Jumat, 28 April 2017

Melongok Kapal Induk Pertama Buatan China


Melongok Kapal Induk Pertama Buatan China Kapal induk pertama buatan China (REUTERS/Stringer)


Jakarta, CB -- Kapal induk pertama yang didesain dan dibangun China akhirnya diluncurkan pada Rabu (26/4) dengan kemeriahan dan gegap gempita.

Kapal yang belum diberi nama ini sebenarnya adalah kapal induk kedua China. Menurut Kementerian Pertahanan Nasional China Pada Rabu pagi, kapal itu ditarik dari Dalian Shipyard, di Provinsi Liaoning, ke dermaga terdekat.


Peluncuran kapal induk baru itu dirayakan dengan upacara di mana lagu kebangsaan dimainkan sebelum sebotol sampanye dipecahkan di atas lambung kapal. Upacara tersebut dihadiri oleh Jenderal Fan Changlong, wakil ketua Komisi Militer Pusat, yang memberikan pidato.


China pertama kali mengumumkan pembangunan kapal induk baru ini pada akhir Desember 2015. Media pemerintah mengatakan bahwa kapal ini akan "didesain secara mandiri oleh China."

Memang teknologi kapal ini masih jauh tertinggal dari teknologi Amerika, namun rekan senior di Lowy Institute, Sam Roggeveen, Sydney, mengatakan kepada CNN bahwa kemungkinan kapal ini akan menjadi "batu loncatan" bagi kapal induk generasi berikutnya di China.


"Ini mungkin dirancang hanya untuk membawa China pada kapal induk selanjutnya. Sementara desain ini hanyalah kemajuan awal (pada kapal induk pertama di negara itu), kapal induk berikutnya yang sudah bisa dibangun, akan lebih dekat ke kapal induk AS, "katanya.

Melongok Kapal Induk Pertama Buatan ChinaFoto: REUTERS/Li Gang/Xinhua

Berita peluncuran ini terjadi saat ketegangan meningkat di Korea Utara, tetangga dan sekutu China. Namun, kapal tersebut diperkirakan tidak akan bisa difungsikan secara aktif hingga 2020.


Kapal ini diluncurkan saat pertama kali menyentuh air, namun kapal masih perlu disempurnakan. Setelah beroperasi, kapal kemungkinan akan secara resmi ditugaskan dalam upacara terpisah.


Pembangunan dimulai pada November 2013 dan baru setelah tiga tahun lambung kapal serta sistem kapal dan pasokan listriknya selesai.


"Selanjutnya, kapal induk akan memperbaiki perangkat sistemnya dan melakukan pemasangan sesuai rencana, dan memulai tes tambat," kata militer China dalam sebuah pernyataan.


Kapal induk sebagai 'batu loncatan'
Kapal induk China pertama, Liaoning, dibeli dari Ukraina pada 1998. Setelah bertahun-tahun diperbaiki dan dilengkapi, akhirnya baru bisa digunakan pada 2012.

China memiliki anggaran militer terbesar kedua di dunia, diperkirakan mencapai USD148 miliar setelah kenaikan belanja sebesar 7 persen diumumkan pada awal 2017.


Analis China sebelumnya mengatakan bahwa China membutuhkan setidaknya lima sampai enam kapal induk. Roggeveen mengatakan, kapal induk tersebut akan meningkatkan kemampuan angkatan laut China, terutama di Laut China Selatan, namun didasarkan pada teknologi usang.


"(Masih ada) apa yang mereka sebut lompatan ski, yang tinggi tanjakannya 15 derajat di depan kapal untuk memberi pesawat lebih banyak ruang untuk terbang," katanya.

Melongok Kapal Induk Pertama Buatan ChinaKapal Induk pertama buatan China (REUTERS/Stringer)

"Alasan yang pentingnya adalah bahwa sangat signifikan meluncurkan solusi terbaik kedua untuk meluncurkan pesawat terbang dari kapal induk. Orang Amerika menggunakan apa yang disebut katapel, yang melepaskan pesawat dengan kecepatan jauh lebih tinggi."


China berharap 'kekuatan angkatan laut' besar
Penumpukan militer pemerintah China telah meresahkan tetangganya dan AS, terutama karena Beijing telah mengambil sikap yang lebih kuat dalam perselisihan teritorial di Laut China Selatan.
Melongok Kapal Induk Pertama Buatan ChinaFoto: REUTERS/Stringer
Menurut Yvonne Chiu, asisten profesor di University of Hong Kong, angkatan laut China berusaha meningkatkan kemampuannya untuk beroperasi secara global di seluruh samudra terbuka.


"China berusaha untuk menjadi kekuatan dunia yang besar, dan salah satu penanda dari status tersebut adalah kemampuan angkatan laut dan kemampuan untuk memproyeksikan militer secara global," tulis Chiu untuk CNN pada Maret.






Credit  CNN Indonesia