Rabu, 20 Februari 2019

PBB Tawarkan Mediasi untuk Turunkan Ketegangan India-Pakistan


PBB Tawarkan Mediasi untuk Turunkan Ketegangan India-Pakistan
Sekjen PBB Antonio Guterres menawarkan mediasi untuk menengahi pertikaian India dan Pakistan. (Foto: Reuters/Linus Escandor Ii/Pool)




Jakarta, CB -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta India dan Pakistan untuk segera mengambil langkah guna menurunkan tensi panas di antara kedua negara. Ia juga menawarkan mediasi PBB jika keduanya setuju.

Hubungan India dan Pakistan menegang setelah terjadi serangan bunuh diri pada Kamis (14/2) yang membunuh 41 personel paramiliter India.

"Kami sangat prihatin dengan naiknya ketegangan antara kedua negara," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.


Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi telah setuju jika PBB campur tangan. Dilansir dari AFP, ia menuliskan sebuah surat persetujuan.


"Sangat penting untuk mengambil langkah eskalasi. PBB harus turun tangan untukmenurunkan tensi," ujar Qureshi dalam suratnya, Senin (17/1).

Serangan bunuh diri tersebut diklaim kelompok berbasis di Pakistan Jasih-e-Mohammed (JeM), namun Qureshi bersikeras bahwa investigasi tetap diperlukan agar hal itu benar-benar terbukti.

Menanggapi panasnya situasi, Prancis disebut sedang mempertimbangkan mendorong PBB untuk menempatkan Masood Azhar, pemimpin JeM, dalam daftar teror PBB. Namun para diplomat Prancis menyebut China menentang pertimbangan tersebut. 

China sendiri telah dua kali menentang jika pemimpin JeM itu dimasukkan daftar hitam, masing-masing pada 2016 dan 2017. JeM telah masuk daftar teror pada 2001.

Kashmir telah terpecah antara India dan Pakistan sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Kedua negara mengklaim kepemilikan sepenuhnya atas wilayah tersebut. Perang telah pecah sebanyak dua kali sehubungan dengan perselisihan tersebut.



Credit  cnnindonesia.com