Senin, 18 Maret 2019

5 Fakta Penembakan Salat Jumat di Masjid Selandia Baru



5 Fakta Penembakan Salat Jumat di Masjid Selandia Baru
Brenton Tarrant, pelaku penembakan jamaah salat Jumat di Masjid Al-Noor, Selandia Baru. Foto/REUTERS


CHRISTCHURCH - Sebanyak empat orang ditahan setelah lebih dari 40 orang tewas dan 20 lainnya luka serius dalam penembakan di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru. Penembakan terjadi saat salat Jumat berlangsung siang tadi.

Polisi Selandia Baru mengatakan banyak korban jiwa berjatuhan setelah apa yang mereka gambarkan sebagai "serangkaian peristiwa tragis" di wilayah Canterbury pada hari Jumat.

Ada lima fakta yang perlu diketahui dalam kasus penembakan di dua masjid di Selandia Baru ini. Berikut rincian fakta-fakta tersebut.

1. Yang Terjadi di Christchurch

Petugas polisi pertama kali menanggapi laporan adanya penembakan di Christchurch tengah sekitar pukul 13.40 siang waktu setempat.

Dua penembakan terjadi di dua masjid secara terpisah di kota itu, yakni satu di Masjid Al-Noor di Deans Avenue dan satu lagi di Masjid Mosque, Linwood Avenue (nama masjid memang Masjid Mosque).

Polisi mengatakan mereka juga menjinakkan sejumlah alat peledak improvisasi yang ditemukan di kendaraan setelah penembakan.

Semua sekolah dan gedung dewan di-lockdown dan anggota masyarakat diberitahu untuk tidak keluar rumah. Status lockdown saat ini telah dicabut.

2. Penembakan Di-Livestreaming-kan oleh Pelaku

Polisi Selandia Baru telah memperingatkan ada rekaman yang sangat mengerikan terkait dengan penembakan di Christchurch dan mendesak agar tidak dibagikan di media sosial.

Video itu hasil livestreaming di Facebook oleh pelaku penembakan bernama Brenton Tarrant, 28, pria kelahiran Australia. Dia menyiarkan langsung aksinya saat menembaki jamaah salat Jumat di dalam Masjid Al-Noor.


Pihak Facebook menyatakan telah menghapus video dan menonaktifkan akun Facebook Brenton Tarrant.

3. Para Tersangka


Tiga pria dan satu wanita dipastikan berada dalam tahanan polisi dengan status tersangka. Satu dari empat orang yang ditahan adalah Brenton Tarrant, 28, pria kelahiran Australia. Tarrant, seorang pria kulit putih mengenakan pakaian ala militer saat melepaskan tembakan di Masjid Al-Noor.

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut insiden itu sebagai serangan teroris. Dia mengatakan para tersangka memiliki pandangan ekstremis, tetapi tidak ada dalam daftar pantau polisi.

Tarrant meninggalkan manifesto anti-imigran setebal 74 halaman, tempat dia menjelaskan siapa dirinya dan alasan tindakannya.

Tarrant memang lahir di Australia. Namun, dia mengaku sebagai orang Skotlandia, Irlandia dan Inggris sebelum akhirnya pindah ke Selandia Baru untuk sementara waktu dan untuk merencanakan dan berlatih yang kemudian memutuskan untuk melakukan serangan.

"Saya telah membaca tulisan-tulisan Dylann Roof dan banyak lainnya, tetapi hanya benar-benar mengambil inspirasi sejati dari Knight Justiciar Breivik," tulis dia, mengacu pada para pelaku pembantaian massal yang dimotivasi rasisme.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengonfirmasi bahwa Tarrant memang warga kelahiran Australia. "Saya dapat mengonfirmasi bahwa orang yang ditahan adalah warga negara kelahiran Australia," katanya kepada wartawan di Sydney.

"Sebagai anggota keluarga dengan sepupu warga Selandia Baru, kami berduka, kami terkejut, kami marah, dan kami berdiri di sini dan mengutuk serangan yang terjadi hari ini oleh seorang teroris ekstremis, sayap kanan, dan keras," kata Morrison.


4. Para Korban

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah mengonfirmasi 40 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka serius dalam serangan hari ini. Laporan terbaru, korban tewas bertambah menjadi sekitar 49 orang.

Komisi Tinggi Malaysia di Selandia Baru mengatakan seorang warga negara Malaysia terluka dalam salah satu penembakan di masjid, dan saat ini menerima perawatan.


Sedangkan Kedutaan Indonesia di Wellington menyatakan dua warga Indonesia, seorang ayah dan anaknya terluka akibat penembakan di salah satu masjid.

Tim kriket Bangladesh juga tiba untuk salat Jumat ketika penembakan terjadi. Namun, semua anggota tim selamat.

5. Hari Tergelap Selandia Baru


Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan penembakan terhadap dua masjid yang mematikan di Christchurch telah menjerumuskan negaranya ke dalam salah satu "hari tergelap".

"Jelas, apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya," kata Ardern dalam pidatonya.

"Banyak dari mereka yang akan terkena dampak langsung penembakan ini mungkin adalah migran yang ke Selandia Baru, mereka bahkan mungkin menjadi pengungsi di sini," kata Ardern.

"Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru sebagai rumah mereka, dan itu adalah rumah mereka. Mereka adalah kita. Orang yang telah melanggengkan kekerasan terhadap kita ini bukan (kita)," paparnya, dikutip Telegraph. "Mereka seharusnya berada di lingkungan yang aman."



Credit  sindonews.com