20 Februari 2019

Amerika Desak Pakistan Hukum Dalang Bom Kashmir


Amerika Desak Pakistan Hukum Dalang Bom Kashmir
Ilustrasi korban serangan bom bunuh diri di Kashmir yang memicu meningkatnya tensi hubungan India dan Pakistan. (Foto: Istockphoto/Sestovic)




Jakarta, CB -- Amerika Serikat menunjukkan dukungan pada India dengan mendesak Pakistan untuk segera menemukan dalang di balik bom Kashmir yang membunuh 41 orang personel paramiliter India pada Kamis (14/2).

"Kami telah berkomunikasi dengan pemerintah India, tidak hanya untuk menyampaikan belasungkawa, tetapi juga dukungan kuat kami untuk India di masa berat menghadapi terorisme ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Robert Palladino.

"Kami mendesak Pakistan untuk bekerja sama dalam penyelidikan atas serangan itu dan menghukum siapapun yang bertanggung jawab," lanjut Palladono.


Ia juga menyatakan, Washington telah mengontak Islamabad terkait serangan yang langsung memanaskan hubungan India dan Pakistan itu.


Selepas serangan bom bunuh diri yang mengejutkan, India menuduh Pakistan sebagai dalang pelakunya, namun mereka membantahnya. Kelompok teror Jaish-e-Mohammed yang berbasis di Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, menyatakan pihaknya siap membantu penyelidikan. Dirinya pun menyetujui campur tangan PBB yang menawarkan mediasi untuk kedua negara.

Namun ia menegaskan bahwa India sebaiknya tidak melakukan serangan, menanggapi ancaman 'respons kuat' yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi.


"Jika Anda memiliki intelijen yang dapat menunjukkan keterlibatan warga Pakistan, berikan pada kami. Saya jamin kami akan mengambil tindakan," kata Khan.

India telah lama menuduh Pakistan menyembunyikan gerilyawan yang melancarkan serangan di tanahnya, sementara Islamabad berulang kali berikrar akan menindak kelompok itu jika Delhi memberikan bukti keterlibatan mereka.




Credit  cnnindonesia.com




PBB Tawarkan Mediasi untuk Turunkan Ketegangan India-Pakistan


PBB Tawarkan Mediasi untuk Turunkan Ketegangan India-Pakistan
Sekjen PBB Antonio Guterres menawarkan mediasi untuk menengahi pertikaian India dan Pakistan. (Foto: Reuters/Linus Escandor Ii/Pool)




Jakarta, CB -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta India dan Pakistan untuk segera mengambil langkah guna menurunkan tensi panas di antara kedua negara. Ia juga menawarkan mediasi PBB jika keduanya setuju.

Hubungan India dan Pakistan menegang setelah terjadi serangan bunuh diri pada Kamis (14/2) yang membunuh 41 personel paramiliter India.

"Kami sangat prihatin dengan naiknya ketegangan antara kedua negara," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.


Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi telah setuju jika PBB campur tangan. Dilansir dari AFP, ia menuliskan sebuah surat persetujuan.


"Sangat penting untuk mengambil langkah eskalasi. PBB harus turun tangan untukmenurunkan tensi," ujar Qureshi dalam suratnya, Senin (17/1).

Serangan bunuh diri tersebut diklaim kelompok berbasis di Pakistan Jasih-e-Mohammed (JeM), namun Qureshi bersikeras bahwa investigasi tetap diperlukan agar hal itu benar-benar terbukti.

Menanggapi panasnya situasi, Prancis disebut sedang mempertimbangkan mendorong PBB untuk menempatkan Masood Azhar, pemimpin JeM, dalam daftar teror PBB. Namun para diplomat Prancis menyebut China menentang pertimbangan tersebut. 

China sendiri telah dua kali menentang jika pemimpin JeM itu dimasukkan daftar hitam, masing-masing pada 2016 dan 2017. JeM telah masuk daftar teror pada 2001.

Kashmir telah terpecah antara India dan Pakistan sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Kedua negara mengklaim kepemilikan sepenuhnya atas wilayah tersebut. Perang telah pecah sebanyak dua kali sehubungan dengan perselisihan tersebut.



Credit  cnnindonesia.com