BRUSSELS - China membantah klaim Uni Eropa
(UE) yang menyebut 250 mata-matanya bekerja di Brussels. Melalui misi
diplomatiknya untuk UE, China menyebut klaim tersebut tidak berdasar.
Sebelumnya situs televisi Jerman, Welt, menurunkan laporan yang mengatakan para diplomat dan pejabat militer UE telah diperingatkan tentang sekitar 250 mata-mata China dan 200 mata-mata Rusia yang beroperasi di kota Belgia.
Laporan itu mengutip informasi dari European External Action Service (EEAS), cabang diplomatik UE.
Sebelumnya situs televisi Jerman, Welt, menurunkan laporan yang mengatakan para diplomat dan pejabat militer UE telah diperingatkan tentang sekitar 250 mata-mata China dan 200 mata-mata Rusia yang beroperasi di kota Belgia.
Laporan itu mengutip informasi dari European External Action Service (EEAS), cabang diplomatik UE.
"Kami sangat terkejut dengan laporan yang tidak beralasan dan tidak berdasar," kata misi China untuk UE itu di situs webnya.
"China selalu menghormati kedaulatan semua negara, dan tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari South China Morning Post, Minggu (10/2/2019).
Lebih lanjut pernyataan itu menyatakan Beijing berkomitmen untuk menjaga hubungan yang sehat dan stabil dengan UE, menambahkan bahwa pihak-pihak terkait harus memperlakukan hubungan China dan China-UE secara objektif dan adil, dan tidak membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab.
Menurut artikel Welt, sebagian besar mata-mata bekerja baik di dalam kedutaan atau unit perusahaan lokal yang berbasis di negara asal mereka.
Para diplomat bahkan disarankan untuk menghindari bagian-bagian tertentu kota, termasuk restoran steak dan kafe yang populer dalam jarak berjalan kaki dari markas Komisi Eropa dan EEAS.
Klaim Uni Eropa adalah yang terbaru dalam gelombang tuduhan spionase yang dilakukan terhadap Beijing. Pada hari Jumat, kedutaan besar China di Vilnius menjawab apa yang disebutnya sebagai tuduhan "konyol" tentang mata-mata yang dibuat oleh Lithuania.
Badan intelijen negara Baltik pekan lalu menuduh China merekrut warganya untuk terlibat dalam kegiatan spionase dan mempengaruhi opini publik tentang isu-isu seperti kemerdekaan Tibet dan Taiwan.
"China selalu menghormati kedaulatan semua negara, dan tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari South China Morning Post, Minggu (10/2/2019).
Lebih lanjut pernyataan itu menyatakan Beijing berkomitmen untuk menjaga hubungan yang sehat dan stabil dengan UE, menambahkan bahwa pihak-pihak terkait harus memperlakukan hubungan China dan China-UE secara objektif dan adil, dan tidak membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab.
Menurut artikel Welt, sebagian besar mata-mata bekerja baik di dalam kedutaan atau unit perusahaan lokal yang berbasis di negara asal mereka.
Para diplomat bahkan disarankan untuk menghindari bagian-bagian tertentu kota, termasuk restoran steak dan kafe yang populer dalam jarak berjalan kaki dari markas Komisi Eropa dan EEAS.
Klaim Uni Eropa adalah yang terbaru dalam gelombang tuduhan spionase yang dilakukan terhadap Beijing. Pada hari Jumat, kedutaan besar China di Vilnius menjawab apa yang disebutnya sebagai tuduhan "konyol" tentang mata-mata yang dibuat oleh Lithuania.
Badan intelijen negara Baltik pekan lalu menuduh China merekrut warganya untuk terlibat dalam kegiatan spionase dan mempengaruhi opini publik tentang isu-isu seperti kemerdekaan Tibet dan Taiwan.
Sebelumnya,
pada 11 Januari, polisi di Polandia menangkap direktur penjualan Huawei
dan warga negara Polandia Wang Weijing atas tuduhan mata-mata. Meskipun
dinas keamanan mengatakan penangkapan itu tidak terkait dengan Huawei,
agen-agen intelijen Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan sekutu
Amerika tentang dugaan hubungan perusahaan itu dengan Beijing.
AS telah mengatakan peralatan Huawei dapat memberikan pintu masuk ke jaringan asing untuk mata-mata pemerintah China, meskipun belum menghasilkan bukti untuk mendukung tuduhan, yang berulang kali ditolak oleh perusahaan China tersebut.
Credit sindonews.com