Rabu, 05 Desember 2018

He Jiankui, Ilmuwan China Pengedit Gen Bayi Dilaporkan Hilang


He Jiankui, Ilmuwan China Pengedit Gen Bayi Dilaporkan Hilang
He Jiankui, ilmuwan China yang mengklaim mengedit gen bayi kembar perempuan pertama di dunia. Foto/REUTERS

BEIJING - He Jiankui, ilmuwan China yang mengklaim sebagai orang pertama "pencipta" bayi kembar dengan gen yang diedit, dilaporan menghilang. Klaimnya itu telah memicu kecaman publik di seluruh dunia.

Jiankui mengejutkan komunitas ilmiah minggu lalu ketika dia mengumumkan bahwa dia telah memanipulasi DNA bayi kembar perempuan dengan tujuan membuat mereka resisten terhadap virus HIV.

Para ilmuwan lain mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah prosedur itu benar-benar berhasil. Pengeditan yang gen yang dilakukan Jiankui terjadi selama perawatan kesuburan untuk pasangan di mana ayah bayi tersebut pengidap HIV-positif.

Sekarang, keberadaan Jiankui tidak diketahui di tengah desas-desus bahwa dia telah ditahan oleh pihak berwenang China yang mencela tindakannya dan memerintahkan penyelidikan atas tindakannya.

Jiankui belum terlihat di depan publik sejak dia menyampaikan pidato pada konferensi ilmiah Rabu pekan lalu.

Menanggapi laporan spekulasi media, pihak Southern University of Science and Technology di  Shenzhen, tempat Jiankui bekerja, mengatakan bahwa rumor penahanannya oleh pihak berwenang China tidak benar.

"Saat ini tidak ada informasi yang akurat, hanya saluran resmi," kata universitas tersebut melalui seorang juru bicara, seperti dikutip Russia Today, Senin (3/12/2018) malam. Pihak universitas menolak membuat komentar lebih lanjut tentang keberadaan mantan rekan postdoctoral Stanford University tersebut.

Jiankui mengklaim bahwa bayi kembar yang diedit gennya lahir normal dan sehat. Dia mengaku bangga atas pekerjaan yang dia lakukan untuk tujuh pasangan dalam penelitiannya.

Namun, para ilmuwan dari berbagai negara mengkritik usahanya karena melanggar batas-batas etika dan tidak dilakukan secara transparan. Pengeditan gen yang kontroversial itu berpotensi membuat bayi-bayi yang lahir tidak kebal terhadap beberapa penyakit.

Pekerjaan itu membuat Jiankui mendapat julukan sebagai "Frankenstein-nya China".

Untuk melakukan eksperimen pada manusia, Dia menggunakan alat yang disebut CRISPR-cas9 yang telah digunakan para ilmuwan sebelumnya terhadap hewan untuk mengobati penyakit tertentu. Namun teknik itu tidak pernah disebutkan apakah bisa diterapkan pada bayi. 






Credit  sindonews.com