Kamis, 14 Februari 2019

Pekan Depan, AS-Taliban Akan Bertemu di Islamabad



Pekan Depan, AS-Taliban Akan Bertemu di Islamabad
Negosiator Taliban akan bertemu dengan utusan AS di Islamabad, Pakistan, pada 18 Februari mendatang. Foto/Istimewa

 

KABUL - Negosiator Taliban akan bertemu dengan kolega mereka dari Amerika Serikat (AS) pada 18 Februari di Ibu Kota Pakistan, Islamabad. Pertemuan ini sebagai bagian dari percepatan diplomasi untuk mengakhiri perang selama 17 tahun di Afghanistan.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid. Namun seorang perwakilan Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima undangan resmi untuk pembicaraan apa pun.

Pembicaraan itu dilakukan seminggu sebelum negosiasi yang dijadwalkan sebelumnya antara kedua pihak di Qatar pada 25 Februari. Dalam sebuah pernyataan, Mujahid mengatakan bahwa pembicaraan Qatar masih akan berlangsung sesuai jadwal.

Mujahid mengatakan pihaknya juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan untuk mengadakan diskusi komprehensif tentang hubungan Pakistan-Afghanistan, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (14/2/2019).

Sementara dia mengatakan delegasi Taliban akan bertemu dengan tim AS, Mujahid tidak menyebutkan pertemuan dengan ketua tim, utusan khusus AS Zalmay Khalilzad.

Khalilzad dijadwalkan tiba di Pakistan menjelang perundingan Qatar sebagai bagian dari perundingan enam negara Eropa dan Timur Tengah untuk mendapatkan membangun dukungan bagi upaya mengakhiri perang terpanjang Amerika.

Baik Taliban dan Amerika Serikat memuji kemajuan setelah berakhirnya perundingan putaran terakhir di Qatar bulan lalu. Namun para diplomat Barat yang akrab dengan negosiasi tersebut mengatakan bahwa banyak rintangan sulit ada di depan.

AS diperkirakan akan mendorong keras gencatan senjata antara gerilyawan Taliban dan pasukan Afghanistan yang didukung asing sebelum kesepakatan apa pun tentang penarikan pasukan asing pimpinan AS.

Namun Taliban menginginkan semua pasukan asing keluar sebelum gencatan senjata, tetapi masih akan menyambut bantuan asing non-militer untuk membangun kembali negara itu.

"Washington juga berusaha untuk mendapatkan secara terperinci tentang jaminan dari Taliban bahwa mereka tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan oleh kelompok-kelompok seperti al-Qaeda dan Negara Islam (ISIS) untuk menyerang Amerika Serikat dan sekutunya," kata diplomat Barat.

AS juga mendorong Taliban untuk berbicara dengan pemerintah Afghanistan, yang sejauh ini telah ditutup pintu masuknya dari meja perundingan, dan menyebutnya sebagai boneka dari Washington.

Presiden AS Donald Trump menggunakan pidato kenegaraannya minggu lalu untuk mengatakan kemajuan dalam negosiasi dengan Taliban akan memungkinkan pengurangan sekitar 14.000 tentara AS yang saat ini berada di Afghanistan dan fokus pada penanggulangan terorisme yang diperbarui. 




Credit  sindonews.com