Senin, 18 Maret 2019

Pasukan Koalisi AS-Kurdi Kesulitan Rebut Basis Terakhir ISIS


Pasukan Koalisi AS-Kurdi Kesulitan Rebut Basis Terakhir ISIS
Ilustrasi serangan pasukan koalisi AS-Kurdi terhadap basis ISIS di Desa Baghouz, Suriah. (Delil SOULEIMAN / AFP)




Jakarta, CB -- Menaklukkan basis pertahanan terakhir kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ternyata tidak semudah yang dikira. Meski Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim mereka berhasil merebut seratus persen wilayah kekuasaan ISIS, tetapi kenyataan di lapangan memperlihatkan ribuan militan masih bertahan dari serangan pasukan koalisi AS-Kurdi.

Seperti dilansir Associated Press, Minggu (17/3), Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengakui agak kesulitan menembus basis pertahanan terakhir ISIS di Desa Baghouz, Provinsi Deir al Zour, Suriah. Menurut juru bicara SDF, Kino Gabriel, para militan meninggalkan sejumlah jebakan berupa ranjau untuk menghambat laju serdadu koalisi.

"Kami menghadapi sejumlah kesulitan dalam operasi militer ini," kata Kino.


Menurut Kino, meski sudah berkali-kali digempur, ribuan militan ISIS masih bertahan di Desa Baghouz. Di sana bercampur antara militan dan anak istri mereka.

Kondisi itu, menurut Kino, menyulitkan pasukan koalisi untuk menggunakan kekuatan penuh untuk menggempur ISIS.

"Kami khawatir melukai anak-anak dan para perempuan yang masih ada di desa," ujar Kino.

Di samping itu, Kino menyatakan militan ISIS juga membangun terowongan yang saling terhubung untuk membuat serangan kejutan kepada pasukan koalisi. Dari sana militan ISIS juga melakukan serangan bom bunuh diri.

Ranjau yang ditinggalkan juga berdaya ledak besar dan diduga bom rakitan dari hulu ledak.

Bahkan luas wilayah kekuasaan terakhir ISIS itu diperkirakan masih sama dibandingkan beberapa pekan lalu. Yakni sekitar 250 kilometer. Hal ini memperlihatkan perkembangan operasi militer untuk menaklukkan ISIS belum berdampak signifikan, meski gencar disebut tak lama lagi kelompok itu bakal habis.





Credit  cnnindonesia.com