SOCHI
- Presiden Vladimir Putin mengkritik Amerika Serikat (AS) karena gagal
mempertahankan negosiasinya dalam sejumlah perjanjian perlucutan senjata
internasional.
Dia kesal karena Washington sudah diizinkan menginspeksi senjata nuklir Rusia yang melibatkan sekitar 100 pejabat, namun balasannya banyak kepentingan Moskow di luar negeri diabaikan.
Kritik Putin ini muncul dalam sesi tanya jawab di forum diskusi internasional yang digelar Valdai Discussion Club—sebuah lembaga think-tank yang berbasis di Moskow—pada hari Kamis.
Pemimpin Kremlin itu mengatakan, sebagai bagian dari apa yang dia sebut ”salah satu upaya perlucutan senjata paling efektif dalam sejarah”, pejabat AS melakukan kunjungan ke fasilitas rahasia Rusia, dan mendirikan tempat kerja permanen di dalamnya yang dihiasi dengan bendera Amerika.
”Dari pihak Rusia belum pernah terjadi keterbukaan dan kepercayaan yang ditunjukkan (seperti itu),” papar Putin yang mengatakan bahwa sampai tahun 1990-an, sekitar 100 pejabat AS berhak melakukan inspeksi mengejutkan terhadap fasilitas nuklir Rusia, sebagai bagian dari kesepakatan era Gorbachev dan Yeltsin.
”Apa yang kita dapatkan sebagai balasannya sangat terkenal, kepentingan nasional kami diabaikan sama sekali, (AS) mendukung separatisme di Kaukasus, pembangkangan terhadap Dewan Keamanan PBB, pemboman Yugoslavia, invasi ke Irak, dan sebagainya. AS pasti telah melihat keadaan senjata nuklir dan ekonomi kita dan memutuskan untuk menyingkirkan hukum internasional,” lanjut Putin, seperti dikutip Russia Today, Jumat (20/10/2017).
”Mereka tidak punya uang untuk melucuti senjata? tapi kami melakukannya,” ujar Putin.
Presiden Rusia ini melanjutkan, kebijakan bermusuhan Washington telah mengembalikan hubungan yang memburuk antara kedua negara ke tahun 1950-an. Di era Perang Dingin saat itu pun, lanjut Putin, setidaknya ada sikap saling menghormati di antara kedua negara.
”Kami tidak dapat secara aktif berpartisipasi dalam beberapa perjanjian internasional, karena AS tidak melakukan apapun dengan sendirinya. Kami tidak bisa melakukannya secara sepihak,” kata Putin, mengutip Konvensi Senjata Kimia 1993, sebagai contoh bagaimana AS mengambil keuntungan.
Pemerintah Washington belum berkomentar atas kritik pemimpin Kremlin itu. Kedua negara hingga kini masih berseteru, di mana Washington beberapa kali menjatuhkan sanksi terhadap Moskow atas beberapa tuduhan, termasuk ikut campur pemilu AS 2016.
Dia kesal karena Washington sudah diizinkan menginspeksi senjata nuklir Rusia yang melibatkan sekitar 100 pejabat, namun balasannya banyak kepentingan Moskow di luar negeri diabaikan.
Kritik Putin ini muncul dalam sesi tanya jawab di forum diskusi internasional yang digelar Valdai Discussion Club—sebuah lembaga think-tank yang berbasis di Moskow—pada hari Kamis.
Pemimpin Kremlin itu mengatakan, sebagai bagian dari apa yang dia sebut ”salah satu upaya perlucutan senjata paling efektif dalam sejarah”, pejabat AS melakukan kunjungan ke fasilitas rahasia Rusia, dan mendirikan tempat kerja permanen di dalamnya yang dihiasi dengan bendera Amerika.
”Dari pihak Rusia belum pernah terjadi keterbukaan dan kepercayaan yang ditunjukkan (seperti itu),” papar Putin yang mengatakan bahwa sampai tahun 1990-an, sekitar 100 pejabat AS berhak melakukan inspeksi mengejutkan terhadap fasilitas nuklir Rusia, sebagai bagian dari kesepakatan era Gorbachev dan Yeltsin.
”Apa yang kita dapatkan sebagai balasannya sangat terkenal, kepentingan nasional kami diabaikan sama sekali, (AS) mendukung separatisme di Kaukasus, pembangkangan terhadap Dewan Keamanan PBB, pemboman Yugoslavia, invasi ke Irak, dan sebagainya. AS pasti telah melihat keadaan senjata nuklir dan ekonomi kita dan memutuskan untuk menyingkirkan hukum internasional,” lanjut Putin, seperti dikutip Russia Today, Jumat (20/10/2017).
”Mereka tidak punya uang untuk melucuti senjata? tapi kami melakukannya,” ujar Putin.
Presiden Rusia ini melanjutkan, kebijakan bermusuhan Washington telah mengembalikan hubungan yang memburuk antara kedua negara ke tahun 1950-an. Di era Perang Dingin saat itu pun, lanjut Putin, setidaknya ada sikap saling menghormati di antara kedua negara.
”Kami tidak dapat secara aktif berpartisipasi dalam beberapa perjanjian internasional, karena AS tidak melakukan apapun dengan sendirinya. Kami tidak bisa melakukannya secara sepihak,” kata Putin, mengutip Konvensi Senjata Kimia 1993, sebagai contoh bagaimana AS mengambil keuntungan.
Pemerintah Washington belum berkomentar atas kritik pemimpin Kremlin itu. Kedua negara hingga kini masih berseteru, di mana Washington beberapa kali menjatuhkan sanksi terhadap Moskow atas beberapa tuduhan, termasuk ikut campur pemilu AS 2016.
Credit sindonews.com