WASHINGTON
- Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Lindsay Graham,
mengatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak memerlukan otorisasi
Kongres untuk melakukan serangan pre-emptive terhadap Korea Utara (Korut).
Senator asal South Carolina itu tidak setuju dengan rekannya, Senator Dan Sullivan, yang mengatakan bahwa sebuah ”perang pre-emptive” di semenanjung Korea memerlukan otorisasi Kongres.
”Tidak ada dalam konstitusi yang membatasi kemampuan untuk menggunakan kekuatan guna melindungi Amerika,” kata Graham kepada penyiar radio di AS.
Graham melalui Twitter menilai pemimpin Korut Kim Jong-un sebagai pemimpin yang tidak stabil. Kim Jong-un, kata dia, tidak bisa dibiarkan untuk menargetkan setiap warga Amerika dalam kombinasi serangan nuklir.
Menurut Graham, Trump secara mental sudah siap untuk meluncurkan serangan pre-emptive terhadap rezim Pyongyang jika negosiasi gagal. Kesiapan itu dia dengar sendiri dari Trump ketika melakukan percakapan.
”Saya pikir dia ada di sana (siap) secara mental,” kata Graham. ”Dia sudah memberitahu saya hal ini,” ujarnya, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (11/8/2017).
Trump sebelumnya telah memperingatkan Korut bahwa rezim Kim Jong-un akan menghadapi “api dan amarah” yang belum pernah dunia lihat sebelumnya jika Pyongyang terus mengancam AS dan sekutunya, Korea Selatan.
Ancaman Trump itu dibalas militer Korut yang mengancam akan menyerang wilayah Guam, wilayah AS di Pasifik. Militer Kim Jong-un bahkan sudah menyiapkan empat rudal yang siap ditembakkan ke Guam setiap saat jika diperintah Kim Jong-un.
Senator asal South Carolina itu tidak setuju dengan rekannya, Senator Dan Sullivan, yang mengatakan bahwa sebuah ”perang pre-emptive” di semenanjung Korea memerlukan otorisasi Kongres.
”Tidak ada dalam konstitusi yang membatasi kemampuan untuk menggunakan kekuatan guna melindungi Amerika,” kata Graham kepada penyiar radio di AS.
Graham melalui Twitter menilai pemimpin Korut Kim Jong-un sebagai pemimpin yang tidak stabil. Kim Jong-un, kata dia, tidak bisa dibiarkan untuk menargetkan setiap warga Amerika dalam kombinasi serangan nuklir.
Menurut Graham, Trump secara mental sudah siap untuk meluncurkan serangan pre-emptive terhadap rezim Pyongyang jika negosiasi gagal. Kesiapan itu dia dengar sendiri dari Trump ketika melakukan percakapan.
”Saya pikir dia ada di sana (siap) secara mental,” kata Graham. ”Dia sudah memberitahu saya hal ini,” ujarnya, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (11/8/2017).
Trump sebelumnya telah memperingatkan Korut bahwa rezim Kim Jong-un akan menghadapi “api dan amarah” yang belum pernah dunia lihat sebelumnya jika Pyongyang terus mengancam AS dan sekutunya, Korea Selatan.
Ancaman Trump itu dibalas militer Korut yang mengancam akan menyerang wilayah Guam, wilayah AS di Pasifik. Militer Kim Jong-un bahkan sudah menyiapkan empat rudal yang siap ditembakkan ke Guam setiap saat jika diperintah Kim Jong-un.
Credit sindonews.com