Jumat, 22 Februari 2019

Turki Jajaki Beli Sistem Rudal S-400 dan Rudal Patriot Bersamaan


Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dengan perlindungan anti jamming. Radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. Sputnik/Sergey Malgavko
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dengan perlindungan anti jamming. Radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. Sputnik/Sergey Malgavko

CBIstanbul – Pemerintah Turki mengatakan akan merampungkan proses pembelian senjata rudal anti-serangan udara S-400 dari Rusia pada Oktober 2019.

Pernyataan ini keluar di tengah keberatan Amerika Serikat, yang berkeberatan negara anggota NATO membeli senjata dari Rusia.
Pada saat yang sama, AS dan Turki juga menjajaki penjualan sistem rudal anti-serangan udara Patriot.
Pejabat kementerian Pertahanan Turki mengatakan proses pembicaraan pembelian rudal Patriot masih berlangsung termasuk mengenai transfer teknologi dan waktu pengiriman rudal.

“Pemerintah Turki mengatakan membutuhkan alternatif sistem pertahanan untuk melawan ancaman regional dan dapat menasionalisasi sistem senjata Rusia ini dengan mendesain ulang piranti lunaknya,” begitu dilansir Aljazeera pada Kamis, 21 Februari 2019.
Hubungan AS dan Turki menegang setelah kedua negara berbeda pendapat mengenai keberadaan milisi Kurdi YPG, yang beroperasi di sisi utara Suriah.
AS mendukung milisi ini untuk melawan kelompok ISIS. Sedangkan Turki melihat kelompok itu sebagai teroris yang berusaha memisahkan diri dari negara.
Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, mengatakan negaranya berkeberatan dengan rencana Turki membeli S-400 dari Rusia.
“Kami tidak akan diam saja sementara ada anggota NATO membeli senjata dari musuh kita. Kami tidak bisa menjamin pertahanan Barat jika sekutu kami menggantungkan diri pada Timur,” kata Pence baru-baru ini.

Menurut Murat Aslan, yang merupakan analis senjata dan bekas pejabat militer Turki, sistem pertahanan negara-negara Baltik dan Eropa Timur terdiri dari sistem senjata Rusia dan NATO. Ini termasuk sistem radar dan mekanisme pendukung. Dia mempertanyakan keberatan AS soal pembelian S-400 oleh Turki.
“Kenapa tidak? Turki telah membeli sistem pertahanan udara dari AS. Tapi pihak AS yang meminta harga sangat tinggi, persyaratan dan adanya kekhawatiran penolakan oleh kongres,” kata dia seperti dilansir Aljazeera.
Menurut Aslan, masalah interoperatibilitas antara sistem senjata Barat dan Timur tidak terbukti.
“Kesepakatan dengan pemerintah Rusia tidak mencantumkan larangan pemasangan patch software yang bisa dimodifikasi oleh Turki agar sesuai standar nasional dan NATO,” kata dia.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Aljzaeera bahwa kongres AS tidak akan menyetujui penjualan paket Patriot ke Turki kecuali Ankara membatalkan pembelian S-400.
Selain Turki, seperti dilansir Reuters, Rusia menjual senjata canggih yang mampu mengejar pesawat jet tempur musuh itu ke Cina, Iran dan India. AS tidak berkeberatan saat India, yang bertikai dengan Cina, membeli senjata ini dari Rusia. Namun, AS mengenakan sanksi kepada unit di militer Cina, yang mempelopori pembelian senjata ini.





Credit  tempo.co