Peringatan Hari Bela Negara di Silang Monas, Jakarta, 19 Desember 2014. (ANTARA/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CB
--
Kementerian Pertahanan akan segera
mengimplementasikan kewajiban bela negara bagi seluruh warga Indonesia.
Dalam sepuluh tahun ke depan, pemerintah menargetkan sebanyak 100 juta
warga telah siap menjadi kader bela negara.
Menteri Pertahanan
Ryamizard Ryacudu mengatakan, program pembentukan kader bela negara
merupakan gagasan pemerintah untuk mempersiapkan rakyat menghadapi dua
bentuk ancaman, yakni ancaman militer dan nirmiliter.
Meski
Indonesia adalah negara yang cinta damai dan bukan agresor, kata
Ryamizard, tiap warga harus selalu siaga terhadap ancaman yang mengintai
kedaulatan negara.
"Kalau kedaulatan kita disinggung, kalau
perlu kita perang. Kalau perang, seluruh komponen harus mempertahankan
negara. Itu namanya perang rakyat semesta," ujar Ryamizard di Jakarta,
Senin (12/10).
Ryamizard memaparkan, sistem perang rakyat semesta tidak hanya
bergantung pada kekuatan Tentara Nasional Indonesia, tapi juga seluruh
warga negara. Menurutnya, melalui pendidikan bela negara, warga sipil
dapat menguasai dasar-dasar pertahanan.
"Masalah militer ini yang
penting pengalaman, misalnya pengetahuan satu regu terdiri dari berapa
orang. Kalau perang terjadi, mereka tahu akan berperan sebagai apa,"
ucap Rymizard.
Lebih dari itu, Ryamizard mengatakan kewajiban
bela negara memiliki penjabaran yang luas dan tidak melulu berkonotasi
mengangkat senjata. Bela negara dijalankan tiap warga sesuai dengan
kemampuan dan profesi mereka masing-masing.
Dalam konteks ancaman
nirmiliter, mantan kepala staf TNI Angkatan Darat itu menyebut kasus
penyalahgunaan narkoba, bencana alam dan ancaman penyebaran penyakit
menular sebagai contohnya.
"Pancasila harus menjadi pilar utama.
Semua perlu ditata dan dimotivasi tentang bagaimana hidup berbagsa dan
bernegara. Untuk itulah kami membentuk kader bela negara," ujar
Ryamizard.
Kemhan akan menyelenggarakan pembentukan kader pembina bela negara pada
19 Oktober di 45 kabupaten dan kota secara serentak. Melalui pelatihan
tersebut, Kemhan mencanangkan 4.500 warga sipil siap menjadi pembina.
Ryamizard
berkata, angka tersebut harus tercapai tahun ini. Selanjutnya pada
tahun-tahun berikutnya, para pembina tersebutlah yang akan melatih warga
sipil lainnya.
Memberi hormat saat pengibaran Bendera Merah Putih raksasa di Tugu Monas, Jakarta. (ANTARA/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CB
--
Kementerian Pertahanan membantah program bela negara
merupakan bentuk lain dari wajib militer. Direktur Bela Negara
Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan, Laksamana Pertama
Muhammad Faizal, mengatakan kementeriannya tidak meniru program wajib
militer yang diaplikasikan Singapura, Korea Selatan, atau Amerika
Serikat.
"Mereka menerapkan wajib militer, kalau kami wajib bela
negara. Itu diatur Pasal 27 UUD 1945," ujar Faizal di Jakarta, Senin
(12/10).
Pernyataan Faizal tadi meneruskan pernyataan Menteri Pertahanan
Ryamizard Riyacudu yang menyebut bela negara bertujuan membentuk
disiplin pribadi yang kemudian akan berujung pada disiplin kelompok dan
disiplin nasional.
"Kami tidak meniru siapa-siapa. Ini bukan
wajib militer. Ini hak dan kewajiban. Hak boleh dituntut, tapi kewajiban
harus dilaksanakan. Negara membolehkan demonstrasi, sekarang negara
meminta warganya bela negara," ujar Ryamizard pada kesempatan yang sama.
Konstitusi
melalui Pasal 27 ayat 3 UUD 45 mengatur setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Faizal berkata, aturan
tersebut telah dijabarkan oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara.
Pasal 9 pada beleid tersebut menyebut
keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dapat disalurkan
melalui empat kategori, yakni pendidikan kewarganegaraan; pelatihan
dasar kemiliteran secara wajib; pengabdian secara sukarela atau wajib
oleh prajurit TNI, dan pengabdian sesuai profesi masing-masing warga.
Faizal menuturkan, pelatihan bela negara akan diselenggarakan
satuan-satuan pendidikan TNI seperti resimen induk daerah militer selama
30 hari. Para peserta pelatihan akan diinapkan di asrama.
Direktorat
pimpinan Faizal saat ini sudah menyelesaikan kurikulum bela negara.
Pembuatan kurikulum yang akan diaplikasikan ke seluruh Indonesia itu
tidak hanya melibatkan Kemhan, tapi juga beberapa kementerian dan
lembaga negara lain.
Meski diklaim berbeda dengan wajib militer,
kata Ryamizard, warga perbatasan perlu menerima pendidikan dasar
persenjataan pada pelatihan bela negara, sebab daerah perbatasan
memiliki tingkat kerawanan militer lebih besar karena berhadapan
langsung dengan potensi pelanggaran wilayah negara.
Peringatan Hari Bela Negara di Serang, Banten, 19 Desember 2014. (ANTARA/Asep Fathulrahman)
Jakarta, CB
--
Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Moeldoko
menyatakan kewajiban bela negara yang akan diimplementasikan pemerintah
RI sudah tepat. Pagi tadi, Senin (12/10), Menteri Pertahanan Ryamizard
Ryacudu mengatakan pemerintah menargetkan 100 juta orang menjadi kader
bela negara dalam 10 tahun ke depan.
“Sistem pertahanan negara
itu ada tiga lapis. Komponen utama TNI, kedua ialah komponen cadangan,
ketiga komponen pendukung. Untuk kesiapan komponen cadangan dan
pendukung, dibutuhkan upaya memberikan kesadaran bela negara kepada
seluruh rakyat Indonesia,” kata Moeldoko usai menghadiri acara seminar
di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Sepengetahuan Moeldoko, dalam
rencana strategis komponen cadangan disebut tiap kabupaten nantinya
memiliki satu batalion. “(Satu batalion) kurang lebih berisi 750-an
orang. Tapi soal target terkait upaya peningkatan kesadaran bela negara,
bisa berapa saja jumlahnya,” kata dia.
Komponen cadangan yang
dimaksud Moeldoko itu ialah pasukan cadangan yang terdiri dari warga
negara yang menggabungkan peran militer dengan sipil. Sistem pertahanan
macam ini dianut oleh sebagian negara.
“Menurut saya semua warga harus mengikuti (bela negara),” ujar Moeldoko.
Bela
negara, kata Moeldoko, bukan soal memegang senjata, tapi soal rasa
memiliki negara. “Ini soal jiwa. Bagaimana disiplin dan tanggung jawab
diberikan kepada anak-anak sejak awal,” kata dia.
Soal bela
negara, menurut Moeldoko, muncul dari keprihatinan nasional bahwa saat
ini ada sesuatu yang hilang dan perlu dibenahi, yakni soal nilai
kegotongroyongan, kejujuran, dan saling menghormati.
Serupa,
Ryamuzard mengatakan bela negara tak melulu soal angkat senjata, tapi
disesuaikan dengan kemampuan dan profesi masing-masing orang, sebab
Indonesia pun menghadapi ancaman nirmiliter, misalnya kasus
penyalahgunaan narkoba, bencana alam, dan penyebaran penyakit menular.
Teheran, CB
--
Rusia dilaporkan akan mempersenjatai Iran dengan
rudal anti jet tempur yang akan dikirim akhir tahun ini. Rudal dari
darat-ke-udara S-300 akan menjadi yang sistem pertahanan yang paling
canggih yang pernah dimiliki oleh Iran.
Diberitakan Wall Street
Journal, WSJ, Minggu (11/10), S-300 termasuk dalam kategori senjata
"pertahanan" dan tidak masuk dalam materi sanksi PBB terhadap Iran.
Sistem S-300 dilengkapi radar yang mampu mendeteksi serangan hingga
radius 290 kilometer dan melacak lebih dari 100 pesawat.
Semua komponen S-300 bisa diletakkan di atas truk dan bergerak dalam hitungan menit.
Sistem
ini dilengkapi enam unit yang terdiri dari radar pemandu dan lebih dari
delapan peluncur yang bisa menampung empat rudal yang mampu melesat
hingga jarak 144 kilometer. Setiap unitnya bisa menembak enam target
dalam waktu bersamaan atau satu batalion yang terdiri dari 36 pesawat
dalam satu waktu.
Berdasarkan laporan Rusia, Iran akan menerima sedikitnya empat batalion S-300.
S-300
tidak akan ampuh membendung serangan dari Amerika Serikat yang memiliki
20 pesawat siluman pengebom, 22 pesawat siluman F-22 dan F-35 yang
sulit terdeteksi radar. Selain itu, AS juga memiliki lebih dari 100
pesawat pengacau radar dan rudal yang bisa menembak dari luar jarak
tangkapan sinyal S-300.
Bagi Israel yang merupakan musuh
bebuyutan Iran, S-300 juga bukan merupakan ancaman. Israel memang tidak
memiliki pesawat siluman dan baru akan menerima F-35 AS pada tahun 2017.
Namun Israel terkenal piawai dalam perang elektronik dan militer mereka
telah mengklaim mampu mengatasi sistem S-300.
Namun menurut WSJ,
S-300 Iran bisa jadi ancaman besar bagi negara-negara sekutu Amerika
Serikat yang berada di bawah bendera Dewan Kerja Sama Teluk, seperti
Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Negara Arab memang hanya
memiliki angkatan udara dalam jumlah kecil, namun armada mereka sangat
canggih dan efektif dalam menghancurkan target, terbukti dalam berbagai
pertempuran di Libya, Irak dan Yaman.
Tapi Arab tidak memiliki pesawat siluman serta tidak pernah melucuti jaringan pertahanan-udara yang modern.
Bom ganda meledak di luar stasiun
kereta api utama di Ankara dan menewaskan setidaknya 128 orang pada
Sabtu (10/10), bertepatan dengan aksi unjuk rasa. (Reuters/Tumay Berkin)
Jakarta, CB
--
ISIS langsung menjadi target utama dalam proses
penyelidikan pelaku bom bunuh diri di Ankara, Turki, yang menewaskan
setidaknya 128 jiwa dan melukai 200 orang lainnya pada Sabtu (10/10)
lalu.
"Semua pertanda mengindikasikan bahwa serangan ini mungkin
dilakukan oleh ISIS. Kami sangat fokus pada ISIS," ujar salah satu
pejabat keamanan kepada Reuters, Minggu (11/10).
Kantor berita
pemerintah Turki, Anadolu Agency, melaporkan bahwa polisi telah menahan
43 tersangka dalam operasi dengan target ISIS di seluruh penjuru negara,
mulai dari Sanliurfa hingga Izmir.
Turki memang sangat rentan
terhadap infiltrasi ISIS. Namun, ISIS biasanya langsung berkoar
mengklaim sebuah serangan mematikan, tak berdiam diri seperti saat ini.
Menurut Reuters, ISIS juga tak terlihat membicarakan mengenai
penyerangan di Ankara ini dalam berbagai jalur komunikasi internet
mereka.
Sementara itu, para pendukung pemerintahan Presiden Recep
Tayyip Erdogan, menganggap insiden ini merupakan konspirasi gelap
pasukan yang didukung oleh kekuatan asing untuk mengacaukan Turki
menjelang pemilihan umum.
Namun, pihak oposisi pemerintahan Erdogan justru menyalahkan sang
presiden. Seperti diberitakan sebelumnya, bom bunuh diri ganda tersebut
terjadi ketika ratusan aktivis pro-Kurdi dan sayap kiri menggelar aksi
unjuk rasa di luar stasiun kereta api utama Ankara.
Kekerasan
antara militer pemerintah dan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan
(PKK) berkobar sejak Juli lalu. Saat itu, Turki melancarkan serangan
udara di sejumlah kamp militan, membalas gempuran terhadap pasukan
keamanan yang meningkat. Konflik ini sudah menewaskan ratusan orang.
Serangan
ini terjadi ketika kelompok militan PKK diperkirakan akan mengumumkan
gencatan senjata sepihak. Keputusan ini akan memulihkan gencatan senjata
yang berakhir pada Juli lalu.
Pemerintah menilai langkah ini sebagai upaya menggalang dukungan kepada Partai Demokratik Rakyat Turki (HDP) dalam pemilu.
Beberapa
jam setelah pengeboman, PKK pun memerintahkan pejuangnya untuk
menghentikan operasi di Turki kecuali mereka menghadapi serangan. PKK
menyatakan tindakan ini untuk menghindari tidak terciptanya "pemilu yang
jujur dan adil" pada 1 November mendatang.
Foto di lokasi
kejadian sebelum bom meledak juga menunjukkan aksi unjuk rasa damai
ketika para demonstran HDP saling berpegangan tangan dan menari.
Beberapa menit setelahnya, ledakan besar terjadi di belakang mereka.
"Kami dihadapkan dengan pembantaian yang sangat besar dan biadab," kata pemimpin HDP, Selahattin Demirtas, kepada para wartawan.
Kerumunan
warga yang marah mencemooh dan melemparkan botol ketika menteri
kesehatan dan menteri dalam negeri tiba di lokasi kejadian dengan konvoi
kendaraan. Para demonstran segera diamankan petugas.
Beberapa
aktivis sayap kiri menilai Erdogan dan Partai Keamanan dan Pembangunan
Turki (AK) mencari kesempatan untuk membangkitkan sentimen nasionalisme
atas serangan ini.
"Suruc, Diyarbakir, dan sekarang Ankara. Semua
itu ulah sang pembunuh, Erdogan. Kami akan meruntuhkan istana itu,"
kata Tarik, seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang berada di jarak
kurang dari 50 meter ketika salah satu bom meledak.
Sejumlah aktivis bahkan masih di lokasi kejadian dan meneriakkan "Erdogan pembunuh" dan "AKP pembunuh."
Reuters Jet tempur Tornado RAF terlibat dalam misi anti ISIS di Suriah dan Irak
LONDON, CB
— Saat hubungan Barat dengan Rusia terus memburuk, para pilot Angkatan
Udara Inggris atau Royal Air Force (RAF) telah diberi lampu hijau untuk
menembak jatuh jet-jet militer Rusia ketika melakukan misi di atas
wilayah Suriah dan Irak jika para pilot RAF tersebut terancam oleh
jet-jet Rusia. Perkembangan itu muncul bersamaan peringatan bahwa
Inggris dan Rusia kini "semakin dekat" untuk terlibat dalam perang.
Para
pilot pesawat Tornado RAF telah diinstruksikan untuk menghindari kontak
dengan pesawat-pesawat Rusia selagi terlibat misi Operasi Shader, nama
sandi RAF untuk misi anti-ISIS di Irak dan Suriah. Namun, jet-jet RAF
telah dipersenjatai dengan rudal udara ke udara dan para pilot telah
diberi lampu hijau untuk membela diri jika mereka terancam oleh para
pilot Rusia.
"Hal pertama yang seorang pilot Inggris akan lakukan
adalah mencoba untuk menghindari situasi saat serangan udara ke udara
mungkin terjadi, Anda menghindari sebuah daerah jika ada aktivitas
Rusia," kata sebuah sumber dari Permanent Joint Headquarters (PJHQ)
Inggris kepada Sunday Times. "Namun, jika seorang pilot
ditembak atau yakin akan ditembak, dia bisa membela diri. Kami sekarang
punya situasi ketika seorang pilot, apa pun kebangsaannya, dapat
memiliki dampak strategis pada kejadian di masa depan."
Pesawat-pesawat
Tornado RAF akan dipersenjatai dengan rudal udara ke udara jarak pendek
atau Advanced Short Range Air-to-Air Missiles (Asraams), yang juga
disebut rudal AIM-132. Senjata-senjata tersebut, yang masing-masing
berbiaya 200.000 poundsterling, bisa memiliki kecepatan tiga kali lipat
kecepatan suara dan punya jangkauan lebih jauh dari rudal udara ke udara
lainnya, memungkinkan para pilot RAF untuk menembak jatuh pesawat musuh
tanpa harus dirinya menjadi target.
Laporan The Sunday Times
itu mengutip sumber pertahanan yang mengatakan, "Pada minggu terakhir
situasi telah berubah. Kami memerlukan respons yang sesuai. Kami perlu
melindungi para pilot kami, tetapi pada saat yang sama kami sedang
mengambil langkah yang semakin dekat ke peperangan. Hanya perlu satu
pesawat yang ditembak jatuh dalam pertempuran udara-ke-udara dan semua
lanskap akan berubah."
Rusia di Suriah
Langkah
itu terjadi setelah masuknya Rusia ke dalam perang saudara di Suriah
untuk mendukung pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. AS telah
menyebut keterlibatan Rusia "cacat secara fundamental". Kremlin
menghadapi tuduhan mengabaikan ISIS demi memburu para lawan Al-Assad.
Menurut sebuah laporan di Sunday Times itu,
sebuah penilaian yang dilakukan pejabat pertahanan Inggris mengatakan,
"Butuh enam hari bagi Rusia untuk menyerang sasaran ISIS. Serangan udara
mereka telah menyasar kelompok oposisi moderat yang telah berjuang
untuk mempertahankan wilayah mereka dari ISIS. Di antara target yang
diserang adalah tiga rumah sakit lapangan."
Dalam 24 jam
terakhir, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah
melanjutkan serangan udara terhadap posisi ISIS di Hama, Idlib, Latakia,
dan Raqqa.
Pesawat tempur jenis MIG 29 buatan Rusia saat terbang di acara SIAP
Airshow di Sliac, Slovakia, pada 30 Agustus 2015 [shutterstock]
NATO belum menerima laporan jet tempur Rusia telah ditembak.
CB - Pasukan Turki dilaporkan
telah menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia karena melanggar batas
udara negara tersebut. Namun, laporan tersebut belum dikonfirmasi kepada
kedua pihak.
Saksi mata mengklaim bahwa ada ledakan besar di Huraytan, Suriah bagian utara, sementara tiga pesawat tempur terlihat di atas.
Rumor jet Rusia ditembak saat terbang di tengah meningkatnya ketegangan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pihak barat.
Rusia seharusnya membom target ISIS, tetapi tampaknya sebagian besar
rudal mereka dilesatkan ke kantong-kantong di mana kelompok ekstremis
itu tidak berada di situ.
Para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia, sekutu utama
Presiden Rusiah Bashar Al-Assad, telah mengarahkan serangan udara ke
kelompok oposisi moderat yang didanai AS.
Namun, Rusia mengklaim pasukannya telah menghantam 55 target ISIS di
Suriah dalam kurun waktu 24 jam, meskipun jet Rusia jadi kunci membantu
pasukan Suriah dalam merebut sebuah desa yang tidak dikendalikan ISIS.
Rusia sendiri telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah
serangan terhadap sasaran-sasaran ISIS. Namun, Rusia juga telah bentrok
dengan pasukan Turki, setelah salah satu pesawat pembom Rusia melanggar
wilayah Turki.
Tapi belum ada pihak yang membenarkan rumor pesawat Rusia ditembak jatuh dalam konfrontasi terpisah.
Menurut laporan Daily Express, salah satu wartawan berkicau di
Twitter bahwa tiga pesawat Turki telah merespon saat radar mengunci
keberadaan MIG-29 yang digunakan pasukan Rusia.
Seorang pejabat dari Fakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO
mengatakan pihaknya belum menerima laporan pesawat Rusia telah ditembak
jatuh.
CB – Korea Utara merayakan ulang tahun ke-70 Partai Buruh yang berkuasa pada hari Sabtu (10/10) dengan parade militer besar-besaran.
Parade tersebut dihadiri oleh pemimpin mereka, Kim Jong Un, yang
mengatakan negaranya siap untuk melawan setiap perang yang dilancarkan
oleh Amerika Serikat.
Ribuan tentara berdiri tegak di bawah langit biru musim gugur di Kim
Il Sung Square di Pyongyang. Kim Jong Un, yang muncul dengan santai dan
percaya diri, memberikan pidatonya sambil bersandar pada podium.
Pemimpin muda tersebut didampingi pejabat senior Partai Komunis Cina,
Liu Yunshan,yang terlihat berbicara dan tertawa sepanjang acara
bersamanya, dan diapit oleh pejabat senior dan militer Korea Utara.
“Dengan persenjataan revolusioner berarti kita siap untuk melawan
segala jenis perang yang dilancarkan oleh kaum imperialis AS,” kata Kim
dalam pidatonya.
Gedung Putih menolak untuk berkomentar. Sementara itu, juru bicara
Pentagon pada hari Sabtu menyerukan agar Pyongyang dapat menahan diri
dari perilaku provokatif dan mengatakan akan terus memantau situasi di
Semenanjung Korea.
“Kami berada dalam kontak dekat dengan sekutu kami dan tetap
berkomitmen untuk membela Korea Selatan,” kata juru bicara Pentagon,
Komandan Bill Urban.
“Pernyataan provokatif terbaru dari mereka dapat meningkatkan
ketegangan, dan kami menyerukan Pyongyang untuk menahan diri dari
tindakan dan retorika yang mengancam perdamaian dan keamanan regional.”
Credit batampos.co.id
Fregate Gepard class kapal perang
canggih andalan Rusia, kapal ini memiliki nama kode produksi Project
11661. Kapal ini didesain untuk menghadapi pertempuran anti kapal selam,
anti kapal permukaan, anti pesawat tempur. Selain itu tugas kapal ini
meliputi patroli, operasi pengawalan, proteksi dan perlindungan zona
ekonomi laut. Sehingga kemampuan teknis pertempuran kapal ini sangatlah
lengkap, tidak heran Vietnam memilih kapal ini sebagai salah satu
alutsista pertahanan lautnya. Satu lagi teknologi yang tidak bisa
dipandang sebelah mata adalah, kemampuan anti radar atau stealth.
dailymotion.com
Gepard dirancang oleh JSC
Zelenodolsk Shipyard pada 1 Juli 1993, namun baru masuk dinas
operasional pada 31 Agustus 2003. Rusia memasukan Gepard ke dalam satuan
armada laut Kaspia pada tahun 2012, disana Gepard ditugaskan melindungi
jalur ekonomi laut Rusia. Keunggulan kapal ini adalah mampu menyerang
target jarak jauh menggunakan rudal jelajah, salah satunya dibuktikan
dalam misi ke Suriah untuk menggempur militan ISIS. ktwop.com
Kalibr-NK missile system merupakan
salah satu senjata andalan dari Gepard, akurasi dari sistem rudal
tersebut terhitung tinggi. Gepard sekelas dengan kapal PKR Sigma yang
dimiliki Indonesia, dan sama-sama memiliki kemampuan mengurangi
tangkapan jejak radar lawan. Bahkan keduanya sempat bersaing sengit
ketika Indonesia memutuskan untuk membeli kapal Fregate. Rusia membangun
2 kapal kelas Gepard, Dagestan dan Tatarstan. zdship.ru
Kapal ini mampu menghadapi ancaman
dalam spektrum luas, dan beragam jenis dari pertempuran laut. Berikut
ini data teknis dari kapal Gepard, memiliki berat 1.500 ton, panjang 102
meter dengan lebar 5 meter. Dilengkapi dengan beragam radar dan sensor
salah satunya MR-352 Pozitiv, Fire control radar Monolit (antiship
missiles), Fire control radar MPZ-301 Baza (SAM system), Fire control
radar MR-123 Vympel (gun mount), Electronic warfare system. Tidak hanya
itu saja, jika Gepard dibidik oleh lawan secara otomatis decoy launchers
PK-16 akan bereaksi memberi perlindungan terhadap Gepard.
keypublishing.com
Gepard membagi persenjataan
berdasarkan 3 klasifikasi diantaranya adalah gun atau meriam dilengkapi
dengan AK-176 kaliber 76mm, AK-630M kaliber 30mm, senapan mesin KPVT
16,5mm. Sedangkan untuk menghadapi kapal permukaan Gepard dilengkapi
dengan Kh-35 Uran / Caliber-NK. Pertempuran udara Gepard menghadapi
dengan SAM system Osa-MA, missiles 9M33, MANPADS Igla-M. Untuk melawan
kapal selam dilengkapi dengan torpedo 533mm, dan roket RBU-6000, tidak
ketinggalan sebuah helikopter intai Ka-27 setia menemani Gepard.
aseanmildef.com
Korvet Rusia kelas Buyan yang
bergabung dengan Armada Laut Kaspia, Grad Sviyazhsk meluncurkan rudal.
Rusia melengkapi kekuatan lautnya dengan kapal berukuran kecil tetapi
mampu membawa rudal jelajah jarak jauh 3M54 Kaliber (SS-N-27).
defencyclopedia.com
Tiga corvet kelas Buyan, Grad
Sviyazhsk, Uglich, dan Veliky Ustyug, bersama light frigate kelas
Gepard, Dagestan, meluncurkan 26 rudal jelajah Kalibr NK untuk
menghancurkan posisi ISIS di Suriah yang berjarak 1.500 km dari Laut
Kaspia, pada 7 Oktober 2015. deagel.com/Russian Ministry of Defense
Rusia mulai membangun kapal kelas
Buyan atau proyek 21630 pada 2004 di Almaz Shipyard di St. Petersburg.
Pada 2010, diperkenalkan proyek 21631 yang merupakan pengembangan dari
proyek 21630. Grad Sviyazhsk merupakan kapal pertama proyek 21631.
ann.az
Korvet kelas Buyan dipersenjatai
delapan peluncur rudal jelajah 3M54 Kaliber (SS-N-27), sistem peluncuran
roket multi (MRLS) A-215 Grad-M yang dapat menembak40 roket 122 mm
terhadap sasaran di darat, dan meriam utama A-190 100 mm. Untuk
pertahanan udara, korvet ini dipersenjatai dengan 2 CIWS AK-306 30 mm, 4
tabung peluncur rudal Gibka 3M47 yang dapat menembakkan rudal anti
pesawat Igla atau Igla-S. Buyan juga dipersenjatai senapan mesin 14.5
mm dan 7.62 mm. ru-an.info
Korvet kelas Buyan merupakan kapal
perang pesisir. Buyan memiliki panjang 62 m, lebar 9,6 m, dan draft 2
meter. Kecepatan maksimum kapal ini adalah 28 knots (52 km/jam, dan
mampu menjelajah hingga 1.500 mil laut atau 2.800 km. Pada kecepatan 12
knot, kapal ini dapat menjelajah hingga 2.300 mil laut atau 4.300 km.
deagel.com/Russian Ministry of Defense
Korvet kelas Buyan mampu beropreasi
pada kondisi permukaan laut bergelombang setinggi empat hingga enam
meter (sea state enam) dan mampu menembakan rudal pada sea state empat
atau kondisi laut bergelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter.
defencenet.gr
Komandan Militer Iran, Jenderal Hossein Hamedani (Foto: AFP)
ALEPPO (CB) – Seorang Komandan Militer Iran yang sedang
bertugas di Suriah, Brigadir Jenderal Hossein Hamedani, dilaporkan tewas
dibunuh kelompok militan ISIS. Laporan tersebut disampaikan Korps
Pengawal Revolusi Islam Iran.
Sebagaimana diberitakan The Independent,
Jumat (9/10/2015), terbunuhnya Brigadir Jenderal Hossein Hamedani oleh
ISIS terjadi pada Kamis 8 Oktober malam hari ketika sedang bertugas
membantu pasukan keamanan Suriah pimpinan Presiden Bashar al Assad.
“Jenderal Hamedani berada di Suriah dalam rangka kesepakatan
Pemerintah Iran yang menawarkan bantuan militer kepada Pemerintah Suriah
dalam memerangi kelompok teroris seperti ISIS,” demikian laporan dari
beberapa media Iran.
“Jenderal Hamedani dilaporkan dibunuh oleh militan ISIS ketika
bertugas di pinggiran Kota Aleppo, Suriah,” lanjut laporan tersebut.
Sebagaimana diberitakan, Pemerintah Iran memang sangat mendukung
berbagai bentuk perlawanan terhadap militan ISIS di Suriah dan Irak.
Pemerintah Iran sebelumnya telah menyatakan dukungannya terhadap keputusan Rusia yang mulai meluncurkan serangan udara di Suriah.
Tampak kepulan asap usai serangan udara oleh jet militer di
Talbiseh provinsi Homs, Suriah barat, Rabu 30 September 2015
CB, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu
dengan Menteri Pertahanan Saudi Syeikh Mohammed bin Salman di Sochi,
Rusia, kemarin. Pertemuan keduanya digelar di tengah memanasnya situasi
di Suriah.
Kedua negara memiliki sikap berbeda dalam konflik di
Suriah. Rusia membela rezim Presiden Bashar al-Assad, sebaliknya Saudi
ingin agar Assad turun.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey
Lavrov mengatakan, kedua pihak berhasil menyepakati sejumlah poin.
"Keduanya mengonfirmasi jika Saudi dan Rusia memiliki tujuan sama dalam
konflik di Suriah," ujar Lavron.
Pertama, keduanya sepakat
mencegah Suriah jatuh ke tangan kelompok ISIS. Poin kedua, kata Lavrov,
Rusia menyampaikan kepada Saudi perlunnya rekonsiliasi nasional di
Suriah.
Sehingga rakyat Suriah tanpa memperhatikan suku dan
agama akan merasakan kembali tanah kelahiran mereka. Lavrov
menambahkan, Rusia bersedia bekerja sama saling tukar informasi
intelijen. Moskow dan Riyadh juga mengonfirmasi potensi peningkatan
kerja sama kedua negeri, termasuk teknologi militer.
Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela F1 Russia Grand Prix di Sochi (11/10).
CB, SOCCHI -- Di sela-sela gelaran ajang balap mobil
Formula 1 di Socchi, Rusia, Presiden Rusia, Vladimir Putin, melakukan
pertemuan khusus dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Sheikh Mohammed
bin Salman, Ahad (11/10) waktu setempat.
Pertemuan ini sengaja dilakukan untuk membicarakan krisis dan perang saudara yang terjadi di Suriah.
Berdasarkan lansiran Guardian,
Ahad (11/10), pertemuan ini merupakan salah satu cara dari Putin untuk
bisa membangun kesepahaman dengan musuh-musuh Presiden Suriah, Bashar
al-Assad. Selama ini, kelompok pemberontak Suriah, memang disebut-sebut
disokong dan didukung secara tidak langsung oleh Pemerintah Arab Saudi.
Pertemuan
Putin dengan salah satu anak dari Raja Arab Saudi ini digelar tepat dua
pekan usai Rusia memulai aksi serangan udara di Suriah. Sebelumnya,
Rusia memang telah memulai aksi serangan udara di sejumlah titik-titik
pemberontak di Suriah. Aksi ini dianggap sebagai salah satu upaya Rusia
untuk mencegah masuknya pasukan Islamic State Of Iraq and Syria (ISIS)
ke wilayah Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov,
mengungkapkan, setelah pertemuan itu, Rusia mengerti betul bagaimana
kekhawatiran Arab Saudi terkait kebijakan militer yang diambil Rusia di
Suriah. Namun, kedua negara bersepakat untuk mencegah upaya pembentukan
pemerintahan baru yang berdasarkan aksi terorisme di Suriah.
Rusia,
kata Lavrov, selalu bersedia meningkatkan kerjasama dengan Arab Saudi
terkait penyelesaian masalah krisis di Suriah. "Pada kedua belah pihak,
sejauh yang saya tahu, ada kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan
ini guna meningkatkan kerjasama kedua negara," ujar Lavrov.
Sebelumnya,
pada akhir pekan lalu, Angkatan Udara Rusia telah melakukan serangan
udara terhadap lebih dari 60 target teroris di Suriah. Serangan udara
Rusia itu dilancarkan dari Pangkalan Udara Hmeimim, Suriah. Tidak hanya
melalui serangan udara, Rusia juga mengklaim telah melancarkan serangan
roket ke sasaran kelompok ISIS di Suriah dari kapal perangnya di Laut
Kaspia yang berjarak sekitar 1.500 km.
Presiden Rusia Vladimir Putin, mengejek pemerintahan Barat
dengan mengatakan serangan mereka tidak membuahkan 'hasil' (Foto:
Mirror)
ALEPPO (CB) – Krisis di Suriah bisa dikatakan
makin meluas dan membuat sebuah ‘bom waktu’ menuju Perang Dunia III.
Bayangkan saja, dalam satu hari koalisi yang dipimpin oleh Amerika
Serikat (AS) melancarkan sedikitnya 24 serangan kepada ISIS pada Sabtu
10 Oktober 2015. Sedangkan Rusia memberikan klaim, mereka melancarkan 55
serangan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengejek pemerintahan Barat, bahwa
serangan mereka tidak membuahkan ‘hasil’. Sedangkan pemberontak rezim
Assad mengklaim serangan udara Rusia, digabungkan dengan pasukan dari
Presiden Bashar Al Assad yang menggempur wilayah para pemberontak yang
sama sekali tidak berafiliasi dengan ISIS, termasuk wilayah para pejuang
yang dilatih khusus oleh AS.
Wilayah udara Suriah juga dipenuhi dengan lalu lintas militer,
pesawat tempur, helikopter, drone, hingga misil yang terus ber-seliweran
menjadi pemandangan tidak asing di negara tersebut.
Untuk memudahkan, berikut akan dijabarkan bagaimana wilayah Suriah
dan Irak menjadi perlombaan militer dan apa saja yang dimiliki oleh
masing-masing faksi yang dilibatkan dalam konflik tersebut. Di Suriah
dan Irak kekuatan terbagi menjadi tiga, yaitu; 1. Koalisi Barat
• Amerika Serikat: serangan udara, suplai senjata dan pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Inggris: serangan udara, suplai senjata di Irak, pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Prancis: serangan udara dan pasukan khusus di Suriah dan Irak.
• Australia: serangan udara dan pasukan khusus di Irak.
• Arab Saudi: serangan udara di Suriah.
• Qatar: serangan udara di Suriah.
• Belgia: serangan udara kepada ISIS di Suriah
• Kanada : serangan udara di Suriah dan Irak yang dilancarkan khusus oleh Kuwait.
• Yordania: serangan udara di Suriah dan Irak.
• Belanda: serangan udara di Irak yang dilancarkan khusus oleh Yordania.
• Denmark: serangan udara di Utara Irak.
• Turki: menjaga perbatasan di Suriah dan Irak. 2. ISIS: memiliki 60 ribu militan di Suriah dan
Irak, tank, kendaraan lapis baja, pelontar roket, RPG (pelontar granat),
senapan serbu AK-47, dan senapan mesin jenis PKM. 3. Koalisi Pro Assad
• Rusia: serangan udara, suplai senjata dan pasukan khusus yang ditempatkan di Suriah.
• Suriah: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara.
• Iran: angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara.
• China: angkatan laut, namun dikabarkan akan menurunkan juga angkatan udara untuk membantu Rusia.
• Libanon : tentara darat Hezbollah.
• Irak: angkatan darat, angkatan udara dan militer Syiah
“Dengan meningkatnya lalu lintas militer di kedua negara tersebut,
dikhawatirkan akan mudah terjadinya kecelakaan seperti tidak disengaja
tertembak dan menimbulkan kesalahpahaman antara negara. Karena jika ini
hingga terjadi maka konflik ini dapat meluas bukan hanya di Suriah dan
Irak,” kata salah satu analis militer yang dilansir dari Mirror, Senin (12/10/2015).
Kampus University of New South Wales. (Dok. Akun Facebook UNSW)
Jakarta, CB
--
Universitas New South Wales menanggapi serius
ancaman teror dalam forum internet 4Chan. Mereka pun langsung
menghubungi pihak kepolisian anti-teror New South Wales pada Senin
(12/10).
"Kami menganggap insiden ini serius dan telah
berhubungan dengan kepolisian NSW melalui kelompok keamanan dan
antiteror dan Komando Wilayah Lokal," demikian pengumuman dari UNSW
seperti dikutip Sydney Morning Herald.
UNSW pun mengimbau
mahasiswa untuk mengunduh aplikasi kampus yang menyediakan informasi
mengenai jalur evakuasi. Kampus juga mengimbau mahasiswa untuk melapor
jika ada hal mencurigakan.
Namun, kepolisian mengatakan bahwa ancaman yang ditujukan kepada UNSW
diyakini tidak terlalu berbahaya, tapi pihak kampus menanggapinya dengan
serius. Pihak kepolisian meyakinkan UNSW bahwa ini "umum dan bukan
ancaman langsung dan spesifik."
Sementara itu, para mahasiswa
kebingungan melihat kerumunan pasukan polisi federal dan negara di
sekitar kampus mereka pada Senin pagi.
Seorang mahasiswa tahun
kedua bidang teknik mesin dan perdagangan, Karina Boyle, mengaku melihat
mobil polisi tiba pukul 09.30 waktu setempat. Kemudian, ia melihat
polisi berpatroli di ruas jalan utama menuju kampus sambil berjalan kaki
dan bersepeda.
"Masih agak mengerikan rasanya, terutama hal
serupa terjadi di Amerika Serikat. Anda tidak akan mau memikirkan bahwa
itu terjadi juga di Australia. Saya berharap akan lebih aman di sini,"
kata Boyle.
Leigh Caprile, seorang mahasiswa teknik mesin tingkat
tiga, mengatakan bahwa kebanyakan pelajar membahas ancaman tersebut,
tapi tak terlalu cemas.
"Saya rasa, ancaman dari seorang tak
dikenal di 4Chan seperti itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Itu
tidak terlalu membuat saya khawatir," katanya.
Menurut Caprile,
hanya ada satu temannya yang tak hadir ke UNSW pada Senin tersebut
akibat ancaman ini. "Saya pikir, ia menggunakan kejadian ini sebagai
alasan untuk tidak datang ke universitas pada hari yang baik ini," tutur
Caprile.
Sementara itu, ancaman penembakan melalui 4Chan juga
ditujukan pada beberapa kampus di Amerika Serikat selama beberapa pekan
belakangan.
Perlawanan warga Palestina pecah sejak
bulan lalu ketika Israel disebut akan menganggu status quo di Masjid
al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. (Reuters/Ahmad Talat)
Tepi Barat, CB
--
Situasi kian memanas di Tepi Barat dan Gaza akibat
bentrok antara warga Palestina dan tentara Israel yang mencapai
puncaknya pada akhir pekan kemarin. Sebanyak 24 warga Palestina tewas
terbunuh, kebanyakan adalah pemuda usia belasan.
Perlawanan warga
Palestina pecah sejak bulan lalu ketika Israel disebut akan menganggu
status quo di Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Berbagai penikaman
oleh warga Palestina terhadap warga Israel dan penembakan oleh tentara
mewarnai peristiwa di Tepi Barat dan Yerusalem beberapa hari terakhir.
Sedikitnya 24 warga Palestina tewas terbunuh oleh tentara Israel yang
membubarkan paksa aksi demonstrasi dengan peluru tajam. Delapan di
antaranya adalah warga Palestina pelaku penikaman. Lima orang warga
Israel tewas dalam penikaman oleh warga Palestina.
Sabtu kemarin,
seperti dikutip CNN, tujuh orang tewas, empat di Yerusalem dan Tepi
Barat, dan tiga di Gaza, seperti disampaikan oleh lembaga Bulan Sabit
Merah. Korban tewas pada Minggu, dua orang di Gaza, dan seorang di Tepi
Barat.
Korban terakhir adalah Ahmad Saraka yang baru berusia 13
tahun. Saraka tewas ditembak dalam bentrok dengan tentara Israel dekat
pos pemeriksaan militer, seperti disampaikan pejabat rumah sakit di
Ramallah.
Militer Israel berdalih, peluru tajam digunakan untuk
menghadang demonstrasi warga Palestina yang diwarnai pemblokiran jalan
dan pelemparan batu serta bom Molotov ke arah tentara.
Dua pemuda
Palestina berusia 14 dan 15 tahun juga terbunuh di Gaza, sementara
pemuda berusia 20-an tewas dalam bentrok dengan tentara Israel di kamp
pengungsi Shufat, Yerusalem Timur.
Sabtu lalu, seorang pemuda
berusia 16 tahun ditembak mati tentara Israel setelah melakukan
penikaman terhadap dua warga Israel di Gerbang Damaskus, pintu masuk
Kota Tua Yerusalem.
Bocah 12 tahun, Marwan Barbakh, tewas
ditembak tentara Israel di Gaza saat berusaha membubarkan aksi protes di
tembok perbatasan.
Seorang wanita hamil dan putrinya yang
berusia tiga tahun tewas dalam serangan roket Israel di Gaza akhir pekan
kemarin. Rumah mereka ambruk saat roket Israel menghantam wilayah di
dekatnya. Seorang pria dan putranya yang berusia lima tahun juga terluka
dalam peristiwa ini. Israel mengatakan, serangan itu untuk membalas
lontaran roket yang dilakukan militan.
Ayah di Gaza memegang putranya, 5, setelah rumah mereka ambruk diroket Israel. (Reuters/Mohammed Salem)
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban luka akibat tembakan
peluru tajam tentara Israel di Tepi Barat mencapai sedikitnya 45 orang.
Israel mengatakan, mereka menggunakan peluru tajam kaliber 0.22 untuk
menghentikan pelemparan baru dan pembakaran ban.
Bulan Sabit
Merah mengatakan, korban luka mencapai ratusan orang di Yerusalem, Tepi
Barat dan Gaza. Lembaga medis ini mengatakan, tentara Israel menembakkan
gas air mata ke dalam ambulans di Bethlehem, melukai kru. Israel juga
menembak para tim medis di Gaza dengan gas air mata.
Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rapat kabinet Minggu mengatakan
bahwa gelombang kekerasan yang terjadi saat ini akibat rumor soal
rencana Israel di Al-Aqsa yang dihembuskan Otoritas Palestina dan
Gerakan Islam di Israel, kelompok advokasi warga Arab di Israel.
Sementara
itu di Hebron, Tepi Barat, para pemuda Palestina mengatakan bahwa
mereka akan terus melawan, karena hanya perlawanan bahasa yang
dimengerti oleh Israel, bukan melalui diskusi atau dialog.
"Israel hanya tahu bahasa kekerasan, jadi kami akan melawan," kata seorang pemuda Palestina kepada CNN.
Pemuda lainnya mengatakan: "Kami telah mencoba negosiasi dan itu tidak berhasil. Jadi sekarang kami akan melawan."
Rumah di Idlib hancur akibat serangan jet Rusia di Suriah. (Reuters/Khalil Ashawi)
Latakia, CB
--
Pertempuran antara pasukan oposisi Suriah dan rezim
Bashar al-Assad yang dibantu kekuatan Rusia merambah ke wilayah Latakia
tempat relawan Indonesia memberikan bantuan. Relawan asal Indonesia kini
harus membantu evakuasi warga dan keperluan medis korban luka.
Fathi
Nasrullah Attamimi, relawan asal Indonesia dari lembaga Misi Medis
Suriah mengatakan tiga hari terakhir frekuensi tembakan hingga lima
menit sekali, sudah masuk situasi darurat.
Dalam akun Facebooknya, Fathi mengunggah pertempuran di garis depan,
termasuk saat helikopter Rusia terbang di atas kepalanya di wilayah
Jabal Akrad, Latakia.
Fathi mengatakan radius 30 kilometer tempat dia berada telah menjadi medan perang. Delapan orang warga sipil dilaporkan tewas.
"Lima
mujahidin syahid, dan belasan terluka baik parah maupun ringan. Ada dua
orang yang diamputasi. Satu di kaki, satu lagi tangan. Semuanya karena
kena ledakan roket dan mortir," kata Fathi kepada CNN Indonesia, Senin
(12/10).
Di laman sosial media miliknya, Fathi mengatakan bahwa
dalam 8 jam terakhir sudah ada 300 ledakan yang terdengar. Pasukan
oposisi, kata dia, berhasil mengusir tentara rezim Bashar al-Assad yang
berusaha mendekat.
Rusia yang membantu Suriah menggempur oposisi
menyatakan telah menggencarkan serangan. Rusia mengatakan serangan udara
yang mereka lakukan untuk menghancurkan ISIS, namun berbagai lembaga
kemanusiaan menyebutkan jet Rusia juga menggempur wilayah kelompok
oposisi lainnya, termasuk militan didikan Amerika Serikat, menewaskan
banyak warga sipil.
Misi Medis Suriah telah mengumpulkan dana
masyarakat Indonesia sejak tahun 2013 sekitar US$1,6 juta atau lebih
dari Rp22,7 miliar untuk rakyat Suriah. Fathi mendokumentasikan seluruh
kegiatannya di akun Facebook pribadi dan Misi Medis Suriah.
Di
saat situasi genting seperti sekarang, dia dan seorang relawan lainnya,
Said Anshar, bertugas sebagai tim medis dan evakuasi bagi warga dan
korban perang.
"Sedari awal saya memposisikan diri sebagai
jurnalis, tim medis dan evakuasi baik warga maupun mujahid. Karena saya
lebih berpengalaman di bidang tersebut," kata Fathi.
"Kondisi
seperti ini uang donasi untuk beli obat, operasional ambulan, dan yang
lainnya. Juga untuk operasional rutin macam pabrik roti, pembangunan
pesantren Indonesia di Suriah, santunan janda, dan sebagainya yang
berkaitan dengan kemanusiaan, Pendidikan, serta medis," lanjut Fathi.
Fathi
mengaku rindu pada anak dan istrinya di Indonesia. Namun dia berharap
tindakannya dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan bisa dicontoh dan
menjadi penyemangat untuk berbuat baik.
Dia tidak menyarankan warga Indonesia datang ke Suriah untuk berperang.
"Kita
tentu tidak bisa terjun berperang karena tidak terlatih dan mungkin
nanti merepotkan mujahidin. Tapi kita berbuat lainnya. Selain itu saran
saya jangan terjun ke Suriah sebagai mujahidin. Mereka tidak butuh
personel, mereka butuh orang yang memikirkan keluarga dan masyarakatnya,
baik saat perang maupun nanti selesai perang," ujar Fathi.
Ilustrasi helikopter puma milik RAF. (Chris Jackson/Getty Images)
Jakarta, CB
--
Lima anggota misi internasional NATO di Afghanistan
tewas dan lima lainnya terluka ketika helikopter mereka jatuh di ibu
kota Afghanistan, Kabul.
Misi Peneguhan NATO pada Senin (12/10) memberikan jumlah korban namun
tidak mengidentifikasi kebangsaan korban yang meninggal ataupun terluka.
Kecelakaan helikopter Inggris itu disebutkan terjadi pada Minggu sore,
di markas besar mereka di Kabul. Tak ada detail lain yang diberikan.
Kementerian
Pertahanan Inggris mengatakan di situs mereka bahwa dua personel Royal
Air Force (RAF) tewas ketika helikopter Puma Mk2 milik Inggris mengalami
kecelakaan ketika mendarat di pangkalan.
“Insiden saat ini
sedang diinvestigasi namun kami bisa mengonfirmasi bahwa itu adalah
kecelakaan dan bukan akibat dari aktivitas pemberontak,” kata
Kementerian itu, yang tak menyebutkan korban lain dalam kecelakaan.
Misi
tempur NATO di Afghanistan telah berkahir, namun sekitar 12 ribu
pasukan—mayoritas pasukan Amerika Serikat—masih berada di Afghanistan
sebagai bagian dari Misi Peneguhan, yang berfokus untuk melatih pasukan
keamanan Afghanistan.
Baghdad (CB) - Delapan pemimpin senior Negara Islam Irak
dan Suriah (ISIS) terbunuh oleh serangan udara selagi bertemu di sebuah
kota di Irak barat, namun pemimpin teratasnya Abu Bakr al-Baghdadi tak
termasuk yang tewas itu, kata para warga kota itu dan sumber-sumber di
rumah sakit.
Irak melancarkan serangan udara yang menghajar
pertemuan itu dan juga menyerang iring-iringan yang membawa Baghdadi
yang akan menghadiri pertemuan itu. Baghdadi disebut-sebut dipisahkan
dari iring-iringan itu dalam kondisi yang tidak diketahui.
Pernyataan
militer Irak ini menjadi laporan tak terkonfirmasi terakhir mengenai
tewas atau terlukanya Baghdadi yang setahun lalu selamat dari serangan
udara koalisi pimpinan AS.
Sebuah akun Twitter yang menyiarkan
pernyataan ISIS menyebutkan bahwa rumor serangan udara telah mengenai
Baghdadi sebagai bohong belaka.
"Angkatan udara Irak telah membom
iring-iringan teroris Abu Bakr al-Baghdadi selagi menuju Karbala guna
menghadiri pertemuan dengan para panglima Daesh (ISIS)," kata militer
Irak seperti dikutip Reuters.
"Lokasi pertemuan itu juga dibom
dan banyak pemimpin ISIS yang terbunuh dan terluka. Nasib al-Baghdadi si
pembunuh tak diketahui dan dilarikan dengan menggunakan sebuah mobil.
kondisi kesehatannya tetap belum jelas," kata militer Irak.
Sumber-sumber
di rumah sakit dan warga sekitar mengatakan serangan udara itu menimpa
dua rumah dan membunuh delapan pemimpin lokal senior ISIS dari kesatuan
polisinya di Provinsi Anbar.
Para pendukung ISIS menyatakan di Twitter bahwa sekalipun Baghdadi tewas, khilafah mereka akan selamat.
Seorang
petempur ISIS yang dihubungi lewat telepon mengatakan tak bisa
memastikan apakah Baghdadi ada dalam iring-iringan itu, namun menyatakan
ISIS akan melawan siapa pun yang di hadapannya.
"Sekalipun dia
mati syahid, itu tidak akan mempengaruhi ISIS. Kami mungkin kehilangan
seorang pemimpin namun ada ribuan Baghdadi lainnya."
Baghdadi kemungkinan tidak termasuk tokoh ISIS yang tewas dalam serangan
An image made available by propaganda Islamist media outlet Welayat Tarablos on February 18, 2015. (Repro: AFP)
Baghdad (CB) - Sejumlah tokoh senior Negara Islam (ISIS)
terbunuh dalam serangan udara di kota Irak bagian barat, namun kepala
kelompok itu, Abu Bakr al-Baghdadi, kemungkinan tidak termasuk di antara
yang tewas, kata warga kota dan rumah sakit.
Irak mengatakan, Minggu, serangan pasukan udaranya menghantam
jalannya pertemuan yang dihadiri para tokoh itu. Serangan juga mengenai
iring-iringan yang membawa Baghdadi untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Irak mengatakan Baghdadi dibawa keluar dari iring-iringan dengan
kondisi yang tidak diketahui, lapor Reuters.
Pernyataan yang diumumkan oleh militer Irak itu merupakan laporan
terbaru, yang belum dapat dipastikan kebenarannya, soal kemungkinan
Baghdadi tewas atau luka-luka.
Baghdadi sendiri tahun lalu selamat dari serangan-serangan udara
pimpinan Amerika Serikat dan perang multipihak di dua negara sejak ia
menyatakan diri sebagai khalifah bagi kaum Muslim --setelah pasukannya
menguasai sebagian besar wilayah Irak tahun lalu.
Militer AS menolak untuk berkomentar soal laporan militer Irak itu.
"Pasukan udara Irak telah mengebomi iring-iringan teroris Abu Bakr
al-Baghdadi saat ia sedang mengarah ke Karabla untuk menghadiri
pertemuan dengan para komandan Daesh," kata militer Irak melalui sebuah
pernyataan.
Daesh merupakan singkatan dalam bahasa Arab untuk menyebut Negara
Islam, yang juga dikenal sebagai ISIS atau ISIL. Karabla adalah kota di
provinsi Anbar Irak, yang merupakan salah satu benteng IS.
"Lokasi pertemuan itu juga diserang dengan bom dan banyak pemimpin
kelompok tersebut tewas dan luka-luka. Nasib si tukang bunuh,
al-Baghdadi, tidak diketahui dan ia dibawa oleh sebuah kendaraan.
Kondisi fisiknya masih belum jelas," kata militer.
Seorang petempur Negara Islam yang dihubungi melalui telepon
mengatakan ia tidak dapat memastikan apakah Baghdadi sebelumnya memang
berada di dalam iring-iringan yang terkena serangan. Namun, ia
mengatakan kelompoknya akan tetap berjuang, bagaimanapun keberadaan
nasib Baghdadi, "Bahkan jika ia mati syahid, itu tidak akan mempengaruhi
Negara Islam. Kami mungkin akan kehilangan seorang pemimpin, tapi masih
ada ribuan Baghdadi.
iran
juga memiliki rudal darat-ke-laut jarak jauh Qader yang sempat
diluncurkan saat latihan perang Velayat-90 di pesisir Laut Oman dekat
Selat Hormuz, Iran (REUTERS/Jamejamonline/Ebrahim Norouzi/Handout)
Tehran (CB) - Iran hari ini mengumumkan berhasil menguji
sebuah peluru kendali jarak jauh buatan dalam negeri terbarunya yang
untuk pertama kalinya bisa bergerak dengan panduan dalam menyasar
targetnya.
Kementerian pertahanan Iran memposting foto-foto
peluncuran peluru kendali yang dinamai Imad itu pada laman webnya namun
tidak ada rincian mengenai jangkauan maksimum atau kapabilitas lainnya
dari rudal ini.
"Ini adalah peluru kendali jarak jauh pertama
Iram yang bisa dipandu dan dikendalikan hingga menghujam targetnya,"
kata Menteri Pertahanan Hossein Dehghan.
Peluncuran ini hanya
beberapa bulan setelah para pejabat Iran menyuarakan kekhawatiran bahwa
kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar bisa membatasi
program peluru kendali Iran.
Resolusi Dewan Keamanan PBB yang
diadopsi beberapa hari setelah kesepakatan nuklir Iran, melarang Iran
mengembangkan peluru kendali yang dirancang membawa hulu ledak nuklir.
"Kami tak mencari izin dari siapa pun untuk memperkuat pertahanan dan kapabilitas peluru kendali kami," kata Dehghan.
Iran
sudah menegaskan bahwa peluru kendalinya tidak akan diisi kepala nuklir
karena memang tak berniat mengembangkan senjata atom, namun para
pejabat militernya bersikukuh ingin memperluas program peluru kendali
negeri ini.
Kesepakatan nuklir Iran dicapai dengan Inggris,
Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat dengan tujuan
membatasi program nuklir Iran dengan imbalan dicabutnya sanksi
internasional, demikian AFP.