Rabu, 03 Agustus 2016
Marinir TNI AL Kini Diperkuat Peluncur Roket RM-70 Vampir
Multi Launch Rocket System (MLRS) RM-70 Vampire merupakan pengembangan dari RM-70 Grad. RM-70 dibuat oleh iperusahaan industri pertahanan Ceko, Ecxalibur Army Ltd. Ceko mulai mengembangkan RM-70 sejak dasawarsa 1960-an menggunakan roket kaliber 122 mm, sama dengan yang digunakan BM-21, buatan Uni Soviet. RM-70
Credit Tempo.co
Indonesia Akan Beli Kapal Perang Serbaguna Ini?
Akun
twitter Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge
(@DubesDenmark), 7 Maret 2016, menulis kunjungan Menteri Pertahanan
Indonesia, Ryamizard Ryacudu ke kapal perang Frigate Peter Willemoes,
kapal perang kedua dari kelas Iver Huitfeldt dibangun Denmark. Kunjungan
ini menimbulkan spekulasi bahwa Indonesia akan membeli frigate serba
guna canggih ini. youtube.com
Fregate
kelas Iver Huitfeldt dibangun oleh galangan Odense Steel, Denmark.
Desain fregate monohull tujuh dek dengan 15 bagian kedap air. Kelas Iver
Huitfeldt didesain untuk mengurangi pelacakan radar lawan, radiasi
sinar infra merah, kebisingan di bawah air, dan magnetic signature,
sehingga kapal sulit dideteksi. defense-arab.com
Kapal
perang kelas Iver Huitfeldt menggunakan sensor yang canggih. Perangkat
sensor terdiri dari radar pengawas SMART-L (tipe radar pasif/PESA),
radar multi fungsi APAR (radar tipe aktif/AESA), radar navigasi Furuno.
Radar SMART-L beroperasi pada L band dan mendeteksi area yang jauh. Sub
sistem sensor lainnya adalah sonar hull-mounted ATLAS ASO 94, FLIR
system Seastar Seafire III, radar kontrol penembakan Saab CEROS 200, dan
sistem peringatan dan penjajakan EDO 3701. reddit.com
Frigate
serbaguna kelas Iver Huitfeldt dilengkapi dengan meriam utama Oto
Melara 76mm Super Rapid, peluncur rudal vertikal (VLS) Mk 41 32 sel
untuk menembakkan rudal permukaan ke udara SM-2 IIIA, VLS Mk 56 24 sel
untuk rudal permukan ke udara RIM-162 ESSM (Evolved SeaSparrow Missile),
2 peluncur empat tabung untuk rudal anti kapal Harpoon, satu Oerlikon
Millennium 35 mm sebagai CIWS, dan dua peluncur torpedo MU90.
militaryfactory.com
Fregate
kelas Iver Huitfeldt memiliki panjang 138,7 m, lebar 19,75 m, dan draft
5,3 m. Kapal perang serbaguna ini menggunakan empat mesin diesel MTU
8000 20V M70, masing-masing berkekuatan 8,2 MW, sehinga dapat melaju
hingga kecepatan 30 knots atau 56 km/jam. Fregate kelas Iver Huitfeldt
mempunyai jangkauan jelejah 9.000 mil laut atau sekitar 17.000 km pada
kecepatan 18 knots atau 33 km/jam. navalteam.com
Kapal
perang fregate kelas Iver Huitfeldt, berbobot penuh 6.645 ton, dapat
membawa helikopter medium di dek dan di hanggar untuk mendukung operasi,
seperti helikopter Westland Lynx Mk. 90B. Helikopter Westland Lynx
Mk.90B kemudian diganti dengan Sikorsky MH60-R Seahawk. Dek kapal perang
ini dapat didarati helikopter lebih besar dan berat, hingga 20 ton.
defencyclopedia.com
Credit Tempo.co
Aksi Berbagai Macam Tank dalam Tank Biathlon 2016
Sebuah
T-72 tank, dioperasikan oleh tentara militer Rusia saat ikuti kompetisi
Tank Biathlon yang merupakan bagian dari International Army Game 2016,
di pemukiman Alabino luar Moskow, Rusia, 2 Agustus 2016. REUTERS
Sebuah
tank melepaskan tembakan meriam saat ikuti kompetisi Tank Biathlon yang
merupakan bagian dari International Army Game 2016, di pemukiman
Alabino luar Moskow, Rusia, 2 Agustus 2016. REUTERS
Sebuah
tank T-72 yang dioperasikan oleh tentara Azerbaijan, melepaskan
tembakan meriam saat ikuti kompetisi Tank Biathlon yang merupakan bagian
dari International Army Game 2016, di pemukiman Alabino luar Moskow,
Rusia, 2 Agustus 2016. REUTERS
Sebuah
tank melepaskan tembakan meriam dalam menembaki target selama kompetisi
Tank Biathlon yang merupakan bagian dari International Army Game 2016,
di pemukiman Alabino luar Moskow, Rusia, 2 Agustus 2016. REUTERS
Sebuah
tank berjalan di dalam lumpur saat ikuti kompetisi Tank Biathlon yang
merupakan bagian dari International Army Game 2016, di pemukiman Alabino
luar Moskow, Rusia, 2 Agustus 2016. REUTERS
Sejumlah
tank menjalankan berbagai rintangan saat ikuti kompetisi Tank Biathlon
yang merupakan bagian dari International Army Game 2016, di pemukiman
Alabino luar Moskow, Rusia, 2 Agustus 2016. REUTERS
Credit Tempo.co
Cina Ingin Cara Deng Xiaoping Diterapkan di Laut Cina Selatan
Tiongkok
memiliki tiga armada laut, yaitu Armada Laut Timur, Armada Laut Utara,
dan Armada Laut Selatan. Armada Laut Selatan bermarkas di Guangzhou dan
beroperasi di Selatan Tiongkok, termasuk Laut Cina Selatan. Kekuatan
utama Armada Selatan Cina bertumpu pada kapal induk Lioaning (16). Kapal
induk ini dibeli Tiongkok dari Ukraina, pada 1998. Kapal induk Liaoning
mampu membawa 36 pesawat dan helikopter, yaitu 24 pesawat tempur
Shenyang J-15, 6 helikopter Changhe Z-18, 4 helikopter Ka-31, dan 2
helikopter Harbin Z-9. Pesawat tempur J-15 mirip dengan Su-33, pesawat
tempur berbasis kapal induk Rusia. military.china.com
CB, Beijing -
Pemimpin Cina mendesak supaya elemen militer digunakan untuk
menunjukkan 'reaksi yang lebih kuat' atas keputusan Mahkamah Arbitrase
Internasional (PCA) di Den Haag, Belanda, yang menolak klaim Beijing
atas Laut Cina Selatan.
Keputusan PCA pada 12 Juli lalu yang dianggap mendukung Filipina, menyaksikan peningkatan gelombang sentimen nasional, demonstrasi, dan pernyataan tegas dari penulis serta media lokal di Cina.
Sejauh ini, Beijing memang tidak menunjukkan sinyal untuk mengambil tindakan yang lebih tegas. Sebaliknya, Cina malah meminta supaya satu solusi damai melalui negosiasi, dan pada saat yang sama berikrar untuk mempertahankan kedaulatan wilayah Cina.
Menurut beberapa sumber yang dekat dengan pemerintah dan militer Cina, mereka yakin tentara mungkin akan mengambil tindakan tegas termasuk penggunaan senjata sebagai respons yang ditargetkan ke Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
"Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) sudah siap. Kami seharusnya masuk dan tewaskan mereka seperti yang dilakukan Deng Xiaoping ke Vietnam pada 1979," kata sumber itu.
Sumber itu mengacu pada invasi Cina atas Vietnam untuk menghukum Hanoi karena menjatuhkan sekutu Beijing di Kamboja, Khmer Merah, tahun 1970-an yang menewaskan sekitar 1,2 juta orang kurang dari enam bulan.
Sumber yang tidak ingin namanya diungkapkan itu mengatakan Presiden Cina Xi Jinping menginginkan lingkungan luar yang stabil ketika Beijing mengelola masalah pembangunannya sendiri termasuk perlambatan ekonomi.
Banyak yang berharap Jinping akan mengambil tindakan drastis menjelang penyelenggaraan KTT G-20 di Cina pada September ini.
Namun, keputusan pengadilan di Den Haag mungkin meningkatkan risiko setiap provokasi atau insiden yang tidak disengaja di Laut Cina Selatan yang akan meningkatkan risiko meletus pertempuran yang lebih serius.
Satu lagi sumber yang dekat dengan pemerintah, Liang Fang, yang juga merupakan seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional Cina, menggambarkan mood PLA saat ini agak agresif.
"AS akan melakukan apa yang harus mereka lakukan dan kami akan bertindak serupa. Keseluruhan sayap militer telah diperkuat. Keputusan itu merupakan pukulan bagi Cina," katanya, seperti yang dilansir Washington Times pada 1 Agustus 2016.
Laut Cina Selatan merupakan jalur perairan yang sangat bernilai. Setiap tahun nilai perdagangan internasional di sekitar laut itu mencapai US$ 5 triliun. Sebagian besar laut tersebut diklaim oleh Cina, meskipun ada tumpang-tindih klaim oleh Brunei Darussalam, Taiwan, Filipina, Vietnam, dan Malaysia.
Credit TEMPO.CO
Buntut Teror: Prancis Tutup 30 Masjid, Donor Asing Dilarang
TEMPO/ Nita Dian
"Tidak ada tempat di Prancis bagi mereka yang menyerukan kebencian di mushala atau di masjid, dan juga bagi mereka yang tidak menghormati prinsip-prinsip negara ini, termasuk kesetaraan antara pria dan wanita," kata Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve, seperti yang dilansir RT.
"Itu sebabnya saya mengambil keputusan beberapa bulan lalu untuk menutup beberapa masjid melalui keadaan darurat, tindakan hukum atau tindakan administratif. Sekitar 20 masjid telah ditutup, dan akan ada lagi," lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Cazeneuve juga menyatakan bahwa sedikitnya 80 orang telah diusir dari Perancis sejak tahun 2012 dan puluhan lainnya tengah dalam proses deportasi.
Ada sekitar 2.500 masjid dan mushala yang berdiri di Prancis saat ini. Sekitar 120 di antaranya dianggap terdeteksi mengajarkan Salafisme, paham radikal yang diinterpretasikan dari aliran Sunni.
Dalam upaya untuk membasmi radikalisasi di Prancis, yayasan baru akan dibuat untuk membantu keuangan dan menjauhkan pendonor radikal ke masjid di Prancis.
Anouar Kbibech, yang memimpin Dewan Iman Muslim Perancis(CFCM), sebuah organisasi payung kelompok Muslim Prancis mengatakan yayasan akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan menjalankan masjid dengan biaya yang dihasilkan melalui cara yang halal.
Perdana Menteri Manuel Valls pekan lalu mengatakan akan mengakhiri pendanaan dari luar negeri terhadap masjid di Prancis. Hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran pengaruh asing terhadap masjid tertentu di Perancis yang bisa mendorong radikalisasi petugas.
Sebelumnya, Manuel Valls telah mempertimbangkan untuk membekukan aliran dana dari luar negeri ke masjid-masjid yang ada di Prancis dan mendesak adanya "model baru" dalam kerja sama dengan negara pendonor.
Credit TEMPO.CO
Venezuela barter minyak dengan makanan ke Jamaika
Pada pekan lalu, pemerintah Jamaika mengumumkan pihaknya akan menyediakan berbagai produk pangan dan jasa ke Venezuela dengan nilai mencapai US$ 4 juta.
Bentuk pembayaran ini merupakan bagian dari pakta perdagangan antara kedua negara.
Hughes bilang, Venezuela belum menyatakan secara spesifik barang-barang yang mereka butuhkan. Yang pasti, barang-barang itu setara dengan US$ 4 juta.
"Mereka kemungkinan meminta beras dan kacang-kacangan sebagai bentuk bayaran dari Jamaika. Jamaika sebenarnya juga tidak bisa membayar Venezuela dalam bentuk uang, jadi mereka mengirimkan Venezuela makanan," kata Russ Dallen, managing partner Caracas Capital yang berbasis di Miami.
Kondisi Venezuela saat ini memang sangat menyedihkan. Mereka kekurangan bahan pangan dan obat-obatan. Warga Venezuela harus mengantre selama berjam-jam untuk membeli bahan pangan seperti susu, telur, hingga tepung. Seringkali, rak-rak di supermarket tampak kosong.
Tak hanya itu, sejumlah warga lain meregang nyawa akibat minimnya peralatan dan obat-obatan di rumah sakit.
Meski kondisi negaranya sudah memburuk, pemerintah Venezuela menolak bantuan dari kelompok kemanusiaan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amnesty International.
"Bagi mereka, menerima bantuan kemanusiaan berarti mengakui bahwa krisis ini diciptakan sendiri oleh pemerintah," jelas Erika Guevara Rosas, Americas director Amnesty International kepada CNNMoney.
Di sisi lain, Venezuela menerima barang-barang sebagai bentuk pembayaran dari Jamaika. Jamaika sendiri baru saja pulih dari kemerosotan ekonomi setelah mendapatkan bailout terakhir kali dari Badan Moneter Internasional (IMF) pada 2013 lalu.
Ini bukan pertama kali Venezuela melakukan transaksi non-tunai.
Sebelumnya, menurut data Inter-American Dialouge, China pernah meminjamkan uang kepada Venezuela senilai US$ 65 miliar sejak 2007.
Sebagian dana pinjaman itu dibayar dalam bentuk minyak. Perusahaan minyak BUMN Venezuela, PDVSA, rata-rata mengirimkan sekitar 579.000 barel minyak per hari ke China pada tahun lalu.
Berdasarkan proyeksi IMF, ekonomi Venezuela merupakan yang terburuk di dunia. Venezuela diestimasi akan terkontraksi sebesar 10% pada tahun ini dan tingkat inflasi akan meroket hingga 700%.
Credit Kontan.co.id
Akan dipasang pendeteksi ancaman di perairan Sulu
Pertama, kesepakatan untuk melaksanakan patroli militer bersama di koridor perairan Sulu yang telah ditetapkan. "Kedua, yakni bantuan darurat," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Ketiga, kesepakatan untuk bertukar informasi intelijen. Keempat, akan dibuka komunikasi melalui hotline. Kelima, latihan militer bersama. Terakhir, yakni kesepakatan untuk menerapkan sistem deteksi dini atas munculnya situasi kontijensi atau Automatic Identification System di perairan Sulu.
"Kalau kita lihat kekuatan dua butir dari apa yang kita sepakati di tanggal 14 Juli lalu, ada di poin lima dan enam. Kami harap kesepakatan Menhan tiga negara, enam kerja sama ini segera diimplementasikan dan kerja sama di lapangan segera dilakukan untuk menghindari terjadinya penculikan di masa mendatang," jelas Retno.
Retno mengatakan, enam kesepakatan tersebut merupakan turunan dari kesepakatan yang telah dibahas dalam pertemuan trilateral di Yogyakarta, 5 Mei 2016 lalu. Ia juga yakin kesepakatan trilateral itu telah sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo soal pentingnya menjaga keamanan bersama di perairan Sulu dan sekitarnya.
Credit Kontan.co.id
Kapal Perang AS Merapat ke Indonesia, Ini Misinya…
CB, SURABAYA – Tepat pukul 09.55 WIB, Senin (1/8), USNS Millinocket satu dari dua kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat (United States Navy Seal) tiba dan merapat di Dermaga Jamrud Utara, Tanjung Perak, Surabaya.
Kedatangan kapal perang tersebut dalam rangka mengikuti Latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2016.
Kedatangan USNS Millinocket disambut secara hangat oleh Tim Merplug Pangkalan Utama TNI AL V (Lantamal V), Tim Deputasi perwira, bintara, dan tamtama dari Koarmatim dan Lantamal V, serta panitia Carat 2016.
Di antara para pejabat, tampak hadir Asisten Operasi (Asops) Danlantamal V Kolonel Laut (P) Daniel Mudji Rahadi, Kepala Dinas Syahbandar Angkatan Laut (Kadissyahal) Lantamal V Letkol Laut (P) Hardjo Sasmito, Kepala Dinas Potensi Maritim (Kadispotmar) Lantamal V,Letkol Laut (P) Didik Dhuwijantoko, serta Komandan KRI Yos Sudarso Kolonel Laut (P) Alit.
Selasa (2/8) kegiatan tersebut rencananya akan dibuka di Puslatkaprang Koarmatim.
USNS Millinocket, merupakan kapal perang jenis Spearhead-Ekspedisi Transportasi Cepat adalah buatan Austal US. Diluncurkan pada 5 Juni 2013, kapal ini memiliki panjang 103 m, dan lebar 28,5 m dengan kecepatan jelajah 43 knot (80 km/h;49 mph).
Kapal perang yang dikomandani oleh Captain (N) Erwin F.Lao ini mengangkut pasukan sebanyak 312 personel, dengan 41 awak kapal.
Sementara itu kapal perang lainnya yakni USNS Salvor yang dijadwalkan tiba Selasa (2/8) esok di Pelabuhan Tanjuk Perak, adalah kapal dari kelas Safeguard Class-atau kapal penyelamatan yang berpangkalan di Pearl Harbor.
USNS Salvor yang dikomandani Captain (N) Jason F Kennedy bernomor lambung 52 ini, memiliki panjang 78 m, dan lebar 16 m, serta kecepatan 15 knot. Kapal perang ini juga dilengkapi dengan persenjataan berupa 2x Mk 38 25 mm senjata rantai, dan 2x 0,50 kal senapan mesin.
Selama keberadaannya di kota Pahlawan, kedua kapal perang tersebut akan mengikuti beragam kegiatan. Diantaranya menggelar Tur Media bagi awak media ke USNS Millinocket, juga Community Service (Sport day, Band) di SMA Barunawati Surabaya.
Pada kesempatan terpisah, Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Daniel Mudji Rahadi mengungkapkan jika Lantamal V mendukung penuh pelaksanaan Latma CARAT 2016, melalui fasilitas labuh yang dimiliki oleh Lantamal V.
Credit POJOKSUMUT.com
Perang 'Besar' Pecah di Aleppo
Selama akhir pekan lalu, pasukan oposisi mencoba mengambil kembali wilayah timur dan barat Aleppo. Sebelumnya, antara dua wilayah itu terlepas dari kontrol mereka dengan adanya pengepungan dari tentara pemerintah yang dibantu oleh Rusia.
Sedikitnya ada seperempat juta warga sipil yang tinggal di wilayah Aleppo dan sekitarnya. Selama ini, daerah itu dikuasai oleh pasukan oposisi. Namun, dalam satu bulan terakhir pasukan pemerintah berupaya memukul mundur dan kembali merebut wilayah.
"Kami tengah mengintensifkan serangan di wilayah Ramousah, namun jet Rusia menahan kami untuk dapat bergerak cepat," ujar seorang komandan pasukan pemberontak kepada, Reuters, Rabu (3/8).
Seorang sumber pasukan milisi lainnya mengatakan telah mempersiapkan sekitar 10 ribu pejuang, 95 tank, dan ratusan roket peluncur. Hal ini dilakukan untuk menggempur kembali pasukan pemerintah dan dipastikan dapat menjadi pertempuran paling besar di Aleppo.
Selain itu, sumber pemerontak lainnya juga mengatakan beberapa anggota pasukan dikerahkan untuk melakukan bom bunuh diri. Nantinya, mereka akan meledakkan diri di sekitar pos militer.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan serangan yang diluncurkan pasukan pemberontak kali ini adalah yang terbesar. Hal itu karena pertempuran di berbagai sudut wilayah kota telah disiapkan dan akan dilakukan.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Seperti Tiang Menuju Langit, Inilah Menara Observasi Tertinggi di Dunia
Menara observasi i360 di Inggris (British Airways i360)
Berlokasi di West Pier, Brighton, yang berjarak satu setengah jam dari London, traveler bisa melihat menara observasi i360 yang dibuat oleh maskapai British Airways. Dilansir detikTravel dari situs British Airways i360, Rabu (3/8/2016), atraksi wisata itu baru akan dibuka Kamis esok hari (4/8).
Secara teknis, menara observasi i360 dibuat oleh firma arsitek Marks Barfield yang juga membuat bianglala London Eye. Menara tersebut tampak seperti tiang vertikal yang menjulang ke langit, dengan area observasi yang tampak seperti donat.
Arti nama i yang ada di depan namanya juga memiliki arti, antara lain intelligence, innovation dan integrity (kecerdasan, inovasi dan integritas). Pembangunannya pun membutuhkan waktu 12 tahun, dimulai dari waktu perancangan. Bukan waktu yang sebentar.
Untuk bahannya, menara i360 dibangun dari 17 baja berbentuk tabung yang memiliki total berat hingga 900 ton. Sedangkan menara observasinya dibuat dari 24 bagian kaca buatan Italia. Terjamin kualitasnya.
Menara tersebut berlokasi di West Pier, Brighton (British Airways i360)
|
"Kami telah membuat gondola gantung vertikal pertama di dunia, menara observasi bergerak yang tertinggi di dunia, menara paling ramping di dunia," ujar Chief Executive i360," Eleanor Harris seperti diberitakan BBC.
Untuk kapasitas, menara observasi i360 dapat menampung hingga 200 traveler sekali naik. Harga tiketnya adalah 13,50 Poundsterling (Rp 236 ribu) untuk orang dewasa dan 6,75 Poundsterling (Rp 118 ribu) untuk anak-anak.
Di bagian bawah menara, traveler juga bisa menjumpai aneka kafe dan restoran yang menyajikan aneka makanan. Usai naik, traveler juga bisa langsung main air di pantai yang terletak persis di depan menara.
Wahana i360 resmi dibuka besok (British Airways i360)
|
"Seperti sesuatu yang muncul dari bumi di film horor," ujar Valerie.
Terlepas dari soal desainnya yang sedikit nyentrik, menara observasi i360 tentunya dapat menarik wisatawan untuk datang liburan ke Brighton di Inggris.
Credit detikTravel
Surat Einstein kepada Roosevelt, Kisah Dokumen yang Mengubah Dunia
LifeSun Albert Einstein
Surat yang berisi dorongan untuk meneliti atom itu kemudian berperan besar dalam mengubah dunia sekaligus kehidupan Einstein.
Penulisan surat yang diawali Einstein dengan "dorongan" untuk menyelamatkan dunia dari ancaman Jerman yang juga punya perhatian pada riset atom itu pada akhirnya justru memicu kerusakan besar akibat Amerika Serikat yang mengebom Jepang.
Sejarah surat tersebut diawali dari rangkaian penemuan yang dipublikasikan di jurnal terkemuka Die Naturwissenschaften dan Nature pada tahun 1939.
Publikasi sejumlah fisikawan di kedua jurnal itu menyita perhatian para ilmuwan karena mengungkap soal reaksi uranium dan potensinya dalam pembangkitan energi.
Para ilmuwan menyadari, penemuan tersebut bisa menjadi pedang bermata dua. Reaksi inti berantai dengan uranium bisa membangkitkan listrik efektif tetapi di sisi lain bisa pula menjadi dasar pengembangan bom atom.
Leo Szilard dan Enrico Fermi, fisikawan terkemuka saat itu, menyadari bahwa sejumlah ilmuwan Jerman juga meneliti soal atom dan uranium.
Hal itu menjadi perhatian sebab saat itu Jerman berada di bawah kekuasaan Hitler. Sangat mungkin Jerman mengembangkan bom atom dan menggunakannya untuk menyerang bangsa lain.
Szilard yang juga rekan Einstein semasa tinggal di Jerman merasa harus mendorong orang di balik Teori Relativitas itu untuk bertindak.
Einstein diminta mengirim surat ke Presiden Roosevelt. Kala itu, para ilmuwan menilai bahwa keterlibatan Amerika Serikat pada penelitian nuklir masih sedikit.
Ketika diberitahu tentang potensi pengembangan bom atom dari uranium, Einstein mengatakan pada Szilard, "Bahkan saya tak memikirkannya."
Setelah berdiskusi, Einstein kemudian menyetujui pengiriman surat pada Roosevelt. Szilard dan Einstein menyusun naskah surat pada 2 Agustus 1939, tepat 47 tahun yang lalu.
Surat dikirimkan pada 9 Agustus 1939. Roosevelt membalas dengan berterima kasih dan menyatakan bahwa dirinya akan menginvestigasi kemungkinan penyalahgunaan uranium.
Einstein kemudian mengirimkan dua surat lagi pada 7 Maret 1940 dan 25 April 1940. Rangkaian surat itu kemudian mendasari awal penelitian Amerika Serikat soal bom atom.
Awalnya, penelitian tak fokus pada pengembangan skala besar bom atom itu sendiri. Barulah pada tahun 1942, pengembangan dilakukan oleh United States Army Corps of Engineers atas perintah Roosevelt lewat program "Manhattan Project". Einstein sendiri tak pernah terlibat langsung proyek itu.
Jerman yang awalnya diwaspadai ternyata gagal mengembangkan bom atom. Justru Amerika Serikat-lah yang akhirnya berhasil.
Punya pengalaman buruk dengan Jepang atas serangan di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, Amerika Serikat merancang serangan balik.
Amerika Serikat kemudian menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Serangan yang meluluhlantakkan Jepang itu mengubah peta kekuatan dunia.
Bagi Indonesia, serangan itulah yang kemudian memicu sejumlah pemuda mendorong proklamasi kemerdekaan. Jepang sudah kalah.
Menyadari kenyataan tersebut, Einstein sangat menyesal. Dalam wawancaranya dengan Newsweek pada tahun 1947, Einstein mengatakan, "Kalau saya tahu Jerman akan gagal mengembangkan bom atom, saya tak akan melakukan apa-apa."
Surat Einstein memberi gambaran akan dua sisi teknologi, memicu perkembangan sekaligus menghancurkan.
Kini, manusia mengembangkan sejumlah teknologi mulai internet, penyuntingan gen, kecerdasan artifisial, dan lainnya.
Sungguh pengembangan teknologi perlu dibarengi dengan pengembangan etika dalam penelitian maupun penggunaannya.
Credit KOMPAS.com
Korea Utara Tembakkan Misil ke Laut Jepang
Ed Jones/AFP Misil balistik Musudan dalam sebuah parade militer di Pyongyang, Korea Utara.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperkirakan, uji coba misil ini dilakukan sebagai reaksi Korea Utara atas rencana penempatan sistem pertahanan rudal AS di Korea Selatan.
Misil itu ditembakkan dari dekat kota Unyul, wilayah barat Korea Utara, pada sekitar pukul 07.50 waktu setempat atau sekitar pukul 04.50 WIB.
Uji coba ini menyusul penembakan tiga misil balistik pada 19 Juli lalu yang disebut Korea Utara sebagai simulasi serangan nuklir terhadap Korea Selatan.
Pyongyang telah melakukan serangkaian uji coba misil balistik tahun ini sebagai bentuk perlawanan terhadap sanksi yang dijatuhkan PBB.
Korea Utara bahkan bersumpah akan melakukan aksi fisik melawan rencana penempatan sistem pertahanan rudal AS di Korea Selatan.
Pyongyang juga berulang kali mengancam akan melakukan serangan nuklir terhadap Korea Selatan dan AS, meski tujuan utamanya adalah mengembangkan teknologi nuklir khusus untuk menyerang AS.
Secara khusus ketegangan antara AS dan Korea Utara semakin meruncing setelah Washington memutuskan memasukkan nama Kim Jong Un ke dalam daftar para pelanggar HAM dunia.
Credit KOMPAS.com
Gerombolan Monyet Kabur Membawa Dokumen Militer Malaysia
Ilustrasi monyet (devanocturno/Pixabay)
Menurut laporan Malay Mail, seperti dikutip dari Channel NewsAsia, insiden itu terjadi hari Minggu (31/7) ketika sekelompok monyet mencuri dokumen dari seorang tukang pos di kamp militer Terendak.
"Angkatan Bersenjata Malaysia pada umumnya, dan tentara khususnya, memiliki sistem pengiriman yang terkendali untuk menjamin keamanan dokumen sesuai dengan klasifikasi masing-masing," bunyi pernyataan dari militer Malaysia, Rabu (3/8).
Media lokal menyatakan bahwa laporan polisi sudah diajukan terkait insiden tersebut.
Militer Malaysia juga menegaskan bahwa dokumen yang dibawa kabur oleh sekelompok monyet itu bukanlah dokumen yang bersifat rahasia.
"Insiden ini tidak melibatkan dokumen militer rahasia. Dokumen yang dicuri sebenarnya merupakan surat umum yang terdaftar di Pos Malaysia," bunyi pernyataan dari militer Malaysia.
Direktur Taman Nasional Malaka dan Departemen Margasatwa Noorzakiahanum Mohd Noh menyatakan kepada The Star bahwa sekelompok monyet yang berada di kamp militer tersebut dikenal "sedikit nakal," serta berani dan agresif.
"Terdapat sejumlah kasus serangan monyet sebelumnya di kamp militer, sekolah dan bahkan masjid di dalam kamp itu," katanya.
Credit CNN Indonesia
F-35, Jet Termahal AS Dinyatakan Siap Tempur
Angkatan Udara Amerika Serikat
menyatakan jet tempur F-35 telah siap tempur. F-35 adalah senjata paling
mahal yang pernah dikembangkan oleh AS. (Reuters/U.S. Air Force
photo/Randy Gon/Handout)
Dikutip dari Reuters, Selasa (2/8), AS mengatakan versi F-35 Joint Strike Fighter, F-35A Lightning, telah mendapat status IOC atau Kemampuan Operasi Awal. Artinya, jet ini telah cukup dikembangkan dan lolos uji kelayakan untuk terbang dalam misi pertempuran.
"Dengan bangga saya umumkan sistem senjata baru yang tangguh ini telah
menerima kemampuan tempur awal," kata Jenderal Hawk Carlisle, komandan
Komando Tempur Udara AS.
|
"F-35A akan menjadi jet paling dominan dalam armada kami, karena pesawat ini bisa terbang ke tempat yang tidak bisa digapai jet kami yang lain dan memberikan kemampuan yang diperlukan bagi pertempuran modern," lanjut Carlisle.
Carlisle memaparkan keunggulan skuadron F-35A dalam pengujian, termasuk kemampuannya dalam menggelar dukungan udara, menghancurkan pertahanan udara musuh, dan melakukan misi operasi.
Jet F-35A bermesin tunggal digadang sebagai masa depan aviasi militer. Produsen jet tempur itu, Lockheed Martin, mengatakan F-35A memiliki kombinasi kemampuan mata-mata, kecepatan supersonik, kelincahan, dan kecanggihan teknologi sensor.
Pengembangan F-35A bukannya tanpa hambatan. Sebelumnya telah terjadi beberapa kali kerusakan piranti keras dan piranti lunak yang menyebabkan penundaan penurunan F-35A selama lebih dari tiga tahun. Akibatnya, anggaran pertahanan membengkak hingga US$200 miliar dari perkiraan awal.
Angkatan Udara AS berencana membeli total 1.763 jet F-35A dalam beberapa tahun ke depan.
Lockheed membangun tiga model F-35 Lightning II bagi militer AS. Sebanyak 10 negara telah memesan jet tempur ini, di antaranya Inggris, Australia, Norwegia, Italia, Denmark, Turki, Belanda, Israel, Korea Selatan dan Jepang.
Credit CNN Indonesia
Erdogan: Percobaan Kudeta Direncanakan di Luar Negeri
Presiden Recep Erdogan mempertanyakan
hubungan Turki dengan Amerika Serikat, dan menilai bahwa rencana kudeta
ditulis di luar negeri. (Reuters/Umit Bektas)
Dalam pidatonya di istana kepresidenan di Ankara, Erdogan mengatakan berbagai sekolah swasta di Amerika Serikat menjadi sumber pendapatan utama bagi jaringan tokoh agama Fethullah Gulen, yang dituding mendalangi percobaan kudeta yang menewaskan 246 orang dan melukai 2.000 lainnya itu.
"Saya menyerukan kepada Amerika Serikat, mitra strategis seperti apa
kami? Bahwa Anda masih saja menjadi tempat tinggal seseorang yang sudah
saya minta untuk diekstradisi?" ujar Erdogan di hadapan perwakilan lokal
dari perusaan multinasional yang beroperasi di Turki, Selasa (2/8),
dikutip dari Reuters.
|
"Upaya kudeta ini pelakunya berada di Turki, tapi rencananya ditulis di luar [negeri]. Sayangnya, Barat mendukung terorisme dan komplotan kudeta," katanya, disambut dengan tepuk tangan riuh para hadirin dan disiarkan langsung di televisi.
Gulen, yang tinggal dalam pengasingan di Pennsylvania sejak 1999, menyangkal keterlibatannya dalam percobaan kudeta. Presiden AS Barack Obama menegaskan bahwa Washington hanya akan mengekstradisi Gulen jika Turki memberikan bukti kesalahan Gulen dalam kudeta tersebut.
Upaya "pembersihan" pendukung Gulen di Turki telah membuat lebih dari 60 ribu personel militer, jajaran pengadilan, pegawai negeri sipil dan akademisi ditahan, diskors maupun diselidiki, sejak kudeta terjadi pada 15 Juli lalu.
"Jika kita memiliki belas kasihan terhadap orang-orang yang mencoba meluncurkan kudeta ini, kita lah yang akan dikasihani," kata Erdogan.
Gulen, 75, merupakan mantan kawan yang berujung menjadi lawan Erdogan. Mengaku bermazhab Hanafi, Gulen menekankan pengajarannya dengan memadukan agama dengan ilmu pengetahuan alam, mendorong dialog antar agama, serta demokrasi multi partai. Dia menginisiasi dialog dengan Vatikan dan organisasi-organisasi Yahudi.
Gerakan Gulen, atau yang dikenal dengan nama Hizmet di Turki, menjalankan sekitar 2.000 lembaga pendidikan di sekitar 160 negara. Pekan lalu, Kedutaan Besar Turki di Jakarta merilis pernyataan yang menyatakan bahwa sembilan institusi pendidikan di Indonesia terkait dengan jaringan Organisasi Teroris Fethullah Gulen (FETO).
Dalam rilis itu disebutkan bahwa kesembilan sekolah tersebut berada di bawah organisasi payung PASIAD, yang telah ditutup pada 1 November 2015. Turki juga menyebut bahwa sejumlah sekolah yang berkaitan dengan FETO di seperti Yordania, Azerbaijan, Somalia dan Nigeria sudah ditutup.
Credit CNN Indonesia
Erdogan: Barat Dukung Terorisme dan Upaya Kudeta Turki
ANKARA - Presiden
Turki Tayyip Erdogan menuding Barat tidak serius memerangi terorisme
global. Bukan hanya itu, Erdogan juga menuding bahwa sejumlah negara
Barat turut mendukung upaya kudeta gagal yang berlangsung di Turki dua
pekan lalu.
"Barat memberikan dukungan terorisme, dan sayangnya mereka juga memberikan dukungan kepada sisi yang melakukan kudeta dua pekan lalu," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AL Jazeera pada Rabu (3/8).
Dia juga mengeluhkan mengenai kurangnya solidaritas pemimpin dunia, khususnya Eropa terhadap Turki. Dimana, paska kudeta tidak ada satupun pemimpin Eropa yang melakukan kunjungan ke Turki.
Sedangkan, lanjut Erdogan, ketika terjadi serangan di Prancis dan Belgia, para pemimpin Eropa berbondong-bondong mengunjungi kedua negara itu. Dia mencurigai, tidak adanya kunjungan dari para pemimpin Eropa, karena ada beberapa pihak di Eropa yang mendukung kudeta itu.
"Mereka yang kami anggap sebagai teman telah berpihak dengan komplotan kudeta dan teroris," sambungnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pemimpin Turki itu sebelumnya meyakini upaya kudeta yang berlangsung di Turki dibekingi oleh pihak asing. Rencana kudeta itu, menurut Erdogan, tidak dibuat di dalam negeri, melainkan di luar wilayah Turki.
Credit Sindonews
"Barat memberikan dukungan terorisme, dan sayangnya mereka juga memberikan dukungan kepada sisi yang melakukan kudeta dua pekan lalu," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir AL Jazeera pada Rabu (3/8).
Dia juga mengeluhkan mengenai kurangnya solidaritas pemimpin dunia, khususnya Eropa terhadap Turki. Dimana, paska kudeta tidak ada satupun pemimpin Eropa yang melakukan kunjungan ke Turki.
Sedangkan, lanjut Erdogan, ketika terjadi serangan di Prancis dan Belgia, para pemimpin Eropa berbondong-bondong mengunjungi kedua negara itu. Dia mencurigai, tidak adanya kunjungan dari para pemimpin Eropa, karena ada beberapa pihak di Eropa yang mendukung kudeta itu.
"Mereka yang kami anggap sebagai teman telah berpihak dengan komplotan kudeta dan teroris," sambungnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pemimpin Turki itu sebelumnya meyakini upaya kudeta yang berlangsung di Turki dibekingi oleh pihak asing. Rencana kudeta itu, menurut Erdogan, tidak dibuat di dalam negeri, melainkan di luar wilayah Turki.
Credit Sindonews
Diplomasi Halus Jenderal AS ke Turki usai Kudeta Gagal
ADANA - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Jenderal Joseph Dunford, melakukan diplomasi halus ke Turki di tengah ketegangan kedua negara setelah kudeta militer Turki digagalkan. Kedua negara terlibat ketegangan, setelah para pejabat Turki menuduh AS dan beberapa jenderalnya sebagai dalang upaya kudeta.
Jenderal Dunford meyambangi Pangkalan Udara Incirlik di Adana, Turki, yang merupakan “rumah” bagi senjata nuklir AS. Dalam kunjungannya, dia bertemu dengan para tentara AS dan pejabat Turki.
Upaya kudeta militer Turki telah menewaskan hampir 250 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang. Presiden Turki Tayyip Erdogan telah meminta Pemerintah Barack Obama untuk mengekstradisi ulama Fethullah Gulen yang dituduh sebagai salah satu pihak yang merencanakan kudeta.
Erdogan menyatakan Gulen—yang tinggal di pengasingan di AS—hanya “pion” dalam rencana kudeta. Namun Erdogan tak menyebut langsung siapa dalang utama kudeta, meski para pejabatnya menunjuk jari pada AS.
Diplomasi halus Jenderal Dunford dimulai hari Senin kemarin. ”Dia akan menyampaikan pesan mengutuk dalam istilah terkuat atas upaya kudeta baru-baru ini dan menegaskan kembali pentingnya kemitraan abadi kita untuk keamanan regional seperti yang disimbolkan oleh operasi koalisi dari Incirlik dalam laga kontra-ISIS,” kata juru bicara Dunford, Kapten Greg Hicks, menjelang kunjungan Dunford, seperti dikutip Stars and Stripes.
Dunford juga melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim dan Jenderal Hulusi Akar, Kepala Staf Umum Turki, di Ankara.
”Sangat penting bahwa AS, teman dan sekutu kami, menampilkan sikap yang jelas dan tegas terhadap upaya kudeta teroris ini terhadap bangsa dan demokrasi kami,” kata Yildirim selama pertemuan, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (2/8/2016).
Ketika ketegangan kedua negara memanas, para demonstran anti-AS mendatangi Pangkalan Udara Incirlik. Mereka menuntut semua tentara AS hengkang dari Turki.
Namun, Pentagon tetap bersikeras bahwa mereka tidak memiliki niat memindahkan pasukannya dari Incirlik. ”Tidak ada rencana untuk pindah dari Incirlik apapun itu,” kata Sekretaris Angkatan Udara AS, Deborah James, beberapa hari lalu.
Kunjungan Jenderal Dunford ke Turki tidak sepenuhnya mulus. Sekitar 150 demonstran berbaris ke Kedutaan Besar AS yang dikunjungi Dunford. Para demonstran meneriakkan; ”Dunford dalang kudeta, hengkang dari Turki.”
Demonstran lainnya membawa spanduk bertuliskan; ”Dunford pulang. Kirim Fethullah.”
Credit Sindonews
Alasan Australia Jadi Target Empuk Beijing di Laut China Selatan
SYDNEY - Media China yang dikelola oleh negara, Global Times,
telah mengumbar ancaman keras terhadap Australia dalam editorialnya
terkait konflik Laut China Selatan. Media China ini bahkan menyebut
Australia sebagai target ideal atau empuk bagi Beijing karena dianggap
sebagai sekutu Amerika Serikat (AS) yang kekuatannya tidak nyata.
Ancaman itu muncul setelah Australia berani mendesak China untuk tunduk pada putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) terkait sengketa kawasan Laut China Selatan yang keluar 12 Juli 2016 di Den Haag. Seperti diketahui, putusan PCA memenangkan gugatan Filipina atas China soal sengketa “Nine-Dash Line” kawasan laut tersebut.
“Australia bahkan bukan 'macan kertas', itu hanya 'kucing kertas',” bunyi editorial Global Times. Istilah ”macan kertas” mengacu pada sesuatu yang tampaknya menakutkan tetapi tidak memiliki kekuatan nyata. Selain menyebut Australia jadi target ideal, media itu juga menyerukan China untuk “balas dendam” atas keberanian Australia untuk mendesak China mematuhi putusan PCA.
Dr Michael Clarke, Professor di National Security College, mengatakan kepada news.com.au, Senin (1/8/2016), bahwa alasan media itu menyebut Australia jadi target ideal Beijing, karena China memiliki perasaan agresif terhadap Australia pada saat ini.
”Mereka benar-benar ‘neraka’ yang bertekad menargetkan AS, dan mengatakan Australia ini adalah aktor ekstra-regional yang tidak memiliki peran untuk bermain dalam hal ini,” katanya.
Dengan kata lain, lanjut dia, China ingin Australia untuk tidak mencampuri sengketa Laut China Selatan sama sekali. Clarke mengatakan hasil Pemilu Presiden AS nanti bisa membuat perbedaan dramatis untuk peran Australia dalam konflik Laut China Selatan.
Dr Adam Lockyer, seorang ahli keamanan dari Macquarie University, mengatakan kepada news.com.au bahwa hal terakhir yang Australia butuhkan adalah harus memilih antara China dan AS.
”Posisi Australia adalah kita tidak ingin memilih,” ujarnya. ”Segera setelah kami terpaksa membuat pilihan, kita kehilangan. Prinsip kebijakan luar negeri Australia adalah 'Jangan memilih antara AS dan China’. Melakukan hal baik akan mempengaruhi keamanan atau perekonomian kami . Atau keduanya,” sambung dia.
Credit Sindonews
Ancaman itu muncul setelah Australia berani mendesak China untuk tunduk pada putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) terkait sengketa kawasan Laut China Selatan yang keluar 12 Juli 2016 di Den Haag. Seperti diketahui, putusan PCA memenangkan gugatan Filipina atas China soal sengketa “Nine-Dash Line” kawasan laut tersebut.
“Australia bahkan bukan 'macan kertas', itu hanya 'kucing kertas',” bunyi editorial Global Times. Istilah ”macan kertas” mengacu pada sesuatu yang tampaknya menakutkan tetapi tidak memiliki kekuatan nyata. Selain menyebut Australia jadi target ideal, media itu juga menyerukan China untuk “balas dendam” atas keberanian Australia untuk mendesak China mematuhi putusan PCA.
Dr Michael Clarke, Professor di National Security College, mengatakan kepada news.com.au, Senin (1/8/2016), bahwa alasan media itu menyebut Australia jadi target ideal Beijing, karena China memiliki perasaan agresif terhadap Australia pada saat ini.
”Mereka benar-benar ‘neraka’ yang bertekad menargetkan AS, dan mengatakan Australia ini adalah aktor ekstra-regional yang tidak memiliki peran untuk bermain dalam hal ini,” katanya.
Dengan kata lain, lanjut dia, China ingin Australia untuk tidak mencampuri sengketa Laut China Selatan sama sekali. Clarke mengatakan hasil Pemilu Presiden AS nanti bisa membuat perbedaan dramatis untuk peran Australia dalam konflik Laut China Selatan.
Dr Adam Lockyer, seorang ahli keamanan dari Macquarie University, mengatakan kepada news.com.au bahwa hal terakhir yang Australia butuhkan adalah harus memilih antara China dan AS.
”Posisi Australia adalah kita tidak ingin memilih,” ujarnya. ”Segera setelah kami terpaksa membuat pilihan, kita kehilangan. Prinsip kebijakan luar negeri Australia adalah 'Jangan memilih antara AS dan China’. Melakukan hal baik akan mempengaruhi keamanan atau perekonomian kami . Atau keduanya,” sambung dia.
Credit Sindonews
Kerahkan 300 Kapal, China Manuver Besar-besaran di Laut China Timur
BEIJING
- Angkatan Laut China menggelar latihan perang besar-besaran di Laut
China Timur. Manuver akbar Beijng ini melibatkan sekitar 300 kapal,
puluhan pesawat tempur dan banyak tentara.
Ratusan kapal yang dikerahkan China ini berasal dari tiga armada, yakni armada Laut Timur, Laut Utara dan Laut Selatan. Mereka mempraktikkan kemampuan baik ofensif maupun defensive dari kekuatan Angkatan Laut China.
”Latihan ini bertujuan untuk mengasah intensitas serangan, presisi, stabilitas dan kecepatan pasukan di tengah pengaruh elektromagnetik berat,” bunyi pernyataan Angkatan Laut yang dirilis hari Senin, seperti dikutip dari China Times, Selasa (2/8/2016).
”Sebuah (latihan) perang berbasis teknologi informasi di laut secara tiba-tiba, kejam dan singkat, yang membutuhkan transisi cepat untuk perang, persiapan yang cepat dan efisiensi serangan yang tinggi,” lanjut Angkatan Laut China.
Pasukan China yang terlibat latihan dibagi menjadi tim merah dan biru. Kelompok merah mempraktikkan serangan bersama terhadap kelompok biru. Sedangkan kelompok biru dituntut menggunakan rudal dan torpedo untuk melakukan serangan balik terhadap musuh mereka.
Latihan secara keseluruhan meliputi berbagai skenario tempur termasuk pengintaian, peringatan dini, serangan presisi jarak jauh dan kemampuan pertahanan udara dan rudal angkatan laut.
Kementerian Pertahanan China menyebut manuver ini sebagai “latihan rutin” dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga.
Meski demikian, latihan perang berlangsung di saat situasi di kawasan laut Asia sedang memanas, di mana China menolak putusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang memenangkan gugatan Filipina atas sengketa maritim di kawasan Laut China Selatan. Beijing anggap putusan yang keluar di Den Haag 12 Juli 2016 lalu sebagai “sampah kertas”
Credit Sindonews
Ratusan kapal yang dikerahkan China ini berasal dari tiga armada, yakni armada Laut Timur, Laut Utara dan Laut Selatan. Mereka mempraktikkan kemampuan baik ofensif maupun defensive dari kekuatan Angkatan Laut China.
”Latihan ini bertujuan untuk mengasah intensitas serangan, presisi, stabilitas dan kecepatan pasukan di tengah pengaruh elektromagnetik berat,” bunyi pernyataan Angkatan Laut yang dirilis hari Senin, seperti dikutip dari China Times, Selasa (2/8/2016).
”Sebuah (latihan) perang berbasis teknologi informasi di laut secara tiba-tiba, kejam dan singkat, yang membutuhkan transisi cepat untuk perang, persiapan yang cepat dan efisiensi serangan yang tinggi,” lanjut Angkatan Laut China.
Pasukan China yang terlibat latihan dibagi menjadi tim merah dan biru. Kelompok merah mempraktikkan serangan bersama terhadap kelompok biru. Sedangkan kelompok biru dituntut menggunakan rudal dan torpedo untuk melakukan serangan balik terhadap musuh mereka.
Latihan secara keseluruhan meliputi berbagai skenario tempur termasuk pengintaian, peringatan dini, serangan presisi jarak jauh dan kemampuan pertahanan udara dan rudal angkatan laut.
Kementerian Pertahanan China menyebut manuver ini sebagai “latihan rutin” dan tidak ditujukan kepada pihak ketiga.
Meski demikian, latihan perang berlangsung di saat situasi di kawasan laut Asia sedang memanas, di mana China menolak putusan Pengadilan Tetap Arbitrase yang memenangkan gugatan Filipina atas sengketa maritim di kawasan Laut China Selatan. Beijing anggap putusan yang keluar di Den Haag 12 Juli 2016 lalu sebagai “sampah kertas”
Credit Sindonews
Retorika Perang China Lawan AS soal Laut China Selatan Memanas
BEIJING - Retorika perang China melawan Amerika Serikat (AS) terkait polemik sengketa kawasan Laut China Selatan kian memanas. Retorika perang disuarakan oleh media Pemerintah China Global Times dan lembaga think-tank AS, Rand Corporation.
Media Beijing marah terhadap prediksi lembaga think-tank yang menyebut bahwa perang kedua kubu akan menimbulkan kerugian besar pada China. Media itu membalas dengan menulis Beijing justru akan membuat AS dan sekutunya lebih menderita.
Baca:
Seteru Laut China Selatan Memanas, China Ingin Bikin AS Cs Berdarah
Rand Corporation dalam laporannya memprediksi bahwa konflik bisa pecah antara sekarang dan tahun 2025. ”AS tidak lagi bisa begitu yakin bahwa perang akan mengikuti rencana dan jadi penyebab penentu kemenangan,” bunyi laporan itu yang dikutip dari situs resminya, rand.org, Selasa (2/8/2016).
”Kerugian China akan jauh melampaui kerugian AS, dan kesenjangan hanya akan tumbuh sebagai (imbas) pertempuran,” lanjut laporan itu.
Di luar tahun 2025, lanjut laporan Rand, teknologi dan angka kesenjangan akan ditutup secara signifikan. ”Bahkan kemudian, bagaimanapun China tidak bisa yakin untuk mendapatkan keuntungan militer, yang menunjukkan kemungkinan berkepanjangan dan merusak, namun tidak meyakinkan, perang.”
Sebagai balasan dari prediksi itu, Global Times yang merupakan bagian dari People Daily, media yang dikelola negara China melihat hal-hal yang berbeda.
”Kami akan sangat berhati-hati tentang melangkah ke perang, tetapi jika perang sudah dipicu, kami akan memiliki tekad yang lebih besar dari AS untuk melawannya sampai akhir dan kami bisa menanggung kerugian lebih dari AS,” tulis Global Times dalam editorialnya.
”Jelas, lembaga-lembaga tertentu di China dan AS sedang mempelajari skenario terburuk dari konflik militer,” lanjut editorial itu.
Sengketa kawasan Laut China Selatan sejatinya hanya melibatkan China dan beberapa negara ASEAN, seperti Filipina, Malaysia, Brunei dan Vietnam. Namun, AS ikut menolak klaim China karena berkeyakinan kawasan Laut China Selatan sebagai kawasan internasional.
Sebagai komitmen penolakan itu, AS bertekad melakukan patroli dengan kapal-kapal perang dan pesawat di kawasan itu dengan dalih menegakkan kebebasan bernavigasi.
Seteru itu semakin sengit setelah putusan Pengadilan Tetap Arbitrase (PCA) Laut China Selatan di Den Haag memenangkan gugatan Filipina atas China soal wilayah “Nine-Dash Line” di kawasan tersebut. China menolak putusan PCA yang keluar 12 Juli 2016 lalu.
Penolakan China itu memicu AS, Jepang dan Australia mengeluarkan pernyataan trilateral untuk mendesak Beijing agar menghormati aturan hukum.
Desakan AS dan sekutunya itu justru memicu respons marah dari Menteri Luar Negeri China Wang Yi. ”Ini adalah waktu untuk menunjukkan siapa mereka sebenarnya, apakah mereka pasukan penjaga perdamaian atau (pembuat) onar,” katanya.
Credit Sindonews
Langganan:
Postingan (Atom)