Rabu, 18 Juli 2018

Senat AS Sebut Trump Merendahkan Dirinya di Depan Putin


Senat AS Sebut Trump Merendahkan Dirinya di Depan Putin
Sejumlah anggota Senat AS melemparkan kecaman atas pernyataan yang dilontarkan Presiden AS, Donald Trump paska bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Foto/Reuters

WASHINGTON - Sejumlah anggota Senat Amerika Serikat (AS) melemparkan kecaman atas pernyataan yang dilontarkan Presiden AS, Donald Trump paska bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mereka menyebut, Trump telah merendahkan dirinya di depan Putin.

"Kerusakan yang ditimbulkan oleh kenaifan Presiden Trump, egoisme, kesepadanan palsu, dan simpati terhadap otokrat sulit untuk dihitung. Tetapi jelas bahwa KTT di Helsinki adalah kesalahan tragis," kata Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, John McCain.

"Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah merendahkan dirinya sendiri lebih jauh di hadapan seorang tiran," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (17/7).

Sementara itu, Senator Bob Corker, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, yang merupakan politisi Partai Republik, menyatakan dirinya sangat kecewa dengan pernyataan Trump yang lebih percaya Putin dibanding intelijen AS, terkait dengan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016.

"Mereka pasti ikut campur dalam pemilihan kami. Itu tidak bisa diperdebatkan dan lagi, saya hanya tidak tahu tentang apa presiden terus menyangkal bahwa itu terjadi. Saya mendapatkan perasaan, sebenarnya, bahwa kadang-kadang presiden lebih peduli tentang bagaimana seorang pemimpin lain memperlakukan dirinya," ucap Corker.

Sedangkan Mark Warner, anggota komite intelijen Senat dari Partai Demokrat menyebut komentar Trump sebagai pelanggaran terhadap tugasnya yang paling penting sebagai presiden.

"Bagi Presiden AS, untuk berdiri di samping Vladimir Putin, yang secara pribadi memerintahkan salah satu serangan siber terbesar yang disponsori negara dalam sejarah kita, dan berpihak pada Putin dibanding para pemimpin militer dan intelijen Amerika adalah pelanggaran tugasnya untuk membela negara kita melawan musuh-musuhnya,” ucapnya. 




Credit  sindonews.com




Redam Kritik Pertemuan dengan Putin, Trump Akui Salah Ucap


Redam Kritik Pertemuan dengan Putin, Trump Akui Salah Ucap
Presiden AS Donald Trump meredam kritik atas kegagalannya meminta Vladimir Putin bertanggungjawab atas intervensi Rusia di pemilu. (REUTERS/Kevin Lamarque)



Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencoba meredam kritik atas kegagalannya meminta Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas intervensi dalam pemilu AS di 2016. Ia mengaku telah salah ucap dalam konferensi pers bersama di Helsinki pada Senin (16/7) lalu.

Trump dianggap melunak di hadapan Putin dengan tidak mendesak pemimpin Rusia itu menjelaskan lebih lanjut tindakan Moskow yang diduga ikut campur dalam pemilu AS.

Alih-alih, Trump justru sangsi dengan kinerja badan intelijen AS sendiri dengan mengatakan "tidak memiliki alasan mengapa Rusia melakukan itu."



Hal itu membuatnya dihujani kritik keras dari berbagai pihak, termasuk para politisi dari partainya sendiri.


"Saya menyebut kata 'melakukan' alih-alih 'tidak melakukan,'" ujar Trump memberikan klarifikasi kepada para reporter di Gedung Putih pada Selasa (17/7), melansir Reuters.

"Kalimat itu seharusnya, 'Saya tidak melihat alasan mengapa itu bukan Rusia,'" katanya.

Trump, yang diharapkan secara terbuka menegur Putin di Helsinki, malah memuji pemimpin Rusia itu selama konferensi pers. Menurutnya, Putin telah dengan kuat membantah kesimpulan badan intelijen AS yang menuding Rusia ikut campur dalam pemilu 2016.

Taipan properti itu juga mengatakan bahwa dia memiliki keyakinan penuh pada badan intelijen AS dan menerima kesimpulan mereka.

Namun, ia juga berkeras bahwa tindakan Rusia tidak berpengaruh apa pun terhadap hasil pemilu, tak seperti yang diklaim sejumlah sumber intelijen bahwa intervensi itu dilakukan untuk membantu Trump menang.

Menyusul pernyataan itu, para politikus baik dari Partai Republik maupun Demokrat ramai-ramai menuduh Trump berpihak pada musuh ketimbang negaranya sendiri.

Sebelumnya, Senator Partai Republik John McCain menganggap Trump sengaja memberikan panggung bagi Putin untuk memuntahkan propaganda dan kebohongan kepada dunia demi melegitimasi pencaplokan Crimea dari Ukraina dan kebijakan Rusia di Suriah.

Senator asal Arizona itu kemudian menyoroti sikap Trump yang baik terhadap Putin, sementara terus mengkritik sekutu-sekutu AS, seperti anggota NATO dan Inggris.

"Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah merendahkan dirinya secara lebih hina di hadapan seorang tiran. Presiden Trump tak hanya gagal mengungkap kebenaran tentang seorang musuh, namun juga gagal berbicara mewakili Amerika di hadapan dunia," kata McCain.

Wakil rakyat lainnya, yang juga berasal dari Partai Republik dan biasanya mendukung Trump, pun mengikuti aksi McCain mengecam sang kepala negara, termasuk termasuk Ketua Dewan Perwakilan AS Paul Ryan dan senator Liz Cheney dan Trey Gowdy.

"Tak ada keraguan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan kita dan terus berupaya untuk merusak demokrasi di sini dan di seluruh dunia," ujar Ryan, dalam sebuah pernyataan, melansir CNN.

"Itu bukan hanya temuan komunitas intelijen AS, tetapi juga komite permanen dewan perwakilan urusan intelijen (HPSCI)," ucapnya.

Ryan melanjutkan, "Presiden harus menghargai bahwa Rusia bukan sekutu kita. Tidak ada kesetaraan moral antara AS dan Rusia, yang tetap memusuhi nilai-nilai dan cita-cita paling mendasar kita. AS harus fokus meminta pertanggungjawaban Rusia dan mengakhiri serangan keji terhadap demokrasi."



Credit  cnnindonesia.com




Trump Sebut Pertemuan dengan Putin Lebih Baik daripada NATO


Trump Sebut Pertemuan dengan Putin Lebih Baik daripada NATO
Presiden AS Donald Trump menyebut pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lebih baik daripada dengan para pemimpin negara anggota NATO. (REUTERS/Grigory Dukor)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut bahwa pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lebih baik daripada dengan para pemimpin negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Dalam cuitannya, Trump mengklaim kesuksesan dalam mengumpulkan dana hingga lebih dari US$33 miliar (sekitar Rp475 triliun) saat menggelar rapat dengan para pemimpin negara anggota NATO di Brussels.

"Saya menggelar rapat yang baik dengan NATO. Mereka telah membayar $33 miliar lebih dan akan membayar ratusan miliar lagi di masa depan, hanya karena saya," kicaunya.



"NATO sempat lemah, namun sekarang kembali kuat (buruk bagi Rusia). Media hanya mengatakan saya tidak sopan kepada para pemimpin [negara anggota NATO], tidak pernah menyebut soal uangnya!" imbuhnya.

Dalam rapat dengan NATO itu, Trump memang mengkritik para negara anggota yang lamban menaikkan bujet pertahanannya dan mengeluh karena selama ini AS mengeluarkan biaya paling banyak.

Sejauh ini, AS memang menjadi negara dengan anggaran pertahanan terbesar. Pada 2017, Gedung Putih menyisihkan 3,57 persen GDP untuk pertahanan negara.

Sementara itu, menurut data NATO, AS menyumbang US$686 miliar dari total US$957 miliar dana pertahanan yang digunakan negara anggota pada 2017.

"Meski saya menggelar rapat yang baik dengan NATO, mengumpulkan banyak uang, saya melakukan pertemuan yang lebih baik dengan Vladimir Putin dari Rusia. Sayangnya, tidak diberitakan seperti itu," tulis Trump di cuitan selanjutnya.

Pada Senin (16/7) kemarin, Trump memang melakukan pertemuan bersejarah dengan Putin di Helsinki, Finlandia. Keduanya sepakat bahwa pertemuan itu membawa manfaat bagi hubungan AS-Rusia.

Meski demikian, Trump mendulang kecaman dari warga Amerika, termasuk para politisi dari partainya sendiri. Dia dianggap melunak kepada Putin, dan bahkan memalukan di hadapan dunia. Paling fatal, Trump dianggap membela Putin soal tuduhan intervensi Rusia dalam pemilu AS pada 2016 lalu.



Senator Partai Republik John McCain menganggap Trump sengaja memberikan panggung bagi Putin untuk memuntahkan propaganda dan kebohongan kepada dunia demi melegitimasi pencaplokan Crimea dari Ukraina dan kebijakan Rusia di Suriah.

Ia kemudian menyoroti sikap Trump yang baik terhadap Putin, sementara terus mengkritik sekutu-sekutu AS, seperti anggota NATO dan Inggris.

"Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah merendahkan dirinya secara lebih hina di hadapan seorang tiran. Presiden Trump tak hanya gagal mengungkap kebenaran tentang seorang musuh, namun juga gagal berbicara mewakili Amerika di hadapan dunia," kata McCain.



Credit  cnnindonesia.com




Anggota Pussy Riot: Media Amerika Terlalu Besarkan Putin


Anggota Pussy Riot: Media Amerika Terlalu Besarkan Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut terlalu dibesar-besarkan oleh media Amerika Serikat. (REUTERS/Christian Hartmann)



Jakarta, CB -- Anggota Pussy Riot, Nadya Tolokonnikova, menyebut pemerintahan otoriter Presiden Rusia Vladimir Putin sebenarnya tidak seteratur dan seefektif yang biasanya digambarkan media Amerika Serikat, di tengah Konferensi Tingkat Tinggi dengan Presiden AS Donald Trump.

Tolokonnikova ditahan oleh pemerintah Rusia selama dua tahun bersama seorang anggota band punk sekaligus kelompok pegiat itu sejak 2012, karena memainkan lagu protes anti-Putin berjudul "Punk Prayer" di katedral Moskow.

Mengenakan topeng untuk "alasan artistik sekaligus keamanan," Tolokonnikova mengatakan kepada CNN bahwa pemerintahan Putin sebagian besar dipenuhi kleptokrat yang ingin memperkaya diri sendiri.

"Media Amerika terlalu membesarkan Presiden Putin dan anak buahnya karena Anda menganggap mereka seperti unit terorganisir," ujarnya. "Ya mereka tidak efektif. Malah mereka hanya sekelompok orang yang hanya peduli pada uang sendiri."



Dia kemudian menyoroti pelemahan ekonomi Rusia sebagai bukti inkompetensi pemerintah, dan menyiratkan bahwa seandainya dirinya sempat mencoba mengintervensi pemilihan presiden Amerika, ia akan melakukannya lebih baik daripada badan intelijen Rusia.

"Jika Anda melihat perekonomian Rusia, Anda akan melihatnya tidak efektif," kata dia. "Saya tak bilang mereka tak mengintervensi pemilu Anda. Mereka melakukannya. Mereka melakukannya tak cukup baik."
Melihat kata-kata bersahabat antara Trump dan Putin dalam KTT di Helsinki, aktivis asal Rusia itu tidak terlalu mempercayai pernyataan masing-masing kepala negara.

"Mereka baru bertemu," kata dia. "Mereka mengatakan hal-hal bodoh satu sama lain, dan secara pribadi untuk saya cukup mengganggu mendengar pernyataan Trump pada Putin, bahwa dia benar-benar tak bersalah soal intervensi pemilu AS."

"Jika saya jadi Presiden Trump saya akan mencoba mempertimbangkan apa yang diberikan badan intelijen saya, karena jika tidak dia tak menjalankan pemerintahan, dia hanya jadi seorang idiot."

Pussy Riot kembali jadi sorotan setelah mengaku bertanggung jawab atas protes di gelaran final Piala Dunia di Moskow, mengindikasikan bahwa invasi lapangan itu dilakukan untuk menarik perhatian pada ketidakadilan politis di Rusia.



Credit  cnnindonesia.com




Intelijen AS tetap tuding Rusia campuri pemilu


Intelijen AS tetap tuding Rusia campuri pemilu
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan saat mereka bertemu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7/2018). (REUTERS/Kevin Lamarque)



Washington (CB) - Komunitas mata-mata Amerika Serikat sudah punya kesimpulan yang jelas mengenai ancaman dari intervensi politik Rusia dan akan terus menyajikan penilaian "intelijen yang objektif dan sesuai fakta", kata direktur badan Intelijen Nasional Amerika Serikat, Dan Coats, pada Senin.

Pernyataan tersebut disampaikan tidak lama setelah pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada hari yang sama.

Dalam pertemuan itu Trump mengaku tidak punya alasan untuk mempercayai laporan intelijen dari bawahannya sendiri, dan justru lebih yakin terhadap keterangan pemimpin Kremlin soal apakah Rusia mengintervensi politik dalam negeri Amerika Serikat pada 2016 untuk membantu Trump memenangi pemilihan umum.

"Sudah jelas dalam penilaian kami mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan umum tahun 2016 dan juga upaya terus-menerus dari mereka untuk merusak demokrasi di negara kami," kata Coats dalam pernyataan tertulis, seperti dilansir Reuters.



Credit  antaranews.com





Turki siapkan UU Antiteror baru setelah status darurat


Turki siapkan UU Antiteror baru setelah status darurat
Pendukung mengibarkan bendera Turki menjelang dimulainya reli politik Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (tidak ada dalam foto) pada referendum Turki mendatang, di Metz, Prancis, Minggu (12/3/2017). (REUTERS/Vincent Kessler)



Istanbul (CB) – Partai berkuasa di Turki mengajukan sebuah rancangan undang-undang antiteror baru kepada parlemen yang akan menyokong kekuasaan otoritas dalam menahan tersangka dan menetapkan ketertiban umum, meskipun diajukan setelah status darurat saat ini yang berlaku dua tahun berakhir.

Status darurat tersebut, ditetapkan menyusul kudeta gagal pada Juli 2016 guna menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang sudah diperpanjang tujuh kali dan menyebabkan puluhan ribu orang ditangkap.

Dengan pemerintah mengindikasikan tidak akan ada perpanjangan lebih lanjut diajukan setelah Erdogan memenangkan mandat baru dalam pemilu presiden 24 Juni, status darurat itu akan berakhir pada Rabu malam sampai Kamis.

Namun, kantor berita Anadolu mengatakan bahwa Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) telah mengajukan amendemen terhadap UU yang sudah ada ke parlemen guna menangani perlawanan terhadap teror setelah status darurat.

Turki menganggap mereka sendiri secara bersamaan memerangi sejumlah kelompok yang dianggap teroris oleh Ankara, termasuk ISIS, Partai Pekerja Kurdistan (Partiya Karkeren Kurdistan/PKK) dan kelompok simpatisan ulama Fethullah Gulen yang dituduh mendalangi upaya pemberontakan 2016. Saat ini dia tinggal di Amerika Serikat.

Di bawah RUU tersebut, otoritas akan memiliki kemampuan melarang individu keluar dan masuk sebuah area tertentu selama 15 hari atas dasar keamanan, lapor Anadolu.

Mereka menyebutkan tersangka dapat ditahan tanpa tuntutan selama 48 jam atau hingga empat hari jika ada berbagai pelanggaran.

Namun, periode itu bisa diperpanjang dua kali jika ada kesulitan mengumpulkan bukti atau jika kasus tersebut dianggap sangat besar. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.


Credit  antaranews.com


Hong Kong yang dikuasai China akan larang kelompok separatis


Hong Kong yang dikuasai China akan larang kelompok separatis
Dokumentasi seorang pengunjuk rasa membawa bekas bendera kolonial saat berdemonstrasi di Hong Kong, China, Minggu (1/7/2018), hari peringatan 21 tahun penyerahan kota ke kedaulatan China dari kekuasaan Inggris. (REUTERS/Bobby Yip)




Hong Kong (CB) - Hong Kong, Selasa, memulai proses yang dapat mengarah kepada pelarangan atas kelompok atau organisasi yang mempromosikan pemisahan dari China.

Hal itu langkah pertama sejak kembalinya bekas koloni Inggris itu ke kekuasaan China pada 1997 yang telah diusahakan untuk melarang organisasi politik.

Langkah terhadap Partai Nasional Hong Kong itu muncul pada saat pihak berwenang telah melakukan tekanan atas para pegiat demokrasi muda, beberapa di antaranya telah dijebloskan ke dalam penjara, dan mengecam aksi pro kemerdekaan sebagai tantangan ilegal bagi penguasa Partai Komunis di Beijing.

Biro Keamanan menulis sepucuk surat kepada pendiri partai itu, Andy Chan, memberitahu dia punya waktu 21 hari "untuk membuat pernyataan secara tertulis" mengapa partainya tak seharussya dilarang, demikian halaman sosial media partai tersebut, yang memasang surat itu.

Sekretaris bagi Keamanan, John Lee, mengatakan, ia tak melarang kelompok itu dan bahwa ia hanya dapat melakukan hal tersebut setelah memberinya waktu untuk menyerahkan tanggapannya.

"Ya di Hong Kong kami punya kebebasan berkumpul, tetapi hak itu bukan tanpa pembatasan," kata Lee kepada wartawan.

Hongkong diperintah di bawah satu prinsip "satu negara, dua sistem" yang menjanjikannya tingkat otonomi tinggi dan kebebasan tak dinikmati di China, seperti kebebasan berbicara dan kebebasan berkumpul.

Tapi cengkeraman ketat China atas pusat finansial itu telah menyulut ketegangan termasuk gerakan "Duduki Pusat" 2014 yang menghalangi jalan-jalan utama hampir selama tiga bulan dalam usaha gagal menekan Beijing untuk mengizinkan demokrasi penuh.

Lee tidak akan memeberikan rincian menegenai kelompok apa yang telah memicu kemungkinan pelarangan diberlakukan, kendati dia mengutip Ordinansi Kemasyarakatan Hong Kong yang menyatakan, kelompok dapat dilarang berdasarkan hukum yang berlaku "demi kepentingan keamanan nasional atau keselamatan publik, ketertiban umum atau perlindungan hak-hak dan kebebasan yang lain".

"Keamanan nasional" didefinisikan secara khusus sebagai "menjaga integritas teritorial dan kemerdekaan Republik Rakyat China".

Partai Nasional Hongkong merupakan salah satu dari sekelompok organisasi-organisasi yang secara terbuka mendorong kemerdekaan Hong Kong. Partai itu yang didirikan pada 2016 menarik sedikitnya 2.500 orang untuk ikut dalam pawai pro kemerdekaan pertama dua tahun lalu.

Chan mengatakan kepada Reuters ia akan berkonsultasi dengan para pengacaranya mengenai langkah berikutnya dan berjanji akan terus mendorong kemerdekaan.

"Saya tak akan pernah berhenti dalam perjuangan saya bagi kebebasan, hak-hak asasi manusia, ersamaan dan martabat," ujar Chan, 27 tahun, yang sebelumnya dilarang turut mencalonkan diri merebut satu kursi di Dewan Legislatif Hongkong, kepada Reuters.

Sebagian besar di kota berpenduduk 7,3 juta orang itu tidak mendukung kemerdekaan. Beijing berulang-ulang mengecam gerakan tersebut, takut gagasan itu memiliki pijakan di daratan China.




Credit  antaranews.com




Selasa, 17 Juli 2018

India Tes Rudal Supersonik BrahMos dalam Kondisi Ekstrem



India Tes Rudal Supersonik BrahMos dalam Kondisi Ekstrem
Rudal BrahMos India saat diuji coba. Foto/The Financial Express

NEW DELHI - India menguji tembak peluru kendali (rudal) supersonik BrahMos dalam kondisi ekstrem pada Senin (16/7/2018). Tes untuk "meningkatkan umur" senjata itu diklaim berhasil.

Uji coba dilakukan oleh BrahMos Aerospace bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) India pukul 10.30 pagi dari Rentang Uji Terpadu (ITR) Balasore untuk memvalidasi teknologi "perpanjangan umur" rudal.

Umur penggunaan rudal BrahMos akan diperpanjang dari sepuluh tahun menjadi 15 tahun.

Rudal BrahMos memiliki jangkauan penerbangan hingga 290 km dengan kecepatan supersonik sepanjang penerbangan. Senjata milik India ini diklaim non-intersepsi oleh sistem pertahanan yang terkenal di dunia. Rudal itu bisa melesat dengan kecepatan hingga Mach 3.0, atau tiga kali kecepatan suara.

Mengutip laporan India Today, daya destruktif rudal itu juga telah ditingkatkan karena energi kinetik yang besar pada benturan. Ketinggian jelajahnya kini bisa hingga 15km dan ketinggian terminal serendah 10 meter. BrahMos bisa membawa hulu ledak konvensional dengan berat 200kg hingga 300kg.

Rudal BrahMos telah resmi masuk layanan Angkatan Darat dan Angkatan Laut India. Senjata ini akan segera menjadi bagian dari senjata jet tempur Angkatan Udara Sukhoi 30 MKI. 



Credit  sindonews.com


Inggris Bangun Bandara Antariksa




Inggris Bangun Bandara Antariksa
Inggris Bangun Bandara Antariksa. (Koran SINDO. BBC/Space.com).


SUTHERLAND - Lahan datar terpencil di pantai utara Skotlandia tampaknya akan menjadi bandara antariksa pertama Inggris.

Semenanjung A'Mhoine di Sutherland telah dipilih sebagai tempat paling cocok untuk peluncuran roket secara vertikal untuk menempatkan satelit di orbit.

Badan Antariksa Inggris telah memberi dana sebesar 2,5 juta poundsterling pada Highlands and Islands Enterprise (HIE) untuk pengembangan fasilitas itu.

HIE akan bekerja sama dengan konsorsium termasuk raksasa aerospace Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin. Tujuannya adalah tempat itu dapat dijadikan lokasi peluncuran paling cepat pada 2020-an.

“Keputusan untuk mendukung bandara antariksa pertama Inggris di Sutherland merupakan kabar luar biasa bagi wilayah kami dan untuk Skotlandia secara keseluruhan,” papar Chief Executive Officer (CEO) HIE Charlotte Wright.

Wright menambahkan, “Sektor antariksa internasional tumbuh dan kami ingin memastikan kawasan itu siap mereguk keuntungan ekonomi yang akan dihasilkan dari peluang fantastis ini.”

Lockheed ingin membawa roket Electron ke Skotlandia. Saat ini roket itu diluncurkan dari Selandia Baru. Versi Inggris untuk roket itu akan memiliki unit pendorong dan dispenser satelit yang dikembangkan dan dibangun Ampthill di Bedfordshire, Harwell di Oxfordshire dan di Reading.

“Sebagai negara yang kami tidak berinvestasi dalam roket peluncuran sejak 1971 dan Black Arrow yang menempatkan satelit Prospero. Saya sangat bangga bekerja dengan tim Lockheed Martin dan mitra kami dalam melakukan peluncuran pertama dari tanah Inggris,” ungkap eksekutif Lockheed Martin untuk Inggris Patrick Wood.

Pemerintah Inggris telah memiliki ide untuk bandara antariksa satu dekade lalu dan memperbaiki aturan yang dapat mewujudkannya. Di negara itu telah ada sektor manufaktur satelit kecil. Memungkinkan konsumen meluncurkan pesawat antariksa secara lokal akan mendorong industri itu.

Menteri Bisnis Inggris Greg Clark mengumumkan rincian lebih lanjut dukungan pemerintah itu saat Farnborough Air Show pekan ini. Dia telah mengalokasikan dana 50 juta poundsterling untuk proyek tersebut, termasuk sebesar 2 juta poundsterling untuk meninjau pembangunan peluncuran horisontal.

Ini berarti pesawat antariksa dapat meluncur dari landasan pacu, naik ke ketinggian tertentu di atas laut dan kemudian melepas roket yang dapat menempatkan satelit di orbit. Sistem semacam itu sedang dalam tahap pengembangan.

Salah satu yang mendorong sistem ini adalah entrepreneur Sir Richard Branson yang memiliki perusahaan Virgin Orbit di Long Beach, California. Branson mengubah pesawat tua Virgin Atlantic 747  untuk meluncurkan roket LauncherOne.

Pemerintah lokal Cornwall, Inggris, juga ingin Virgin Orbit mengoperasikan bandara Newquay. Kedua pihak telah menandatangani kesepakatan kemitraan di acara air show tersebut. Misi pertama ditargetkan pada 2021. 

“Industri antariksa, komunitas riset dan jaringan suplai aerospace yang berkembang di Inggris menempatkan negara ini dalam posisi terdepat dalam pengembangan lokasi peluncuran vertikal dan horisontal,” ujar Menteri Bisnis Inggris Greg Clark.

Clark menambahkan, “Ini akan membangun reputasi global kami untuk manufaktur satelit kecil dan membantu seluruh negara mendapat potensi besar di era antariksa komersial.”

Inggris saat ini dalam momen yang unik. Negara itu menjadi pionir pengembangan satelit-satelit kecil, melalui perusahaan-perusahaan seperti Surrey Satellite Technology Limited dan  AAC Clyde Space.

Dengan teknologi yang semakin canggih, saat ini memungkinkan untuk menempatkan kemampuan luar biasa dalam kotak yang sangat kecil. Memiliki bandara antariksa akan memungkinkan industri Inggris menawarkan produk andalan pada konsumen mereka, mulai dari desain, hingga pembangunan dan peluncurannya.

Saat ini perkembangan pembangunan satelit telah sangat maju. Berbagai satelit diciptakan untuk memantau cuaca, untuk komunikasi dan mengambil gambar aktivitas di bumi. Satelit-satelit kecil dapat melakukan ini semua dan dapat beroperasi di orbit.

Mereka memutari Bumi pada ketinggian beberapa ratus kilometer, melintas di atas Arktik dan Antartika. Wilayah utara Skotlandia sangat ideal untuk satelit jenis tersebut. Roket-roket akan terbang ke utara, melalui kawasan antara Eslandia dan Kepulauan Faroe, dan Svalbard. Jika ada peluncuran yang gagal maka tidak akan jatuh di wilayah berpenduduk.

Sejumlah roket dapat meluncur dari Inggris yakni Electron dan LauncherOne. Selain itu, ada roket peluncur kecil di penjuru dunia. Beberapa roket itu pun berada di Inggris dan keberadaan bandara antariksa itu akan semakin memperkuat posisi mereka sebagai produk lokal.



Credit  sindonews.com




Dijatuhi Sanksi Lagi, Iran Seret AS ke Mahkamah Internasional



Dijatuhi Sanksi Lagi, Iran Seret AS ke Mahkamah Internasional
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Foto/REUTERS/Denis Balibouse

TEHERAN - Iran resmi menggugat Amerika Serikat (AS) ke Mahkamah Internasional (ICJ) setelah Washington menjatuhkan sanksi lagi terhadap Teheran. Gugatan itu diumumkan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, semalam.

Menurut Zarif, langkah Teheran menyeret Washington ke ICJ semata-mata untuk meminta pertanggungjawaban AS atas pengenaan sanksi yang tidak sah secara hukum.

"Hari ini (Senin) Iran mengajukan aduan ke @CIJ_ICJ untuk meminta pertanggungjawaban AS atas pengenaan sanksi sepihak yang melanggar hukum. Iran berkomitmen pada aturan hukum dalam menghadapi penghinaan AS atas diplomasi dan kewajiban hukum. Sangat penting untuk melawan kebiasaannya melanggar hukum internasional," tulis Zarif di Twitter melalui akunnnya, @JZarif, yang dikutip Selasa (17/7/2018).

Zarif tidak merinci materi gugatan yang diajukan ke ICJ. Namun, para pejabat Teheran berulang kali menuduh AS memberlakukan sanksi ilegal terhadap Iran setelah Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 atau dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.

Berdasarkan kesepakatan dalam JCPOA yang ditandatangani di Wina tahun 2015 antara Iran dengan  enam kekuatan dunia (AS, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China), Iran bersedia mengekang program pengayaan uranium dan berjanji untuk tidak berupaya memperoleh senjata nuklir.

Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo internasional terhadap Teheran dicabut. Pencabutan sanksi itu memungkinkan Iran untuk menjual minyak dan gasnya di seluruh dunia. Namun, sanksi sekunder AS tetap dipertahankan.

Setelah AS di di bawah pimpinan Trump "mengkhianati" kesepakatan JCPOA, Washington mengumumkan akan memberlakukan kembali sanksi yang menargetkan sektor-sektor penting ekonomi Iran, seperti energi, petrokimia, dan sektor keuangan.

Pekan lalu, Trump mengatakan bahwa AS meningkatkan sanksi terhadap Iran dengan tujuan memaksa Iran membuat kesepakatan baru. Trump ingin Iran menghubunginya.

Iran menanggapi pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa bukan Iran yang akan menghubungi AS, tetapi Trump yang akan menghubungi Iran.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Iran Bahram Ghasemi mengatakan pada hari Senin bahwa mungkin suatu hari Trump akan menelepon Teheran dan meminta negosiasi. "Ini lebih mungkin," katanya. 



Credit  sindonews.com





Najib Razak Tarik Gugatan Terhadap 3 Pejabat Soal 1MDB



Mantan PM Malaysia, Najib Razak, tiba di pengadilan untuk menjalani sidang perdana di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 4 Juli 2018. Dia dijerat tiga dakwaan kriminal tentang pelanggaran atas kepercayaan dan satu dakwaan lain mengenai penyalahgunaan kekuasaan berupa gratifikasi dalam skandal 1MDB. AP/Vincent Thian
Mantan PM Malaysia, Najib Razak, tiba di pengadilan untuk menjalani sidang perdana di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 4 Juli 2018. Dia dijerat tiga dakwaan kriminal tentang pelanggaran atas kepercayaan dan satu dakwaan lain mengenai penyalahgunaan kekuasaan berupa gratifikasi dalam skandal 1MDB. AP/Vincent Thian

CB, Jakarta - Bekas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menarik gugatan hukumnya terhadap tiga pejabat teras yang sedang menyelidiki skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Ketiganya adalah Jaksa Agung, Tommy Thomas, Kepala Komisi Pemberantasan Korupsi, Mohd Shukri Abdull dan Kepala Polisi Bidang Kejahatan Komersial Amar Singh Ishar Singh.
Gugatan itu ditarik didasarkan alasan gugatan itu diajukan sebelum Najib ditangkap dan didakwa pada 3 Juli 2018. KPK Malaysia menangkapnya terkait transaksi mencurigakan di rekening SRC International, bekas unit 1MDB, ke rekening pribadi Najib senilai sekitar Rp150 miliar.
Pengacara Najib, Badrul Hisham Abdullah, mengatakan penyesuaian akan dilakukan terhadap gugatan hukum sebelum mengajukan gugatan baru.
Gugatan hukum awal terhadap Shukri, Singh dan Thomas diajukan secara terpisah pada 30 Juni 2018, dengan klaim ketiga pejabat telah berprasangka buruk terhadap Najib sebelum penyelidikan digelar.

Najib mengklaim Shukri, dalam konferensi pers yang diadakan segera setelah diangkat sebagai ketua KPK Malaysia, MACC, telah menyimpulkan bekas PM itu menerima dana sebesar itu RM42 juta atau sekitar Rp150 miliar dari SRC International.
Najib mengeluh pernyataan ini keluar sebelum Najib diperiksa untuk memberikan pernyataan kepada MACC.
“Pernyataan pers yang dibuat oleh Mohd Shukri beraroma dendam dan telah menggambarkan saya bersalah. Mala, integritas dan profesionalitasnya dapat diperdebatkan karena dia harus tetap netral sampai penyelidikan atas kasus itu selesai. Tetapi dia memilih untuk menghukum tanpa bukti konkret,” kata Najib dalam dokumen gugatan seperti dilansir Channel News Asia pada Senin, 16 Juli 2018.
Najib juga mengklaim dia tidak bakal menjalani proses penyelidikan yang adil dan transparan. Dia meyakini Shukri tidak memenuhi syarat untuk memimpin tim investigasi MACC dan menjadi anggota dalam satuan tugas 1MDB.
Dalam gugatannya terhadap Amar Singh, Najib mengatakan penggerebekan yang dilakukan terhadap beberapa properti miliknya, termasuk apartemen tempat anak-anaknya tinggal, tidak sesuai dengan prosedur operasi standar.
Adapun gugatan terhadap Thomas, Najib mengklaim sebelum dia diangkat menjadi Jaksa Agung, Thomas telah menulis sebuah artikel berjudul "Grand Lacerny in 1MDB" pada Juli 2016. Artikel itu menyimpulkan uang yang disetor ke dalam akun pribadi Najib sebagai milik 1MDB .
Najib mengatakan melalui artikel itu, Thomas terlihat jelas tidak menyukainya dan mengemukakan kekhawatirannya jika Thomas mungkin menemukan cara untuk memastikan tuduhan atas dirinya dengan alasan apa pun.
Saat ini, seperti dilansir SCMP, polisi Malaysia, Singapura, dan Cina saling bekerja sama dalam melacak keberadaan Low Taek Jho alias Jho Low, yang diduga merupakan koneksi Najib Razak dalam kasus skandal keuangan 1MDB. "Saya tidak tahu dimana dia berada," kata Najib Razak kepada Reuters dalam wawancara baru-baru ini. 



Credit  tempo.co


Jadi Oposisi, Najib Razak Janji akan Melayani Rakyat Malaysia



Jadi Oposisi, Najib Razak Janji akan Melayani Rakyat Malaysia
Mantan PM Malaysia Najib Razak dilantik menjadi anggota Parlemen Malaysia, Senin (16/7). ( REUTERS/Lai Seng Sin)


Jakarta, CB -- Mantan Perdana Menteri Najib Razak berjanji untuk melayani rakyat Malaysia. Janji itu diucapkan Najib saat dilantik menjadi anggota Parlemen Barisan Nasional, Senin (16/7).

Dia juga menyatakan Barisan Nasional akan menjadi oposisi yang konstruktif bagi pemerintahan Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Pada kemunculan pertamanya sebagai anggota parlemen oposisi, mantan perdana menteri tersebut mengaku telah menerima kenyataan bahwa dirinya tidak lagi berada di pemerintahan.



Setelah kekalahan Barisan Nasional (BN) untuk pertama kalinya sejak Malaysia merdeka pada pemilihan umum 9 Mei lalu, Najib kini dilantik menjadi anggota Parlemen untuk mewakili daerah Pekan, Pahang.

"Saya akan memprioritaskan rakyat, saya akan melayani mereka. Saya ingin menjadi oposisi konstruktif yang kuat, dan memainkan peran untuk memastikan bahwa demokrasi ditegakkan dan tetap sehat," katanya kepada wartawan di lobi gedung parlemen Malaysia, seperti dilansir The Sun Daily, Senin (16/7).



Wakil rakyat Pekan, Pahang Malaysia itu juga mengingatkan pemerintahan saat ini untuk lebih demokratis di Parlemen. Mengingatkan koalisi PH, Najib mengklaim bahwa BN selalu menjunjung demokrasi yang konstruktif saat berkuasa. Karenanya dia menginginkan agar PH juga melakukan hal yang sama.

"Ketika kami (BN) adalah pemerintah, kami selalu disalahkan untuk berbagai masalah. Jadi sekarang mereka (PH) harus menunjukkan bahwa suara oposisi tidak boleh dibatasi," kata Najib.

Pemilu 9 Mei merupakan titik kejatuhan Najib setelah koalisi BN yang dipimpinnya kalau dalam pemilihan umum ke-14 di Malaysia.


Mantan Presiden United Malays National Organisation (UMNO) itu mengundurkan diri sebagai perdana menteri sehari setelah pemilu, sekaligus meletakkan semua jabatannya di BN dan UMNO.

Najib saat ini juga sedang diselidiki dalam kasus dugaan mega korupsi skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB), dana investasi yang dia dirikan. Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur menjatuhkan empat dakwaan korupsi kepada Najib pada 3 Juni lalu. Najib dibebaskan dengan jaminan 1 juta ringgit (Rp3,5 miliar). Meski paspornya ditarik, hak politik Najib tidak dicabut.



Credit  cnnindonesia.com





Grabar-Kitarovi, presiden cantik Krosia jadi bintang Piala Dunia


Grabar-Kitarovi, presiden cantik Krosia jadi bintang Piala Dunia
Kolinda Grabar-Kitarovic (REUTERS/Mike Segar)


Jakarta (CB) - Presiden Kroasia, Kolinda Grabar-Kitarovi ada di tengah-tengah penonton, mengenakan kaos tim dan menyemangati saat Kroasia tanding lawan Prancis di dinal Piala Dunia Minggu lalu.

Saat timnya kalah, dia rela basah-basahan kehujanan memeluk pemain dari kedua tim, tetap tersenyum meski kalah.

Usai final, media-media memberitakan sosok presiden Kroasia ini.

Perusahaan penganalisa media, Mediatoolkit, yang berbasis di Zagreb, Kroasia menemukan 25 persen fokus ke pemberitaan soal presiden Kolinda alih-alih para pemain timnas, bahkan termasuk pemenang Bola Emas Luka Modri, Ivan Periši dan Mario Manduki.

Lebih dari 80 persen pemberitaannya positif.

Kolinda Grabar-Kitarovic (REUTERS/Damir Sagolj)

Mediatoolkit mengatakan, presiden Kroasia pergi ke Rusia dengan uangnya sendiri naik kelas ekonomi, dia sering menoton laga dari tribun yang bukan VIP.

Dia juga melewatkan semifinal Kroasia vs Inggris hanya karena bentrok dengan pertemuan NATO.

Pengamat politik sekaligus jurnasil Boris Deulovi mengatakan "kehadirannya di Piala Dunia sangat bisa diterjemahkan sebagai sebuah video lanjutan pra-pemilu."

"Dia pakai ini untuk memperkuat strategi kehumasannya jadi presidennya rakyat. Ini yang dia lakukan di Kroasia akhir-akhir ini."

"Tak hanya ditonton publik Kroasia, tapi ini jadi tontonan warga dunia."


Sepak Bola Piala Dunia Final Perancis vs Kroasia di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia(15 Juli 2018) Presiden Prancis Emmanuel Macron merayakan kemenangan setelah Prancis memenangkan pertandingan Piala Dunia di samping pasangan Brigitte Macron, Presiden FIFA Gianni Infantino, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic (REUTERS / Damir Sagolj)


Grabar-Kitarovi dipilih jadi presiden pada 2015. Dia adalah wajah baru dari partai Croatian Democratic Union (HDZ) yang konservatif.

Partai ini menghadapi banyak tuduhan korupsi selama bertahun-tahun, yang paling penting adalah yang melibatkan mantan perdana menteri Ivo Sanader, yang terlibat dalam lima pengadilan korupsi yang tumpang tindih.

Grabar-Kitarovi dan juga sebagian besar birokrat HDZ hingga kampanye pemilu 2015, masih memeluk warisan partai sebagai perwakilan dari hak konservatif dan patriotik.

Namun, dengan pendidikan luar negerinya, penguasaan bahasa Inggris yang sangat baik dan posisi tinggi sebelumnya di NATO, Grabar-Kitarovi sangat kontras dengan para mantan jenderal dan walikota lokal yang brutal yang biasanya dikaitkan dengan HDZ.

Penampilannya di Piala Dunia mungkin merupakan indikator paling jelas dari perannya dalam HDZ dan lingkup politik Kroasia, di mana presiden adalah kepala negara dan wakil kepala negara di dalam dan luar negeri.

Sementara perdana menteri, Andrej Plenkovi, ditugasi untuk bernegosiasi dengan kepala Sberbank Rusia, kreditur terbesar terbesar dari konglomerat terbesar dan paling bermasalah di Kroasia, Grabar-Kitarovi bertukar kaus dengan Vladimir Putin di Moskow.

Kekuasaan eksekutif dan operasional berada di pemerintahan Plenkovi. Grabar-Kitarovi fokus pada mempromosikan nilai-nilai yang sebagian besar dari pemilih Kroasia memegang cinta-sayang negara dan gereja, The Guardian.



Credit  antaranews.com



Mesir Ungkap Temuan Mumi di Kuburan Dekat Piramida Agung


Pekerja Barang Antik Mesir melihat situs pemakaman mumi yang baru ditemukan di Minya, Mesir pada tanggal 24 Februari 2018. Arkeolog berhasil menemukan pemakaman kuno yang berisikan mumi Dewa Mesir, Thoth. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Pekerja Barang Antik Mesir melihat situs pemakaman mumi yang baru ditemukan di Minya, Mesir pada tanggal 24 Februari 2018. Arkeolog berhasil menemukan pemakaman kuno yang berisikan mumi Dewa Mesir, Thoth. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

CB, Jakarta - Sejumlah arkeolog Mesir, Sabtu 14 Juli 2018, mengungkapkan mengenai kuburan kuno dan ruang kerja mumifikasi yang mereka temukan di kedalaman 30 meter bawah tanah dekat kuburan Saqqara, selatan Kairo.
Para arkeolog itu berharap ruang kerja mumifikasi di bawah tanah tersebut dapat memberikan pengetahuan baru mengenai minyak yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno untuk memumi jenazah.

Seorang pekerja barang antik Mesir berada dekat peti mati di dalam lokasi pemakaman yang baru ditemukan di Minya, Mesir, 24 Februari 2018. Kepala Misi Arkeologi, Mostafa Waziri mengatakan sejauh ini telah ditemukan delapan makam. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Kuburan tua yang usianya diperkirakan lebih dari 2.000 tahun itu diyakini menjadi penanda periode kekuasaan Persia di kawasan tersebut pada 664-404 Sebelum Masehi.
Laporan Middle East Monitor menyebutkan, di terowongan kuburan tua yang ditemukan para arkeolog pada April 2018 terdapat 35 mumi.

Sebuah pemakaman hewan yang terdapat sebuah mumi anjing berada di dekat situs pemakaman yang baru ditemukan di Minya, Mesir, 13 Mei 2017. REUTERS
"Hasil temuan ini akan menambah dua hal penting. Pertama, mengenai tipe minyak yang digunakan untuk mumifikasi. Kedua, bahan kimia yang mereka gunakan untuk membaluri jenazah. Dengan demikian, kami akan sanggup mengidentifikasi minyak yang digunakan," kata Ramadan Badry Hussein, Kepala Misi Mesir-Jerman untuk Temuan Mumi.
Selain minyak atau bahan kimia, para arkeolog menemukan ratusan patung batu kecil, guci dan bejana digunakan dalam proses mumifikasi di dalam ruang pemakaman. Mesir berharap hasil temuan para arkeolog itu dapat mencerahkan para pelancong asing untuk datang ke Mesir setelah negeri itu dihantam berbagai kerusuhan sejak 2011.




Credit  tempo.co





AS Siap Berunding dengan Taliban


Pejuang Taliban, Afghanistan
Pejuang Taliban, Afghanistan

Gencatan senjata memiliki peran besar dalam perdamaian.




CB, KANDAHAR -- Amerika Serikat siap bergabung dalam perundingan langsung dengan kelompok bersenjata Taliban untuk mengakhiri perang yang telah berlansung selama 17 tahun di Afghanistan. Demikian laporan salah satu pejabat militer asal Washington, Jenderal John Nicholson, pada Senin (16/7).

Pernyataan Nicholson disampaikan di tengah semakin intensifnya upaya diplomatik pascagencatan senjata pada liburan Idul Fitri lalu.

Nicholson, yang kini mengepalai misi NATO di Afghanistan, mengakui gencatan senjata itu punya peran besar dalam upaya perdamaian. "Menteri luar negeri kami, Mike Pompeo, mengatakan bahwa kami siap berunding dengan Taliban dan mendiskusikan peran pasukan internasional (di Afghanistan yang dituntut untuk segera keluar dari negara tersebut)," kata Nicholson.

Ia berharap, Taliban juga menyadari hal ini karena bisa membantu proses perdamaian maju selangkah. Sebelumnya, surat kabar New York Times melaporkan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah meminta kepada para diplomatnya untuk mengupayakan perundingan langsung dengan Taliban.

Juru bicara kantor urusan politik Taliban di Qatar, Sohail Shahin, mengatakan, ia masih menunggu konfirmasi dari Washington. Namun menyambut baik pendekatan baru AS.
"Ini adalah hal yang kami inginkan dan kami tunggu-tunggu, untuk duduk dengan Amerika Serikat secara langsung dan merundingkan penarikan pasukan asing dari Afghanistan," kata Shahin.

Menurut Shahin, sebagai langkah pertama, dia berharap PBB akan menghapus nama-nama pemimpin Taliban dari daftar hitam. Dia juga menambahkan, bahwa kehadiran pasukan internasional di negaranya adalah persoalan utama, termasuk personel AS.



Sementara itu sejumlah pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa Trump semakin tidak sabar atas situasi di Afghanistan. Taliban banyak menguasai banyak wilayah meski Washington sudah menerapkan strategi militer baru yang lebih agresif.
Selama ini Taliban selalu menolak berunding dengan pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, karena dinilai tidak sah dan hanya merupakan boneka Washington. Taliban hanya mau duduk dengan Amerika Serikat.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga sudah berubah sikap. Sebelumnya dia mengatakan bahwa hanya pemerintahan Ghani yang punya legitimasi untuk berunding dengan Taliban. Kini Pompeo mengaku siap bergabung di meja runding. Pompeo bahkan bersedia mendiskusikan posisi pasukan internasional di Afghanistan



Credit  republika.co.id






OKI upayakan vaksin asli dari negara muslim



OKI upayakan vaksin asli dari negara muslim
Organization of Islamic Cooperation (OIC). (oic-oci.org)


Jeddah, Arab Saudi, (CB) - Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sedang mengupayakan produksi vaksin asli dari negara-negara Muslim melalui kelompok produsen vaksin (Vaccine Manufacturers Group-OIC), dan hal tersebut akan dibahas pada pertemuan OKI di Indonesia.

"Kami mengupayakan ada produksi vaksin `indigenous` dari negara-negara Muslim. Hal ini akan dibahas pada pertemuan rutin berikutnya di Indonesia," kata Direktur Jenderal Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi OKI, Irfan Shaukat saat berjumpa dengan sejumlah wartawan dari beberapa negara di kantor sekretariat OKI di Jeddah, Senin (16/7).

Menurut dia, jumlah produksi vaksin dari pabrik vaksin Indonesia, Bio Farma, mencapai sepuluh persen dari total produksi dunia.

"Selain itu, produksi mereka juga selalu memenuhi standar yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia WHO," ujar Irfan, seraya menambahkan bahwa dengan demikian Bio Farma layak menjadi acuan bagi negara-negara Muslim dalam memproduksi vaksin yang sesuai syarat kesehatan internasional.

Dia mengatakan pada pertemuan di Indonesia tersebut, negara-negara anggota OKI akan saling bertukar pengalaman mengenai cara memproduksi vaksin yang sesuai dengan standar WHO.

Sebelumnya, dalam pertemuan pejabat senior pada 5 Desember 2017, Indonesia dipercaya menjadi Pusat Keunggulan (Centre of Excellence) OKI untuk vaksin dan bioteknologi.

Beberapa vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma di antaranya adalah vaksin BCG untuk mencegah tuberkulosis, vaksin DTP untuk mencegah difteri, tetanus dan pertussis, vaksin Jerap DT untuk mencegah difteri dan tetanus, dan vaksin campak.

Lebih lanjut Irfan menjelaskan bahwa di beberapa negara anggota OKI ada kampanye anti vaksi karena dianggap bertentangan dengan aturan Islam.

Menyikapi persoalan tersebut, OKI melakukan pendekatan kepada masyarakat di negara-negara Muslim yang masih menolak pemberian vaksin kepada anak-anak dengan melibatkan peran para ulama.

"Kami melibatkan para ulama di negara tersebut guna meluruskan pemahaman yang keliru mengenai vaksin, bahwa pemberian vaksin tidak melanggar hukum agama," ucapnya.

Upaya tersebut berhasil yang ditunjukkan dengan menurunnya kampanye anti vaksin dan meningkatnya jumlah masyarakat untuk mendapatkan vaksin.





Credit  antaranews.com





AS Bujuk Turki Tukar S-400 dengan Rudal Patriot

AS Bujuk Turki Tukar S-400 dengan Rudal Patriot
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengaku sedang melakukan pembicaraan dengan Turki untuk pembelian sistem pertahanan udara Patriot, sebagai alternatif dari sistem pertahanan Udara S-400 buatan Rusia yang telah dibeli Turki. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengaku sedang melakukan pembicaraan dengan Turki untuk pembelian sistem pertahanan udara Patriot, sebagai alternatif dari sistem pertahanan Udara S-400 buatan Rusia yang telah dibeli Turki.

Plt Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik-Militer, Kaidanow menyatakan, delegasi AS sedang melakukan pembicaraan dengan Turki dan mencoba memberi Turki pemahaman tentang apa yang bisa dilakukan sehubungan dengan Patriot.

"Pada akhirnya kami prihatin, bahwa dengan membeli sistem pertahanan udara dari Rusia akan mendukung beberapa perilaku yang paling tidak baik yang telah kita lihat dari mereka (Rusia) di berbagai tempat, termasuk Eropa dan juga di tempat lain," kata Kaidanow, seperti dilansir Reuters pada Senin (16/7).

"Washington ingin memastikan bahwa sistem pertahan udara yang diperoleh oleh sekutu AS tetap mendukung hubungan strategis antara kami dan sekutu kami, dalam kasus Turki adalah Patriot," sambungnya.

Sebelumnya, NATO dan AS khawatir dengan Turki yang akan mengoperasikan pesawat jet tempur F-35 dan sistem rudal pertahanan S-400 Rusia secara bersamaan. Jika itu terjadi, kelemahan jet tempur siluman kebanggaan NATO dan AS itu bisa diekspos Ankara.

"Apa pun yang bisa dilakukan oleh S-400 yang memberikannya kemampuan untuk lebih memahami kapabilitas seperti F-35, jelas bukan untuk keuntungan bagi koalisi," kata Komandan NATO, Jenderal Tod Wolters. 



Credit  sindonews.com






Kelemahan Jet Tempur F-35 Terbongkar jika Turki Operasikan S-400 Rusia



Kelemahan Jet Tempur F-35 Terbongkar jika Turki Operasikan S-400 Rusia
Pesawat jet tempur siluman F-35 produksi Lockheed Martin, Amerika Serikat. Foto/REUTERS

BRUSSELS - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) semakin khawatir dengan Turki yang akan mengoperasikan pesawat jet tempur F-35 dan sistem rudal pertahanan S-400 Rusia secara bersamaan. Jika itu terjadi, kelemahan jet tempur siluman kebanggaan NATO itu bisa diekspos Ankara.

"Apa pun yang bisa dilakukan oleh S-400 yang memberikannya kemampuan untuk lebih memahami kapabilitas seperti F-35, jelas bukan untuk keuntungan bagi koalisi," kata Komandan NATO Jenderal Tod Wolters kepada Reuters, Senin (16/7/2018).

Turki sudah mencapai kesepakatan dengan Rusia untuk membeli sistem S-400. Pengiriman pertama dari senjata pertahanan canggih itu akan berlangsung akhir 2019.

Parahnya, Ankara juga telah memperoleh jet tempur F-35 dari kontraktor pertahanan Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin sebanyak dua unit. Namun, serah terima kedua jet tempur itu berlangsung di AS dan kedua pesawat masih di negeri Paman Sam tersebut untuk latihan bagi para pilot Ankara.

Senat AS telah meloloskan undang-undang untuk memblokir pengiriman F-35 ke Ankara. Pemerintah Washington juga bertekad untuk menahan kedua jet tempur itu sampai Ankara membatalkan kesepakatan pembelian S-400 Rusia.

"Sampai saat ini belum diketahui berapa banyak, untuk berapa lama dan seberapa dekat pesawat tempur dapat dioperasikan di dekat sistem S-400 untuk menjaga kemampuan radar-mengelaknya secara rahasia," kata Jenderal Wolters.

"Semua itu harus ditentukan. Kami tahu sekarang ini adalah tantangan," ujarnya.

Pada akhir tahun depan, Inggris, Norwegia, Italia, dan Belanda akan memiliki sekitar 66 pesawat tempur F-35 Lightning II. Sedangkan pengiriman untuk Turki belum bisa dipastikan karena masalah itu. Padahal, Ankara sudah membeli 116 unit F-35 di bawah kesepakatan program Joint Strike Fighter yang ditandatangani pada tahun 2014 dan 2016.

Dalam kesepakatan itu, pengiriman untuk Ankara seharusnya dilakukan pada 2018-2019,

Sementara itu, Moskow dan Ankara juga menandatangani kesepakatan senilai USD2,5 miliar untuk pengadaan S-400 Triumph Rusia pada Desember tahun lalu. Meskipun ada tekanan dari AS, Ankara sejauh ini telah berulang kali menyatakan bahwa akuisisi sistem pertahanan Rusia akan berjalan seperti yang direncanakan. 



Credit  sindonews.com




Prancis Tutup Kantor Dagang di Moskow, Rusia Terkejut



Prancis Tutup Kantor Dagang di Moskow, Rusia Terkejut
Pemerintah Prancis mengumumkan bahwa mereka telah menutup kantor dagang mereka yang berada di Rusia dan telah menyampaikan hal ini kepada Kemlu Rusia. Foto/Istimewa

MOSKOW - Pemerintah Prancis mengumumkan bahwa mereka telah menutup kantor dagang mereka yang berada di Rusia dan telah menyampaikan hal ini kepada Kementerian Luar Negeri Rusia. Paris menyebut, keputusan ini diambil setelah tidak ada titik temu dengan Rusia, mengenai masalah pengusiran diplomat Prancis beberapa waktu lalu.

Para Maret lalu, Rusia mengusir setidaknya empat orang diplomat Prancis, termasuk di dalamnya adalah kepala misi dagang Prancis di Moskow. Pengusiran ini adalah bentuk balasan atas pengusiran diplomat Moskow oleh Paris, sebagai bentuk dukungan Paris kepada London terkait kasus serangan terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal.

Rusia bukan hanya mengusir kepala misi dagang Prancis, tapi juga memblok rekening bank diplomat tersebut. Hal inilah yang membuat Prancis murka dan dalam beberapa bulan terakhir Paris dan Moskow melakukan pembicaraan guna menyelesaikan masalah ini, namun kedua pihak tidak juga menemui kata sepakat.

"Pihak berwenang Prancis telah memutuskan untuk menutup layanan Kedutaan Prancis yang mendukung kegiatan Bisnis Prancis di Rusia. Kami akan menggunakan pihak non-pemerintah untum membantu bisnis Prancis di Rusia," kata Kedutaan Besar Prancis di Moskow, sepeti dilansir Sputnik pada Senin (16/7).

Kemlu Rusia dalam sebuah pernyataan kemudian menyatakan bahwa mereka terkejut dengan penutupan kantor dagang tersebut dan menyatakan mereka belum menerima notifikasi dari kedubes Prancis mengenai hal ini.

"Jika keputusan untuk menutup misi perdagangan Perancis diadopsi, maka jelas bahwa ini adalah keinginan dari pihak Prancis. Kami memilih untuk mengembangkan hubungan perdagangan," kata Kemlu Rusia. 



Credit  sindonews.com



Warga Net Serukan Prancis Akhiri Xenofobia dan Islamophobia



Selebrasi tim Prancis yang berhasil meraih Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Krosia dengan skor 4-2.
Selebrasi tim Prancis yang berhasil meraih Piala Dunia 2018 usai mengalahkan Krosia dengan skor 4-2.
Foto: Reuters

Dua dari empat gol yang disarangkan Prancis berasal dari imigran Afrika




CB, PARIS — Warga net menyerukan untuk mengakhiri xenofobia dan Islamopobia di seluruh dunia, terutama Prancis. Seruan itu datang usai migran dan seorang Muslim yang tergabung dalam tim nasional Prancis, membawa negara itu menjadi juara dunia 2018.


Dilansir di Daily Sabah pada Senin (16/7), Prancis meraih kemenangan Piala Dunia 2018 kedua kalinya berkat gol dari para migran dan seorang Muslim. Saat itu, sejumlah penggemar dan penonton menyerukan perlunya negara tersebut merayakan kemenangan di dalam dan luar lapangan.

Seringkali dalam sorotan untuk kebijakan sosial menyoal xenophobia dan Islamofobinya, Prancis tampaknya tidak keberatan ketika berhubungan dengan pemain bola yang baik. Sebanyak 78,3 persen pemain yang tergabung dalam tim nasional merupakan imigran. Sementara sepertiganya adalah Muslim.


Jumlah Muslim itu adalah persentase tertinggi di antara setiap tim Piala Dunia tahun ini. Imigran memiliki prosentase sebanyak 6,8 persen dari total populasi Prancis.


Dari empat gol yang dicetak Perancis melawan Kroasia, dua gol dihasilkan putra-putra imigran Afrika, Paul Pogba yang orang tuanya berimigrasi dari Guinea, serta Kylian Mbappe yang ibunya adalah warga Aljazair dan ayah Kamerun. Pogba adalah satu dari tujuh Muslim yang membela Prancis.


Penggemar sepak bola dengan cepat membahas kemenangan itu di media sosial Twitter. Mereka meminta Prancis mengakhiri “kemunafikan” dan mengakui peran mendasar imigran dan Muslim.


"Dengan Prancis yang meloloskan semua undang-undang ini terhadap praktik-praktik Islam, jangan lupakan itu para pemain Muslim yang sama membantu memenangkan # WorldCup2018," tulis salah satu pengguna Twitter @atoma019.


Pengguna Twitter lain menyebut kebijakan Prancis yang munafik terhadap para migran dan Muslim, malah "memalukan" dengan adanya kemenangan itu. Beberapa warga net menyerukan Prancis mengakui kemenangan itu sebagai sinyal mengadopsi kebijakan yang menegakkan hak dan martabat migran dan Muslim.


"Orang Afrika dan Muslim mengirimi Anda Piala Dunia kedua, sekarang beri mereka keadilan," tulis beberapa pengguna Twitter.


Warga net berkicau dukungan terhadap imigran dan Muslim di negara tersebut, seperti, imigran membuat Prancis lebih kuat, imigran mendapatkan pekerjaan.


Kemenangan Prancis pada Ahad (15/7) adalah yang pertama dalam 20 tahun, setelah menang di kandang sendiri pada 1998. Itu adalah final dengan skor tertinggi sejak Inggris mengalahkan Jerman Barat 4-2 setelah perpanjangan waktu pada 1966. Serta, tertinggi dalam waktu normal sejak Brasil mengalahkan Swedia 5-2 pada 60 tahun lalu. 



Credit  republika.co.id




John McCain Sebut Penampilan Trump usai Temui Putin Memalukan



John McCain Sebut Penampilan Trump usai Temui Putin Memalukan
Senator Partai Republik John McCain menyebut konferensi pers yang digelar usai Donald Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai hal paling memalukan. (Reuters)


Jakarta, CB -- Senator Partai Republik John McCain menyebut penampilan Presiden Donald Trump dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada Senin (16/7) sebagai hal paling memalukan yang pernah dilakukan oleh seorang pemimpin negara AS.

"Konferensi pers hari ini di Helsinki adalah salah satu penampilan paling memalukan oleh seorang presiden AS sepanjang sejarah," tulis McCain dalam pernyataan yang diunggah melalui situs resminya.

Menurut McCain, kenaifan dan simpati Trump terhadap Putin membawa kehancuran bagi AS sehingga keseluruhan pertemuan di Helsinki ini pantas disebut sebagai kesalahan tragis.



"Presiden Trump membuktikan bahwa ia bukan hanya tak mampu, tetapi juga tak ingin melawan Putin," tulis McCain.


McCain menganggap Trump sengaja memberikan panggung bagi Putin untuk memuntahkan propaganda dan kebohongan kepada dunia demi melegitimasi pencaplokan Crimea dari Ukraina dan kebijakan Rusia di Suriah.

Ia kemudian menyoroti sikap Trump yang baik terhadap Putin, sementara terus mengkritik sekutu-sekutu AS, seperti anggota NATO dan Inggris.

Sebelum bertemu Putin, Trump melakukan rangkaian lawatan ke sejumlah negara Eropa. Dalam rapat NATO di Brussels, ia mengkritik para negara anggota yang lamban menaikkan bujet pertahanannya dan mengeluh karena selama ini AS mengeluarkan biaya paling banyak.


Setelah pertemuan NATO, Trump bertolak ke Inggris, di mana ia mengkritik Perdana Menteri Theresa May terkait pendekatannya dalam mengatasi krisis Brexit.

"Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah merendahkan dirinya secara lebih hina di hadapan seorang tiran. Presiden Trump tak hanya gagal mengungkap kebenaran tentang seorang musuh, namun juga gagal berbicara mewakili Amerika di hadapan dunia," kata McCain.

McCain adalah senator Partai Republik yang mewakili negara bagian Arizona. Dia pernah menjadi bakal calon presiden dalam pilpres AS pada 18 tahun lalu, namun dikalahkan George Walker Bush saat konvensi Partai Republik.

Pada 2008, dia memenangkan pencalonan Partai Republik dan maju menjadi capres, tapi dikalahkan Barack Obama yang diusung Partai Demokrat.



Credit  cnnindonesia.com



Donald Trump Menolak Salahkan Putin, AS Terguncang

Donald Trump Menolak Salahkan Putin, AS Terguncang
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump (kiri) saat konferensi pers bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7/2018). Foto/REUTERS/Grigory Dukor

HELSINKI - Dalam pertemuan di Helsinki, Presiden Donald Trump menolak menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait tuduhan ikut campur pemilu Amerika Serikat (AS) 2016. Sikap Trump memicu guncangan di kalangan intelijen dan politisi Washington.

Alih-alih menyalahkan Putin, pemimpin Amerika itu tak menyampaikan satu kata pun yang menyudutkan Rusia. Sebelum pertemuan, Trump blakblakan menyatakan kebodohan ada di pihak negaranya sendiri.

Padahal, tiga hari yang lalu, Departemen Kehakiman AS mengumumkan dakwaan terhadap 12 mata-mata Rusia atas tuduhan meretas jaringan komputer Partai Demokrat selama pemilu 2016.

Konferensi pers bersama antara Trump dan Putin di Helsinki telah memicu gelombang kecaman di AS.

Mantan Direktur CIA John Brennan mengecam penampilan Trump bersama Putin sebagai "pengkhianatan". Sedangkan Senator John McCain menyebutnya sebagai "kesalahan tragis".

Dalam konferensi pers, Trump ditanya apakah dia percaya badan-badan intelijen AS, yang menyimpulkan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu 2016 dalam upaya untuk membantunya mengalahkan kandidat presiden Demokrat Hillary Clinton, Trump menjawab tak yakin jika Moskow melakukannya.

"Saya tidak melihat alasan mengapa itu terjadi," kata Trump. "Presiden Putin sangat kuat dan kuat dalam penyangkalannya hari ini," katanya lagi, dikutip Reuters, Selasa (17/7/2018).

Dan Coats, Direktur Intelijen Nasional AS, menjelaskan bahwa dia tidak berbagi pandangan dengan Presiden Trump. "Kami telah jelas dalam penilaian kami terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 dan upaya mereka yang sedang berlangsung, yang meluas untuk merusak demokrasi kami, dan kami akan terus memberikan (informasi) intelijen yang objektif untuk mendukung keamanan nasional kami," katanya.

Bill Burns, mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan Duta Besar AS untuk Rusia, mengatakan dalam sebuah wawancara telepon; "Saya telah melihat banyak pertunjukan oleh para presiden di panggung dunia, tetapi saya tidak bisa memikirkan salah satu yang lebih mengerikan daripada yang ini."

Beberapa jam setelah pertemuan di Helsinki, Trump menulis tweet; "Saya memiliki kepercayaan diri yang besar pada orang-orang intelijen saya. Namun, saya juga mengakui bahwa untuk membangun masa depan yang lebih cerah, kita tidak dapat secara eksklusif fokus pada masa lalu, sebagai dua kekuatan nuklir terbesar dunia, kami harus akur!"

Sebelum pertemuan dimulai, Trump menyalahkan negaranya sendiri karena memburuknya hubungan dengan Rusia.

"Hubungan kami dengan Rusia tidak pernah lebih buruk berkat kebodohan AS bertahun-tahun dan sekarang, perburuan penyihir harus dikekang!," lanjut Trump, yang mendeskripsikan penyelidikan terhadap Rusia atas tuduhan ikut campur pemilu AS seperti memburu penyihir.

Kementerian Luar Negeri Rusia merespons baik pernyataan tweet Trump."Kami setuju," tulis kementerian itu di Twitter. 


Pada konferensi pers, Trump dipersilakan para wartawan untuk melontarkan kritik terhadap Rusia, tetapi dia berulang kali menolak. Ketika ditanya apakah Rusia harus disalahkan atas hubungan yang buruk, dia mengatakan;

"Saya menganggap kedua negara bertanggung jawab. Saya pikir AS telah menjadi bodoh. Kita semua bodoh," katanya, sebelum berbelok ke dalam diskusi tentang pemilu AS yang dipersoalkan.

"Saya mengalahkan Hillary Clinton dengan mudah dan terus terang kami 'memukulinya'...kami memenangkan kompetisi itu dan memalukan bahwa bahkan ada sedikit awan di atasnya," katanya.

Ditanya apakah Putin adalah musuh, dia berujar; "Sebenarnya saya menyebutnya pesaing, dan dia pesaing yang baik, dan saya pikir kata pesaing adalah pujian."

Trump juga menahan diri dengan tidak mengkritik Rusia secara terbuka atas aneksasi Crimea dari Ukraina oleh Moskow pada 2014.

Sementara itu, Putin menyangkal jika dia memerintahkan anak buahnya, yakni para intelijen untuk membantu Trump memenangkan pemilu AS 2016. Namun, Putin jujur bahwa dia memang menginginkan Trump menang."Tuduhan itu benar-benar tidak masuk akal," kata Putin.

Putin menyarankan para penyelidik AS melakukan perjalanan ke Rusia untuk mempertanyakan orang-orang Rusia yang dituduh oleh Washington ikut campur dalam pemilu Amerika. Para politisi AS, khususnya kubu kritikus Trump mengecam saran Putin dan menganggapnya sebagai saran yang menggelikan.

Senator Partai Republik Lindsey Graham mengatakan kinerja Trump telah mengirim pesan "kelemahan" AS kepada Moskow. "Kesempatan yang hilang oleh Presiden Trump untuk secara kuat meminta pertanggungjawaban Rusia atas campur tangan pemilu tahun 2016 dan memberikan peringatan yang kuat mengenai pemilu di masa depan. Jawaban oleh Presiden Trump ini akan dilihat oleh Rusia sebagai tanda kelemahan dan menciptakan masalah yang jauh lebih banyak daripada memecahkannya," kata Graham di Twitter.

Mantan Direktur CIA John Brennan menyerukan agar Trump digulingkan."Pertunjukan konferensi pers Donald Trump di Helsinki melampaui ambang 'kejahatan tinggi dan kejahatan ringan'. Itu tidak lebih dari pengkhianatan. Bukan hanya komentar Trump yang meresahkan, ia sepenuhnya berada di saku Putin. Patriot Republik, di mana Anda ???," kritik Brennan di Twitter.


Credit  sindonews.com





Putin: Trump Lebih Banyak Bicara Soal Israel



Presiden AS, Donald Trump tiba di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). Kedatangan Trum untuk pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden AS, Donald Trump tiba di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). Kedatangan Trum untuk pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Foto: BBC

Presiden Trump menyatakan pihaknya dan Rusia akan memastikan keamanan Israel



CB, HELSINKI -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghabiskan sebagian besar waktu perundingan bersama di Helsinki ini dengan membicarakan Israel. Padahal menurut dia situasi yang ada sudah kondusif untuk mengupayakan kerja sama terkait Suriah.


Sementara itu, Putin mengatakan terkait Iran, Ia mengaku memahami penentangan Washington terhadap perjanjian nuklir internasional dengan Iran, yang didukung Rusia. Presiden Trump menekankan pentingnya tekanan internasional bersama terhadap Iran, yang selama ini menjadi sekutu Rusia,

Trump juga menyatakan Washington dan Moskow akan berupaya memastikan keamanan Israel. Hal itu ia katakan pada Senin (16/7) .


"Kami sama-sama telah berbicara dengan Bibi (sebutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) dan mereka akan melakukan sejumlah langkah dengan Suriah, yang berkaitan dengan keamanan Israel," kata Trump dalam jumpa pers bersama Putin.


Ia mengatakan Amerika Serikat dan Rusia akan bekerja sama terkait keamanan Israel."Menciptakan keamanan bagi Israel akan Putin dan saya upayakan dengan saksama," kata Trump.





Credit  republika.co.id



Trump Bela Keamanan Israel di Hadapan Putin


Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci

Trump mengaku ingin membantu rakyat Suriah.



CB, HELSINKI -- Washington dan Moskow akan berupaya memastikan keamanan Israel. Demikian disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin, seusai berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kami sama-sama telah berbicara dengan Bibi (sebutan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) dan mereka akan melakukan sejumlah langkah dengan Suriah, yang berkaitan dengan keamanan Israel," kata Trump dalam jumpa pers bersama Putin. "Amerika Serikat dan Rusia akan bekerja sama terkait hal itu," kata dia menambahkan.

Sementara itu, Putin mengatakan, Trump menghabiskan sebagian besar waktu perundingan bersama di Helsinki ini dengan membicarakan Israel. Situasi yang ada sudah kondusif untuk mengupayakan kerja sama terkait Suriah.






Washington dan Moskow selama ini punya sikap berbeda dan mendukung pihak berlawanan dalam perang saudara di Suriah yang telah berlangsung selama delapan tahun terakhir. Rusia membelas rezim Presiden Bashar al-Assad. Sebaliknya AS mendukung oposisi.

Trump mengatakan,  dia ingin membantu rakyat Suriah berdasarkan alasan kemanusiaan. "Militer kami (Amerika Serikat dan Rusia) telah berhubungan dengan cara yang lebih baik, ketimbang para pemimpin politik kami selama bertahun-tahun. Dan kami juga sudah satu sikap terkait Suriah," kata Trump.

Trump juga mengaku menekankan pentingnya tekanan internasional bersama terhadap Iran, yang selama ini menjadi sekutu Rusia. Adapun Putin mengaku memahami penentangan Washington terhadap perjanjian nuklir internasional dengan Iran, yang didukung Rusia.


Sementara itu,  Israel pada Ahad (15/7) menembakkan rudal ke satu pangkalan militer Suriah di Provinsi Aleppo, bagian utara negeri tersebut. Serangan tersebut hanya menimbulkan kerusakan kecil.


"Serangan Israel itu dilancarkan sebagai reaksi atas kemajuan militer di bagian selatan, tempat militer Suriah telah merebut sebagian besar Provinsi Daraa di Suriah Selatan, termasuk daerah yang dikuasai gerilyawan di dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel," kata laporan tersebut.




Credit  republika.co.id



Bertemu Perdana, Karakter Trump dan Putin Bertolak Belakang



Bertemu Perdana, Karakter Trump dan Putin Bertolak Belakang
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Helsinki, Finlandia, Senin (16/7). (REUTERS/Kevin Lamarque)


Jakarta, CB -- Lima tahun yang lalu, kala Donald Trump, yang belum menjadi Presiden AS, bersiap pergi ke Moskow untuk ajang Miss Universe, mencuit lewat akun Twitter-nya. Dia bertanya-tanya apakah dia akan pergi menemui Vladimir Putin, yang kala itu telah menjadi Presiden Rusia.

"Jika iya," tulisnya di akun Twitter-nya. "Apakah dia akan menjadi sahabat baruku?"

Kini mantan presenter acara televisi The Apprentice itu bertemu dengan Putin, eks-agen intelijen Rusia, KGB di Helsinki, dalam pertemuan perdana mereka. Pertanyaan serupa dilontarkan dunia internasional.



Konflik di Suriah, dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, serta Ukraina tampaknya bakal dibahas dalam pertemuan perdana Trump-Putin.



Namun, yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara kedua pria, pemimpin dua negara adi kuasa di dunia, Amerika Serikat dan Rusia.

Adapun Trump telah lama mengumbar kekagumannya pada cara kepemimpinan Putin, di saat badan intelijen AS menyelidiki keterlibatan Rusia dalam Pilpres AS 2018, yang berhasil mendorong miliader kontroversial tersebut masuk ke dalam Gedung Putih.

Dilansir kantor berita AFP, dalam sifat dan sikap, kedua presiden negara besar di dunia itu sangat berbeda.

Jika Trump terkenal dengan cara pidato yang spontan berapi-api dan sering berselisih paham dengan penasihatnya sendiri, Putin selalu tampil tenang dengan air muka yang datar dan hampir jarang mengekspresikan emosinya.


Putin tetap mengikuti perkembangan lewat informasi dari file-file laporan intelijen yang tebal, serta ringkasan berita media massa. Sebaliknya, tim penasihat Trump kesulitan untuk menyuruh Trump membaca, bahkan untuk sebuah laporan briefing singkat.

Di saat Presiden AS tersebut mempopulerkan opininya lewat media sosial, lawannya di Kremlin, bahkan tidak punya ponsel dan bergantung pada media untuk menyatakan pendapatnya.

Meski begitu, perbedaan mereka tampaknya tak bakal mengganggu hubungan kedua Presiden.

"Putin sudah membuktikan bahwa ia terampil dalam membaca karakter dan pikiran orang," kata Alina Polyakova, peneliti kebijakan luar negeri dari Brookings Institution, Washington, seperti dilansir AFP.

"Dia terlatih dalam bidang ini. Lagi pula, sebagai mantan agen intelijen, menurut saya dia khususnya bisa membaca kelemahan orang," kata Polyakova.

"Dia akan memuji Trump dan bercoba untuk berbincang antara pria ke pria. Trump akan merespons positif cara interaksi tersebut," tambah dia.

Jika itu berhasil, Putin bisa menggunakan kesamaan yang ia memiliki dengan Trump untuk memperdalam percakapan.

Pasangan tersebut dikenal sebagai pimpinan otoriter. Setelah bertemu diktator Korea Utara Kim Jong Un, Trump berkata bahwa ia iri dengan cara rakyat Korea Utara menyembah dan memperhatikan Kim Jong Un saat dia memberi pidato dan berharap bahwa "rakyatku" memperlakukannya dengan cara yang sama.


Putin dan Trump sama-sama memilih untuk membuat keputusan yang tidak diduga dan sesuai dengan kepentingan masing-masing dan partainya daripada harus mencari kompromi.

Keduanya juga mengedepankan nilai-nilai nasionalis dimana mereka berjanji untuk membawa negaranya pada masa kejayaan. Putin setelah jatuhnya Uni Soviet yang meninggalkan rasa ketidakpastian dan Trump setelah di tengah menurunnya perekonomian Amerika Serikat.

Walaupun kedua presiden ini termasuk kelompok orang-orang terkaya dunia, mereka menjalani hidup yang berbeda.

Film-film dokumenter di televisi pemerintah Rusia memperlihatkan gaya hidup ala pertapa yang dijalani Putin. Meskipun orang-orang di lingkaran dalamnya mengumpulkan kekayaan. Kritik menyebut kekayaan Presiden Putin pun tak kurang dari puluhan miliaran dolar.


Trump yang memiliki lift emas untuk naik ke apartemennya di New York, identik dengan pamer kemewahan. Meskipun media AS menyebut bahwa Trump tidak sekaya yang dia katakan.

Keduanya pun memiliki latar belakang berbeda. Putin terlahir dari keluarga pekerja di Leningrad, sekarang Saint Petersburg pada 1952, sebelum menjadi agen intelijen KGB pada usia 20 tahun.

Trump merupakan anak keempat dari lima bersaudara yang terlahir dari keluarga yang kaya raya. Saat dia memulai bisnisnya, dia diberikan "pinjaman kecil" dari bapaknya sebesar US$1 miliar.

Di masa muda, dua pemimpin masa depan tersebut sama-sama gemar berkelahi. Putin berkata bahwa ia harus belajar untuk bersiap "memukul pertama" di Leningrad dan pengakuan Trump tentang masa lalunya yang penuh dengan kekerasan dibocorkan di media Amerika Serikat.


Pada 1980, Trump melihat bisnisnya berkembang. Dari Dresden, Putin melihat Uni Soviet sekarat, di mana dia sedang menyamar sebagai agen rahasia.

Personal branding penting dalam keluarga Trump. Sebaliknya, Putin seorang duda cerai sangat menjaga krhidupan pribadinya. Kedua putrinya nyaris tidak pernah tampil di muka publik.

Sebaliknya, Trump menyiarkan hampir seluruh aspek kehidupannya. Mulai dari keberhasilannya menjalankan bisnis, hingga transformasinya menjadi bintang acara realitas televisi pada era 2000-an.

Meski begitu, hanya sedikit yang bisa diketahui dari kehidupan Putin, yang memulai karier sebagai pegawai biasa, hingga menerima tampuk kepresidenan dari pendahulunya Boris Yeltsin, selain remah-remah berita yang dia sodorkan kepada jurnalis Rusia selama bertahun-tahun. Dalam sebuah pengamatan tentang Putin, dia digambarkan penulis biograsi Masha Gessen sebagai, "Pria Tak Berwajah."




Credit  cnnindonesia.com





Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam


Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam
Hanya dengan duduk santai bersama Donald Trump dalam pertemuan di Helsinki, Vladimir Putin dianggap dapat langsung meraih seluruh kemenangan yang ia dambakan. (AFP Photo/Saul Loeb)



Jakarta, CB -- Sejak lama, Presiden Vladimir Putin mendambakan tatap muka dengan Presiden Donald Trump yang akhirnya terwujud hari ini di Helsinki, Finlandia.

Bagaimana tidak, hanya dengan duduk santai bersama Trump, Putin dianggap dapat langsung meraih seluruh kemenangan yang selama ini ia dambakan.

Salah satu piala paling penting yang diincar oleh Putin adalah penghentian secara simbolis upaya Barat mengisolasi Rusia akibat pencaplokan Crimea.



Selain itu, Putin juga membidik penghapusan dugaan intervensi pemilu AS pada 2016 lalu, salah satu tindakan yang disebut-sebut kerap dilakukan Rusia terhadap berbagai negara lain di seluruh penjuru dunia.

"Jika Trump berkata, 'Yang berlalu sudah berlalu karena dunia terus berputar,' itu adalah yang Moskow butuhkan dari pertemuan ini," ujar analis kebijakan luar negeri independen dari Rusia, Vladimir Frolov, kepada The New York Times.


Dakwaan yang dijatuhkan atas 12 intelijen Rusia terkait intervensi pemilu hanya berselang beberapa hari menjelang pertemuan Helsinki ini pun dianggap dapat menjadi kemenangan tersendiri bagi Putin.

Akibat dakwaan itu, AS terbelah karena Partai Demokrat semakin lantang menyuarakan penolakan mereka terhadap pertemuan antara Putin dan Trump.

Rakyat pun semakin membenci Trump yang dianggap enggan mempertahankan kedaulatan AS demi melindungi diri sendiri. Trump memang selalu menampik tudingan intervensi yang disebut-sebut dilakukan Rusia untuk membantu kemenangan sang presiden.

Di luar negeri, Trump tak henti mengkritik kepala negara-negara yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat AS.

Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam
Dalam lawatannya ke Inggris, Donald Trump mengkritik Theresa May atas pendekatannya terkait Brexit. (Reuters/Hannah McKay)
Beberapa hari sebelum pertemuan di Helsinki, Trump melakukan rangkaian lawatan ke negara-negara Eropa, termasuk Inggris, di mana ia mengkritik Perdana Menteri Theresa May atas pendekatannya terkait Brexit.

Trump bahkan mengecam NATO, musuh bebuyutan Rusia sejak era Uni Soviet. Ia mendesak negara NATO untuk segera memenuhi target bujet pertahanan dan mengeluh karena selama ini AS mengeluarkan biaya paling besar.

"Kita menyaksikan sesuatu yang mengejutkan. Sesuatu yang bahkan Uni Soviet saja tidak bisa mencapainya: memecah belah AS dan Eropa Barat," tutur Presiden Asosiasi Kerja Sama Euro-Atlantik, Tatyana Parkhalina.

Melanjutkan pernyataannya, ia berkata, "Sebelumnya, mereka tak pernah berhasil, tapi tampaknya mereka akan berhasil dengan Trump sekarang."


Lebih jauh, Trump bahkan dapat membantu Rusia untuk lepas dari isolasi sanksi akibat pencaplokan Crimea. Pada pertemuan G7 lalu saja, Trump sudah mendesak agar Rusia dimasukkan kembali ke dalam grup itu.

Kepala Biro CNN di Moskow, Nathan Hodge, pun menganggap pertemuan ini dapat memberikan angin segar bagi Putin yang mulai kehilangan kepercayaan rakyat, merujuk pada jajak pendapat dari Pusat Riset Opini Publik Rusia (VCIOM).

"Responden mengaku merasa lebih pesimistis atas sejumlah faktor, termasuk kemampuan finansial mereka, kepercayaan mereka terhadap perekonomian, dan dukungan mereka atas politik negara," tulis Hodge dalam kolom analisisnya di CNN.

Merujuk pada hasil riset VCIOM, faktor utama dari penurunan kepercayaan itu adalah keputusan pemerintah untuk meningkatkan harga bahan bakar dan menaikkan usia pensiun.

Duduk Santai dengan Trump, Kemenangan Putin dalam Genggam
Merujuk pada jajak pendapat terbaru, tingkat kepercayaan publik terhadap Vladimir Putin menurun. (AFP Photo/Olga Maltseva)
Meski demikian, tingkat penerimaan publik terhadap Putin masih berada di kisaran 80 persen. Pertemuan dengan Trump ini diperkirakan akan menggenjot angka tersebut.

Sementara itu, Trump yang juga sedang berupaya memompa tingkat kepercayaan publik AS justru diperkirakan tak akan mencapai targetnya.

Ahli hubungan Rusia-Amerika dari European University, Ivan Kurilla, melihat Trump ingin mengubah citra Rusia demi meredam kritik musuh politiknya atas campur tangan Moskow dalam pemilu yang pada akhirnya mencoreng kredibilitas sang presiden.

Menurut Kurilla, Trump ingin mengulang kembali sejarah ketika Presiden Ronald Reagan bertemu dengan Sekretaris Jenderal Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, pada 1980.

"Dia ingin membawa pulang pesan bahwa Rusia bukan musuh Amerika, bukan pula kekuatan iblis. Namun, ia salah perhitungan karena Putin tidak seperti Gorbachev," kata Kurilla kepada The New York Times.




Credit  cnnindonesia.com