Rabu, 19 September 2018

Sebut Tindakan Israel sebagai Musuh, Rusia Ancam Balas Dendam


Sebut Tindakan Israel sebagai Musuh, Rusia Ancam Balas Dendam
Presiden Rusia Vladimir Vladimorvich Putin. Foto/REUTERS/Alexander Zemlianichenko

MOSKOW - Militer Moskow menyebut tindakan Israel sebagai perilaku bermusuhan dalam insiden jatuhnya pesawat pengintai Il-20 Rusia oleh sistem rudal pertahanan S-200 Suriah. Pesawat dengan 15 awak itu jatuh saat sistem pertahanan Suriah merespons serangan empat jet tempur Tel Aviv di Latakia pada Senin malam.

Ke-15 tentara Moskow di dalam pesawat itu dipastikan tewas. Moskow mengancam akan membalas dendam atas tindakan Israel.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Tel Aviv sepenuhnya menjadi pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu. Alasannya, pada saat insiden itu, jet-jet tempur F-16 Israel sedang melakukan serangan udara ke target-target di Latakia dan hanya memberi peringatan satu menit kepada Moskow. Hal itu menempatkan pesawat Rusia dalam bahaya, yakni terperangkap dalam baku-tembak.

"Kami melihat tindakan militer Israel sebagai musuh," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov kepada stasiun televisi pemerintah Rusia, yang dilansir Reuters, Rabu (19/9/2018). "Akibat tindakan militer Israel yang tidak bertanggung jawab, 15 personel layanan (militer) Rusia tewas."

Menurut kementerian itu, jet tempur F-16 Israel yang melakukan serangan udara menggunakan pesawat Rusia sebagai tameng untuk memungkinkan mereka mendekati target mereka di darat tanpa terkena tembakan sistem anti-pesawat Suriah.

"Bersembunyi di belakang pesawat Rusia, pilot Israel meletakkannya di garis tembak sistem anti-pesawat Suriah. Akibatnya, Il-20...ditembak jatuh oleh sistem rudal S-200 (Suriah)," kata Konashenkov.

"Pilot Israel tidak mungkin gagal melihat pesawat Rusia, karena itu datang ke darat dari ketinggian 5 km. Namun demikian, mereka sengaja melakukan provokasi ini," kata Konashenkov.

Moskow mengancam akan membalas dendam atas tindakan Israel. "Ini benar-benar tidak sesuai dengan semangat kemitraan Rusia-Israel," ujar Konashenkov.

"Kami berhak untuk mengambil langkah-langkah sepadan dalam menanggapi," imbuh dia tanpa merinci langkah-langkah dari balas dendam tersebut.



Sedangkan Presiden Vladimir Putin mencoba meredam ketegangan antara Moskow dan Tel Aviv terkait insiden di Suriah. "Saya mellihatanya paling mungkin dalam kasus ini bahwa itu adalah rantai peristiwa kebetulan yang tragis, karena pesawat Israel tidak menembak jatuh pesawat kami. Tapi, tanpa keraguan kami harus benar-benar (melihat) sampai ke dasar dari apa yang terjadi," kata Putin kepada wartawan. 


Putin mengatakan tanggapan Moskow akan bertujuan untuk mengamankan keselamatan personel militer Rusia dalam perang sipil yang kompleks di Suriah, di mana berbagai kekuatan asing telah mendukung pihak yang berseberangan.

"Adapun langkah-langkah balas dendam, itu akan ditujukan pertama dan terutama untuk lebih menjamin keselamatan personel militer dan fasilitas kami di Suriah. Dan ini akan menjadi langkah-langkah yang akan diperhatikan semua orang," kata Putin.




Credit  sindonews.com