Mengira mobil yang dibawa menteri Somalia itu anggota kelompok militan
Militer Somalia. (REUTERS/Feisal Omar)
CB – Kepolisian
Somalia melakukan kesalahan fatal. Mereka menembak mati seorang menteri
setelah mengira dia adalah anggota kelompok militan yang terkait
jaringan teroris.
Juru bicara Wali Kota Mogadishu, Abdifatah Omar Halane, mengungkapkan
Menteri Pekerjaan Umum Abbas Abdullahi Sheikh Siraji, yang juga seorang
pengacara, tewas tertembak.
"Polisi menembaki mobilnya. Dan itu adalah kesalahan. Semoga ia beristirahat dengan tenang," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, 3 Mei 2017.
Kepala Polisi Nur Hussein mengungkapkan bahwa anggotanya menemukan
sebuah mobil memblokir jalanan, mereka yakin bahwa mobil itu dikemudikan
oleh anggota kelompok militan. Itu sebabnya mereka melepaskan tembakan.
Kelompok militan Al Shahaab, yang bersekongkol dengan jaringan
teroris Al Qaida, berulang kali melakukan serangan di Mogadishu dan
sejumlah wilayah lain. Kelompok militan Somalia itu bernafsu untuk
menggulingkan pemerintah Somalia.
Mereka juga berupaya memaksa Pasukan penjaga perdamaian dari Uni Afrika keluar dari Somalia.
Tim dari Lembaga Sandi Negara saat berkunjung ke Inggris. (KBRI London)
CB – Tim
Penyusun Rancangan Undang Undang Persandian dari Lembaga Sandi Negara
(Lemsaneg) akhir April lalu melakukan penelitian dan studi banding di
Inggris. Selain bertukar ilmu, kunjungan tim Lemsaneg itu untuk
memperkuat kerja sama bilateral.
Demikian ungkap Kedutaan Besar Republik Indonesia di London hari ini.
Kunjungan tersebut sudah berlangsung pada 26-27 April lalu. Inggris
menjadi negara pilihan Tim Penyusun RUU Persandian karena dianggap
memiliki kebijakan yang lengkap.
"Inggris memiliki kebijakan yang komprehensif, termasuk kemajuan
inovasi di bidang keamanan cyber, yang akan memperkaya substansi
penyusunan RUU tentang Persandian RI," ujar Ketua Delegasi, Muhammad
Sofwat Nasution, terkait alasan pemilihan Inggris dalam kunjungan studi
banding Lemsaneg ke Inggris.
Selama kunjungan dua hari tersebut, Tim RUU tentang Persandian telah
mempelajari dan bertukar pengetahuan tentang keamanan cyber dengan
berbagai institusi terkait yaitu Unit Keamanan Cyber - Kementerian Luar
Negeri Inggris, Government Communication Headquarter (GCHQ), National
Cyber Security Center (NCSC) serta perusahaan swasta di bidang
persandian seperti Ultra Electronics dan L3 RTL.
Selain bertukar ilmu, pada kesempatan tersebut juga telah disepakati
penguatan kerja sama di bidang pengembangan kapasitas keamanan cyber.
Dari sisi legislasi, Inggris memiliki Undang-Undang yang mengatur
Penyalahgunaan Komputer tahun 1991 dan sebagai Negara Pihak pada
Budapest Convention on Cyber- crime of the Council of Europe yang
merupakan satu-satunya instrumen hukum internasional yang mengikat
terkait isu cyber.
Dari sisi kebijakan, Pemerintah Inggris mendorong inovasi penemuan
terbaru di bidang tersebut melalui investasi senilai 1.9 milyar
poundsterling untuk pengembangan dan penelitian infrastruktur keamanan
cyber.
Jakarta - PT PAL (Persero) melepas (sail away) kapal
perang kedua pesanan Filipina. Pelepasan dilakukan oleh Menteri
Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, di dermaga sisi timur, Divisi Kapal
Niaga, Ujung Surabaya.
"Kita patut bangga PT PAL dipilih untuk
melakukan pembuatan kapal. Ini adalah bukti betapa erat hubungan kedua
negara. Hubungan ini berlandaskan saling hormat dan percaya. Kepercayaan
ini merupakan kehormatan dan kita jawab dengan hasil yang memuaskan,"
ujar Ryamizard, usai melepas kapal perang kedua pesanan Filipina, Selasa
(2/5/2017).
Untuk selanjutnya, kata Ryamizard, kerja sama antar
kedua negara akan terus ditingkatkan. Dengan hasil ini, Ryamizard
meminta agar PT PAL terus meningkatkan kinerjanya agar terus dipercaya,
tidak hanya oleh Filipina saja, tetapi oleh negara-negara lain.
"Harus kerja keras dan profesional," tandas Ryamizard.
Foto: Imam Wahyudiyanta
Sementara
itu, Under Secretary for Defence Policy Philipines, Ricardo David Jr,
mengucapkan terima kasih kepada PT PAL yang telah membangun kapal untuk
Filipina. Kapal perang kedua pesanan Filipina tersebut merupakan bagian
dari modernisasi sistem persenjataan Filipina.
"Kami akan terus
memodernisasi sistem persenjataan kami hingga 2022. Kapal yang kami
pesan ini kami gunakan untuk patroli di Filipina barat dan keamanan di
perbatasan," kata Ricardo.
Pelepasan dilakukan Ryamizard yang
didampingi Ricardo dengan melepas tali kapal. Kapal perang kedua pesanan
Filipina ini merupakan kapal Landing Platform Dock (LPD) jenis
Strategic Sealift Vessel (SSV). SSV ini dinamai Barko ng Republika ng
Pilipinas (BRP) Davao Del Sur. Nama kapal ini diambil dari nama provinsi
tempat kelahiran Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.
Meski
berplatform LPD, namun SSV pesanan Filipina ini juga dilengkapi dengan
persenjataan canggih. Kapal ini bisa didarati oleh tiga helkopter
ditambah fasilitas hanggar. SSV ini juga bisa mengangkut 2 unit kapal
Landing Craft Utility (LCU) dan berbagai macam kendaraan tempur dari
truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).
Foto: Imam Wahyudiyanta
Dengan
draft kapal sepanjang 5 meter, SSV kedua ini mampu menjangkau perairan
dangkal sehingga bisa difungsikan sebagai rumah sakit terapung dan
pengakutan bantuan/logistik ketika ada bencana.
Kapal SSV pertama
pesanan Filipina telah dilepas pada 18 Januari 2016 oleh Wakil Presiden
Jusuf Kalla. Kapal pesanan Filipina pertama itu dinamai BRP Tarlac yang
namanya diambil dari provinsi kelahiran Presiden Filipina sebelumnya
Benigno Aquino.
Penasihat negara Myanmar, Aung San Suu
Kyi, menolak keputusan Dewan HAM PBB untuk menyelidiki dugaan kekerasan
terhadap kaum Rohingya. (Foto: REUTERS/Eric Vidal)
Jakarta, CB --
Penasihat negara sekaligus pemimpin de facto
Myanmar, Aung San Suu Kyi, menolak keputusan Dewan HAM Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan kekerasan oleh pasukan
keamanan terhadap kaum minoritas Muslim Rohingya.
"Kami tidak
setuju dengan hal itu," kata Suu Kyi dalam sebuah konferensi pers
bersama kepala diplomatik Uni Eropa Federica Mogherini, di Brussels,
Selasa (2/5) malam waktu setempat.
"Kami menjauhkan diri dari
resolusi [PBB] itu karena kami berpikir resolusi tersebut tidak sesuai
dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan," tuturnya menambahkan.
Pernyataan
itu dilontarkan Suu Kyi menyusul persetujuan Dewan HAM PBB untuk
mengirimkan tim pencari fakta ke negara di Asia Tenggara itu terkait
dugaan pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan pada kaum Rohingya di
negara bagian Rakhine.
Peraih Nobel Perdamaian ini mengatakan, pemerintahnya akan dengan
lapang menerima berbagai rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan
negara.
"Tapi, rekomendasi PBB itu hanya akan memecah-belah dua
kominitas di Rakhine lebih jauh lagi yang tidak akan kami terima karena
itu tidak akan membantu menyelesaikan masalah yang selama ini timbul,"
ucap Suu Kyi.
Kekerasan terhadap kaum Rohingya kembali mencuat
sejak penyerangan pos pengamanan di tiga wilayah perbatasan Myanmar di
Rakhine oleh sejumlah kelompok bersenjata, 9 Oktober lalu.
Alih-alih
memburu para pelaku penyerangan, militer Myanmar diduga malah menyerang
etnis Rohingya secara membabi-buta hingga menewaskan setidaknya 80
orang.
Ini merupakan insiden berdarah terparah sejak bentrokan
antara umat Buddha dan etnis Rohingya pada 2012 lalu yang menewaskan
setidaknya 200 orang.
Laporan PBB juga membenarkan adanya dugaan pelanggaran HAM di negara itu.
Penyelidik
PBB bahkan mengatakan, tak sedikit perempuan yang diperkosa dan bayi
yang dibantai oleh aparat saat operasi militer itu berlangsung.
Meski
begitu, Myanmar berkeras membantah segala tudingan tersebut. Suu Kyi
pun menolak pernyataan bahwa pemerintahannya sengaja mengabaikan
kekerasan terjadi.
Sejak itu, reputasi Suu Kyi dipertaruhkan
menyusul banyaknya kecaman komunitas internasional yang menganggap
dirinya telah gagal menegakkan HAM dan melindungi kaum Rohingya.
"Saya
tidak yakin dengan pernyataan anda yang menyebutkan bahwa kami sama
sekali tidak peduli dengan dugaan kekejaman di Rakhine. Kami telah
menyelidiki dugaan ini dan telah mengambil tindakan," ujar Suu Kyi
seperti dikutip AFP, Rabu (3/5).
Sementara itu,
Mogherini meminta Myanmar tetap mendukung penyelidikan PBB tersebut.
Menurutnya, penyelidikan ini dapat membantu membangun fakta-fakta yang
terjadi di negara itu.
"Pembentukan misi mencari fakta mungkin
satu dari sedikit ketidaksepakatan antara kita. Padahal, ini bisa
berkontribusi mencari fakta kebenaran yang terjadi di masa lalu, asalkan
kita sepenuhnya sepakat pentingnya kerja sama di masa depan," katanya.
Ilustrasi
silo peluncur anti peluru kendali Terminal High Altitude Area Defense
(THAAD) tengah bekerja. (REUTERS/US Department of Defense, Missile
Defense Agency/Handout via Reuters)
Beijing (CB) - China, Selasa, menegaskan penentanganya
terhadap penempatan sistem pertahanan antipeluru kendali THAAD Amerika
Serikat di Korea Selatan dan mendesak agar pengerahan dihentikan.
Sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) memiliki
kemampuan operasi awal untuk mempertahankan diri dari rudal Korea Utara,
kata sejumlah pejabat Amerika Serikat, Senin, menepis keberatan China
terhadap pengerahan sistem itu.
"Kami akan dengan tegas mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk melindungi kepentingan-kepentingan kita," kata juru bicara
Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, dalam acara jumpa pers
harian, tanpa memberikan keterangan rinci.
Beijing beralasan bahwa radar THAAD bisa digunakan untuk
memata-matai wilayahnya kendati Washington telah menjamin THAAD
benar-benar digunakan hanya untuk kepentingan pertahanan.
Presiden AS Donald Trump telah mendesak China untuk berbuat lebih
untuk mengendalikan program nuklir dan peluru kendali negara
tetangganya, Korea Utara, dan baru-baru ini memuji upaya yang dijalankan
Presiden China, Xi Jinping.
Korea Utara secara teknis masih berperang dengan Korea Selatan
setelah konflik mereka pada 1950 hingga 1953 berakhir dengan gencatan
senjata, bukan perjanjian.
Korea Utara telah secara berkala melancarkan ancaman untuk menghancurkan Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.
Tel Aviv, Israel (CB) - Israel pada Selasa (2/5)
memamerkan pesawat tempur siluman F-35 mereka yang baru saja dikirim
dari Amerika Serikat sebagai bagian dari pameran kedirgantaraan untuk
memperingati perayaan tahunan Hari Kemerdekaan.
Tiga dari lima
pesawat siluman Israel meluncur ke langit di sepanjang pantai
Mediterania di Tel Aviv, sementara ribuan orang berkumpul di pinggir
pantai untuk menyaksikannya. Ketiganya juga terbang di atas kota-kota
lain, termasuk Yerusalem.
F-35 buatan Lockheed Martin itu menjadi sorotan utama dalam acara tersebut, yang menandai 69 tahun kemerdekaan Israel.
Ajang
itu juga memamerkan pesawat tempur lain seperti F-15 dan F-16,
helikopter Sikorsky CH-53 Stallion, KC-135 Stratotanker Boeing 707 dan
pesawat Hawker-Beechcraft T-6 Texan II.
Israel telah menerima
lima unit pertama F-35 sejak Desember dengan tujuan untuk mempertahankan
keunggulan militernya di Timur Tengah, khususnya dalam menghadapi musuh
bebuyutannya, Iran.
Negara itu berencana membeli total 50 unit pesawat F-35. Pesawat pertamanya akan dioperasikan tahun ini.
Israel
--yang menerima lebih dari tiga miliar dolar AS per tahun bantuan
pertahanan dari Amerika Serikat--menyatakan akan menjadi negara pertama
yang mengoperasikan skadron F-35 menurut warta kantor berita AFP.
Israel
membeli 33 pesawat F-35 pertamanya dengan harga rata-rata sekitar 110
juta dolar AS per unit-- banderol harga yang dikritik di Israel dan
tempat lain.
Dua pesawat F-35 pertama Israel dikirim pada Desember dan mendarat sekitar enam jam lebih lambat karena cuaca buruk di Italia.
WASHINGTON
- Gambar satelit terbaru menunjukkan bahwa Korea Utara (Korut) diduga
tengah mengembangkan program rudal balistik yang diluncurkan dari kapal
selam (SLBM). Dugaan tersebut berlandaskan pada adanya tongkang bawah
air Pyongyang kedua di sebuah galangan kapal.
Tongkang bawah air
tersebut ditemukan di pantai barat Korut dalam foto udara yang diambil
dari galangan kapal Nampo Naval dalam foto yang dirilis oleh situs
North38. North38 adalah sebuah situs pengawas Korut yang dimiliki oleh
institus AS-Korea John Hopkins.
"Tongkang tersebut mirip seperti
yang digunakan oleh angkatan laut untuk melakukan uji coba tabung
peluncur rudal bawah laut dan peluncuran kapal selam baru dan telah
dimodifikasi, serta melakukan peluncuran uji rudal awal sebelum ini.
Sistem ini dipasang di kapal selam," bunyi laporan yang dituli oleh
Joseph S. Bermudez Jr seperti disitat dari Sputniknews, Rabu (3/5/2017).
Sejak
tahun 2014, Pyongyang telah melakukan setidaknya enam peluncuran uji
rudal KN-11 (Pukguksong-1) dari tongkang bawah air lain di galangan
kapal Sinpo South Shipyard di pantai timur negara itu.
Menurut
laporan tersebut tongkang kedua yang baru muncul ini identik dengan yang
pertama. Tampaknya tongkang tersebut dibuat mirip dengan model lama
tongkang PSD-4 milik Rusia.
"Penemuan tongkang uji rudal kedua
mungkin memiliki sejumlah implikasi untuk masa depan program SLBM Korea
Utara yang tampaknya menjadi prioritas penting bagi Kim Jong-un," tambah
laporan itu.
Apakah Pyongyang membangun tongkang atau mengakuisisinya dari negara lain tidak jelas.
Media
Jepang melaporkan sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal
selam pada bulan Desember 2016. Saat itu, upaya tersebut dilihat sebagai
upaya Korut untuk meningkatkan kemampuan "peluncur dingin" milik mereka
dari sistem peluncuran vertikal.
Kegiatan ini dilakukan di
tengah uji coba rudal dan nuklir Korut yang terus berlanjut, terlepas
dari sanksi internasional dan seruan untuk melakukan denuklirisasi. AS
telah mengerahkan kapal ke Semenanjung Korea sebagai unjuk kekuatan dan
berada di tengah beberapa latihan tahunannya dengan Korea Selatan,
gerakan yang membuat marah Pyongyang.
Republik Rakyat Demokratik
Korea (DPRK) akhir-akhir ini menanggapi sikap Washington dengan
menyatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba nuklir berikutnya kapan
pun pemimpin tersebut menganggap perlu. Melalui kantor beritanya, Korut
mengatakan siap untuk menanggapi apapun pilihan yang diambil oleh AS.
SEOUL
- Rudal balistik KN-17 Korea Utara (Korut) yang mengalami kegagalan
saat diuji tembak beberapa hari lalu dilaporkan menuju ke wilayah Rusia.
Namun, sengaja diledakkan para pejabat Pyongyang.
Laporan itu muncul dari Seoul Economic Daily,
media yang berbasis di Korea Selatan. Menurut laporan itu, rudal
balistik Korut sejatinya telah melesat sejauh 48 kilometer sebelum
akhirnya para pejabat Pyongyang meledakannya karena khawatir jatuh di
wilayah Rusia secara tidak sengaja.
”Jika rudal balistik yang
terbang ke wilayah timur laut tidak gagal, itu akan ke titik pelabuhan
atau di wilayah Rusia,” klaim surat kabar tersebut, yang dikutip semalam
(2/5/2017). ”Karena itulah Korea Utara sengaja menghancurkan rudal
tersebut.”
Sumber militer yang dikutip media Seoul itu mengatakan
bahwa target peluncuran rudal balistik KN-17 berbeda dari arah
sebelumnya. ”Di masa lalu, kami melepaskan (rudal) 89-90 derajat ke
timur, dan proyektil jatuh di kawasan Laut Timur. Tapi sudut tembakan
ini 49 derajat,” katanya.
Kepala Pertahanan dan Keamanan Rusia,
Victor Ozerov, tidak mengonfirmasi laporan itu. Namun, dia mengatakan
bahwa pertahanan udara di wilayah timur negaranya dalam posisi waspada
tinggi.
”Pertahanan udara Federasi Rusia di Timur Jauh telah
mendapat peringatan tinggi. Kami mengendalikan wilayah udara di zona
tanggung jawab angkatan udara Rusia,” katanya.
Presiden Rusia
Vladimir Putin sendiri telah mengirim pasukan ke perbatasan Rusia dengan
Korea Utara di tengah kekhawatiran akan banyaknya pengungsi yang
berusaha melarikan diri dari negara yang dipimpin Kim Jong-un tersebut
jika perang dengan Amerika Serikat benar-benar pecah.
SYDNEY
- Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya mempertimbangkan intervensi
militer terkait pengujian senjata yang agresif oleh Korea Utara
(Korut). Seorang ahli sejarah mengatakan biaya perang yang berpotensi
menimbulkan bencana telah diabaikan.
Melihat skenario penyatuan
antara Korea Utara dan Selatan setelah berakhirnya konflik yang terus
berlanjut, peneliti dari National University Australia Leonid Petrov
mengatakan bahwa proses tersebut akan memakan waktu setidaknya satu
dekade.
Dia mengatakan langkah bersejarah untuk menyatukan kedua
negara akan menelan biaya sekitar USD 3 triliun untuk memungkinkan kedua
populasi tersebut berintegrasi.
"Kedua negara telah saling
terisolasi satu sama lain, mereka berbicara dengan dialek yang berbeda,
memahami dunia secara berbeda," kata Petrov seperti dikutip dari Asian Correspondent, Rabu (3/5/2017).
Akademisi
tersebut memperingatkan warga Korut akan merasa sulit untuk
berasimilasi dengan norma tetangga mereka di Selatan. Mereka akan
menghadapi diskriminasi oleh pihak berwenang yang akan memperlakukan
mereka sebagai "warga kelas dua".
"Korea Selatan tidak membutuhkan saudara-saudaranya yang miskin, agresif, dan kurang terdidik untuk membanjirinya," ujarnya.
Terkait
dengan nasib pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, para ahli
mengatakan bahwa diktator tersebut kemungkinan akan mencari perlindungan
ke China, Rusia, atau Amerika Selatan. Hasilnya adalah kemungkinan
terjadinya reunifikasi antara Korea Utara dan Selatan, sebuah gagasan
yang telah berhenti sejak 2008.
Potensi perang dan skenario
kemungkinannya akan membuat 30 juta penduduk di Utara berisiko mengalami
ketidakpastian dan kemungkinan eksploitasi, meski telah lama menderita
di bawah rezim yang brutal.
Petrov mengatakan ini karena prospek ekonomi Korea Selatan (Korsel) yang suram dapat menyebabkannya mencari tenaga kerja murah.
Tahun
lalu, Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Publik Brown
University mengatakan bahwa pemerintah AS telah menghabiskan atau
mewajibkan dana sebesar USD 4,8 triliun untuk perang di Afghanistan,
Pakistan, dan Irak.
Angka tersebut termasuk alokasi perang
Kongres secara langsung, kenaikan anggaran dasar Pentagon terkait
perang, perawatan dan cacat veteran, kenaikan anggaran keamanan tanah
air dan pembayaran bunga pinjaman langsung perang.
Biaya juga terdiri dari pengeluaran bantuan luar negeri dan perkiraan kewajiban masa depan untuk perawatan veteran.
"Jumlah
total ini menghilangkan banyak biaya lainnya, seperti biaya ekonomi
makro bagi ekonomi AS; biaya kesempatan untuk tidak menginvestasikan
dolar di sektor-sektor alternatif; kepentingan masa depan pada pinjaman
perang; dan biaya perang pemerintah daerah dan swasta," kata lembaga
tersebut dalam sebuah artikel.
Lembaga itu juga menunjukkan bahwa perang saat ini telah dibayar hampir
seluruhnya oleh pinjaman. "Pinjaman ini telah menaikkan defisit anggaran
AS, meningkatkan hutang nasional, dan memiliki efek makro ekonomi
lainnya, seperti menaikkan suku bunga konsumen," kata lembaga itu
Dikatakan
kecuali AS segera melunasi uang yang dipinjam untuk perang, juga akan
ada pembayaran bunga masa depan. Lembaga ini juga memperkirakan
pembayaran bunga bisa mencapai lebih dari USD 7,9 triliun pada 2053.
Lembaga
tersebut mengatakan bahwa biaya perang federal mengecualikan miliaran
dolar biaya perang negara, kota, dan swasta di seluruh negeri. Ini
melibatkan dolar yang dihabiskan untuk layanan bagi para veteran dan
keluarga mereka yang telah kembali, di samping upaya keamanan dalam
negeri setempat.
MOSKOW
- Seorang pensiunan kolonel Rusia, Viktor Baranetz, membuat klaim aneh
di mana Kremlin mampu membuat tsunami yang menghancurkan Amerika Serikat
(AS). Dia menyebut Moskow diam-diam menanam bom nuklir di dalam laut di
lepas pantai timur AS yang siap diledakkan jika ada komando.
Bom
nuklir “tidur” itu, kata dia, dikubur di dekat wilayah AS sebagai
tanggapan terhadap Washington yang menumpuk kekuatan militer di
perbatasan Rusia. Menurut Baranetz, jika bom itu diledakkan kerusakan
hebat akibat tsunami akan meluluhlantakkan Kota New York dan Miami.
Klaim aneh itu muncul dalam wawancaranya dengan Komsomolskaya Pravda, sebuah
surat kabar Rusia. ”Amerika mengerahkan tank, pesawat terbang dan
batalion pasukan khusus mereka di sepanjang perbatasan Rusia,” katanya.
”Dan
kami diam-diam 'menaburkan' garis pantai AS dengan rudal 'mol' nuklir.
Mereka menggali diri dan ‘tidur’ sampai mereka diberi perintah,” lanjut
klaim Baranetz, yang dilansir Telegraph, semalam (2/5/2017).
Dia
melanjutkan, Rusia harus muncul dengan cara yang efektif untuk
mempertahankan dirinya sendiri, saat beroperasi dengan anggaran militer
yang jauh lebih kecil daripada Amerika.
”AS adalah 'juara dunia'
permanen dalam ukuran anggaran militernya, hampir USD600 miliar, yang 10
kali lebih banyak dari Rusia,” paparnya.
”Rusia tidak akan
bersaing dengan AS dalam anggaran pertahanan. Kami berada di kelas berat
yang berbeda,” imbuh dia. ”Bagi kami, pertanyaan utamanya adalah
bagaimana memastikan pertahanan Rusia dengan biaya lebih rendah.”
”Saya yakin kami sudah menemukan tanggapan asimetris. Saya tidak melihat masalah besar di sini,” imbuh Baranetz.
Sementara
itu, pemerintah Rusia melalui seorang juru bicara menyangkal klaim aneh
dari Baranetz. Kremlin menyatakan laporan seperti itu “tidak harus
dianggap serius”.
MOSKOW
- Seorang penasihat militer Rusia ditembak mati oleh sniper atau
penembak runduk di Suriah. Kejadian berlangsung saat pasukan Suriah dan
kelompok militan baku tembak.
Kematian penasihat militer bernama
Letnan Kolonel Alexey Buchelnikov diumumkan Kementerian Pertahanan
Rusia, Selasa kemarin. Korban berada di Suriah untuk melatih personil
militer rezim Presiden Bashar al-Assad.
”Alexey Buchelnikov
berada di Suriah sebagai bagian dari kelompok penasihat militer Rusia,
yang melaksanakan misinya untuk melatih personel satuan artileri
Suriah,” kata Kementerian Pertahanan Rusia melalui seorang bicara yang
dilansir Interfax, Rabu (3/5/2017).
”Dalam materi tentang pelatihan tempur, unit Suriah mendapat tembakan dari penembak runduk,” lanjut kementerian itu.
Buchelnikov semula terluka parah dalam baku tembak. Namun, dia akhirya meninggal.
”Perintah
tinggi telah memerintahkan untuk memberikan penghargaan anumerta kepada
Aleksey Buchelnikov,” imbh kementerian tersebut.
Pada tanggal 20
April, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan seorang penasihat
militer Sergey Bordov juga tewas saat bertugas di Suriah. Seperti
Buchelnikov, keluarga Bordov akan menerima medali anumerta.
Menurut
Kementerian Pertahanan Rusia, jumlah tentara Moskow yang terbunuh di
Suriah sejak September 2015 adalah 29 orang termasuk dua korban tewas
terbaru
JEDDAH
- Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengesampingkan
dialog dengan Iran. Hal itu karena ambisi hegemoni Teheran untuk seluruh
wilayah Timur Tengah.
"Tidak ada kesamaan antara kita dan Iran,"
tegas Mohammed yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi
seperti dikutip dari Arab News, Rabu (3/5/2017).
Ia
mengatakan Arab Saudi telah berdialog dengan Iran di masa lalu ketika
Iran memiliki kepemimpinan yang relatif moderat. Menurutnya, usaha
tersebut gagal saat pimpinan di Teheran digantikan oleh garis keras.
"Kami sadar mereka tidak serius mengadakan dialog," katanya.
Dia ingat sebuah ucapan populer tentang Nabi Muhammad SAW bahwa seorang Muslim tidak bisa dibodohi dua kali.
Deputi
Putra Mahkota itu lantas menunjukkan bahwa ada masalah yang melekat
pada ideologi Iran yang mencegahnya menjadi tetangga yang baik.
"Iran
percaya bahwa sebelum Imam Mahdi muncul kembali, ia harus mempersiapkan
lahan subur baginya dan harus mengendalikan dunia Muslim," katanya
Hal
itu mengacu pada keyakinan Syiah bahwa Imam Mahdi, imam Syiah yang ke
12 dan terakhir yang menghilang pada Abad ke 9, suatu hari nanti akan
muncul untuk membawa keadilan ke bumi.
"Bagaimana saya bisa
memahami hal ini? Bagaimana Anda bisa berdialog dengan mereka melawan
latar belakang ini? Tujuan Iran adalah untuk mendapatkan kendali atas
Dua Masjid Suci," tukasnya
RIYADH
- Deputi Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
mengatakan, mustahil negaranya dialog dengan Iran. Menurut putra Raja
Salman bin Abdulaziz al-Saud ini, dalam logika Teheran adalah menanti
kedatangan Imam Mahdi dan bersiap menguasai dunia Muslim.
Anak
Raja Arab Saudi ini dalam wawancara televisi yang disiarkan hari Selasa
mengklaim bahwa negaranya mampu menghancurkan milisi Iran di Yaman,
sebuah negara yang jadi medan tempur koalisi negara-negara Teluk Arab
pimpinan Saudi dengan pemberontak Houthi.
Saudi yang telah
memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran terus bersaing untuk menjadi
negara paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Saudi beberapa kali
menuduh Iran mendukung kelompok Houthi Yaman baik secara finansial
maupun militer, namun Teheran menyangkalnya.
Ketika ditanya
apakah Arab Saudi siap untuk membuka dialog langsung dengan Iran,
Mohammed mengatakan bahwa tidak mungkin untuk berbicara dengan sebuah
kekuatan yang merencanakan kembalinya Imam Mahdi.
Menurutnya,
muncul keyakinan bahwa ada warga Syiah yang diyakini sebagai keturunan
Nabi yang bersembunyi 1.000 tahun yang lalu dan akan kembali mendirikan
pemerintahan Islam global sebelum dunia kiamat.
”Bagaimana Anda
berdialog dengan ini (Iran)?," tanya Mohammed dalam wawancara yang telah
diunggah di media sosial, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (3/5/2017).
”Logika
(Iran) adalah bahwa Imam Mahdi akan datang dan mereka harus
mempersiapkan lingkungan yang subur untuk kedatangan (Imam) Mahdi yang
ditunggu dan mereka harus mengendalikan dunia Muslim,” lanjut Mohammed
yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi.
Di bawah
konstitusi Iran sejak revolusi 1979, pemimpin tertinggi negara tersebut
adalah wakil duniawi Imam Mahdi sampai sosok sang imam tersebut kembali.
Pangeran
Mohammed juga mengomentari laporan bahwa setelah dua tahun intervensi
militer Saudi dan sekutunya di Yaman, kelompok Houthi yang bersekutu
dengan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh masih mengendalikan
sebagian besar wilayah Yaman dengan senjata yang melimpah.
”Kami
bisa mencabut habis Houthi dan Saleh dalam hitungan hari,” klaim
Mohammed. Namun, dia menolak menjelaskan strategi untuk mengalahkan
kelompok Houthi.
Surabaya - TNI AL kembali memesan kapal Landing Platform Deck
(LPD) ke PT PAL. Kapal LPD ke-3 yang dipesan TNI AL ini direncanakan
akan digarap dan selesai dalam waktu 23 bulan.
"Terima kasih
kepada TNI AL yang telah mempercayakan pembuatan kapalnya ke kami," ujar
Dirut PT PAL Budiman Saleh dalam sambutannya pada acara Ceremony of
First Steel Cutting Kapal Landing Platform Dock (W000298) di bengkel
fabrikasi divisi kapal niaga PT PAL Surabaya, Jumat (28/4/2017).
Untuk
pembuatan kapal LPD, kata Budiman, PT PAL memang telah mempunyai
pengalaman. Sebelumnya PT PAL telah menerima dan menyelesaikan pesanan
kapal LPD juga dari TNI AL yakni KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh
593.
Kapal LPD ketiga pesanan TNI AL ini dipesan TNI AL melalui
kontrak dengan nomor TR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017.
First Steel Cutting atau pemotongan plat pertama ini, kata Budiman, maju
dua bulan lebih awal. Kapal ini direncanakan selesai dalam waktu 23
bulan.
"Ini adalah penyemangat bagi kami untuk menyelesaikan
lebih cepat. Dan kami menyambut untuk pesanan selanjutnya," tandas
Budiman.
Asisten Logistik KASAL Laksamana Muda TNI Mulyadi yang
melakukan first steel cutting mengatakan bahwa pemilihan PT PAL untuk
menggarap kapal LPD berkaca pada kebehasilan PT PAL dalam melakukan
penggarapan kapal sejenis sebelumnya. Selain itu, TNI AL juga mendorong
kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan industri nasional.
"Kemampuan
PT PAL harus kita pelihara. Agar tak tergantung negara lain, (pesanan)
harus kita beri terus. Kalau tak ada order, maka kemampuan akan
menurun," ujar Mulyadi.
Pembangunan kapal LPD menurut Mulyadi
juga masuk dalam rencana strategis jangka panjang dalam rangka pemenuhan
kekuatan persenjataan. Selain untuk kepentingan militer, LPD juga bisa
digunakan untuk membantu masyarakat seperti menyalurkan bantuan dan misi
kemanusiaan.
Foto: Imam Wahyudinata
Mengenai first steel cutting
yang maju dua bulan lebih awal, Mulyadi mengapresiasinya. Yang penting
kapal juga harus selesai dua bulan lebih awal dari target 23 bulan yang
ditentukan.
"Start-nya maju dua bulan, mudah-mudahan finish-nya dua bulan juga sebelum delivery. Saya guyoni, kalau terlambat saya denda, tapi kalau nggak ya Alhamdulillah, tapi nggak ada pertambahan nilai," gurau Mulyadi.
Mengenai
kasus KPK yang menjerat dirut PT PAL sebelumnya, Mulyadi mengatakan
bahwa itu tidak ada hubungannya dengan TNI AL. Itu hanyalah sedikit
ujian untuk PT PAL agar terus berbenah.
"Itu nggak ada
hubungannya dengan AL. Itu sedikit tersandung. Organisasi harus tetap
jalan. Dirutnya juga sudah ada yang baru," tandas Mulyadi.
Spesifikasi
kapal LPD yang dipesan TNI AL adalah sebagai berikut, panjang 124
meter, lebar 21 meter, kecepatan maksimal 16 knot, bobot penuh 7.200
ton, digerakkan dengan 2 mesin setara 3.900 HP, mampu mengangkut pasukan
beserta crew sebanyak 771 personel, mampu menampung 3
helikopter, mampu membawa 4 kapal yakni 2 jenis kapal pengangkut Pasukan
dan batalyon dan 2 kapal pengangkut pasukan patroli militer.
Berita bahwa misil
hipersonik terbaru Rusia, Zircon, mampu mencapai kecepatan tertinggi
dalam sejarah misil jelajah membuat khawatir media Barat. RBTH merangkum
apa saja yang telah diketahui mengenai salah satu program militer
paling rahasia Rusia ini.
Sebuah misil melaju di atas
laut dalam foto yang didokumentasikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia
ini. Sumber: mil.ru
Bulan ini, misil hipersonik antikapal
terbaru Rusia, Zircon, mencapai kecepatan tertinggi dari misil jelajah
apa pun yang ada dalam sejarah. Menurut seorang narasumber di bidang
militer, dilaporkan bahwa misil tersebut mampu mencapai delapan kali kecepatan suara — Mach 8, yang sama dengan 9.800 kilometer per jam.
Dengan
kemungkinan jangkauan tembakan sekitar 400 kilometer, Zircon dapat
mencapai jarak tersebut hanya dalam dua setengah menit. Media Barat
khawatir misil ini akan membuat persenjataan laut NATO terlihat usang.
Menurut The Independent, sistem Sea Ceptor milik Angkatan Laut Britania Raya hanya mampu menghentikan misil yang melaju dengan kecepatan 3.700 kilometer per jam. Tim Ripley, yang meliput isu pertahanan untuk majalah Jane’s Defence Weekly mengatakan kepada Dw.com bahwa Zircon akan “membuat mereka (unit-unit militer Barat) harus turut mengerahkan pertahanan dan tindakan balasan”.
Mantan
komandan di Angkatan Laut Rusia, Laksamana Viktor Chirkov, mengatakan
bahwa pada tahun 2020, AL Rusia berencana membuat sebuah “grup aksi
pencegahan nonnuklir strategis” yang dilengkapi dengan senjata jarak
jauh berpresisi tinggi. Menurutnya, ini berarti dalam tiga tahun, Zircon
akan dikerahkan.
Menurut pakar militer Konstantin Sivkov,
penggunaan Zircon akan melemahkan kemampuan pesawat AS dalam menyerang
Rusia karena kapal jelajah Moskow akan dipersenjatai dengan misil ini.
Tentang Zircon
Semua
informasi mengenai Zircon hanya dihimpun dari komentar pejabat militer
Rusia dan bocoran informasi media, meski hal tersebut tidak dibantah
oleh para pakar militer dan pertahanan.
Dmitry Kornev, editor Militaryrussia.ru, yang memiliki informasi paling banyak mengenai Zircon, mengatakan kepada RBTH bahwa ia yakin misil tersebut telah dikerahkan di kapal selam tempur kelas Yasen.
Menurutnya, ini berarti para perancangnya sedikit lagi berhasil mengerahkan misil tersebut di kapal selam, kapal, dan darat.
Menurut
beberapa laporan, misil tersebut akan dikerahkan pada tahun 2018 di
beberapa kapal selam dan kapal kelas besar — yang akan diperbaiki untuk
dapat memuat Zircon. Misil itu juga akan ditempatkan di kapal induk
tunggal Rusia Laksamana Kuznetsov setelah rekonstruksinya, di kapal
penghancur kelas Lider, dan di Husky, kapal selam generasi kelima.
Peluncuran Zircon yang akan menggunakan platform universal Agat 3S14, yang juga digunakan oleh misil jelajah Klub, mengartikan bahwa ia dapat dikerahkan secara virtual di platform mana pun.
Menurut
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin, sebagai pejabat tinggi
pertama yang mengkonfirmasi uji coba Zircon, misil tersebut berada di
“generasi senjata yang sama sekali baru”, dan “dijamin dapat melewati
sistem pertahanan antimisil mana pun”.
Militer Rusia akan
mendapatkan jet tempur generasi kelima, misil balistik antarbenua, dan
mungkin misil hipersonik pertama dunia. Namun begitu, pakar percaya
bahwa sanksi dari Barat akan membatasi daya belanja Kementerian
Pertahanan Rusia.
Kendaraan militer melaju di
Jalan Tverskaya dalam latihan Parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah
di Moskow. Sumber: Vladimir
Smirnov/TASS
Program persenjataan Rusia saat ini,
dengan nilai 22 triliun rubel (5,2 kuadriliun rupiah), akan diselesaikan
pada 2020, ketika 70 persen sistem senjata yang digunakan para tentara
sudah modern.
Program pengadaan militer Rusia untuk tujuh tahun kedepan, hingga 2025, akan mulai dilaksanakan tahun ini. Sebuah laporan
dari Pusat Analisis Strategi dan Teknologi Rusia mengatakan bahwa
program tersebut akan berfokus pada sistem senjata presisi dan teknologi
nuklir. Militer Rusia meminta 30 triliun rubel untuk anggaran pengadaan
selama periode tersebut, tapi para pakar ragu Kremlin mampu
mengalokasikan dana sebanyak itu karena adanya krisis ekonomi.
Pesawat Baru
Andrey Frolov, pemimpin redaksi majalah Eksport Vooruzheniy,
memprediksi sebagian program pengadaan yang ada saat ini akan masuk ke
rencana militer hingga 2025 — salah satunya jet tempur generasi kelima Sukhoi T-50.
“Pemerintah
tidak punya uang untuk mendapatkan 50 pesawat ini seperti yang
diharapkan sebelum krisis, jadi pesanannya akan datang dalam jumlah yang
lebih sedikit,” kata Frolov. “Selain T-50, negara juga akan mendapatkan
Sukhoi Su-34 dan Su-30SM.”
Militer Rusia juga akan memperbaharui pengebom strategis Tupolev Tu-160M2 dan pengebom jarak jauh Tu-20M3 menjadi sesuai standar Tu-22M3M.
“Kemenhan juga berencana mendanai pengembangan pengebom strategis generasi selanjutnya, Tupolev PAK DA, tapi pesawat ini belum akan selesai hingga paling cepat satu dekade ke depan,” ujar Frolov.
Sistem Darat Baru
Perlengkapan yang akan diberikan untuk pasukan darat pada dasarnya adalah kendaraan yang menggunakan kerangka Platform Tempur Universal Armata, terutama tank tempur utama canggih T-14, kata para pakar. Namun begitu, belum ada angka spesifik yang telah ditetapkan. Sebuah tank tempur T-14 Armata dipamerkan dalam Pameran Senjata Rusia 2015 di Nizhny Tagil. Foto: Donat Sorokin/TASS
Satu
unit T-14 dilaporkan memakan biaya 250 juta rubel. Versi standarnya
menggunakan senapan 125 mm, tapi ia dapat diperbarui dengan senapan 152
mm.
T-14 dapat menembakkan hingga 10 rentetan peluru per menit
dengan jarak tembakan hingga tujuh kilometer. Sebagai perbandingan,
tank M1 Abrams milik AS hanya mampu menembakkan tiga rentetan peluru per
tiga menit dengan jarak hingga 4.6 kilometer.
Misil Baru
Pasukan misil strategis akan mendapatkan misil balistik antarbenua (ICBM) Sarmat. Viktor Murakhovksy, pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva,
yakin bahwa misil tersebut akan dapat digunakan dalam lima tahun ke
depan. Empat puluh enam misil Sarmat setidaknya sudah ada dalam daftar
belanja Kemenhan Rusia.
Selain Sarmat, Rusia juga sedang mengerjakan sistem kereta tempur
misil, yang diharapkan akan selesai pada 2020. Sistem ini akan
menggunakan jalur rel kereta Rusia, di mana setiap unit akan membawa
enam ICBM Yars.
Pemotongan Dana AL
Krisis
mungkin akan berdampak pada angkatan laut, yang akan mendapatkan lebih
sedikit kapal perang dan kapal selam. Dmitry Litovkin, analis militer Izvestia,
mengatakan bahwa Rusia harus mengedepankan target pengadaan
prioritasnya, sehingga tidak akan ada kapal perang baru dalam waktu
dekat.
“Kemungkinan besar, Rusia harus membatalkan produksi kapal penghancur kelas Lider (Proyek 23560) dan menunda hingga tahun 2030 untuk konstruksi
kapal induk Shtorm (Proyek 23000E), yang diperkirakan akan mampu
mengangkut 90 jet tempur, baik jet versi kapal maupun jet generasi
kelima,” terang Litovkin. Kapal induk terbaru Rusia, Shtorm (Proyek 23000E). Foto: Artem Tkachenko
Ia
menambahkan bahwa tahun ini AL Rusia akan mendapatkan beberapa kapal
perang dan kapal selam kelas Borey (Proyek 955) yang telah dikerjakan.
Senjata Hipersonik
Industri
pertahanan secara tidak langsung telah mengkonfirmasi bahwa misil
hipersonik sedang dalam proses pengembangan, dan senjata tersebut dapat
digunakan militer Rusia dalam beberapa tahun ke depan.
Kemenhan Rusia dalam situs webnya mengatakan
bahwa dari tahun 2018 hingga 2025, akan ada pengembangan dan pengiriman
untuk pasukan Rusia berupa “sistem senjata hipersonik baru, sistem
robot intelijen, senjata dengan tampilan baru, serta sejumlah sistem
senjata konvensional generasi selanjutnya dan perlengkapan perang”.
Dalam sebuah uji coba yang diadakan baru-baru ini, misil hipersonik antikapal terbaru Rusia, Zircon, mampu melaju dengan kecepatan 9.000 kilometer per jam. Namun begitu, baik kantor berita TASS mau
pun Kemenhan Rusia tidak membeberkan detail lebih lanjut. Nyatanya,
belum ada konfirmasi resmi terkait berita sensasional itu.
Pakar
mengatakan bahwa bila laporan tersebut benar adanya, Zircon akan
menjadi misil pertama yang melewati hambatan suara (hambatan yang
dialami oleh benda besar untuk bergerak melewati kecepatan suara).
“Negara
pertama yang mengembangkan misil yang mampu mencapai delapan hingga
sepuluh kali kecepatan suara akan memiliki senjata yang mustahil untuk
dideteksi oleh radar modern sekali pun,” ujar Litovkin. “Tidak ada
sistem yang dapat menangkal misil tersebut saat ini, tidak akan ada pula
dalam waktu dekat.”
Pada tahun 1969, Singapura memamerkan tank-tank AMX-13 yang dibeli
secara rahasia dari Israel dalam Parade National Day. Sempat terjadi
kehebohan terutama dari Malaysia yang intelijennya gagal mengendus
kehadiran tank-tank tersebut.
Dengan mengoperasikan AMX-13, Singapura menjadi negara kedua setelah
Indonesia di Asia Tenggara yang mengoperasikan tank paling modern di
masanya.
AMX-13 menjadi tulang punggung lapis baja Singapura selama dua
dekade, hingga para perencana militer Singapura tiba di persimpangan
jalan pada awal 1980-an.
Mereka hendak membeli tank yang lebih baru dan modern, tetapi
khawatir kalau negara tetangganya akan bereaksi keras. Uang ada,
masalahnya tidak ada yang mau menjual kepada Singapura secara terbuka.
Akhirnya keputusan pun diambil untuk meningkatkan kemampuan tank AMX-13 melalui sejumlah modifikasi.
Sebuah tank dikatakan unggul bila memiliki daya gebuk, daya gerak,
dan proteksi yang mumpuni. Karena saat itu dipandang bahwa teknologi
kendaraan tempur bergerak ke arah peningkatan proteksi, maka AMX-13 juga
harus meningkatkan kemampuan gebuknya supaya masih bisa menandingi
lawan.
Pada 1984 Kementerian Pertahanan Singapura membentuk tim bersama SAE
(Singapore Automotive Engineering, cikal bakal ST Kinetics) untuk
mengerjakan penyempurnaan AMX-13. Hasil studi tim ini terwujud dalam
Project Archer untuk meningkatkan kemampuan gerak tank dan mobilitasnya,
serta Project Spider untuk meningkatkan kemampuan hantam AMX-13.
AMX-13 versi dasar dilengkapi dengan meriam CN75-50 kaliber 75 mm,
yang diadopsi dari meriam 7,5 cm Kwk 42 (L/70). Meriam ini merupakan
meriam tank Panther dalam Perang Dunia II. Meriam ini memiliki kemampuan
melontarkan munisi HE dan HEAT yang oleh Perancis disebut POT dan PCOT.
Meriam AMX-13 mampu melontarkan proyektil dengan kecepatan yang
sangat tinggi, mencapai 1.000 m/detik. Sayangnya, meriam tidak punya
amunisi pembunuh tank yang mumpuni.
Amunisi yang dibutuhkan adalah APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised
Discarding Sabot) dengan penetrator yang mampu menembus kulit baja yang
keras. Nah, program Spider dimaksudkan untuk mengembangkan amunisi
tersebut, karena tidak ada satupun pabrik di dunia yang
mengembangkannya.
Proses studi dan riset dilakukan secara rahasia, karena teknologinya
tak boleh jatuh ke negara lain yang juga menggunakan AMX-13. Salah satu
persyaratan yang cukup sulit dan menantang adalah bahwa AMX-13 yang akan
menggunakan amunisi APFSDS tidak perlu dimodifikasi. Ini adalah
tantangan sulit karena muzzle brake pada AMX-13 berbentuk T, padahal
kelopak sabot dari munisi akan terlepas dan terlempar begitu seluruh
penetrator keluar dari laras. Bentuk muzzle brake yang tidak tepat bisa
menghambat proses pelepasan kelopak sabot dan akan merusak laras.
Para desainer SAE juga menemukan tantangan besar lainnya. Penetrator
APFSDS harus dapat menjebol RHA (Rolled Homogeneous Armor) setebal 240
mm pada jarak 1.200 m. Ini mendekati performa munisi 105 mm dari tank
Centurion generasi awal.
Proses pengembangannya juga tidak mudah. Banyak penetrator yang
justru patah pada titik impak di masa awal percobaan, dan malah meleleh
dan menempel ke pelat baja RHA yang dijadikan sasaran tembak.
Untungnya, beberapa enjinir dikirim ke sejumlah seminar dimana mereka
mendapati bahwa faktor primer memegang peranan penting untuk memantik
propelan. Propelan munisi APFSDS tidak bisa dipantik dari arah bawah
seperti munisi konvensional. Ia harus terbakar merata dari arah tengah
agar tidak menimbulkan tekanan berlebih bagi batang penetrator pada saat
detonasi awal.
Akhirnya, para perancang SAE kembali ke meja desain dan menciptakan
primer berbentuk silinder yang menyalakan propelan dari arah tengah.
Begitu munisi desain baru tersebut diuji, hasipnya pun memuaskan.
Munisi 75 mm APFSDS-T (T untuk Tracer) akhirnya dijadikan standar
munisi untuk AMX-13SM1 (Singapore Modification 1). Setiap awak AMX-13SM1
dilarang keras untuk memotret keberadaan amunisi yang sering disebut
amunisi Spider tersebut.
Dari sisi luar, tidak banyak kelihatan perubahan untuk tank ringan
milik Singapura ini sehingga tidak memantik kekhawatiran negara-negara
tetangg. Padahal tidak ada yang tahu, kalau taring AMX-13SM1 ini sudah
terasah sangat tajam.
Pesawat yang resminya berkode F-5G ini mungkin sudah banyak
dilupakan orang dan seperti hilang dari sejarah. Namun menurut penulis
Robert F. Dorr, penulis buku profil F-20, pesawat itu amat berkualitas.
Pesawat yang mengambil bentuk dasar dari F-5 Tiger, namun
bermesin tunggal ini memang terlihat cantik. Indonesia adalah salah satu
negara yang pernah ditawari. Tidak tanggung-tanggung, saat terbang
langsung ke Jakarta, F-20 Tigershark itu diterbangkan oleh veteran perang kenamaan Brigjen Charles E. “Chuck” Yeager.
Saat itu Yeager disewa secara khusus oleh Northrop sebagai produsen
F-20 untuk mempromosikan pesawat ini ke negara-negara yang berpotensi
menjadi penggunanya.
Dalam sejarah pengembangannya, F-20 Tigershark baru dibuat
tiga buah ini. Masing-masing diberi warna abu-abu, merah-putih, dan biru
gelap. Ketiganya dikenal dengan proyek ‘FX’.
Pada saat dikembangkan, F-20 Tigershark sangat menjajikan. Tidak salah jika pihak pabrikan begitu optimis karena mereka melihat keberhasilan keluarga F-5, mulai dari Freedom Fighter hingga Tiger, laris manis di pasaran. Keluarga F-5 sendiri dibuat lebih dari 2.000 unit.
Terbang perdana pada 30 Agustus 1982 pilot uji Russ Scott, F-20 Tigershark ditenagai
oleh mesin General Electric F404-GE-100. Pabrikan sesumbar, mesin ini
lebih kuat sekitar 40% dari dua mesin lain yang digunakan oleh F-5E Tiger II.
Saat melakukan terbang perdana tidak ada masalah serius yang dialami F-20 Tigershark.
Tim yang terlibat dalam pengembangan F-20 adalah orang-orang yang sudah
banyak makan asam garam di dunia penerbangan, seperti Everest Riccioni,
Robert Sandusky, Richart T. Whitcomb, dan Walt Seller.
Rupanya nasib berbicara lain. F-20 Tigershark lahir di saat yang tidak tepat. Ia lahir bersamaan dengan F-16 Fighting Falcon yang dikembangkan oleh General Dynamic (sekarang Lockheed Martin).
Pihak AU AS rupanya lebih tertarik dengan F-16 yang menggembar-gemborkan mengunakan teknologi fy-by-wire.
Rencana F-20 Tigershark untuk dijual luas ke negara-negara
di luar AS terancam gagal. Apalagi dalam industri penerbangan militer AS
saat itu ada semacam kepercayaan, jika produk mereka tidak digunakan
oleh negara sendiri, maka dapat dipastikan produk mereka akan gagal di
pasar bebas.
Walaupun sudah dipastikan tidak terpilih oleh AU AS, pihak Nortrop
masih berusaha menawarkan ke berbagai negara. Nortrop juga mencoba
mendekati AL AS agar F-20 bisa digunakan di sekolah Topgun yang fenomenal itu. Namun usaha itu nyatanya tidak berhasil.
Pengembangan F-20 makin berat lantaran dua unit di antaranya jatuh ketika sedang didemonstrasikan.
Pesawat pertama jatuh pada 10 Oktober 1984 di Lanud Suwon, Korea Selatan.
Saat itu pilot uji Darrell Cornell yang terbang dengan F-20
registrasi 82-0062 (GG.1001) sedang mendemonstarasikan pesawat terbang
dengan kecepatan tinggi pada ketinggian rendah. F-20 yang ia kendarai
tidak terkendali dan jatuh. Cornell pun ikut gugur dalam kecelakaan itu.
Pesawat kedua mengalami kecelakaan pada 14 Mei 1984. Saat itu pilot
uji David Barnes yang menerbangkan F-20 dengan registrasi 82-0063
(GI.101) terbang di atas Lanud Goose Bay, Labrador, Kanada. Pesawat
jatuh akibat mengalami G-LOC dan juga menewaskan penerbangnya.
Memang tidak ada catatan resmi soal alasan utama berakhirnya program
ini. Namun banyak pengamat memperkirakan, Northrop menutup program F-20 Tigershark lantaran kecelakaan itu.
Proyek ini berhenti pada tahun 1986 setelah menghabiskan dana sebesar USD 1,2 miliar.
Walaupun tak kasat mata, beberapa bagian suku cadang F-20 itu kini menjadi bagian dari pesawat KAT T-50 Golden Eagle, AIDC Ching-kuo, dan FMA IA 63 Pampa.
Kini satu-satunya F-20 Tigershark yang tersisa masih bisa dilihat di California Science Center, Los Angeles, AS.
Kapal induk pertama buatan China (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CB --
Kapal induk pertama yang didesain dan dibangun China
akhirnya diluncurkan pada Rabu (26/4) dengan kemeriahan dan gegap
gempita.
Kapal yang belum diberi nama ini sebenarnya adalah kapal
induk kedua China. Menurut Kementerian Pertahanan Nasional China Pada
Rabu pagi, kapal itu ditarik dari Dalian Shipyard, di Provinsi Liaoning,
ke dermaga terdekat.
Peluncuran kapal induk baru itu dirayakan dengan upacara di mana lagu
kebangsaan dimainkan sebelum sebotol sampanye dipecahkan di atas lambung
kapal. Upacara tersebut dihadiri oleh Jenderal Fan Changlong, wakil
ketua Komisi Militer Pusat, yang memberikan pidato.â¨
China
pertama kali mengumumkan pembangunan kapal induk baru ini pada akhir
Desember 2015. Media pemerintah mengatakan bahwa kapal ini akan
"didesain secara mandiri oleh China."
Memang teknologi kapal ini
masih jauh tertinggal dari teknologi Amerika, namun rekan senior di Lowy
Institute, Sam Roggeveen, Sydney, mengatakan kepada CNN bahwa
kemungkinan kapal ini akan menjadi "batu loncatan" bagi kapal induk
generasi berikutnya di China.â¨
"Ini mungkin dirancang hanya
untuk membawa China pada kapal induk selanjutnya. Sementara desain ini
hanyalah kemajuan awal (pada kapal induk pertama di negara itu), kapal
induk berikutnya yang sudah bisa dibangun, akan lebih dekat ke kapal
induk AS, "katanya.â¨
Foto: REUTERS/Li Gang/Xinhua
Berita peluncuran ini terjadi saat ketegangan meningkat di Korea
Utara, tetangga dan sekutu China. Namun, kapal tersebut diperkirakan
tidak akan bisa difungsikan secara aktif hingga 2020.â¨
Kapal
ini diluncurkan saat pertama kali menyentuh air, namun kapal masih perlu
disempurnakan. Setelah beroperasi, kapal kemungkinan akan secara resmi
ditugaskan dalam upacara terpisah.â¨
Pembangunan dimulai pada
November 2013 dan baru setelah tiga tahun lambung kapal serta sistem
kapal dan pasokan listriknya selesai.â¨
"Selanjutnya, kapal
induk akan memperbaiki perangkat sistemnya dan melakukan pemasangan
sesuai rencana, dan memulai tes tambat," kata militer China dalam sebuah
pernyataan.â¨
Kapal induk sebagai 'batu loncatan'â¨Kapal
induk China pertama, Liaoning, dibeli dari Ukraina pada 1998. Setelah
bertahun-tahun diperbaiki dan dilengkapi, akhirnya baru bisa digunakan
pada 2012.
China memiliki anggaran militer terbesar kedua di
dunia, diperkirakan mencapai USD148 miliar setelah kenaikan belanja
sebesar 7 persen diumumkan pada awal 2017.â¨
Analis China
sebelumnya mengatakan bahwa China membutuhkan setidaknya lima sampai
enam kapal induk. Roggeveen mengatakan, kapal induk tersebut akan
meningkatkan kemampuan angkatan laut China, terutama di Laut China
Selatan, namun didasarkan pada teknologi usang.â¨
"(Masih ada)
apa yang mereka sebut lompatan ski, yang tinggi tanjakannya 15 derajat
di depan kapal untuk memberi pesawat lebih banyak ruang untuk terbang,"
katanya.â¨
Kapal Induk pertama buatan China (REUTERS/Stringer)
"Alasan yang pentingnya adalah bahwa sangat signifikan meluncurkan
solusi terbaik kedua untuk meluncurkan pesawat terbang dari kapal induk.
Orang Amerika menggunakan apa yang disebut katapel, yang melepaskan
pesawat dengan kecepatan jauh lebih tinggi."â¨
China berharap 'kekuatan angkatan laut' besarâ¨Penumpukan
militer pemerintah China telah meresahkan tetangganya dan AS, terutama
karena Beijing telah mengambil sikap yang lebih kuat dalam perselisihan
teritorial di Laut China Selatan.
Foto: REUTERS/Stringer
Menurut Yvonne Chiu, asisten profesor di University of Hong Kong,
angkatan laut China berusaha meningkatkan kemampuannya untuk beroperasi
secara global di seluruh samudra terbuka.â¨
"China berusaha
untuk menjadi kekuatan dunia yang besar, dan salah satu penanda dari
status tersebut adalah kemampuan angkatan laut dan kemampuan untuk
memproyeksikan militer secara global," tulis Chiu untuk CNN pada Maret.
Kapal Liman milik Rusia karam setelah bertabrakan dengan kapal Youzarsif H yang berbendera Togo. (Reuters//Murad Sezer)
Jakarta, CB --
Satu kapal intelijen Angkatan Laut Rusia karam
setelah mengalami kecelakaan di Laut Hitam, Turki, pada Kamis (27/4)
waktu setempat. Namun, 78 personel yang ada di kapal itu sudah berhasil
dievakuasi.
Otoritas keamanan pesisir Turki menyatakan, kapal
"Liman" milik Rusia tersebut karam setelah bertabrakan dengan kapal
Youzarsif H yang berbendera Togo.
Menurut agen perkapalan Turki, GAC, kedua kapal mengalami tabrakan karena kabut dan pendeknya jarak pandang.
Kantor penyiaran NTV melaporkan, kecelakaan ini terjadi di jarak 29 kilometer dari Desa Kilyos, di sebelah utara Istanbul.
Sebagaimana dilansir Reuters, otoritas Turki langsung mengerahkan kapal penarik dan tiga kapal cepat untuk mengevakuasi korban.
Tak
lama setelah insiden ini, Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim,
langsung menelepon Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, untuk
menyampaikan belasungkawa.