Credit republika.co.id
Jumat, 02 November 2018
Banyak Forum Laut, Inggris Harap Gagasan RI Lebih Konkret
Kala sudah banyak inisiatif internasional soal
kelautan, Indonesia kembali membentuk AIS Forum. Inggris dan Singapura
berharap AIS Forum dapat lebih konkret. (Dok. Kemenko Maritim)
Sebagai anggota, Inggris dan Singapura pun berharap forum gagasan RI dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) ini dapat membahas isu yang lebih konkret dan dapat dipraktikkan.
"Sudah banyak inisiatif internasional kelautan, cara agar forum ini membawa perubahan adalah dengan fokus pada hal konkret, praktis, sehingga dapat menambah nilai dari forum yang sudah ada," ujar Manajer Kebijakan Maritim Internasional Kemlu Inggris, Adrian Jones, kepada CNNIndonesia.com setelah menghadiri pertemuan tingkat menteri AIS Forum di Manado, Kamis (11/1).
Senada dengan Jones, pemimpin delegasi dari Singapura, Suresh Sukumar, mengatakan bahwa negaranya berharap forum ini lebih menekankan hal-hal praktis di tengah keberadaan inisiatif kelautan internasional lainnya.
"Sudah banyak inisiatif internasional mengenai kelautan selama ini, kami berharap forum ini dapat lebih berfokus ke aksi," ujar Sukumar saat memberikan pernyataan penutup dalam pertemuan tingkat menteri AIS Forum.
Dalam pertemuan tersebut, para anggota AIS Forum menyepakati Deklarasi Manado yang pada intinya berisi komitmen negara terkait untuk memperkuat kerja sama di 4 bidang, salah satunya tata kelola maritim.
Jones mengatakan bahwa segala kajian dalam forum ini mungkin dapat membentuk formula tata kelola maritim yang baik bagi berbagai pihak. Namun, Inggris sendiri memiliki patokan regulasi dari ikatan Commonwealth.
"Inggris juga anggota Commonwealth. Secara internasional, kami harus mempertimbangkan praktik mana yang lebih baik, tapi bukan berarti kami tidak mau berbagi," tuturnya.
Jones kemudian menyoroti tiga poin lainnya dari isi Deklarasi Manado, yaitu mitigasi perubahan iklim dan manajemen bencana, tantangan dan peluang ekonomi, dan sampah plastik di laut.
"Semuanya juga sangat penting bagi Inggris yang memiliki teritori pulau yang tersebar hingga ke Karibia. Ke depannya, kita harus bisa mengidentifikasi area spesifik yang bisa ditambahkan nilanya oleh AIS Forum," ucap Jones.
Kebanyakan delegasi yang hadir dalam forum ini datang langsung dari Bali setelah mengikuti rangkaian acara konferensi kelautan internasional lainnya, Our Ocean Conference (OOC).
Kebanyakan
delegasi yang hadir dalam forum ini datang langsung dari Bali setelah
mengikuti rangkaian acara konferensi kelautan internasional lainnya, Our
Ocean Conference (OOC). (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
|
Ketika ditanya perbedaan AIS Forum dengan inisiatif kelautan internasional lainnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa semua terletak pada fokus anggota.
"Kita lebih fokus pada archipelagic. Di sini lebih fokus negara-negara kepulauan yang selama ini suara mereka itu kurang disuarakan. Dengan sekarang ini, mereka punya platform untuk menyuarakan suara mereka," kata Luhut kepada CNNIndonesia.com.
Luhut kemudian menyinggung salah satu dampak pemanasan global, yaitu kenaikan permukaan air. Dengan fenomena ini, sejumlah negara kepulauan di Pasifik terancam tenggelam.
"Itu kan harus ada tanggung jawab global juga. Mau diapain itu penduduknya?" kata Luhut saat ditemui di Grand Kawanua Convention Center.
Tak jauh dari lokasi tersebut, berdiri gedung sekretariat Coral Triangle Initiative (CTI), yaitu inisiatif Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Solomon Islands, dan Timor Leste untuk upaya konservasi terumbu karang.
Kini, bangunan itu terbengkalai. Ketika ditanya mengenai pencegahan agar AIS Forum tidak bernasib serupa, Luhut malah membuka kemungkinan CTI bisa dimasukkan ke dalam pembahasan forum negara kepulauan.
"CTI. Itu juga kita mau hidupin lagi. Sekarang kan kurang bagus. Ini mungkin bisa dibawa ke sekretariat ini (AIS Forum) kan. Mau kita perbaiki, bisa kita masukkan juga dalam masalah (AIS Forum) ini," katanya.
"Kasihan kan itu terbengkalai padahal begitu bagus. Masalahnya kan karena tidak dirawat bersama saja."
Credit cnnindonesia.com
Rezim Militer Thailand Cabut Larangan Berpolitik Desember
Perdana Menteri Junta Militer Thailand, Prayut Chan o cha. (Dok. Government of Thailand)
"Soal pencabutan larangan kegiatan politik, kami akan mempertimbangkannya pada akhir November atau awal Desember mendatang, tergantung pada keadaan," kata dia kepada wartawan, dikutip Reuters, Kamis (1/11).
Pemerintah junta militer Thailand menerapkan larangan kegiatan politik sejak kudeta empat tahun lalu. Alasannya untuk mengembalikan ketertiban umum setelah berbulan-bulan terjadi unjuk rasa besar-besaran antara penentang dan pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dan Yingluck Shinawatra.
Pada bulan lalu, pemerintah melonggarkan beberapa larangan yang memungkinkan partai-partai politik untuk melakukan aktivitasnya menjelang pemilu pada Mei 2019. Namun, mereka masih melarang kampanye politik dan berkumpul di muka umum lebih dari lima orang.
Berbagai partai politik telah bersiap untuk melakukan pemilihan umum pada tahun depan. Pemilu diadakan di bawah konstitusi yang disusun oleh militer.
Sebelumnya, Prayut mengatakan bahwa dirinya tertarik terjun ke politik setelah pemilu diselenggarakan. Publik menganggap dia masih berhasrat ingin menjabat sebagai Perdana Menteri.
Empat menteri kabinetnya pun telah mengerahkan mesin politiknya untuk mendukung Prayut.
Pada Minggu (28/10) pekan lalu, partai pendukung Yingluck, Puea Thai sudah memilih kandidat baru untuk maju dalam pemilu.
Meskipun tanggal pemilu belum ditetapkan secara pasti, namun para pejabat senior mengatakan bahwa pemilu kemungkinan diadakan pada 24 Februari 2019.
Credit cnnindonesia.com
Pilot Rusia Pamer Video Pencegatan Jet Prancis di Langit Suriah
MOSKOW
- Sebuah video yang di-posting di Instagram oleh seorang pilot militer
Rusia menunjukkan pencegatan pesawat jet tempur Moskow terhadap dua jet
tempur Prancis di atas wilayah udara Suriah. Menurut video itu, pesawat
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) KC-10 Extender juga mengalami nasib
serupa.
Pilot Moskow mengunggah video itu dengan nama akun @fighter_bomber_ pada hari Rabu (31/10/2018) yang dilansir Russia Today, Kamis (1/11/2018) malam. Insiden itu terjadi saat jet tempur Rusia sedang mengawal sebuah pesawat angkut militer Il-76.
Jet tempur Moskow itu lantas mendekati tiga pesawat milik dua negara NATO tersebut sebelum melakukan upaya pencegatan atau intersepsi.
"Kami mencelupkan sayap kami (yang berarti di bawah makalah internasional 'Anda telah dicegat!'). Dan membuat manuver untuk mendapatkan ketinggian (yang berarti 'segera keluar dari sini, sebelum hal-hal menjadi keras!')," tulis pilot tanpa mengungkap identitas aslinya.
Dia tidak menjelaskan kapal video itu dibuat. Namun, Blog Pertahanan menunjukkan bahwa intersepsi itu terjadi pada Mei 2017, di mana saat itu pejabat Pentagon Jenderal Jeffrey L. Harrigian, komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS, menyebut tindakan pilot Rusia tidak profesional.
Dalam deskripsi video pihak Prancis mengeluh tentang insiden itu, sedangkan pihak AS mengatakan semuanya aman. "Tetapi para penyelidik masih (mendisiplinkan) kru untuk berjaga-jaga," tulis pilot Rusia pengguna akun @fighter_bomber_.
Pilot Moskow mengunggah video itu dengan nama akun @fighter_bomber_ pada hari Rabu (31/10/2018) yang dilansir Russia Today, Kamis (1/11/2018) malam. Insiden itu terjadi saat jet tempur Rusia sedang mengawal sebuah pesawat angkut militer Il-76.
Jet tempur Moskow itu lantas mendekati tiga pesawat milik dua negara NATO tersebut sebelum melakukan upaya pencegatan atau intersepsi.
"Kami mencelupkan sayap kami (yang berarti di bawah makalah internasional 'Anda telah dicegat!'). Dan membuat manuver untuk mendapatkan ketinggian (yang berarti 'segera keluar dari sini, sebelum hal-hal menjadi keras!')," tulis pilot tanpa mengungkap identitas aslinya.
Dia tidak menjelaskan kapal video itu dibuat. Namun, Blog Pertahanan menunjukkan bahwa intersepsi itu terjadi pada Mei 2017, di mana saat itu pejabat Pentagon Jenderal Jeffrey L. Harrigian, komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS, menyebut tindakan pilot Rusia tidak profesional.
Dalam deskripsi video pihak Prancis mengeluh tentang insiden itu, sedangkan pihak AS mengatakan semuanya aman. "Tetapi para penyelidik masih (mendisiplinkan) kru untuk berjaga-jaga," tulis pilot Rusia pengguna akun @fighter_bomber_.
Credit sindonews.com
NATO Tuduh Rudal 9M729 Rusia Langgar Perjanjian Senjata Nuklir
BRUSSELS
- NATO mendesak Rusia untuk memberikan rincian tentang sistem rudal
barunya yang dianggap mengancam Amerika Serikat (AS) dan
sekutu-sekutunya. Aliansi militer Barat itu menuduh rudal jelajah 9M729
Moskow telah melanggar perjanjian senjata nuklir 1987.
Tuduhan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg ketika melakukan pembicaraan dengan duta besar Rusia pada hari Rabu. Pembicaraan itu membahas nasib perjanjian senjata nuklir antara Moskow dan Washington yang dikenal sebagai Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987.
"Kami semua setuju bahwa Perjanjian INF sangat penting bagi keamanan Euro-Atlantik. Sekutu telah berulang kali menyatakan keprihatinan serius tentang sistem rudal Rusia baru, yang dikenal sebagai 9M729 atau SSC-8," kata Stoltenberg dalam pernyataannya, yang dilansir Reuters, Kamis (1/11/2018).
Dia mengatakan pengembangan rudal jelajah jarak menengah SSC-8 berbasis darat menimbulkan risiko serius bagi stabilitas.
"NATO telah mendesak Rusia berulang kali untuk mengatasi masalah ini secara substansial dan transparan, dan untuk secara aktif terlibat dalam dialog yang konstruktif dengan Amerika Serikat. Kami menyesalkan bahwa Rusia tidak mengindahkan seruan kami," kata Stoltenberg.
Perjanjian INF yang diteken Rusia—kala itu bernama Uni Soviet—dan AS. Perjanjian itu melarang peluncuran rudal balistik dengan rentang antara 500 kilometer hingga 5.500 kilometer (310 mil-3.410 mil).
Rusia membantah tuduhan melanggar perjanjian senjata nuklir 1987 dan menegaskan bahwa Moskow komitmen menghormatinya.
Namun, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik AS keluar dari Perjanjian INF dengan alasan Moskow sudah melanggarnya.
Tuduhan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg ketika melakukan pembicaraan dengan duta besar Rusia pada hari Rabu. Pembicaraan itu membahas nasib perjanjian senjata nuklir antara Moskow dan Washington yang dikenal sebagai Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987.
"Kami semua setuju bahwa Perjanjian INF sangat penting bagi keamanan Euro-Atlantik. Sekutu telah berulang kali menyatakan keprihatinan serius tentang sistem rudal Rusia baru, yang dikenal sebagai 9M729 atau SSC-8," kata Stoltenberg dalam pernyataannya, yang dilansir Reuters, Kamis (1/11/2018).
Dia mengatakan pengembangan rudal jelajah jarak menengah SSC-8 berbasis darat menimbulkan risiko serius bagi stabilitas.
"NATO telah mendesak Rusia berulang kali untuk mengatasi masalah ini secara substansial dan transparan, dan untuk secara aktif terlibat dalam dialog yang konstruktif dengan Amerika Serikat. Kami menyesalkan bahwa Rusia tidak mengindahkan seruan kami," kata Stoltenberg.
Perjanjian INF yang diteken Rusia—kala itu bernama Uni Soviet—dan AS. Perjanjian itu melarang peluncuran rudal balistik dengan rentang antara 500 kilometer hingga 5.500 kilometer (310 mil-3.410 mil).
Rusia membantah tuduhan melanggar perjanjian senjata nuklir 1987 dan menegaskan bahwa Moskow komitmen menghormatinya.
Namun, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik AS keluar dari Perjanjian INF dengan alasan Moskow sudah melanggarnya.
Credit sindonews.com
Dua Pembom Rusia Kejutkan Latihan Perang NATO
OSLO
- Dua pesawat pembom Tu-160 'White Swan' yang sedang melakukan latihan
di perairan internasional di lepas pantai Norwegia, mengagetkan NATO
yang tengah melakukan latihan perang 'Trident Juncture 2018'. Jet-jet
Inggris pun dikirim sebagai jawaban untuk mengusir dua pembom tersebut.
"Pembom strategis jarak jauh sedang melakukan latihan yang direncanakan di Laut Barents dan Laut Norwegia," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (1/11/2018).
Hal ini mendorong Inggris untuk mengirim patroli udara ke utara Skotlandia dalam kasus pembom keluar jalur ke selatan.
Rusia mengajukan Pemberitahuan Penerbangan (NOTAM) untuk latihan pada hari Selasa. Pemberitahuan itu mengatakan bahwa "serangan uji roket" akan dilakukan di Laut Norwegia dari jam 7 pagi hingga 2 siang waktu setempat setiap hari, 1-3 November.
"Penerbangan akan memakan waktu sekitar sepuluh jam, setelah itu para pengebom akan kembali ke pangkalan," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Pengumuman itu telah mengkhawatirkan NATO, karena sekitar 50.000 tentara saat ini mengambil bagian dalam latihan "Trident Juncture 2018" di Norwegia. Menampilkan 10.000 kendaraan tempur, 65 kapal dan 250 pesawat terbang, ini adalah latihan terbesar dalam beberapa dasawarsa.
Permintaan "polisi udara" NATO yang diminta untuk penerbangan Rusia membuat Inggris menerbangkan jet tempur ke langit di atas Skotlandia pada hari Rabu. Jet tersebut dikirim untuk mengawasi pengebom yang disebut NATO sebagai 'Blackjack.'
Keseluruhan zona uji Rusia ada di perairan internasional, meskipun titik terdekatnya hanya 13,9 mil laut dari pantai Norwegia. Namun, zona ini tepat di tengah kawasan yang ditetapkan sebagai zona pelatihan maritim dan udara untuk "Trident Juncture 2018," yang mencakup sebagian besar Norwegia dan bahkan sebagian besar Swedia yang netral.
"Pembom strategis jarak jauh sedang melakukan latihan yang direncanakan di Laut Barents dan Laut Norwegia," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (1/11/2018).
Hal ini mendorong Inggris untuk mengirim patroli udara ke utara Skotlandia dalam kasus pembom keluar jalur ke selatan.
Rusia mengajukan Pemberitahuan Penerbangan (NOTAM) untuk latihan pada hari Selasa. Pemberitahuan itu mengatakan bahwa "serangan uji roket" akan dilakukan di Laut Norwegia dari jam 7 pagi hingga 2 siang waktu setempat setiap hari, 1-3 November.
"Penerbangan akan memakan waktu sekitar sepuluh jam, setelah itu para pengebom akan kembali ke pangkalan," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Pengumuman itu telah mengkhawatirkan NATO, karena sekitar 50.000 tentara saat ini mengambil bagian dalam latihan "Trident Juncture 2018" di Norwegia. Menampilkan 10.000 kendaraan tempur, 65 kapal dan 250 pesawat terbang, ini adalah latihan terbesar dalam beberapa dasawarsa.
Permintaan "polisi udara" NATO yang diminta untuk penerbangan Rusia membuat Inggris menerbangkan jet tempur ke langit di atas Skotlandia pada hari Rabu. Jet tersebut dikirim untuk mengawasi pengebom yang disebut NATO sebagai 'Blackjack.'
Keseluruhan zona uji Rusia ada di perairan internasional, meskipun titik terdekatnya hanya 13,9 mil laut dari pantai Norwegia. Namun, zona ini tepat di tengah kawasan yang ditetapkan sebagai zona pelatihan maritim dan udara untuk "Trident Juncture 2018," yang mencakup sebagian besar Norwegia dan bahkan sebagian besar Swedia yang netral.
Latihan
NATO akan menghindari Lingkaran Arktik, menghindari bagian paling utara
Norwegia, yang berbatasan dengan Rusia. Meski begitu, Angkatan Laut
Rusia membuat titik untuk melakukan lebih banyak uji penerbangan di Laut
Barents, juga di perairan internasional tetapi berada di utara Norwegia
dan jauh di luar zona latihan NATO.
Menurut NOTAM Rusia, latihan-latihan ini akan berlangsung mulai dari jam 5 pagi hingga 7 malam setiap hari, 6-9 November.
"Pilot penerbangan jarak jauh Rusia secara teratur melakukan latihan di atas perairan internasional, dan semua penerbangan sangat sesuai dengan hukum internasional dan tidak melanggar wilayah udara negara-negara lain," kata Moskow.
Menurut NOTAM Rusia, latihan-latihan ini akan berlangsung mulai dari jam 5 pagi hingga 7 malam setiap hari, 6-9 November.
"Pilot penerbangan jarak jauh Rusia secara teratur melakukan latihan di atas perairan internasional, dan semua penerbangan sangat sesuai dengan hukum internasional dan tidak melanggar wilayah udara negara-negara lain," kata Moskow.
Credit sindonews.com
Kenapa Yaman Dilanda Perang?
CB, Jakarta - Selama tiga tahun terakhir, Yaman,
negara termiskin di dunia Arab, dicengkeram oleh perang saudara antara
milisi Houthi dan pendukung pemerintah yang diakui internasional.
Houthi dan pemerintah Yaman telah terlibat bentrokan sejak 2004, dengan disela gencatan senjata beberapa kali. Namun pertempuran ketika itu hanya terjadi uatar Yaman, di provinsi miskin, Saada, dilaporkan dari Aljazeera 1 November 2018.
Pada September 2014, pemberontak Houthi mengambil alih ibu kota Yaman, Sanaa, hingga terus ke wilayah selatan ke kota terbesar kedua Yaman, Aden.
Negara-negara Arab kemudian melancarkan kampanye militer pada 2015 untuk mengalahkan Houthi dan memulihkan pemerintahan Yaman.
Awal Konflik
Jejak pertempuran skala besar dimulai ketika peralihan kekuasaan dari penguasa otokratis, Presiden Ali Abdullah Saleh, kepada wakilnya yang menjadi presiden saat ini, Abd Rabbu Mansour Hadi pada November 2011, dilansir dari The Sun.
Saleh dipaksa mundur setelah seruan dampak Arab Spring menyebar di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.
Ketika itu Hadi berupaya menuntaskan masalah Yaman di antaranya serangan Al Qaeda, gerakan separatis yang muncul di selatan, perpecahan di kubu militer, korupsi, kekurangan pangan dan pengangguran.Kemudian gerakan Houthi muncul di tengah masalah negeri. Houthi, gerakan dari wilayah pegunungan di utara Yaman pada 2004, yang merupakan gerakan Syiah Zaidi, semakin berkembang di tengah ketakutan masyarakat dari dominasi Sunni.
Pemberontak Houthi mengangkat senjata mereka saat merayakan kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017. REUTERS
Pertempuran kecil awalnya hanya terbatas pada kawasan pegunungan di Saada. Kemudian meluas ke wilayah utara lain seperti Amran dan wilayah barat, Al Jawf. Houthi mendapat momentum pada 2011 dan menguasai seluruh Provinsi Saada.
Desakan agar Presiden Hadi mundur pada Januari 2015 akibat efek domino dari Arab Spring, membuat Houthi terus menuju ke Yaman selatan dan mengambil alih Abyan, Aden dan Lahj, dikutip dari European Council on Foreign Relation, ecfr.ue. Pada Juli dan Agustus 2015, Houthi ditahan oleh pejuang milisi dukungan koalisi Arab.
Campur Tangan Asing
Houthi dan pemerintah Yaman telah terlibat bentrokan sejak 2004, dengan disela gencatan senjata beberapa kali. Namun pertempuran ketika itu hanya terjadi uatar Yaman, di provinsi miskin, Saada, dilaporkan dari Aljazeera 1 November 2018.
Pada September 2014, pemberontak Houthi mengambil alih ibu kota Yaman, Sanaa, hingga terus ke wilayah selatan ke kota terbesar kedua Yaman, Aden.
Negara-negara Arab kemudian melancarkan kampanye militer pada 2015 untuk mengalahkan Houthi dan memulihkan pemerintahan Yaman.
Awal Konflik
Jejak pertempuran skala besar dimulai ketika peralihan kekuasaan dari penguasa otokratis, Presiden Ali Abdullah Saleh, kepada wakilnya yang menjadi presiden saat ini, Abd Rabbu Mansour Hadi pada November 2011, dilansir dari The Sun.
Saleh dipaksa mundur setelah seruan dampak Arab Spring menyebar di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.
Ketika itu Hadi berupaya menuntaskan masalah Yaman di antaranya serangan Al Qaeda, gerakan separatis yang muncul di selatan, perpecahan di kubu militer, korupsi, kekurangan pangan dan pengangguran.Kemudian gerakan Houthi muncul di tengah masalah negeri. Houthi, gerakan dari wilayah pegunungan di utara Yaman pada 2004, yang merupakan gerakan Syiah Zaidi, semakin berkembang di tengah ketakutan masyarakat dari dominasi Sunni.
Pemberontak Houthi mengangkat senjata mereka saat merayakan kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, di Sanaa, Yaman, 4 Desember 2017. REUTERS
Pertempuran kecil awalnya hanya terbatas pada kawasan pegunungan di Saada. Kemudian meluas ke wilayah utara lain seperti Amran dan wilayah barat, Al Jawf. Houthi mendapat momentum pada 2011 dan menguasai seluruh Provinsi Saada.
Desakan agar Presiden Hadi mundur pada Januari 2015 akibat efek domino dari Arab Spring, membuat Houthi terus menuju ke Yaman selatan dan mengambil alih Abyan, Aden dan Lahj, dikutip dari European Council on Foreign Relation, ecfr.ue. Pada Juli dan Agustus 2015, Houthi ditahan oleh pejuang milisi dukungan koalisi Arab.
Campur Tangan Asing
Perang sipil Yaman dimulai pada 2014 ketika pemberontak Houthi, gerakan Syiah yang memiliki hubungan dengan Iran dan beroposisi dengan Sunni, mengambil alih ibu kota Yaman dan kota besar lain, menuntut harga barang pokok turun dan pemerintahan baru.
Setelah negosiasi gagal, para pemberontak merebut istana presiden pada Januari 2015, yang membuat Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan pemerintahannya terpaksa mengundurkan diri.
Awal Maret 2015, koalisi negara-negara Teluk Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi meluncurkan kampanye isolasi ekonomi dan serangan udara terhadap gerilyawan Houthi, dengan dukungan logistik dan intelijen AS, dilansir dari Council on Foreign Relations.Setelah kampanye militer Koalisi Arab, Hadi membatalkan pengunduran dirinya dan kembali ke Aden pada September 2015, dan pertempuran berlanjut sejak itu.
Orang-orang memeriksa kerusakan salah satu rumah setelah hancur oleh serangan udara di ibu kota Yaman, Sanaa, 25 Februari 2016. [REUTERS / Mohamed al-Sayaghi]
Upaya PBB untuk menengahi pembicaraan damai antara gerilyawan Houthi dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional terhenti pada 2016. Pada Desember 2017, Hadi dilaporkan telah berada di pengasingan di Arab Saudi.
Pada Juli 2016, dua kelompok yang bersekutu, yakni gerakan Houthi dan pemerintah mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang digulingkan pada 2011 setelah hampir tiga puluh tahun berkuasa, mengumumkan pembentukan dewan politik untuk memerintah Sana'a dan sebagian besar Yaman utara.
Namun, pada Desember 2017, Saleh memutuskan hubungan dengan Houthi dan meminta para pengikutnya untuk mengangkat senjata berbalik melawan Houthi. Saleh terbunuh dan pasukannya kalah dalam dua hari.Intervensi kekuatan regional dalam konflik Yaman, termasuk Iran dan negara-negara Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi, membuat Yaman semakin terjerumus dalam perpecahan Sunni-Syiah.
Seorang pria bediri di dekat mobil yang hancur akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Amran, Yaman, 25 Juni 2018. REUTERS/Khaled Abdullah
Arab Saudi membentuk koalisi negara-negara Arab untuk mengalahkan Houthis di Yaman pada 2015. Koalisi Arab terdiri dari Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Maroko, Yordania, Sudan dan Senegal. Beberapa dari negara-negara ini telah mengirim pasukan untuk bertempur di tanah Yaman, sementara yang lain hanya melakukan serangan udara.
Pemerintah AS secara teratur meluncurkan serangan udara pada al Qaeda dan ISIS di Yaman, dan baru-baru ini mengakui telah mengerahkan sejumlah kecil pasukan di lapangan, dilaporkan Aljazeera.
AS, bersama dengan kekuatan Barat lainnya seperti Inggris dan Prancis, juga memasok Koalisi Arab dengan senjata dan intelijen.
Iran membantah telah mempersenjatai pemberontak Houthi, tetapi militer AS mengatakan telah mencegat pengiriman senjata dari Iran ke Yaman. Para pejabat Iran juga menyarankan agar mereka mengirim penasihat militer untuk mendukung Houthi.
Aljazeera melaporkan pada 26 Maret 2018, setidaknya 10.000 warga Yaman tewas akibat perang, dengan lebih dari 40.000 korban jiwa secara keseluruhan.
Save The Children memperkirakan setidaknya 50.000 anak-anak meninggal pada 2017, dengan rata-rata 130 anak-anak meninggal setiap harinya.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, telah memperkirakan bahwa serangan udara Koalisi Arab Saudi menyebabkan hampir dua pertiga dari kematian warga sipil yang dilaporkan, sementara Houthi dituduh menyebabkan korban sipil massal karena pengepungan mereka terhadap Taiz, kota terbesar ketiga Yaman.
Dalam foto 25 Agustus 2018 ini, seorang bayi yang menderita kekurangan gizi dimandikan dalam ember di Aslam, Hajah, Yaman. Perang saudara Yaman telah menghancurkan kemampuan negara yang sudah rapuh itu untuk memberi makan penduduknya. Sekitar 2,9 juta wanita dan anak-anak mengalami kekurangan gizi akut, dan 400.000 anak lain berjuang untuk hidup akibat dari kelaparan. (Foto AP / Hammadi Issa)
International Rescue Comittee (IRC) menyebut Yaman dilanda krisis kemanusiaan terparah di dunia. 22 juta lebih warga Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan akibat kelaparan bersama dengan wabah kolera yang terburuk dalam sejarah dunia moderen.
Sekitar 8 juta lebih warga Yaman kelaparan dan 16 juta orang kehilangan akses kesehatan. Serangan udara terjadi rata-rata satu kali setiap 99 menit selama tiga tahun terakhir, ketika warga sipil Yaman tidak bisa mendapat makan dan perawatan kesehatan, menurut IRC.
UNICEF melaporkan 11 juta lebih anak-anak Yaman membutuhkan bantuan. Jumlah ini sepadan dengan jumlah keseluruhan anak-anak Yaman. Anak-anak Yaman dilaporkan tewas setiap 10 menit akibat perang.
Credit tempo.co
Setelah AS, Giliran Qatar Serukan Gencatan Senjata di Yaman
DOHA
- Qatar mengatakan menyambut seruan Amerika Serikat (AS) untuk gencatan
senjata di Yaman. Qatar juga menyerukan kembali ke pembicaraan damai
dukungan PBB yang ditujukan untuk mengakhiri perang tiga setengah tahun.
Sebelumnya pemerintahan Donald Trump mengatakan bahwa iklim telah tepat untuk melanjutkan pembicaraan damai, menyusul komentar seruap dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Jim Mattis minggu ini.
"Seruan AS adalah langkah menggembirakan menuju solusi politik dan mengakhiri penderitaan rakyat Yaman," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/11/2018).
Yaman adalah salah satu negara Arab termiskin dan menghadapi krisis kemanusiaan yang luar biasa. Ini adalah sebuah konsekuensi dari perang yang terjadi antara pasukan Houthi yang diarahkan Iran dengan koalisi militer yang dipimpin Saudi, yang didukung oleh AS untuk memulihkan pemerintahan yang diakui secara internasional.
Sebelumnya pemerintahan Donald Trump mengatakan bahwa iklim telah tepat untuk melanjutkan pembicaraan damai, menyusul komentar seruap dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Jim Mattis minggu ini.
"Seruan AS adalah langkah menggembirakan menuju solusi politik dan mengakhiri penderitaan rakyat Yaman," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/11/2018).
Yaman adalah salah satu negara Arab termiskin dan menghadapi krisis kemanusiaan yang luar biasa. Ini adalah sebuah konsekuensi dari perang yang terjadi antara pasukan Houthi yang diarahkan Iran dengan koalisi militer yang dipimpin Saudi, yang didukung oleh AS untuk memulihkan pemerintahan yang diakui secara internasional.
Kedua
belah pihak dalam konflik telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi
manusia yang serius. Setidaknya sekitar 10.000 orang telah terbunuh dan
negara miskin itu kini berada di ambang kelaparan yang mengancam jutaan
orang.
Credit sindonews.com
AS Minta Saudi Stop Bombardir Yaman, Desak Perang Diakhiri
WASHINGTON
- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendak perang di Yaman diakhiri
dengan perundingan damai. Seruan disampaikan Menteri Pertahanan James
Mattis dan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo.
Pompeo mendesak Arab Saudi dan koalisi Arab-nya berhenti membombardir semua area berpenduduk di Yaman. Namun, dia juga minta pemberontak Houthi menghentikan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap koalisi Arab.
"Waktunya sekarang untuk penghentian permusuhan, termasuk serangan rudal dan UAV (unmanned aerial vehicles) dari daerah yang dikuasai Houthi ke Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Pompeo.
"Selanjutnya, serangan udara koalisi (Arab) harus berhenti di semua daerah berpenduduk di Yaman," ujar Pompeo, yang dikutip Reuters, Rabu (31/10/2018).
Sementara itu, Mattis mengatakan AS telah menyaksikan konflik yang cukup lama di Yaman. Dia yakin, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang berada dalam koalisi Arab untuk memerangi pemberontak Houthi, siap untuk berunding.
"Kami harus bergerak menuju upaya perdamaian di sini, dan kami tidak bisa mengatakan kami akan melakukannya di masa depan," kata Mattis di US Institute of Peace di Washington.
"Kami harus melakukan ini dalam 30 hari ke depan," ujar kepala Pentagon tersebut.
Mattis mengatakan Amerika Serikat menyerukan semua faksi untuk bertemu dengan utusan khusus PBB Martin Griffiths di Swedia pada bulan November dan semua harus datang dengan solusi.
Arab Saudi dan sekutu Arab-nya mulai intervensi militer dalam konflik antara pemerintah Presiden Yaman Abd Rabb Mansour Hadi dengan pemberontak Houthi pada tahun 2015.
Setidaknya sekitar 10.000 orang telah terbunuh dan negara miskin itu kini berada di ambang kelaparan yang mengancam jutaan orang.
Amerika Serikat telah menghadapi kecaman internasional karena perannya dalam mendukung koalisi pimpinan Saudi tersebut. Mattis mengklaim dukungan AS hanya mengajarkan Angkatan Udara Saudi untuk meningkatkan penargetan dan tidak menjatuhkan bom ketika ada keraguan tentang apa yang akan diserang.
Pompeo mendesak Arab Saudi dan koalisi Arab-nya berhenti membombardir semua area berpenduduk di Yaman. Namun, dia juga minta pemberontak Houthi menghentikan serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap koalisi Arab.
"Waktunya sekarang untuk penghentian permusuhan, termasuk serangan rudal dan UAV (unmanned aerial vehicles) dari daerah yang dikuasai Houthi ke Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Pompeo.
"Selanjutnya, serangan udara koalisi (Arab) harus berhenti di semua daerah berpenduduk di Yaman," ujar Pompeo, yang dikutip Reuters, Rabu (31/10/2018).
Sementara itu, Mattis mengatakan AS telah menyaksikan konflik yang cukup lama di Yaman. Dia yakin, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang berada dalam koalisi Arab untuk memerangi pemberontak Houthi, siap untuk berunding.
"Kami harus bergerak menuju upaya perdamaian di sini, dan kami tidak bisa mengatakan kami akan melakukannya di masa depan," kata Mattis di US Institute of Peace di Washington.
"Kami harus melakukan ini dalam 30 hari ke depan," ujar kepala Pentagon tersebut.
Mattis mengatakan Amerika Serikat menyerukan semua faksi untuk bertemu dengan utusan khusus PBB Martin Griffiths di Swedia pada bulan November dan semua harus datang dengan solusi.
Arab Saudi dan sekutu Arab-nya mulai intervensi militer dalam konflik antara pemerintah Presiden Yaman Abd Rabb Mansour Hadi dengan pemberontak Houthi pada tahun 2015.
Setidaknya sekitar 10.000 orang telah terbunuh dan negara miskin itu kini berada di ambang kelaparan yang mengancam jutaan orang.
Amerika Serikat telah menghadapi kecaman internasional karena perannya dalam mendukung koalisi pimpinan Saudi tersebut. Mattis mengklaim dukungan AS hanya mengajarkan Angkatan Udara Saudi untuk meningkatkan penargetan dan tidak menjatuhkan bom ketika ada keraguan tentang apa yang akan diserang.
"Tujuan
kami sekarang adalah untuk mencapai tingkat kapabilitas oleh pasukan
yang berperang melawan Houthi bahwa mereka tidak membunuh orang yang
tidak bersalah," katanya.
"Solusi jangka panjang, dan jangka panjang yang saya maksud 30 hari dari sekarang. Kami ingin melihat semua orang di sekitar meja perdamaian berdasarkan gencatan senjata," kata Martis.
"Berdasarkan mundurnya (Houthi) dari perbatasan dan kemudian berdasarkan berhentinya penjatuhan bom yang akan memungkinkan utusan khusus (PBB) Martin Griffiths mengumpulkan mereka di Swedia dan mengakhiri perang ini. Itulah satu-satunya cara bahwa kita benar-benar akan menyelesaikan ini."
"Solusi jangka panjang, dan jangka panjang yang saya maksud 30 hari dari sekarang. Kami ingin melihat semua orang di sekitar meja perdamaian berdasarkan gencatan senjata," kata Martis.
"Berdasarkan mundurnya (Houthi) dari perbatasan dan kemudian berdasarkan berhentinya penjatuhan bom yang akan memungkinkan utusan khusus (PBB) Martin Griffiths mengumpulkan mereka di Swedia dan mengakhiri perang ini. Itulah satu-satunya cara bahwa kita benar-benar akan menyelesaikan ini."
Credit sindonews.com
Ethiopia Lantik Ketua Mahkamah Agung Perempuan Pertama
ADDIS ABABA
- Pengacara hak asasi manusia Meaza Ashenafi dilantik sebagai ketua
Mahkamah Agung Ethiopia oleh parlemen negara itu. Pelantikan Ashenafi
terjadi di tengah gelombang penunjukkan untuk perempuan di posisi puncak
pemerintahan.
Perdana Menteri Abiy Ahmed menominasikan Meaza, kepala staf negara itu mengumumkan. Pemimpin Ethiopia telah mendorong lebih banyak perwakilan perempuan di kabinetnya.
"Dia membawa rekam jejak kompetensi dan pengalaman yang relevan untuk peran itu," kata pembantu Abiy, Fitsum Arega, di Twitter, seperti dikutip dari CNN, Jumat (2/11/2018).
Ia menambahkan bahwa posisinya mengisyaratkan langkah negara itu menuju paritas gender dalam posisi kepemimpinan kunci.
Meaza telah menjadi penasihat hak-hak gender dan perempuan di Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika yang berbasis di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.
Ia mendirikan Asosiasi Pengacara Wanita Ethiopia dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Tinggi.
Penunjukan Meaza datang seminggu setelah Ethiopia memilih Sahle-Work Zewde sebagai Presiden wanita pertama, sebuah langkah yang dipuji sebagai menetapkan standar baru untuk kepemimpinan perempuan di negara Afrika.
Perempuan membentuk setengah posisi menteri negara setelah perombakan kabinet oleh Abiy, yang memimpin pemerintahan dan kebijakan Ethiopia.
Perdana Menteri Abiy Ahmed menominasikan Meaza, kepala staf negara itu mengumumkan. Pemimpin Ethiopia telah mendorong lebih banyak perwakilan perempuan di kabinetnya.
"Dia membawa rekam jejak kompetensi dan pengalaman yang relevan untuk peran itu," kata pembantu Abiy, Fitsum Arega, di Twitter, seperti dikutip dari CNN, Jumat (2/11/2018).
Ia menambahkan bahwa posisinya mengisyaratkan langkah negara itu menuju paritas gender dalam posisi kepemimpinan kunci.
Meaza telah menjadi penasihat hak-hak gender dan perempuan di Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika yang berbasis di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.
Ia mendirikan Asosiasi Pengacara Wanita Ethiopia dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Tinggi.
Penunjukan Meaza datang seminggu setelah Ethiopia memilih Sahle-Work Zewde sebagai Presiden wanita pertama, sebuah langkah yang dipuji sebagai menetapkan standar baru untuk kepemimpinan perempuan di negara Afrika.
Perempuan membentuk setengah posisi menteri negara setelah perombakan kabinet oleh Abiy, yang memimpin pemerintahan dan kebijakan Ethiopia.
Abiy, kepala pemerintahan termuda Afrika pada usia 42 tahun, telah memulai reformasi liberal sejak menjabat di bulan April.
Dia menghormati perjanjian yang mengakhiri perang perbatasan 20 tahun dengan tetangganya Eritrea dan membebaskan wartawan, blogger dan tahanan politik yang dipenjara oleh pemerintahan sebelumnya.
Dia menghormati perjanjian yang mengakhiri perang perbatasan 20 tahun dengan tetangganya Eritrea dan membebaskan wartawan, blogger dan tahanan politik yang dipenjara oleh pemerintahan sebelumnya.
Credit sindonews.com
Polemik Kedubes di Israel, Elite Politik Australia Berselisih
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. (REUTERS/Marcos Brindicci)
Morrison menyatakan tidak bakal mengirim dan mempercayai Turnbull lagi sebagai perwakilan pemerintah Negeri Kanguru. Pernyataan itu disampaikan oleh Morrison dalam sebuah wawancara di televisi. Dia mulanya ditanya oleh pembawa acara Alan Jones apakah akan mengirim Turnbull lagi sebagai perwakilan pemerintah Australia.
"Ah tidak. Saya sudah dapat laporan soal kunjungannya. Dia (Turnbull) pergi ke sana untuk menghadiri konferensi kelautan. Dia tidak ditugaskan mengurus soal perdagangan dan hal-hal lainnya," kata Morrison, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (1/11).
Mantan perdana menteri Malcolm Turnbull bertemu Jokowi di Pulau Bali, awal pekan ini. Usai pertemuan, dia menyampaikan pernyataan dan meminta Morrison benar-benar mempertimbangkan kembali gagasan memindahkan kedutaan besar mereka di Israel.
"Presiden (Jokowi) menyampaikan kepada saya ide memindahkan Kedubes Australia di Tel Aviv ke Yerusalem sangat menjadi sorotan. Kalau hal itu dilakukan, maka akan mendapatkan reaksi yang buruk dari Indonesia," kata Turnbull, seperti dikutip stasiun televisi ABC, kemarin.
Morrison menganggap Turnbull sudah melampaui kewenangannya saat ditunjuk menjadi perwakilan pemerintah Australia. Sedangkan Turnbull berkeras dia diminta membahas persoalan perdagangan dan dititipkan agenda oleh kedutaan besar.
Sebelum berangkat ke Indonesia pada Minggu pekan lalu, Turnbull dan Morrison sempat berdialog secara tertutup. Mereka memperkirakan persoalan perdagangan bebas dan persoalan kedutaan besar bakal menjadi topik utama. Namun, saat ini sikap Morrison malah berbalik.
"Visi saya dan pemerintah soal itu sudah jelas. Itu yang akan kami kejar. Dan saya selalu menghormati para pendahulu saya, siapapun mereka," kata Morrison.
Merasa diperlakukan tidak adil, Turnbull membela diri. Dia menyatakan memang ditugaskan membahas soal perdagangan bebas dan kedutaan besar di Israel dengan Indonesia.
"Semua ada di dalam dokumen tugas saya," cuit Turnbull melalui akun Twitter @TurnbullMalcolm.
Gelombang pemindahan kedutaan besar sejumlah negara di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem mengekor keputusan Amerika Serikat. Kebijakan Presiden AS Donald Trump itu memantik amarah umat Islam dan warga Palestina.
Bahkan gara-gara itu proses perundingan damai antara Palestina dan Israel menjadi tersendat. Akibatnya adalah muncul berbagai aksi unjuk rasa besar-besaran di Tepi Barat dan Jalur Gaza, hingga mengakibatkan kekerasan dilakukan tentara zionis Israel. Akibatnya sejumlah orang tewas lantaran ditembak saat berunjuk rasa di wilayah perbatasan Palestina-Israel.
Credit cnnindonesia.com
Israel Gencar Mendekati Negara Arab Tangkal Pengaruh Iran
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Sebastian Scheiner/Pool)
Berdasarkan keterangan dari pemerintah Israel, Netanyahu menemui Sultan Qaboos ditemani dengan kepala badan intelijen Israel, Mossad.
Lawatan itu memicu kekhawatiran Palestina terkait normalisasi relasi negara Arab dan Israel.
Pada Rabu (31/10) kemarin, Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi, terbang ke Ramallah, Tepi Barat, untuk menyampaikan surat Sultan Qaboos bagi Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Surat itu ditengarai berkaitan lawatan mendadak Netanyahu ke Oman. Namun, hingga kini isi surat tersebut belum terungkap.
Dikutip AFP, Kamis (1/11) selain pertemuan Netanyahu dan Sultan Qaboos, Menteri Transportasi Israel juga akan mempromosikan proyek kereta api yang akan menghubungkan kota Haifa dan negara-negara Teluk di Oman pada pekan depan.
Dalam kesepatan berbeda, Menlu Alawi juga mengatakan kemungkinan saat ini adalah waktu bagi Israel untuk diperlakukan (seperti negara Timur Tengah lainnya), dan juga menanggung kewajiban yang sama.
Hal itu diutarakan Alawi dalam konferensi pertahanan regional di Manama, Bahrain. Pernyataan Alawi dianggap sejumlah pengamat bertujuan 'mengubah narasi Israel-Palestina dari keterpaksaan masa lalu ke fokus baru pragmatisme.'
Tak hanya itu, Menteri Olahraga dan Budaya Israel Miri Regev juga tengah mengunjungi Uni Emirat Arab, sementara Menteri Komunikasi Israel sempat berpidato di sebuah acara di Dubai. Lagu kebangsaan Israel juga diputar dalam salah satu kompetisi judo di Abu Dhabi.
Analis menganggap Israel memang telah lama berupaya mendekati negara Teluk. Meluasnya pengaruh Iran yang merupakan musuh bersama Israel dan negara Arab menjadikan relasi kedua belah pihak meningkat ke level baru terlepas dari perbedaan pendapat antara mereka terkait isu Palestina.
Negara Teluk telah lama menjaga jarak dengan Israel terkait konflik dengan Palestina. Sejauh ini, Israel hanya memiliki hubungan diplomatik penuh dengan dua negara Arab yakni Mesir dan Yordania.
Sementara itu, Qatar memiliki relasi informal dengan Israel dan Iran. Israel juga telah lama membuka kantor perwakilan perdagangannya di Doha.
Meski begitu, negara Arab tersebut tetap berkomunikasi bahkan melakukan kerja sama secara rahasia dengan Israel selama puluhan tahun setidaknya sejak 1980-an.
"Keselarasan kebijakan dan kepentingan (antara negara Teluk dan Israel) membawa kedua belah pihak menjadi lebih dekat lagi, jika mereka belum benar-benar bersama," ucap Elizabeth Dickinson, analis senior dari International Crisis Group.
"Menekan Iran dan membendung pengaruhnya di kawasan adalah prioritas utama Israel dan beberapa negara Teluk. Riyadh, Abu Dhabi, dan secara terpisah Tel Aviv, mereka semua merasa sangat penting untuk memaksimalkan kesempatan baru ini."
Credit cnnindonesia.com
Kutuk Sanksi, Jong-un Sebut sebagai Karya Pasukan Musuh
SEOUL
- Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mengutuk sanksi
internasional terhadap negaranya. Ia menyebut hal itu sebagai karya
pasukan musuh untuk menghambat upaya meningkatkan standar hidup
warganya.
Berbicara selama perjalanan ke sebuah situs konstruksi di distrik Wonsan Kalma di pantai timur negara itu, Jong-un menegaskan ia menentang sanksi "kasar" pada rezimnya.
"Pasukan musuh dengan bodohnya tertarik pada sanksi kejam untuk menghalangi kami dalam mempromosikan kesejahteraan rakyat dan pengembangan serta pemimpin kita untuk berubah dan tunduk," kata Jong-un.
"Tapi mereka akan dibuat untuk melihat dengan jelas bagaimana negara kita membangun kekuatannya ratusan kali, menentang kesulitan untuk membangun negara yang kuat melalui kekuatan, teknologi dan upaya kita sendiri," imbuhnya seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (1/11/2018).
Media pemerintah Korut dalam beberapa hari terakhir menyuarakan pernyataan-pernyataan Jong-un, dengan situs web Uriminzokkiri menyatakan sanksi-sanksi itu menjadi sebuah fabrikasi yang bertujuan meningkatkan konfrontasi dan krisis perang dengan memblokade pertukaran dan kerja sama.
Meskipun ada desakan Washington bahwa Korut perlu menunjukkan bukti kuat komitmen sebelumnya untuk menghapuskan kemampuan senjata nuklirnya, China dan Rusia telah secara bertahap melonggarkan sanksi terhadap Pyongyang dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) juga menyerukan kepada AS untuk menunjukkan fleksibilitas pada masalah ini, dengan pemerintah Moon Jae-in bersikeras bahwa Korut akan merespon secara positif jika sanksi dilunakkan.
Moon Chung-in, penasihat khusus presiden untuk unifikasi, diplomasi, dan keamanan nasional, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Korea Times bahwa Trump membutuhkan sikap yang berbeda terhadap Korut.
Berbicara selama perjalanan ke sebuah situs konstruksi di distrik Wonsan Kalma di pantai timur negara itu, Jong-un menegaskan ia menentang sanksi "kasar" pada rezimnya.
"Pasukan musuh dengan bodohnya tertarik pada sanksi kejam untuk menghalangi kami dalam mempromosikan kesejahteraan rakyat dan pengembangan serta pemimpin kita untuk berubah dan tunduk," kata Jong-un.
"Tapi mereka akan dibuat untuk melihat dengan jelas bagaimana negara kita membangun kekuatannya ratusan kali, menentang kesulitan untuk membangun negara yang kuat melalui kekuatan, teknologi dan upaya kita sendiri," imbuhnya seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (1/11/2018).
Media pemerintah Korut dalam beberapa hari terakhir menyuarakan pernyataan-pernyataan Jong-un, dengan situs web Uriminzokkiri menyatakan sanksi-sanksi itu menjadi sebuah fabrikasi yang bertujuan meningkatkan konfrontasi dan krisis perang dengan memblokade pertukaran dan kerja sama.
Meskipun ada desakan Washington bahwa Korut perlu menunjukkan bukti kuat komitmen sebelumnya untuk menghapuskan kemampuan senjata nuklirnya, China dan Rusia telah secara bertahap melonggarkan sanksi terhadap Pyongyang dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) juga menyerukan kepada AS untuk menunjukkan fleksibilitas pada masalah ini, dengan pemerintah Moon Jae-in bersikeras bahwa Korut akan merespon secara positif jika sanksi dilunakkan.
Moon Chung-in, penasihat khusus presiden untuk unifikasi, diplomasi, dan keamanan nasional, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Korea Times bahwa Trump membutuhkan sikap yang berbeda terhadap Korut.
“AS
memandang Korea Utara dalam kerangka kejahatan dan hukuman; ini adalah
konstruksi sosial dari realitas bahwa Korut menipu dan bohong," katanya.
“Tetapi jika hanya melihat Pyongyang melalui frame ini maka tidak ada jalan keluar. Perlu ada pendekatan yang lebih pragmatis dan fleksibel terhadap Korea Utara,” imbuhnya.
Selama pertemuan terakhir antara pejabat senior Korut dan Mike Pompeo, menteri luar negeri AS, Pyongyang menolak memberikan daftar fasilitas dan aset nuklir. Washington mengatakan tidak akan ada kemajuan dalam pembicaraan denuklirisasi yang macet sampai Pyongyang bersih dari kemampuan nuklirnya.
“Tetapi jika hanya melihat Pyongyang melalui frame ini maka tidak ada jalan keluar. Perlu ada pendekatan yang lebih pragmatis dan fleksibel terhadap Korea Utara,” imbuhnya.
Selama pertemuan terakhir antara pejabat senior Korut dan Mike Pompeo, menteri luar negeri AS, Pyongyang menolak memberikan daftar fasilitas dan aset nuklir. Washington mengatakan tidak akan ada kemajuan dalam pembicaraan denuklirisasi yang macet sampai Pyongyang bersih dari kemampuan nuklirnya.
Credit sindonews.com
Deplu AS Ragukan Prospek Pertemuan Pompeo dengan Perwakilan Korut
WASHINGTON
- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) meragukan pernyataan
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang menyatakan mungkin akan bertemu
dengan mitranya dari Korea Utara (Korut) pekan depan.
Dalam jumpa pers, Robert Palladino, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan bahwa Pompeo akan berbicara dengan rekannya dari Korut, tanpa memberikan rincian apakah kedua belah pihak akan bertemu atau tidak.
"Saya tidak punya apa-apa - tidak ada rincian lebih lanjut tentang bagaimana berbicara dengan rekannya akan terjadi, di mana, kapan, dan lain-lain. Saya tidak punya apa-apa lagi saat ini," katanya.
"Saya akan mendukung 'sinyal asap'," tambahnya seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (1/11/2018).
Sebelumnya pada hari itu, Pompeo mengatakan kepada The Laura Ingraham Show bahwa ia akan berbicara dengan pihak Korut pekan depan untuk membahas kesiapan Pyongyang untuk membuka situs nuklir dan rudalnya bagi inspektur internasional, serta pertemuan kedua pemimpin dua negara.
Media Barat telah secara luas menafsirkan pernyataannya sebagai tanda pertemuan untuk meletakkan dasar bagi pertemuan kedua.
"Kami memiliki niat Presiden Trump dan Ketua Kim berkumpul bersama terlalu lama, semoga di awal tahun depan, di mana kami dapat membuat terobosan substansial dalam menjatuhkan ancaman nuklir dari Korea Utara," kata Pompeo.
Menurut laporan kantor berita KCNA yang dikelola Korut, selama kunjungan Pompeo ke Pyongyang awal bulan ini, diplomat top AS itu mengatakan ia dan Kim Jong-un berbagi pandangan yang sama tentang mengadakan KTT AS-Korut kedua secepat mungkin.
Jong-un juga mengundang inspektur senjata internasional untuk mengunjungi situs uji coba nuklir Punggye-ri guna memastikan bahwa tempat itu telah dibongkar.
Presiden AS Donald Trump juga mengatakan awal bulan ini bahwa pertemuan mendatangnya dengan Jong-un akan diadakan setelah pemilihan Kongres paruh waktu pada awal November.
Dalam jumpa pers, Robert Palladino, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan bahwa Pompeo akan berbicara dengan rekannya dari Korut, tanpa memberikan rincian apakah kedua belah pihak akan bertemu atau tidak.
"Saya tidak punya apa-apa - tidak ada rincian lebih lanjut tentang bagaimana berbicara dengan rekannya akan terjadi, di mana, kapan, dan lain-lain. Saya tidak punya apa-apa lagi saat ini," katanya.
"Saya akan mendukung 'sinyal asap'," tambahnya seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (1/11/2018).
Sebelumnya pada hari itu, Pompeo mengatakan kepada The Laura Ingraham Show bahwa ia akan berbicara dengan pihak Korut pekan depan untuk membahas kesiapan Pyongyang untuk membuka situs nuklir dan rudalnya bagi inspektur internasional, serta pertemuan kedua pemimpin dua negara.
Media Barat telah secara luas menafsirkan pernyataannya sebagai tanda pertemuan untuk meletakkan dasar bagi pertemuan kedua.
"Kami memiliki niat Presiden Trump dan Ketua Kim berkumpul bersama terlalu lama, semoga di awal tahun depan, di mana kami dapat membuat terobosan substansial dalam menjatuhkan ancaman nuklir dari Korea Utara," kata Pompeo.
Menurut laporan kantor berita KCNA yang dikelola Korut, selama kunjungan Pompeo ke Pyongyang awal bulan ini, diplomat top AS itu mengatakan ia dan Kim Jong-un berbagi pandangan yang sama tentang mengadakan KTT AS-Korut kedua secepat mungkin.
Jong-un juga mengundang inspektur senjata internasional untuk mengunjungi situs uji coba nuklir Punggye-ri guna memastikan bahwa tempat itu telah dibongkar.
Presiden AS Donald Trump juga mengatakan awal bulan ini bahwa pertemuan mendatangnya dengan Jong-un akan diadakan setelah pemilihan Kongres paruh waktu pada awal November.
Dia menambahkan bahwa tempat pertemuan kedua dengan Jong-un telah dipersempit menjadi tiga atau empat lokasi.
Pertemuan Korut-AS pertama yang pernah ada diadakan di Singapura pada 12 Juni lalu. Menurut pernyataan bersama yang ditandatangani oleh Trump dan Jong-un, AS akan memberikan jaminan keamanan kepada Korut sebagai imbalan atas komitmen Pyongyang terhadap denuklirisasi.
Namun, perundingan AS-Korut terjebak dalam kemacetan karena perbedaan mereka atas skala denuklirisasi, sanksi AS, dan apakah akan mengeluarkan deklarasi mengakhiri perang.
Pertemuan Korut-AS pertama yang pernah ada diadakan di Singapura pada 12 Juni lalu. Menurut pernyataan bersama yang ditandatangani oleh Trump dan Jong-un, AS akan memberikan jaminan keamanan kepada Korut sebagai imbalan atas komitmen Pyongyang terhadap denuklirisasi.
Namun, perundingan AS-Korut terjebak dalam kemacetan karena perbedaan mereka atas skala denuklirisasi, sanksi AS, dan apakah akan mengeluarkan deklarasi mengakhiri perang.
Credit sindonews.com
Kamis, 01 November 2018
Penasihat Erdogan: Yunani Tamat dalam 3 Jam jika Perang Lawan Turki
ANKARA
- Seorang penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan
ancaman serius kepada Yunani seiring konfrontasi kapal kedua negara di
Laut Aegea. Menurutnya, Athena akan tamat dengan bencana dalam hitungan
jam jika berperang dengan Ankara.
Penasihat pemimpin Turki yang mengumbar retorika perang tersebut adalah Yigit Bulut. "Yunani akan berakhir dengan bencana dalam tiga sampai empat jam jika ia melancarkan perang melawan Turki," katanya.
Pernyataan Bulut dalam sebuah video itu ramai dibagikan para wartawan Ankara di Twitter. “Kehadiran militer Turki di Laut Aegea adalah sebanyak tiga kali lebih banyak dari yang dimiliki Yunani," ujar Bulut, yang dilansir Greek City Times, Rabu (31/10/2018).
Pada pertengan bulan ini, Ankara mengecam Athena karena menggunakan kapal perang Nikiphoros Fokas untuk mencegat kapal eksplorasi Turki, Barbaros Hayreddin Pasa, di kawasan Mediterania. Kapal perang Yunani meminta kapal Ankara itu untuk mundur dan mengklaim kapal itu tidak memiliki izin untuk menjelajahi landas kontinen Yunani.
Di tengah konfrontasi, Angkatan Laut Turki, yang aktif di daerah itu, dilaporkan bergegas untuk melindungi kapal tersebut yang berujung pada perselisihan diplomatik kedua negara yang sama-sama anggota NATO tersebut.
Bulit mengklaim Yunani telah diprovokasi oleh kekuatan besar, terutama Israel, untuk menyerang Turki.
Penasihat pemimpin Turki yang mengumbar retorika perang tersebut adalah Yigit Bulut. "Yunani akan berakhir dengan bencana dalam tiga sampai empat jam jika ia melancarkan perang melawan Turki," katanya.
Pernyataan Bulut dalam sebuah video itu ramai dibagikan para wartawan Ankara di Twitter. “Kehadiran militer Turki di Laut Aegea adalah sebanyak tiga kali lebih banyak dari yang dimiliki Yunani," ujar Bulut, yang dilansir Greek City Times, Rabu (31/10/2018).
Pada pertengan bulan ini, Ankara mengecam Athena karena menggunakan kapal perang Nikiphoros Fokas untuk mencegat kapal eksplorasi Turki, Barbaros Hayreddin Pasa, di kawasan Mediterania. Kapal perang Yunani meminta kapal Ankara itu untuk mundur dan mengklaim kapal itu tidak memiliki izin untuk menjelajahi landas kontinen Yunani.
Di tengah konfrontasi, Angkatan Laut Turki, yang aktif di daerah itu, dilaporkan bergegas untuk melindungi kapal tersebut yang berujung pada perselisihan diplomatik kedua negara yang sama-sama anggota NATO tersebut.
Bulit mengklaim Yunani telah diprovokasi oleh kekuatan besar, terutama Israel, untuk menyerang Turki.
Bulut
selama ini dikenal karena rutin menggunakan retorika provokatif
terhadap Yunani. Pada bulan Februari Dia membandingkan Yunani dengan
seekor lalat. Dalam wawancara dengan saluran TRT, dia mengatakan Yunani bukan tandingan Turki. "Ini akan seperti lalat yang berkelahi dengan raksasa," katanya.
Pemerintah Athena belum berkomentar terkait ancaman serius dari penasihat Erdogan tersebut.
Pemerintah Athena belum berkomentar terkait ancaman serius dari penasihat Erdogan tersebut.
Credit sindonews.com
Langganan:
Postingan (Atom)