Presiden Donald Trump menyebut Presiden
Nicolas Maduro membuat kesalahan buruk dengan memblokade bantuan Amerika
Serikat ke Venezuela. (Reuters/Joshua Roberts)
"Saya pikir dia membuat kesalahan yang buruk dengan tak mengizinkan (bantuan). Kami mencoba memberikan makanan ke orang yang kelaparan. Ada orang kelaparan di Venezuela," ujar Trump, Rabu (13/2).
Sebagaimana dilansir AFP, hingga kini bantuan yang dikirim AS melalui Kolombia masih menumpuk terbengkalai karena Maduro menutup perbatasan.
Maduro menolak bantuan kemanusiaan dari AS. Menurutnya, bantuan itu hanya "pertunjukan politik" dan merupakan dalih untuk menginvasi.
Namun, rakyat Venezuela sendiri kini sedang menderita. Di bawah kepemimpinan Maduro, warga Venezuela harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan kebutuhan dasar di tengah hiperinflasi yang membuat gaji dan tabungan mereka tak berharga.
Pemimpin oposisi mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela, Juan Guaido, memperkirakan ada ratusan ribu warga yang kini kelaparan.
"Ada hampir 300 ribu warga Venezuela akan meninggal jika bantuan tidak masuk. Ada sekitar dua juta orang dalam risiko kesehatan," tuturnya.
Ia pun berjanji akan membawa masuk bantuan internasional ke Venezuela paling lambat pada 23 Februari.
Sebelumnya, Guaido juga sudah mengumumkan pusat penampungan bantuan baru setelah Maduro memblokade perbatasan negaranya.
Duta Besar Guaido untuk Brasil, Maria Teresa Belandria, mengatakan bahwa pusat bantuan itu akan dibangun di Roraima, di dekat perbatasan tenggara Venezuela.
Namun, Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, mengumumkan bahwa angkatan bersenjata akan dikerahkan "untuk menunjukkan kehadiran di sepanjang perbatasan."
Guaido sendiri sudah memperingatkan militer, yang masih setia kepada Maduro, agar tidak memblokade bantuan kemanusiaan.
Ia menyebut pemblokiran akses bantuan kemanusiaan ini "hampir seperti genosida" dan militer kemungkinan bertanggung jawab atas kematian 40 demonstran dalam unjuk rasa anti-Maduro sejak 21 Januari lalu.
Credit cnnindonesia.com