Ilustrasi bulan. AP/The Gainesville Sun, Matt Stamey
CB, Jakarta
- Pelesiran ke luar angkasa tampaknya akan segera terwujud. Perusahaan
roket Amerika Serikat, SpaceX, yakin bisa mewujudkan perjalanan membawa
wisatawan ke bulan dua tahun ke depan.
Hasrat
manusia menjelelajah angkasa bisa ditelusuri hingga pada 1972 lalu.
“Kita pergi seperti saat datang, dan jika Tuhan mengizinkan, kita bisa
kembali dengan damai dan membawa harapan bagi umat manusia.” Kalimat
itulah yang diucapkan astronaut Eugene A. Cernan sebelum meninggalkan
bulan dengan wahana Apollo 17 bersama rekannya, Ronald E. Evans dan
Harrison H. Schmitt, pada 14 Desember 1972.
Cernan,
yang wafat di usia 82 tahun pada 16 Januari lalu, menjadi manusia
terakhir yang menjejakkan kaki di bulan. Ekspedisi manusia ke bulan tak
dilanjutkan lagi setelah Apollo 17 mendarat di bumi pada 19 Desember
1972.
Misi ke bulan tidak dilanjutkan karena
biayanya sangat tinggi. Selama misi Apollo, NASA mendapatkan hampir 5
persen dari total anggaran. Selain itu, pada saat bersamaan, pembangunan
stasiun di orbit bumi tengah digodok.
Namun
Cernan bisa jadi bukanlah orang terakhir yang pergi ke bulan. Perusahaan
roket Amerika Serikat, SpaceX, menghidupkan kembali rencana membawa
manusia terbang ke bulan.
Bos SpaceX, Elon
Musk, 27 Februari lalu, mengumumkan rencana perusahaannya untuk
menerbangkan dua pelanggan ke bulan pada akhir 2018. Perjalanan
pergi-pulang itu akan berlangsung selama sepekan dan para turis akan
menumpang kapsul Dragon 2 yang sedang dikembangkan SpaceX.
Para
penumpang, yang identitasnya masih dirahasiakan, bersedia membayar
sekitar US$ 100 juta atau Rp 1,3 triliun untuk melihat bulan dari dekat.
Menurut Musk, mereka akan mengelilingi bulan, melayang mendekati
permukaannya, lalu kembali meluncur ke bumi.
“Jarak
yang ditempuh mungkin sekitar 500-650 ribu kilometer,” kata Musk—yang
juga pendiri perusahaan mobil listrik Tesla Motors.
Manusia
pertama kali melihat sisi lain bulan pada 1968 lewat misi Apollo 8.
Setelah itu, ada enam misi berawak yang berhasil mendaratkan manusia di
permukaan bulan.
Teknologi penerbangan
antariksa berkembang pesat, termasuk pembangunan Stasiun Antariksa
Internasional. Namun, setelah Cernan cs, tak ada lagi manusia yang
diterbangkan ke bulan.
Wayne Hale, mantan
manajer program pesawat ulang-alik Badan Antariksa Amerika Serikat,
menilai jadwal Musk untuk mengantar manusia ke bulan tahun depan terlalu
mepet.
“Bahkan, dengan teknologi yang ada
saat ini, akan sangat sulit dan berbahaya untuk dilakukan,” kata Hale,
seperti ditulis laman Space.com. “Aku berharap mereka sukses. Namun,
sebagai pembayar pajak, aku senang jika tak ada uang dilibatkan di
sini.”
Phil Larson, bekas penasihat kebijakan
antariksa Presiden Barrack Obama yang pernah bekerja sama dengan SpaceX,
juga mengatakan misi ke bulan akan sangat sulit dilakukan sesuai jadwal
Musk.
Meski begitu, menurut dia, penundaan
jadwal penerbangan, termasuk demi alasan keamanan, tak akan mengubah
daya tarik misi tersebut. “Bahkan, jika target 2018 baru terlaksana pada
2019, tetap akan menjadi peristiwa yang sangat bersejarah.”
Credit
tempo.co