WASHINGTON
- Umat Muslim di Amerika Serikat (AS) paling sering berhadapan dengan
diskriminasi daripada kelompok agama lain. Hal itu terungkap dalam
sebuah jajak pendapat yang diterbitkan pada Jumat waktu setempat.
Jajak pendapat yang dilakukan situs politik The Hill bersama perusahaan riset dan layanan konsultasi pasar HarrisX, menemukan bahwa 85 persen responden percaya umat Muslim kerap menghadapi diskriminasi, sementara 79 persen mengatakan orang Yahudi.
Sekitar 61 persen responden mengatakan orang Kristen menghadapi diskriminasi, sementara 55 persen mengatakan Ateis menghadapi diskriminasi seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (9/3/2019).
Jajak pendapat yang dilakukan situs politik The Hill bersama perusahaan riset dan layanan konsultasi pasar HarrisX, menemukan bahwa 85 persen responden percaya umat Muslim kerap menghadapi diskriminasi, sementara 79 persen mengatakan orang Yahudi.
Sekitar 61 persen responden mengatakan orang Kristen menghadapi diskriminasi, sementara 55 persen mengatakan Ateis menghadapi diskriminasi seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (9/3/2019).
Rilis
jajak pendapat itu dilakukan selama seminggu di mana resolusi
anti-kebencian disahkan di Kongres untuk mengutuk anti-Semitisme,
Islamophobia dan bentuk-bentuk kefanatikan lainnya.
Ketiga Muslim yang menjadi anggota Kongres memuji resolusi itu, menyebutnya "bersejarah di banyak front".
"Ini
pertama kalinya kami memilih resolusi yang mengutuk fanatisme
anti-Muslim dalam sejarah bangsa kami," kata perwakilan Ilhan Omar,
Rashida Tlaib dan Andre Carson dalam sebuah pernyataan.
Resolusi itu muncul setelah Omar mengkritik Israel, yang memicu kemarahan di kalangan kritikus, mengatakan pernyataan itu sebagai anti-Semit.
"Saya ingin berbicara tentang pengaruh politik di negara ini yang mengatakan tidak apa-apa bagi orang untuk mendorong kesetiaan kepada negara asing," kata Omar di balai kota pekan lalu, merujuk pada Israel.
Resolusi itu muncul setelah Omar mengkritik Israel, yang memicu kemarahan di kalangan kritikus, mengatakan pernyataan itu sebagai anti-Semit.
"Saya ingin berbicara tentang pengaruh politik di negara ini yang mengatakan tidak apa-apa bagi orang untuk mendorong kesetiaan kepada negara asing," kata Omar di balai kota pekan lalu, merujuk pada Israel.
Sementara banyak di Kongres mengecam komentarnya, termasuk politisi Partai Republik Eliot Engel, yang menyebut kritikan itu tidak dapat diterima dan sangat ofensif, beberapa anggota parlemen membela diri Omar.
"Salah satu hal yang menyakitkan tentang sejauh mana teguran dicari dari Ilhan adalah bahwa tidak ada yang mencari tingkat teguran ini ketika anggota membuat pernyataan tentang Latin + komunitas lain," kata politisi Partai Republik lainnya Alexandria Ocasio-Cortez di Twitter.
Jajak pendapat Hill-HarrisX dilakukan pada 1-2 Maret di antara 1.003 resonden. Margin kesalahan pengambilan sampel adalah plus atau minus 3,1 poin persentase.
Credit sindonews.com