Jumat, 22 Maret 2019

Turki: Komentar Erdogan soal Christchurch Disalahartikan


Turki: Komentar Erdogan soal Christchurch Disalahartikan
Kantor Kepresidenan Turki menyebut pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan terkait teror penembakan di Christchurch, Selandia Baru, disalahartikan. (Reuters/Tumay Berkin)



Jakarta, CB -- Kantor Kepresidenan Turki menyebut pernyataan kontroversial Presiden Recep Tayyip Erdogan terkait teror penembakan di Christchurch, Selandia Baru, telah disalahartikan.

"Pernyataan Presiden Erdogan sayangnya telah disalahartikan," ucap Direktur Komunikasi Kantor Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, melalui akun Twitter-nya, Kamis (21/3).

Menurut Altan, pernyataan itu diutarakan Erdogan "sebagai repsons terhadap apa yang disebut-sebut sebagai manifesto yang dibuat pelaku sebelum penembakan terjadi."

Erdogan membuat geram Australia setelah dia mengancam akan mengembalikan setiap warga Negeri Kanguru dalam bentuk jasad atau peti mati jika berani melakukan aksi serupa teror Christchurch yang berbau anti-Islam.


Dalam sebuah kampanye, Erdogan mengatakan akan mengembalikan setiap warga Australia yang anti-Islam dalam bentuk jenazah seperti nenek moyang mereka di Gallipoli.

Gallipoli merupakan salah satu pertempuran yang terjadi semasa Perang Dunia I, di mana lebih dari 8.000 pasukan Australia tewas saat menghadapi angkatan bersenjata Kekhalifahan Ottoman, yang saat ini menjadi Turki.

Selain itu, Erdogan juga membuat gerah Selandia Baru lantaran memutar rekaman video penembakan Christchurch.

Akibat pernyataan Erdogan itu, Australia bahkan telah memanggil duta besar Turki di Canberra untuk meminta klarifikasi.




Credit  cnnindonesia.com