Ilustrasi penembakan. (Istockphoto/PeopleImages)
Dilansir dari AFP, anggota Parlemen Kongres Trinamool Satyajit Biswas ditembak hingga tewas pada jarak dekat oleh orang bersenjata tak dikenal. Saat itu, Biswas sedang menghadiri upacara keagamaan untuk Dewi Hindu.
Pihak partai menyalahkan kompetitor terbesar mereka yakni Partai Perdana Menteri Narendra Modi, Bharatiya Janata. Namun, para petinggi partai tersebut telah membantah keterlibatan.
"Kami menduga ada kaitan politik dengan pembunuhan itu," kata Wakil Kepala Polisi Bengal Barat Anuj Sharma.
Dia menambahkan bahwa dua orang telah ditangkap tetapi tidak akan mengatakan apakah mereka berasal dari partai tertentu.
Para pengikut partai ini membawa tubuh legislator berusia 38 tahun dari sebuah rumah sakit di distrik Nadia, sekitar 120 kilometer (75 mil) dari Kolkata, ke desa asalnya. Nadia, yang berbatasan dengan Bangladesh, adalah medan pertempuran antara TMC dan BJP selama pemilihan umum tahun lalu. Ada lusinan kematian selama kampanye.
Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) dan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), dalam demo belum lama ini. (REUTERS/Sivaram V)
|
"Ketika ada pembunuhan politik, mereka menuduh partai saya. Biarkan ada penyelidikan Biro Investigasi Pusat, semuanya akan menjadi jelas," katanya kepada AFP.
Benggala Barat menjadi saksi pembunuhan-pembunuhan politik yang mengerikan deretan pemilihan yang lalu. Sebagian korban ada yang dipotong hingga dibakar hidup-hidup bersama dengan seluruh daerah kumuh.
Kejadian ini dinilai ada hubungan erat antara jaringan kriminal dan kelompok politik di negara bagian itu, menurut Sabyasachi Basu Roy Chowdhury, Wakil Rektor Universitas Rabindra Bharati di Benggala Barat.
"Ini telah memperumit masalah," katanya.
Menurut surat kabar Indian Express, pada 2013 Partai Komunis menuduh TMC membunuh 142 lawan politik menjelang pemilihan nasional terakhir.
Pembunuhan politik tersebar luas di seluruh India. Sementara data Biro Kejahatan Nasional mengatakan ada lebih dari 100 pembunuhan politik pada 2016. Walaupun para ahli politik mengatakan angka itu jauh lebih tinggi.
Credit cnnindonesia.com