Rabu, 12 September 2018

Misteri 'Pesawat Kiamat' di Atas Gedung Putih saat Serangan 9/11

Misteri Pesawat Kiamat di Atas Gedung Putih saat Serangan 9/11
Menara kembar World Trade Center (WTC) Amerika Serikat saat diserang dengan pesawat yang dibajak para teroris pada 11 September 2001. Foto/REUTERS/File Photo

NEW YORK - Publik Amerika Serikat baru saja memperingati 17 tahun serangan teror 11 September 2001 atau 9/11, di mana dua pesawat yang dibajak ditabrakkan ke menara kembar (utara dan selatan) World Trade Center (WTC) di New York. Pesawat ketiga menyerang kompleks Pentagon dan pesawatkeempat mendarat di sebuah ladang.

Jumlah korban tewas dalam tragedi itu mencapai hampir 3.000 orang. Al-Qaeda yang kala itu dipimpin Osama bin Laden disalahkan. Serangan 9/11 juga jadi dalih Presiden George W. Bush mengobarkan perang di beberapa negara, termasuk Afghanistan.

Namun, sejatinya ada pesawat kelima yang terbang tak wajar di atas Gedung Putih saat serangan 9/11 terjadi. Pesawat kelima yang masih miterius ini mirip pesawat komando serangan nuklir presiden yang dikenal dengan julukan "doomsday jet" atau "pesawat kiamat".

Media-media utama AS kompak tidak mengulas misteri pesawat kelima ini. Pesawat besar tersebut tertangkap kamera berputar-putar di atas Gedung Putih.

Jurnalis CNN, John King, mengungkapkan kepada pemirsa pada saat siaran langsung kala itu. "Anda biasanya tidak melihat pesawat di area di atas Gedung Putih," katanya.

"Itu wilayah udara terbatas. Tidak ada alasan untuk percaya bahwa jet ini ada di sana untuk tujuan jahat, tetapi Secret Service sangat prihatin," ujarnya, yang dilansir ulang Daily Star, Selasa (11/9/2018). Secret Sevice adalah layanan rahasia untuk keamanan presiden dan keluarganya. Di Indonesia, layanan ini dikenal dengan sebutan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Ketika rekaman video tentang pesawat misterius itu, ada sedikit petunjuk yang mengisyaratkan bahwa itu adalah pesawat milik Angkatan Udara AS.

Desain jet jumbo itu benar-benar mirip dengan pesawat Boeing E-4B, "pesawat kiamat" yangg harganya mencapai USD223 juta. Doomsday jet hanya digunakan sebagai pos komando mobile untuk kelangsungan hidup tokoh-tokoh penting pemerintah Amerika, termasuk presiden.

Doomsday jet dilengkapi dengan teknologi canggih, yang memungkinkannya untuk mengisi bahan bakar di udara dan bahkan diklaim dapat menahan ledakan nuklir.

Dalam rekaman video, terlihat ekor pesawat bergambar bendera AS dengan garis biru di sepanjang sisinya.

Rekaman asli video itu pernah diunggah ke YouTube pada tahun 2007. "Pemerintah mengklasifikasikan semua yang mereka tidak ingin kami ketahui. Legal atau ilegal mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan, mereka berada di atas hukum," bunyi komentar salah seorang pengguna YouTube.

"Jika ini adalah pesawat yang membuat negara itu terus berjalan, mereka pasti tahu tentang serangan itu," bunyi komentar pengguna YouTube lainny. "Ini jelas pesawat kiamat." 

Baik Gedung Putih maupun Pentagon tak pernah angkat bicara soal misteri pesawat kelima.

Sementara itu, saat warga AS memperingati 17 tahun tragedi 9/11, Presiden Donald Trump menuai badai kritik setelah melakukan gerakan mengejutkan selama upacara peringatan untuk para korban serangan 11 September 2001. Dia mengepalkan tinju yang dianggap sebagai gerakan tak sopan.

Trump tiba bersama Ibu Negara Melania Trump di upacara peringatan di Pennsylvania. Ketika dia dan istrinya berjalan ke arah kerumunan di Johnstown untuk memberi penghormatan kepada para pahlawan United Flight 93 yang meninggal, Trump tib-tiba mengepalkan tinju.

"Trump memberikan pompa tinju ganda pada sebuah peringatan 9/11 yang menjelaskan mengapa dia tidak diundang ke pemakaman McCain," kritik pengguna akun Twitter @MrAlanSpencer. John McCain adalah Senator yang juga veteran Perang Vietnam yang meninggal setelah berjuang melawan kanker otak. Dia selama ini berseteru dengan Trump meski keduanya sama-sama dari Partai Republik.

"Pada salah satu hari yang paling serius dalam sejarah bangsa kita, Donald Trump memberikan pompa tinju ganda dan jempol ketika kita berduka bagi hampir 3.000 jiwa yang tewas pada 11 September," kritik pengguna akun Twitter @SpinDr.

Sikap berbeda ditunjukkan mantan Presiden AS Barack Obama yang membuat komentar santun untuk menghormati para korban serangan 9/11 dan keluarganya.

"Kami akan selalu mengingat semua orang yang hilang pada 9/11, terima kasih para responden pertama yang membuat kami aman, dan menghormati semua yang membela negara kami dan cita-cita yang mengikat kita bersama. Tidak ada ketahanan dan tekad kami yang tidak dapat diatasi, dan tidak ada tindakan teror yang dapat mengubah siapa kami," kata Obama via akun Twitter-nya, @BarackObama.


Credit  sindonews.com