Selasa, 05 Maret 2019

Baru Dibebaskan Pakistan, Pilot Jet Tempur India Siap Beraksi Lagi



Baru Dibebaskan Pakistan, Pilot Jet Tempur India Siap Beraksi Lagi
Komandan Sayap Abhinandan Varthaman, 35, pilot jet tempur India saat dibebaskan militer Pakistan di wilayah perbatasan, Jumat (1/3/2019) malam. Foto/REUTERS


NEW DELHI - Abhinandan Varthaman, pilot berkumis dari pesawat jet tempur MiG-21 Bison India, baru dibebaskan militer Pakistan setelah pesawatnya ditembak jatuh dan dia ditangkap. Namun, pilot tersebut dilaporkan siap kembali ke kokpit untuk beraksi.

Varthaman mengatakan kepada komandan Angkatan Udara India tentang keinginannya untuk kembali beraksi di garis depan. Keinginan pilot itu dilaporkan Times of India mengutip pejabat militer yang tidak disebutkan namanya.

Dia masih harus menjalani pemeriksaan kesehatan wajib, meskipun dia terlihat ceria. Kendati demikian, pilot itu dilaporkan mengalami pelecehan selama menjadi tahanan militer Pakistan.

"Dokter senang untuk menurutinya. Upaya-upaya itu adalah untuk memastikan bahwa dia segera kembali ke kokpit," kata pejabat militer India yang dikutip surat kabar tersebut, Senin (4/3/2019).

Pesawat jet tempur MiG-21 Bison yang dikendalikan Komandan Sayap Abhinandan Varthaman ditembak jatuh dalam pertempuran udara hari Rabu pekan lalu. Pesawat itu diduga ditembak jatuh oleh pesawat jet tempur F-16 Pakistan, namun Islamabad sejauh ini membantahnya. India sendiri juga mengklaim menembak jatuh F-16 Pakistan dengan jet tempur MiG-21 Bison.

Media-media India memuji Abhinandan Varthaman sebagai pilot India pertama yang menembak jatuh F-16. Varthaman terlontar dari pesawatnya yang jatuh dan mendarat di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, tempat dia ditangkap.

Perdana Menteri India Narendra Modi melalui Twitter menyambut kepulangan pilot itu dan memuji keberaniannya yang dia sebut patut dicontoh. Produser Bollywood bahkan mengajukan hak untuk menggunakan namanya dalam film masa depan.

Konflik di Kashmir antara India dan Pakistan—dua negara bersenjata nuklir—pecah setelah serangan bom mobil oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Serangan pada 14 Februari itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India yang sedang konvoi.

Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara melintasi garis kontrol Kashmir, dengan mengklaim menewaskan banyak teroris disebut India mendapat izin untuk bersembunyi di Pakistan. 


Pakistan membantah bahwa ada gerilyawan yang hadir di wilayahnya dan menuduh India melakukan serangan terorisme terhadap lingkungan karena serangan udaranya menghancurkan pohon-pohon di hutan lindung.





Credit  sindonews.com