Jakarta (CB) - Ratusan ribu demonstran memenuhi pusat kota
Barcelona, Minggu waktu setempat, untuk menentang rencana para pemimpin
separatis mendeklarasikan kemerdekaan Catalonia menyusul referendum
pemisahan diri yang dianggap ilegal oleh pemerintah pusat Spanyol.
Ribuan warga Catalan yang menyebut diri mereka "mayoritas diam" ini menentang pemisahan diri daerahnya dari Spanyol. Mereka angkat bicara setelah satu pekan ketidakmenentuan akibat krisis politik paling buruk dalam sejarah Spanyol itu.
Para demonstran melambai-lambaikan baik bendera Spanyol maupun Catalan sembari meneriakkan "Viva Espana! Viva Catalonia!" saat menerobos jalan-jalan di kota Barcelona di bawah langit yang cerah.
"Kami mungkin terlalu lama bungkam," kata Alejandro Marcos (44) kepada AFP. "Sepertinya yang mengaku paling banyak itulah yang memenangkan argumentasi. Oleh karena itu kami harus membuka suara kami dan berkata keras-keras dan terang benderang bahwa kami tidak ingin kemerdekaan."
Sekitar 350.000 orang mengikuti unjuk rasa ini, tetapi penyelenggara demonstrasi mengklaim angka 930.000 dan 950.000 orang.
Beberapa demonstran menyeru pemimpin separatisme Carles Puigdemont dipenjara karena menggelar referendum kemerdekaan sekalipun dinyatakan tidak syah oleh pemerintah dan mahkamah Spanyol.
Salah satu spanduk berbunyi,"Kesatuan Spanyol tidak bisa divoting atau dinegosiasikan, kesatuan harus dipertahankan."
Yang lainnya menyerukan dialoge. Slogan demonstrasi yang diorganisir oleh Societat Civil Catalana yang merupakan kelompok antikemerdekaan utama di Catalonia adalah "Cukup, mari pulihkan akal sehat!"
Ribuan warga Catalan yang menyebut diri mereka "mayoritas diam" ini menentang pemisahan diri daerahnya dari Spanyol. Mereka angkat bicara setelah satu pekan ketidakmenentuan akibat krisis politik paling buruk dalam sejarah Spanyol itu.
Para demonstran melambai-lambaikan baik bendera Spanyol maupun Catalan sembari meneriakkan "Viva Espana! Viva Catalonia!" saat menerobos jalan-jalan di kota Barcelona di bawah langit yang cerah.
"Kami mungkin terlalu lama bungkam," kata Alejandro Marcos (44) kepada AFP. "Sepertinya yang mengaku paling banyak itulah yang memenangkan argumentasi. Oleh karena itu kami harus membuka suara kami dan berkata keras-keras dan terang benderang bahwa kami tidak ingin kemerdekaan."
Sekitar 350.000 orang mengikuti unjuk rasa ini, tetapi penyelenggara demonstrasi mengklaim angka 930.000 dan 950.000 orang.
Beberapa demonstran menyeru pemimpin separatisme Carles Puigdemont dipenjara karena menggelar referendum kemerdekaan sekalipun dinyatakan tidak syah oleh pemerintah dan mahkamah Spanyol.
Salah satu spanduk berbunyi,"Kesatuan Spanyol tidak bisa divoting atau dinegosiasikan, kesatuan harus dipertahankan."
Yang lainnya menyerukan dialoge. Slogan demonstrasi yang diorganisir oleh Societat Civil Catalana yang merupakan kelompok antikemerdekaan utama di Catalonia adalah "Cukup, mari pulihkan akal sehat!"
Credit antaranews.com
Krisis Catalonia, Ribuan Orang Suarakan Persatuan Spanyol
Ilustrasi demo krisis Catalonia. (REUTERS/Juan Medina)
Pada Sabtu (7/10) waktu setempat, Alun-alun Colon yang berada di tengah kota, berubah menjadi lautan bendera Spanyol saat ribuan orang bergabung dalam long march patriotik yang diorganisir oleh sejumlah kelompok aktivis dalam rangka mempertahankan kesatuan Spanyol.
Tak hanya di Colon, ribuan orang dengan mengenakan pakaian putih juga berkumpul di luar Balai Kota Madrid. Mereka meminta digelarnya dialog untuk mengakhiri krisis politik terkait Catalonia.
Aksi unjuk rasa ini digelar beberapa hari setelah meningkatnya ketegangan yang dipicu oleh tindakan aparat polisi membubarkan para pemilih dalam referendum kemerdekaan Catalonia pada 1 Oktober lalu.
Tindakan itu membuat sejumlah pemimpin Catalonia mengingatkan bahwa
mereka bisa secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan Catalona.
"Situasi ini sudah menjadi titik balik dan kita harus aktif terlibat dalam membela nilai-nilai Spanyol sebagai sebuah negara," kata salah satu demonstran, Joaquin Penas, 52 tahun, seperti dilansir dari AFP.
"Jika Catalonia mendeklarasikan kemerdekaannya, itu akan menjadi seperti memotong sebuah lengan," ujar Joaquin.
"Situasi ini sudah menjadi titik balik dan kita harus aktif terlibat dalam membela nilai-nilai Spanyol sebagai sebuah negara," kata salah satu demonstran, Joaquin Penas, 52 tahun, seperti dilansir dari AFP.
"Jika Catalonia mendeklarasikan kemerdekaannya, itu akan menjadi seperti memotong sebuah lengan," ujar Joaquin.
Telah ada sinyal dari pemerintah Spanyol dan pihak Catalonia untuk
meredakan krisis yang disebut-sebut sebagai salah satu krisis
terburuk Spanyol. Tetapi ketidakpastian masih menyelimuti negara
tersebut lantaran para pemimpin Catalonia masih belum mau menarik
rencana mendeklarasikan kemerdekaan wilayah itu.
Di alun-alun Cibeles, ribuan orang bertepuk tangan serta melambaikan tangan mereka ke udara sebagai bagian dari aksi memulihkan krisis politik terkait rencana kemerdekaan Catalonia.
Yurena Diaz, seorang dokter berusia 36 tahun mengatakan dirinya ikut berunjuk rasa agar ada sebuah dialog.
"Tensi dan kekerasan semakin meningkat. Setiap saat bertambah buruk. Kekerasan itu membuat kami takut. Itu telah menimbulkan ketakutan dan berbahaya," kata Yurena.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy telah menyatakan akan menghalangi setiap upaya menuju deklarasi kemerdekaan dan juga menolak digelarnya mediasi terkait krisis Catalonia.
Sebaliknya, salah satu pimpinan kelompok separatis Jordi Cuixart mendesak diadakannya dialog.
"Kami tak akan pernah menolak itu. Tapi kami akan terus menuntut komitmen agar referendum bisa dilakukan," kata Jordi kepada sebuah stasiun radio Catalan.
Di alun-alun Cibeles, ribuan orang bertepuk tangan serta melambaikan tangan mereka ke udara sebagai bagian dari aksi memulihkan krisis politik terkait rencana kemerdekaan Catalonia.
Yurena Diaz, seorang dokter berusia 36 tahun mengatakan dirinya ikut berunjuk rasa agar ada sebuah dialog.
"Tensi dan kekerasan semakin meningkat. Setiap saat bertambah buruk. Kekerasan itu membuat kami takut. Itu telah menimbulkan ketakutan dan berbahaya," kata Yurena.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy telah menyatakan akan menghalangi setiap upaya menuju deklarasi kemerdekaan dan juga menolak digelarnya mediasi terkait krisis Catalonia.
Sebaliknya, salah satu pimpinan kelompok separatis Jordi Cuixart mendesak diadakannya dialog.
"Kami tak akan pernah menolak itu. Tapi kami akan terus menuntut komitmen agar referendum bisa dilakukan," kata Jordi kepada sebuah stasiun radio Catalan.
Credit cnnindonesia.com