Tampilkan postingan dengan label PAKISTAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PAKISTAN. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Maret 2019

Militer India Sebut Rekaman Kapal Selam sebagai Propaganda




Militer Pakistan mempublikasikan rekaman video yang disebut sebagai kapal selam India muncul ke permukaan mendekati wilayah perairan Pakistan pada Senin, 4 Maret 2019. Press TV
Militer Pakistan mempublikasikan rekaman video yang disebut sebagai kapal selam India muncul ke permukaan mendekati wilayah perairan Pakistan pada Senin, 4 Maret 2019. Press TV

CB, New Delhi - Otoritas India membantah klaim otoritas Pakistan bahwa kapal selamnya dicegat saat berlayar hendak memasuki perairan Pakistan. Kedua negara bertetangga ini besitegang baru-baru ini mengenai Kashmir.

Militer Pakistan merilis rekaman video yang menunjukkan kapal selam India itu muncul ke permukaan. Rekaman video ini menunjukkan pukul 8.35 Senin malam waktu setempat.
“Angkatan Laut India tidak mengakui propaganda seperti itu dan tetap beroperasi seperti yang dibutuhkan untuk melindungi kawasan laut nasional. Pengerahan di lapangan tidak berubah,” kata Kapten D. K. Sharma, juru bicara Angkatan Laut, seperti dilansir Times of India pada Rabu, 6 Maret 2019.

Sumber di militer India menuding video itu adalah rekaman yang telah diubah dari peristiwa pada November 2016 dengan waktu dan tanggalnya diganti untuk menunjukkan seakan-akan rekaman itu dibuat pada Senin, 4 Maret 2019.
Sumber itu menyebut kapal selama INS Kalvari, yang dibeli dari perusahaan DNS Prancis, beroperasi sekitar 200 kilometer dari Kota Karachi. “Ini menunjukkan lokasinya berada di perairan internasional karena batas wilayah laut sebuah negara hanya 12 mil dari garis pantai,” kata pejabat itu.

Seorang sumber lainnya, seperti dilansir CNN, mengatakan,”Pemerintah  India membantah keaslian video yang beredar, kapal selamnya tidak mungkin muncul di permukaan, apalagi kalau memasuki perairan Pakistan.”
Mengenai ini, pejabat direktur jenderal Hubungan Masyarakat Angkatan Laut Pakistan mengatakan kapal selam itu bisa dihancurkan dengan mudah. Namun kebijakan Pakistan adalah menahan diri dalam menghadapi agresi India untuk memberikan kesempatan berdamai.



Pada pekan lalu, jet tempur India dan Pakistan terlibat perang udara dengan satu jet tempur India MIG-21 Bison jatuh di wilayah Kashmir, yang dikontrol Pakistan. Awalnya, militer India membantah jet tempurnya jatuh tertembak.
Namun, militer Pakistan mempublikasikan rekaman penangkapan pilot Wing Commander Abhinandan Varthaman, yang wajahnya terluka karena terkena lemparan penduduk di lokasi jatuhnya pesawat.
Militer India lalu meminta militer Pakistan agar segera mengembalikan Abhinandan, yang kemudian dilepas pada akhir pekan lalu sebagai bentuk sinyal perdamaian dari Islamabad.
PM India, Narendra Modi, menyalahkan jatuhnya jet tempur MIG-21 Bison itu kepada oposisi India di Kongres, yang dinilai menghambat proses pembelian jet tempur baru Rafale buatan Prancis. Ini membuat tokoh oposisi Rahul Gandhi menuding Modi telah korupsi dan berpura-pura karena tindakannya justru membuat proses pengiriman jet tempur itu terhambat.



Credit  tempo.co




Madrasah Pakistan yang Diklaim Dibom India Ternyata Masih Utuh



Madrasah Pakistan yang Diklaim Dibom India Ternyata Masih Utuh
Banguna-bangunan madrasah di Pakistan yang didirikan kelompok Jaish-e-Mohammed masih utuh. Padahal, India mengklaim telah menghancurkannya dengan serangan bom 1.000 kg. Foto/Planet Labs Inc/Handout via REUTERS


ISLAMABAD - Sebuah citra satelit menunjukkan enam bangunan madrasah yang didirikan kelompok Jaish-e-Mohammed di Pakistan masih berdiri utuh. Gambar satelit itu mematahkan klaim militer India bahwa 12 jet Mirage 2000 dengan 1.000 kg bom telah menghancurkan bangunan madrasah tersebut.

Citra satelit itu dihasilkan oleh Planet Labs Inc, operator satelit swasta yang berbasis di San Francisco. Gambar satelit diambil pada 4 Maret 2019 atau enam hari setelah serangan. Gambar menunjukkan tidak ada tanda-tanda kerusakan pada enam bangunan madrasah.

Gambar-gambar itu hampir tidak berubah dari foto satelit yang diambil April 2018. Tidak ada lubang yang terlihat di atap-atap bangunan, tidak ada tanda-tanda hangus, tak ada dinding pecah, juga tak ada pepohonan telantar di sekitar madrasah atau tanda-tanda lain dari dampak serangan udara.

Pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi sebelumnya mengatakan serangan pada 26 Februari telah mengenai semua sasaran yang dimaksudkan di situs madrasah di wilayah Balakat, Pakistan utara. Namun, bukti foto satelit ini akan mempermalukan pemerintah Modi.

Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan India, pada Rabu (6/3/2019), belum bersedia menjawab pertanyaan yang dikirim melalui email oleh Reuters tentang gambar satelit tersebut.

Jeffrey Lewis, direktur Proyek Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies, membenarkan bahwa foto-foto satelit itu memperlihatkan struktur bangunan masih berdiri utuh.

"Gambar-gambar beresolusi tinggi tidak menunjukkan bukti kerusakan bom," katanya.

Sumber pemerintah India pada pekan lalu mengatakan 12 jet tempur Mirage 2000 menjatuhkan bom 1.000 kg dalam serangan tersebut.

Lewis dan Dave Schmerler, peneliti senior di James Martin Center untuk studi nonproliferasi yang juga menganalisis citra satelit, mengatakan senjata yang besar pasti akan menyebabkan kerusakan yang jelas pada struktur bangunan. 





Credit  sindonews.com




Otoritas Pakistan Tangkap 44 Terduga Anggota Kelompok Militan



Pasukan anti-teror saat berlatih penanggulangan terorisme di SMA Elizabeth, Peshawar, Pakistan, 2 Februari 2016. Terdapat informasi intelijen 13 militan Taliban dari Afghanistan merencanakan serangan bunuh diri di sekolah-sekolah Pakistan. REUTERS/Fayaz Aziz
Pasukan anti-teror saat berlatih penanggulangan terorisme di SMA Elizabeth, Peshawar, Pakistan, 2 Februari 2016. Terdapat informasi intelijen 13 militan Taliban dari Afghanistan merencanakan serangan bunuh diri di sekolah-sekolah Pakistan. REUTERS/Fayaz Aziz

CBIslamabad – Pemerintah Pakistan mulai menangkap anggota kelompok militan termasuk dari kelompok Jaish-e-Mohammed pasca serangan bom bunuh diri di Kashmir pada pertengahan Februari 2019.

Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengatakan otoritas telah menahan 44 orang anggota kelompok militan sebagai langkah untuk meningkatkan tindakan hukum. Ini disebut sebagai bagian dari rencana lama dan bukan untuk merespon kemarahan India, yang menuding Islamabad gagal mengendalikan kelompok militan yang beroperasi di wilayahnya.
Ketegangan Pakistan dan India sempat terjadi pasca serangan bom bunuh diri di Pulwama, Kashmir, yang menewaskan sekitar 40 orang tentara India. Kelompok Jaish-e-Mohammed mengaku bertanggung jawab.

“Kami menginvestigasi mereka dan jika kami mendapatkan bukti mengenai mereka, meraka akan diproses secara hukum. Jika kami tidak mendapatkan bukti apapun, penahanan mereka akan berakhir,” kata Azam Suleman, Menteri Dalam Negeri Pakistan, seperti dilansir Reuters, Selasa, 5 Maret 2019.
Pemerintah Pakistan mendapat tekanan dunia internasional untuk bersikap terhadap kelompok militan JeM, yang mengaku melakukan serangan di Kashmir.
Beberapa anggota keluarga dari pemimpin JeM, Masood Azhar, ikut ditahan dalam operasi penangkapan ini sebagai bagian dari upaya pencegahan. Ini seperti Mufti Abdul Roof dan Hamad Azhar, yang merupakan anak dari Masood. Saat ini, menurut otoritas Paksitan, kondisi Masood sedang tidak sehat.

Pamerintah Pakistan juga memasukkan dua yayasan kemanusiaan bernama Jamaat-ud-Dawa dan Falah-e-Insaniat Foundation ke dalam organisasi terlarang. Kedua yayasan ini terkiat dengan Hafiz Saeed, yang merupakan pendiri organisasi militan Lashkar-e-Taiba, yang melakukan serangan ke Mumbai pada 2008 dan menewaskan 166 orang.
Sebagian nama orang-orang yang ditahan ini tercantum dalam dokumen yang diserahkan India ke Pakistan pasca serangan di Kashmir.

Mengenai ini, seorang pejabat India mengaku skeptis atas penangkapan yang dilakukan pemerintah Pakistan. “Kita telah melihat semua ini sebelumnya selama beberapa dekade. Berapa kali Hafiz Saeed ditahan lalu sengaja dilepas,” kata pejabat ini. “Apakah mereka telah bertindak terhadap kamp pelatihan Jaish?”

Pemerintah Pakistan pimpinan PM Imran Khan, seperti dilansir India Times, sempat meminta informasi dan dokumen dari pemerintah India pascar serangan di Kashmir. Awalnya, India menolak melakukan kerja sama investigasi soal ini. Namun, belakangan India menyerahkan sejumlah dokumen berisi informasi mengenai kelompok JeM ini. 




Credit  tempo.co





Pakistan Kejar Aset dan Rekening Bank Kelompok Jaish-e-Mohammed




Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Dalam serangan bom mobil tersebut, sedikitnya 42 tentara India tewas. REUTERS
Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Dalam serangan bom mobil tersebut, sedikitnya 42 tentara India tewas. REUTERS

CB, Islamabad – Pemerintah Pakistan bakal mengejar aset dan rekening bank milik kelompok militan, yang beroperasi di dalam wilayahnya dan di wilayah Kashmir yang dikuasai.

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan pemerintah Pakistan bakal membekukan aset dan rekening ini sesuai ketentuan Dewan Keamanan PBB, yang mensyaratkan setiap anggota untuk melakukan tindakan ini terhadap lembaga dan individu yang masuk dalam daftar sanksi.
“Dewan Keamanan PBB memiliki hak untuk mengambil tindakan dan memberi efek atas keputusan yang dibuatnya untuk menjaga keamanan dan perdamaian internasional,” begitu pernyataan dari Kemenlu Pakistan seperti dilansir CNN pada Selasa, 5 Maret 2019.

Pemerintah melakukan ini beberapa pekan setelah kelompok milisi Jaish-e-Mohammed mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Kashmir, yang menewaskan sekitar 40 orang anggota tentara India.

Serangan ini memicu ketegangan antara Pakistan dan India, yang menuding Islamabad membiarkan kelompok ini beroperasi di wilayahnya. Pakistan sendiri telah menyatakan pembubaran kelompok ini sejak 2001 dan melabelinya sebagai kelompok teroris.
Jet tempur Pakistan, seperti dilansir Reuters, menyasar kamp pelatihan JeM di kawasan perbukitan Kota Balakot, Pakistan, dan mengklaim menewaskan sekitar 300 teroris.

Otoritas Pakistan menyangkal klaim itu namun mengakui jet tempur India menjatuhkan bom di kawasan hutan karena dikejar jet tempur Pakistan. Sebaliknya, Pakistan mengklaim menembak dua jet tempur India MIG-21 Bison sehari kemudian dan menahan salah satu pilot, yang telah  dikembalikan.

PM Pakistan Imran Khan meminta India untuk menjalin komunikasi untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk informasi soal para pelaku. Pemerintah India akhirnya menyerahkan sejumlah dokumen mengenai JeM setelah sebelumnya sempat menolak.





Credit  tempo.co




Ketegangan Berlanjut, Pakistan Hentikan Kapal Selam India



Tentara patroli di sepanjang perbatasan berpagar dengan Pakistan di sektor Ranbir Singh Pura dekat Jammu 26 Februari 2019. [REUTERS / Mukesh Gupta]
Tentara patroli di sepanjang perbatasan berpagar dengan Pakistan di sektor Ranbir Singh Pura dekat Jammu 26 Februari 2019. [REUTERS / Mukesh Gupta]

CB, Jakarta - Angkatan Laut Pakistan mengklaim telah menghentikan kapal selam Angkatan Laut India agar tidak memasuki perairan Pakistan.
"Angkatan Laut Pakistan menggunakan ketrampilan khusus untuk mencegah kapal selam itu, berhasil mencegahnya memasuki perairan Pakistan," ujar juru bicara Angkatan Laut Pakistan seperti dilansir dari India Today, Selasa, 5 Maret 2019.

"Angkatan Laut Pakistan menggunakan ketrampilan khusus untuk mencegah kapal selam itu, berhasil mencegahnya memasuki perairan Pakistan," ujar juru bicara Angkatan Laut Pakistan seperti dilansir dari India Today, Selasa, 5 Maret 2019.
Angkatan Laut Pakistan juga merilis video yang diklaim kapal selam India dengan rekaman berwarna hitam putih tanpa menunjukkan secara jelas tubuh kapal selam itu. Video diberi tanggal 4 Maret 2019.

"Kapal selam India tidak ditargetkan sejalan dengan kebajikan pemerintah menjaga perdamaian," ujar juru bicara tersebut.Namun juru bicara Angkatan Laut Pakistan itu tidak merinci tentang dimana dan kapan kapal selam India itu terdeteksi.
Peristiwa penghentian kapal selam India memasuki perairan Pakistan merupakan insiden pertama sejak tahun 2016, ketika Pakistan mengusir kapal selam India dari perairan negara itu.
Sumber di pertahanan India menjelaskan kepada TV India Today bahwa mereka sedang memverifikasi video itu.
Peristiwa penghentian kapal selam India ini terjadi di tengah ketegangan antara India dan Pakistan dipicu peristiwa bentrokan bersenjata kedua pasukan di perbatasan Khasmir.




Credit  tempo.co






Pakistan Ingin Warga Kashmir Menentukan Nasib Mereka Sendiri


Foto yang diambil dari video pasokan PTV memperlihatkan  Komandan Abhinandan Varthaman, yang menjadi wajah dan simbol dari bentrok terbesar antara India dan Pakistan, berjalan melintasi perbatasan menuju India di Wagah, Pakistan, Jumat (1/3). Pakistan telah menyerahkan pilot India.
Foto yang diambil dari video pasokan PTV memperlihatkan Komandan Abhinandan Varthaman, yang menjadi wajah dan simbol dari bentrok terbesar antara India dan Pakistan, berjalan melintasi perbatasan menuju India di Wagah, Pakistan, Jumat (1/3). Pakistan telah menyerahkan pilot India.
Foto: AP

Pakistan ingin penyelesaian sengketa sesuai Resolusi DK PBB.




CB, ANKARA -- Utusan senior Pakistan di Turki pada Senin (4/3) mengatakan, nasib Jammu dan Kashmir harus ditentukan oleh rakyat di wilayah sengketa itu sendiri.


Hal itu diungkapkan Muhammad Syrus Sajjad Qazi ketika berbicara dalam satu konferensi yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemikiran Strategis yang berpusat di Ibu Kota Turki, Ankara.  Qazi juga mengomentari sumbangan Pakistan bagi kestabilan dan perdamaian regional dan perkembangan baru-baru ini di Jammu dan Kashmir.

"Tak ada perdamaian yang langgeng di Asia Selatan tanpa penyelesaian adil sengketa Kashmir dengan dasar resolusi Dewan Keamanan PBB dan keinginan rakyat Kashmir," katanya seperti dilansir Anadolu, Selasa (5/3).

"India dan Pakistan ingin masalah masuknya Jammu dan Kashmir ke dalam India atau Pakistan mesti diputuskan melalui metode demokratis pemungutan suara yang adil dan tidak memihak," ujarnya menambahkan.


Menurut Qazi, penyelesaian sengketa itu sebagaimana dijanjikan oleh Resolusi 47 Dewan Keamanan PBB pada 1948. Resolusi Dewan Keamanan PBB menolak klaim India atas Kashmir dan menetapkan hak untuk menentukan nasib sendiri sebagai prinsip yang mengatur bagi penyelesaian sengketa Kashmir.


Sajjad Qazi  menyayangkan upaya Pakistan untuk mewujudkan perdamaian dan kestabilan di Asia Selatan diremehkan. Ia menekankan dukungan Pakistan yang terus-menerus bagi perdamaian dan dialog kendati retorika perang kerap dilontarkan oleh India.

Hubungan antara kedua negara tetangga pemilik senjata nuklir tersebut bertambah keruh ketika pesawat tempur dari kedua pihak terlibat perseteruan di udara di sepanjang perbatasan Kashmir. India dan Pakistan saling mengklaim telah menembak-jatuh pesawat masing-masing. Seorang pilot India dilaporkan ditangkap.

Pakistan namun tak mau berlama-lama menahan pilot India Abhinandan Varthaman. Pilot itu sudah diserahkan ke pihak India.  AS, Uni Eropa, Turki dan banyak negara lain mendesak kedua negara tersebut agar menyelesaikan silang pendapat mereka melalui pembicaraan.

Kedua negara bertetangga di Asia Selatan itu telah tiga kali terlibat pertempuran --pada 1948, 1965 dan 1971, dua di antaranya mengenai Kashmir-- sejak keduanya berpisah pada 1947.






Credit  republika.co.id





Jet Tempur India Jatuh, Oposisi Tuding PM India Modi Korupsi



Perdana Menteri India, Narendra Modi, saat berkampanye di kawasan Jammu pada Februari 2019. PTI
Perdana Menteri India, Narendra Modi, saat berkampanye di kawasan Jammu pada Februari 2019. PTI

CBNew Delhi – Tokoh oposisi India, Rahul Gandhi, mengkritik Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah menunda pembelian jet tempur Rafale untuk menguntungkan seorang teman bisnisnya pasca jatuhnya jet tempur negara itu yang tertembak jet tempur Pakistan pada pekan lalu.

Gandhi mengatakan ini menanggapi serangan Modi yang meminta parlemen menggunakan akal sehat dan mempercepat pembelian jet tempur Rafale buatan Prancis. Modi meyakini jet tempur Rafale bermesin ganda itu bisa melawan jet tempur F-16 Pakistan buatan Amerika Serikat.

“Perdana Menteri yang terhormat, apakah Anda tidak punya rasa malu sama sekali? ANDA mencuri 30.000 crore dan memberikannya kepada teman Anda Anil. ANDA sendiri yang bertanggung jawab atas penundaan kedatangan jet tempur RAFALE. AND adalah penyebab mengapa jet tempur angkatan udara India yang pemberani seperti Wing Commander Abhinandan mempertaruhnya nyawanya menerbangkan jet tempur lama,” kata Gandhi lewat akun Twitternya @RahulGandhi sambil menggunakan huruf kapital untuk menyapa Modi. 30 ribu crore setara sekitar Rp60 triliun.

Gandhi mencuit ulang berita dari Indian Expres yang menampilkan pernyataan Modi bahwa India bakal bisa mengimbangi Pakistan jika memiliki jet tempur Rafale.
Sebelumnya, Modi mengatakan bahwa sikap penolakan Kongres terhadap rencana pembelian 36 jet tempur Rafale dengan Prancis telah menyebabkan terjadinya penundaan pengiriman jet tempur itu. Ini membuat pertahanan udara India menjadi lemah saat harus menyerang kamp pelatihan milisi Jaish-e-Mohammed, yang mengaku mengebom pasukan paramiliter India di Kashmir. Satu jet tempur MIG-21 Bison milik India juga jatuh tertembak oleh jet tempur Pakistan saat terjadi pertempuran udara.

Pemerintah India merasa semakin malu setelah pilotnya tertangkap dan sempat dikeroyok masyarakat di daerah perbatasan Kashmir dengan Pakistan. Pada Jumat pekan lalu, Aljazeera melansir, PM Imran Khan memutuskan untuk mengembalikan pilot Abhinandan, yang wajahnya sempat terluka akibat lemparan batu warga perbatasan Pakistan ke pemerintah India untuk mengurangi ketegangan.





Credit  tempo.co




PM Pakistan Kecam Menterinya Sendiri karena Menghina Umat Hindu



PM Pakistan Kecam Menterinya Sendiri karena Menghina Umat Hindu
Menteri Informasi dan Kebudayaan Punjab Fayyazul Hassan Chohan jadi sasaran kecaman para menteri Pakistan setelah menghina umat Hindu. Foto/Pakistan Today


ISLAMABAD - Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan melalui asisten khususnya mengecam menteri kabinetnya sendiri lantaran menghina umat Hindu. Menteri itu menyebut orang-orang Hindu sebagai penyembah berhala dan peminum urine sapi.

Menteri Informasi dan Kebudayaan Punjab Fayyazul Hassan Chohan melontarkan penghinaan itu dalam sebuah konferensi pers bulan lalu. Dia pun menjadi sasaran kecaman keras oleh anggota senior partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), yang merupakan partai berkuasa.

Menteri Chohan, seperti dikutip kantor berita Samaa, menyebut orang-orang Hindu sebagai "orang peminum urine sapi".

"Kami adalah Muslim dan kami memiliki bendera, bendera keberanian Maula Alia, dan bendera keberanian Hazrat Umara. Anda tidak memiliki bendera itu; bendera itu tidak ada di tangan Anda," kata menteri tersebut, yang dilansir NDTV, Selasa (5/3/2019).

"Jangan beroperasi di bawah khayalan bahwa Anda tujuh kali lebih baik dari kami. Apa yang kami miliki, Anda tidak bisa miliki, Anda para penyembah berhala," lanjut Chohan yang video rekaman dari komentarnya itu viral di media sosial.

Pernyataan Chohan itu viral di saat ketegangan India dan Pakistan sedang memanas setelah serangan teror Pulwama di Jammu dan Kashmir oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammed yang merenggut nyawa lebih dari 40 polisi paramiliter India.

Menanggapi serangan verbal terhadap kelompok minoritas Hindu, Menteri Hak Asasi Manusia Shireen Mazari mengecam keras pernyataan Chohan. "Tidak ada yang memiliki hak untuk menyerang agama orang lain. Warga Hindu kami juga telah berkorban untuk negara. Pesan Perdana Menteri kami selalu bertoleransi dan saling menghormati dan kami tidak bisa memaafkan segala bentuk kefanatikan atau penyebaran kebencian agama," kata Mazari.

Kecaman PM Imran Khan disampaikan oleh Asisten Khusus Perdana Menteri untuk Urusan Politik Naeemul Haque melalui Twitter. "Pernyataan penghinaan terhadap komunitas Hindu oleh Fayyaz Chohan, Menteri Punjab (Pakistan) menuntut tindakan tegas. Pemerintah PTI tidak akan mentoleransi omong kosong ini dari anggota senior pemerintah atau dari siapa pun. Tindakan akan diambil setelah berkonsultasi dengan Ketua Menteri," tulis dia.

Menteri Keuangan Asad Umar juga mengatakan bahwa bendera Pakistan tidak hanya hijau dan tidak lengkap tanpa putih yang mewakili minoritas. "Umat Hindu Pakistan adalah bagian dari tatanan bangsa seperti halnya saya. Ingat seluruh perjuangan Quaide Azam adalah untuk sebuah negara yang bebas dari diskriminasi," kata Umar. 

Kolumnis ternama Pakistan, Mehr Tarar, melalui Twitter mendesak Menteri Chohan mengundurkan diri. Dia juga menuntut permintaan maaf tanpa syarat dari Chohan.

Menurut laporan media lokal, setidaknya 1,6 persen dari populasi Pakistan adalah warga Hindu dan Hindu adalah agama terbesar kedua di Pakistan setelah Islam. Pemerintah PTI sendiri memiliki setidaknya tujuh anggota Majelis Nasional atau Parlemen dari komunitas Hindu dan empat anggota minoritas Hindu di Majelis Punjab.


Credit  sindonews.com




Pilot India Kirim Pesan Sebelum Tembak Jatuh Jet Tempur F-16 Pakistan



Pilot India Kirim Pesan Sebelum Tembak Jatuh Jet Tempur F-16 Pakistan
Para warga India menyambut pembebasan pilot Abhinandan Varthaman oleh Pakistan. Foto/ REUTERS/Francis Mascarenhas


NEW DELHI - Pilot India, Komandan Sayap Abhinandan Varthaman, mengirim pesan radio bahwa dia menggunakan rudal Vympel R-73 terpilih dari jet tempur MiG-21 Bison-nya beberapa detik sebelum misil itu ditembakkan ke jet tempur F-16 Pakistan. Jet tempur Pakistan itu dilaporkan jatuh, namun sejauh ini Islamabad menyangkalnya.

Sputnik pada Minggu (3/3/2019), mengutip The Times of India, melaporkan Abhinandan berhasil mengirimkan pesan sebelum MiG-21 juga ditembak jatuh dalam pertempuran udara di wilayah Kashmir yang disengketakan kedua negara. Pesawat MiG-21 jatuh di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, sedangkan Abhinandan berhasil mengeluarkan diri dan ditangkap militer Islamabad.

"R-73 lebih baik dalam jarak dekat. Ini mungkin pertama kalinya MiG-21 asal Rusia menembak jatuh F-16 Amerika di mana saja di dunia," kata seorang petugas militer India yang mengetahui pesan yang dikirim pilot tersebut.

Tidak lama setelah Abhinandan mendarat dan ditangkap oleh pasukan Pakistan, sebuah video dirilis di media sosial yang menunjukkan pasukan Pakistan melindungi Abhinandan dari kerumunan warga yang geram, yang menuntut agar pilot itu diserahkan kepada mereka.

Saat berada dalam tahanan Pakistan, dia direkam dengan menyampaikan pujian atas profesionalisme militer Pakistan dan mengecam media India karena mengobarkan "histeria perang".

Video itu muncul tak lama sebelum pilot itu diserahkan militer Pakistan kepada pihak berwenang India sebagai isyarat perdamaian. Publik India percaya bahwa video pujian pilot tersebut kepada militer Pakistan dibuat di bawah tekanan, dan banyak diedit untuk menyesuaikannya dengan agenda Islamabad. 

Baru-baru ini, kantor berita ANI mengutip sebuah sumber anonim yang mengatakan bahwa pilot mengatakan kepada Angkatan Udara India (IAF) bahwa meskipun ia tidak mengalami kekerasan fisik, ia telah menderita banyak pelecehan mental selama penahanannya. Dia menghabiskan sekitar 58 jam di sana sebelum pembebasannya pada 1 Maret.

Ketegangan antara India dan Pakistan diperburuk setelah IAF melakukan serangan udara terhadap sebuah kamp pelatihan yang diduga dari kelompok teroris yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Kelompok itulah yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri pada konvoi polisi paramiliter India pada 14 Februari. Lebih dari 40 polisi paramiliter India tewas dalam serangan tersebut. 







Credit  sindonews.com



Selasa, 05 Maret 2019

Jet Tempur Su-30 India Tembak Jatuh Drone Pakistan




Jet Tempur Su-30 India Tembak Jatuh Drone Pakistan
Pesawat jet tempur Sukhoi Su-30MKi India buatan Rusia. Foto/CC BY-SA 2.0/Matt Morgan/Su-30MKI


NEW DELHI - Pesawat jet tempur Su-30MKI Angkatan udara India menembak jatuh kendaraan udara nirawak (UAV) atau drone Pakistan yang menerobos masuk ke wilayah Rajasthan. Serangan UAV Islamabad ini berlangsung pada hari Senin, namun baru dikonfirmasi pejabat senior perusahaan keamanan New Delhi, Selasa (5/3/2019).

Serangan UAV ini menandakan ketegangan kedua negara masih memanas, meski Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah menyatakan komitmennya untuk berdamai, termasuk dengan membebaskan pilot jet tempur India yang sempat ditangkap beberapa hari lalu.

Pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu mengatakan sebuah jet tempur Sukhoi Su-30 MKI buatan Rusia menjatuhkan UAV Pakistan dengan rudal air-to-air atau rudal udara-ke-udara di dekat Bikaner, di negara bagian Rajasthan, India utara. Wilayah itu tak jauh dari perbatasan Pakistan.

Kantor berita Press Trust of India (PTI) melaporkan insiden ini adalah upaya kedua oleh Pakistan untuk mengirim drone ke wilayah India dalam enam hari terakhir setelah sebelumnya sebuah drone Pakistan ditembak jatuh pada 27 Februari.

Tidak ada komentar resmi dari pemerintah maupun militer kedua belah pihak.

Pekan lalu kedua negara bersenjata nuklir itu mengalami kebuntuan paling serius dalam beberapa tahun setelah serangan bom bunuh diri di Kashmir menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari lalu. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammed yang bermarkas di Pakistan.

Pada 26 Februari, jet-jet tempur India menyerang sebuah fasilitas Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan. Pakistan merespons dengan serangan jet tempur pada 27 Februari. Aksi saling serang itu membuat jet-jet tempur kedua negara terlibat dogfight atau pertempuran udara.

Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India, salah satunya MiG-21 Bison yang pilotnya ikut ditangkap. Namun, India hanya mengakui kehilangan satu jet tempur. Sebaliknya, New Delhi mengklaim menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan, namun Islamabad menyangkal menggunakan jet tempur buatan Amerika Serikat itu dalam pertempuran udara

Pasukan India dilaporkan telah menangkap ratusan pemimpin separatis dan aktivis di Kashmir, dan terlibat dalam pertempuran senjata mematikan dengan gerilyawan di bagian wilayahnya. 


Kashmir telah menjadi rebutan antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan pada 1947, di mana kedua negara pernah terlibat dua perang untuk memperebutkan wilayah Himalaya tersebut.

Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebah rapat umum politik mengobarkan semangat militer negaranya. "Militer India telah menunjukkan keberanian dan kekuatan. Teman-teman, saya tidak bisa menunggu terlalu lama. Sudah menjadi sifat saya untuk menyelesaikan setiap skor," katanya pada Senin malam, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (5/3/2019).

"Untuk berapa lama mereka akan terus membunuh orang tak bersalah? Adalah prinsip kami bahwa kami akan masuk ke rumah mereka, untuk melenyapkan mereka," kata Modi, yang mencalonkan diri sebagai perdana menteri untuk periode kedua dalam pemilu mendatang.

Credit  sindonews.com



India dan Israel Hendak Hujani Pakistan dengan Rudal



India dan Israel Hendak Hujani Pakistan dengan Rudal
Rudal-rudal BrahMos India. Foto/REUTERS


KARACHI - India telah merencanakan untuk menghujani Pakistan dengan rudal. Dalam rencananya itu, Israel hendak diajak ikut serta.

Sumber pemerintah Pakistan mengungkap rencana serangan tersebut sedianya dilakukan pada 27 Februari 2019 ketika New Delhi dan Islamabad terlibat pertempuran udara. Pemerintah Islamabad, kata sumber itu, sudah menerima laporan intelijen terkait rencana serangan oleh New Delhi dengan Tel AViv.

Jurnalis Geo News, Hamid Mir, dalam laporannya, Selasa (5/3/2019), mengatakan bahwa dia menerima informasi rencana serangan rudal oleh India dan Israel itu dari sumber tingkat tinggi Pakistan. Menurut informasi yang dia terima, Pakistan telah menggagalkan rencana dua serangan rudal tersebut.

Menurut sumber itu, India sudah diberitahu bahwa Pakistan akan menanggapi dengan tepat jika serangan rudal nekat dilakukan.

Pakistan juga telah membocorkan rencana serangan India dan Israel itu kepada negara-negara sahabat Islamabad. Kepada negara-negara itu, Islamabad menegaskan komitmennya untuk berdamai dengan New Delhi.

Sumber resmi itu mengatakan tidak ada kontak antara Pakistan dan pemerintah India. Kedua pemerintah belum mengonfirmasi laporan media Pakistan tersebut.

Sementara itu, pesawat jet tempur Sukhoi-30 India menembak jatuh drone Pakistan di atas wilayah udara Rajasthan pada Senin (4/3/2019).

Mengutip India Today, Selasa (5/3/2019), jet-jet tempur Su-30Mki buatan Rusia, berhamburan di depan garis depan di sektor Rajasthan untuk menghadapi ancaman yang datang dari Pakistan. Serangan drone atau kendaraan udara nirawak itu diungkap seorang pejabat senior di perusahaan keamanan India yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Jet-jet tempur Su-30Mki yang bermesin ganda berhamburan dari sebuah pangkalan di sepanjang perbatasan internasional sekitar pukul 11.30 pagi kemarin setelah radar pertahanan udara mendeteksi kendaraan udara tak berawak yang masuk. 


Pejabat itu mengatakan sebuah jet tempur Su-30MKi menembak jatuh drone Pakistan itu dengan rudal air-to-air atau rudal udara-ke-udara. Militer India dan Pakistan belum mengonfirmasi laporan konflik terbaru ini.

New Delhi dan Islamabad telah di ambang perang menyusul serangan kelompok militan Jaish-e-Mohammed yang bermarkas di Pakistan terhadap polisi paramiliter India pada 14 Februari 2019 lalu di wilayah Kashmir. Lebih dari 40 polisi paramiliter India tewas ketika konvoi mereka dihantam serangan bom bunuh diri dengan mobil yang sarat bahan peledak.

Pada 26 Februari, jet-jet tempur India menyerang sebuah fasilitas Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan. Pakistan merespons dengan serangan jet tempur pada 27 Februari. Aksi saling serang itu membuat jet-jet tempur kedua negara terlibat dogfight atau pertempuran udara.

Pakistan mengklaim menembak jatuh dua jet tempur India, salah satunya MiG-21 Bison yang pilotnya ikut ditangkap. Namun, India hanya mengakui kehilangan satu jet tempur. Sebaliknya, New Delhi mengklaim menembak jatuh jet tempur F-16 Pakistan, namun Islamabad menyangkal menggunakan jet tempur buatan Amerika Serikat itu dalam pertempuran udara.



Credit  sindonews.com



Pakistan Tersudut soal Jet F-16, Taiwan Dijadikan Kambing Hitam



Pakistan Tersudut soal Jet F-16, Taiwan Dijadikan Kambing Hitam
Militer India tunjukkan puing AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang digunakan Pakistan untuk menembak jatuh jet tempur MiG-21 Bison India. Foto/APTN



ISLAMABAD - Bukti yang disodorkan militer New Delhi bahwa militer Islamabad menggunakan pesawat jet tempur F-16 dalam konflik dengan India di Kashmir telah membuat Pakistan tersudut. Kini, media Pakistan menjadikan Taiwan sebagai kambing hitam.

Bukti yang disodorkan militer New Delhi adalah puing-puing AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM, rudal buatan Amerika Serikat (AS) yang menjadi senjata jet tempur F-16.

Masalah ini sensitif karena jet tempur yang dipasok AS hanya boleh digunakan untuk misi kontra-terorisme, bukan menyerang negara lain.

Media Pakistan berbahasa Inggris, Express Tribune, melaporkan puing-puing itu merupakan bagian dari rudal yang dijual oleh AS ke Taiwan. Para jurnalis media itu mengklaim melacak nomor identifikasi dari rudal AIM-120C-5 AMRAAM, yang menurut mereka masuk daftar Departemen Pertahanan AS sebagai rudal yang dijual ke Taiwan dengan nilai kontrak USD2,38 juta.

Tuduhan media itu tidak masuk akal, karena Taiwan tidak terlibat konflik dengan India. Selain itu, mustahil jet tempur Taiwan dengan rudal tersebut menyerang wilayah Kashmir yang dikuasai India bertepatan dengan hari di mana konflik New Delhi dan Islamabad pecah.

"Bagaimana puing-puing rudal yang dijual ke Taiwan berakhir di tangan wakil marsekal udara militer India adalah sesuatu yang hanya bisa dijelaskan oleh New Delhi," tulis media Pakistan tersebut, dikutip Economic Times, Senin (4/3/2019). Media-media India menyebut Islamabad lihai menutupi kebohongan dengan membuat kebohongan lainnya.

Angkatan Udara Taiwan yang dijadikan kambing hitam oleh media Pakistan bergegas melakukan pengecekan dan memastikan bahwa nomor identifikasi rudal yang dilaporkan media tersebut tidak cocok dengan salah satu misilnya. Angkatan Udara tersebut memastikan misil yang dibeberkan militer New Delhi tidak kompatibel dengan sistem senjata yang dimilikinya.

"Jenis senjata seperti misil yang dipasok oleh AS adalah untuk digunakan Taiwan sendiri dan tidak dapat dijual ke negara lain," kata Angkatan Udara pulau tersebut.

Media Taiwan menggambarkan tuduhan media Pakistan sebagai kasus "Taiwan tertembak peluru ketika berbaring". 

Taiwan yang nama resminya Republik Tiongkok tidak menikmati hubungan diplomatik dengan India. Keduanya memiliki kantor budaya dan komersial di masing-masing negara dan tidak berbagi kemitraan pertahanan apa pun. Taiwan sendiri dilindungi di bawah payung militer AS.

Serangan udara telah menyebabkan beberapa pertempuran lintas perbatasan, termasuk pertempuran udara di mana Varthaman ditangkap, serta kewaspadaan di seluruh dunia ketika berbagai kekuatan menyaksikan konflik dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.

Konflik di Kashmir antara India dan Pakistan—dua negara bersenjata nuklir—pecah setelah serangan bom mobil oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Serangan pada 14 Februari itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India yang sedang konvoi.

Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara melintasi garis kontrol Kashmir, dengan mengklaim menewaskan banyak teroris disebut India mendapat izin untuk bersembunyi di Pakistan.

Pakistan membantah bahwa ada gerilyawan yang hadir di wilayahnya dan menuduh India melakukan serangan terorisme terhadap lingkungan karena serangan udaranya menghancurkan pohon-pohon di hutan lindung.



Credit  sindonews.com



Baru Dibebaskan Pakistan, Pilot Jet Tempur India Siap Beraksi Lagi



Baru Dibebaskan Pakistan, Pilot Jet Tempur India Siap Beraksi Lagi
Komandan Sayap Abhinandan Varthaman, 35, pilot jet tempur India saat dibebaskan militer Pakistan di wilayah perbatasan, Jumat (1/3/2019) malam. Foto/REUTERS


NEW DELHI - Abhinandan Varthaman, pilot berkumis dari pesawat jet tempur MiG-21 Bison India, baru dibebaskan militer Pakistan setelah pesawatnya ditembak jatuh dan dia ditangkap. Namun, pilot tersebut dilaporkan siap kembali ke kokpit untuk beraksi.

Varthaman mengatakan kepada komandan Angkatan Udara India tentang keinginannya untuk kembali beraksi di garis depan. Keinginan pilot itu dilaporkan Times of India mengutip pejabat militer yang tidak disebutkan namanya.

Dia masih harus menjalani pemeriksaan kesehatan wajib, meskipun dia terlihat ceria. Kendati demikian, pilot itu dilaporkan mengalami pelecehan selama menjadi tahanan militer Pakistan.

"Dokter senang untuk menurutinya. Upaya-upaya itu adalah untuk memastikan bahwa dia segera kembali ke kokpit," kata pejabat militer India yang dikutip surat kabar tersebut, Senin (4/3/2019).

Pesawat jet tempur MiG-21 Bison yang dikendalikan Komandan Sayap Abhinandan Varthaman ditembak jatuh dalam pertempuran udara hari Rabu pekan lalu. Pesawat itu diduga ditembak jatuh oleh pesawat jet tempur F-16 Pakistan, namun Islamabad sejauh ini membantahnya. India sendiri juga mengklaim menembak jatuh F-16 Pakistan dengan jet tempur MiG-21 Bison.

Media-media India memuji Abhinandan Varthaman sebagai pilot India pertama yang menembak jatuh F-16. Varthaman terlontar dari pesawatnya yang jatuh dan mendarat di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, tempat dia ditangkap.

Perdana Menteri India Narendra Modi melalui Twitter menyambut kepulangan pilot itu dan memuji keberaniannya yang dia sebut patut dicontoh. Produser Bollywood bahkan mengajukan hak untuk menggunakan namanya dalam film masa depan.

Konflik di Kashmir antara India dan Pakistan—dua negara bersenjata nuklir—pecah setelah serangan bom mobil oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, Jaish-e-Mohammed. Serangan pada 14 Februari itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India yang sedang konvoi.

Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara melintasi garis kontrol Kashmir, dengan mengklaim menewaskan banyak teroris disebut India mendapat izin untuk bersembunyi di Pakistan. 


Pakistan membantah bahwa ada gerilyawan yang hadir di wilayahnya dan menuduh India melakukan serangan terorisme terhadap lingkungan karena serangan udaranya menghancurkan pohon-pohon di hutan lindung.





Credit  sindonews.com



Kashmir Mereda, Pakistan Buka Akses Penerbangan Sipil


Kashmir Mereda, Pakistan Buka Akses Penerbangan Sipil
Ilustrasi. (Reuters/Toby Melvill)




Jakarta, CB -- Pakistan kembali membuka akses penerbangan sipil setelah kondisi Kashmir yang sempat memanas karena bentrokan dengan India kini mulai reda.

"Seluruh bandara di Pakistan kembali beroperasi dan ruang udara kembali dibuka sepenuhnya," demikian pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan pada Senin (4/3).

Dikutip AFP, pembukaan ruang udara dan bandara efektif per Senin siang sekitar pukul 13.00 waktu lokal.

Keputusan itu diambil setelah ketegangan di Kashmir mereda. Pakistan dan India sudah tak lagi saling menembak jatuh pesawat militer.


Pakistan juga telah membebaskan dua pilot India yang sempat ditahan karena diklaim menerobos masuk wilayahnya.

Penurunan ketegangan ini mengakhiri penutupan ruang udara yang berlaku sejak Rabu pekan lalu. Akibat penutupan ini, ribuan orang dilaporkan terdampar di berbagai bandara di dunia karena Pakistan merupakan salah satu rute utama penerbangan dari Asia Tenggara ke Eropa.

Peta jalur penerbangan dari dan menuju Pakistan yang diunggah di Twitter oleh perusahaan pelacak penerbangan Flightradar24 pada Rabu (27/2) menunjukkan semua penerbangan telah berhenti.

Analis penerbangan Geoffrey Thomas mengatakan gangguan rute itu kemungkinan akan menelan biaya jutaan dolar.

Selain penerbangan, penutupan bandara juga memperlambat upaya pencarian seorang pendaki asal Inggris dan Italia yang hilang di Gunung Nanga Parbat, Pakistan.

Penundaan terjadi lantaran tim penyelamat terpaksa menunggu izin terbang bagi helikopter yang digunakan untuk proses pencarian.




Credit  cnnindonesia.com





OKI Desak Pakistan-India Tahan Diri, Gelar Dialog Damai


OKI Desak Pakistan-India Tahan Diri, Gelar Dialog Damai
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyerukan India dan Pakistan untuk menahan diri dari melakukan tindakan yang akan memperburuk situasi. Foto/Istimewa

ABU DHABI - Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyerukan India dan Pakistan untuk menahan diri dari melakukan tindakan yang akan memperburuk situasi. OKI juga mendesak kedua negara bertengga itu untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui cara-cara damai.

Sekretaris Jenderal OKI, Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen mengatakan, OKI mengikuti dengan keprihatinan mendalam tentang pertumpahan darah dan kekerasan terhadap rakyat Jammu dan Kashmir.

"OKI menyerukan kepada (India dan Pakistan) untuk menunjukkan pengendalian diri dan menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara damai, sejalan dengan resolusi legitimasi internasional," kata al-Othaimeen, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (4/3).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi mengatakan bahwa masalah antara Pakistan dan India harus diselesaikan melalui dialog dan saluran diplomatik, bukan melalui cara-cara militer.

Dia mengatakan bahwa sebagai negara demokratis, Pakistan percaya dalam menyelesaikan masalah dengan India melalui dialog dan saluran diplomatik karena diplomasi harus menjadi garis pertahanan pertama daripada penggunaan militer.

"Perdamaian adalah prioritas kami dan kami tidak menginginkan perang dengan India. Pakistan secara aktif mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dan meredakan situasi," ucap Qureshi.

Sementara itu, Duta Besar India untuk Rusia, Venkatesh Varma menuturkan, tidak ada negara yang menawarkan untuk menyelesaikan krisis antara India dan Pakistan, dan India tidak akan menerima tawaran mediasi.

Diketahui sejumlah negara, termasuk diantaranya Rusia dan Turki menawarkan diri untuk menjadi mediator pembicaraan antara India dan Pakistan. Baik Rusia ataupun Turki akan melakukan itu jika diminta oleh salah satu pihak.

Varma di kesempatan yang sama menegaskan bahwa India tidak tertarik untuk meningkatkan ketegangan dengan Pakistan. "India telah dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak tertarik pada eskalasi situasi. Dan cara terbaik untuk mencapai keadaan normal di kawasan itu terletak pada tindakan Pakistan dalam perang melawan kelompok-kelompok teroris," ungkapnya. 




Credit  sindonews.com





Senin, 04 Maret 2019

Turki Siap Bantu Redam Ketegangan Pakistan dan India


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo/Richard Drew

Meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan tidak akan memberikan keuntungan.



CB, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan siap membantu meredam ketegangan antara Pakistan dan India. Menurut dia, meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan tidak akan memberikan keuntungan bagi siapa pun.

Dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Senin (4/3), Erdogan dalam kampanye di Trabzon, di wilayah Laut Hitam Turki, juga menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Pakistan menyerahkan pilot asal India yang jatuh dalam ketegangan baru-baru ini. Erdogan berharap bahwa India bisa melakukan hal serupa.

Jumat kemarin, seorang pilot India yang terlibat dalam konflik antarnegara tetangga yang bersenjata nuklir, Komandan Wing Abhinandan Varthaman, diserahkan kepada pemerintah India oleh Pakistan.


Varthaman ditahan di Pakistan setelah pesawatnya jatuh pada Rabu lalu, dalam pertempuran udara dengan jet Pakistan di sepanjang perbatasan de facto Kashmir. Sehari kemudian, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengumumkan pembebasannya dengan isyarat niat baik.


Ketegangan antara kedua negara terjadi menyusul serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir yang dikendalikan India pada 14 Februari. India menyalahkan Pakistan atas insiden tersebut. Sementara Pakistan membantah terlibat penyerangan.


Amerika Serikat, Cina dan kekuatan dunia yang lain mendesak kedua negara untuk menahan diri. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga menyerukan perundingan.


"Sejarah mengajarkan pada kita bahwa perang selalu penuh salah perhitungan. Pertanyaan saya adalah dengan memperhitungkan senjata yang kita miliki, apakah kita bisa mencapai salah perhitungan," kata Khan dalam pidato singkat di televisi yang disiarkan secara nasional. "Kita harus duduk dan berbicara."


Pakistan dan India telah tiga kali berperang sejak merdeka dari pemerintahan kolonial Inggris pada 1047. Dari tiga perang itu, dua di antaranya adalah masalah Kashmir. Pakistan telah menutup wilayah udaranya, sehingga memaksa penerbangan komersial untuk mengubah arah.



Credit  republika.co.id



Kemampuan Tempur India dan Pakistan dari Pesawat Hingga Nuklir


Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui

CB, Jakarta - Dua negara nuklir, India dan Pakistan mulai terlibat pertempuran darat di Kashmir, sehari setelah pembebasan pilot tempur India yang ditahan Pakistan.
Sejak kemerdekaan keduanya apda 1947, India dan Pakistan terlibat konflik terutama di wilayah Himalaya, Kashmir.
Dua negara terlibat beberapa perang besar dan yang terakhir terjadi pada 1999, menewaskan ribuan orang di garis perbatasan Kashmir yang dikenal Line of Control (LoC).
Sehabis pertempuran itu, kedua negara mulai membangun kekuatan militernya.

Sepuluh tahun setelahnya, militer India kini melampau Pakistan dalam jumlah pesawat tempur, tentara, tank dan helikopter.
Menurut laporan CNN, 3 Maret 2019, yang mengutip data SIPRI, belanja militer India melampaui Pakistan dan mencapai US$ 64 miliar (Rp 903 triliun) berbanding US$ 11 miliar (Rp 155 triliun).

India memiliki sekitar 3 juta personel militer, sementara Pakistan meiliki 1 juta personel.
Namun India mesti membagi pasukannya ke wilayah timur lautnya yang berbatasan dengan Cina. Pada 1962, India dan Cina pernah bertempur di perbatasan, dan konflik terakhir terjadi di Doklam pada 2017.

Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Perdana Menteri Pakistan mengatakan pilot India akan dibebaskan pada hari Jumat, setelah militer Pakistan mengkonfirmasi empat warga sipil Pakistan tewas selama serangan udara India di Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Di lain sisi, Cina memiliki kedekatan dengan Pakistan yang menyuplai alutsista Pakistan. 40 persen ekspor senjata Cina dikirim ke Pakistan, menurut data forum diskusi Brookings Institution di Washington.
Sementara India lebih dekat dengan negara-negara Barat untuk modernisasi militernya.

Di antara pembelian peralatan baru-baru ini adalah peringatan dini udara dan pesawat kontrol dengan teknologi Israel dan badan pesawat AS. Selain itu, artileri buatan AS dikerahkan di sepanjang garis perbatasan Kashmir untuk menggantikan senjata Swedia 1980-an, kata Nishank Motwani, pakar India dan Pakistan di Akademi Diplomasi Asia-Pasifik.
India bahkan menginginkan lebih banyak teknologi militer baru, tetapi seringkali dihambat oleh kontrol ekspor yang ketat dari pemasok utama seperti AS dan Inggris. Menurut pengamat, India terpaksa mengekspor senjata karena kekurangan industri militer.

Sementara Pakistan sedang membuat pesawat tempurnya sendiri JF-17 dari rancangan Cina.
Menurut beberapa laporan, JF-17 adalah salah satu dari skuadron yang menembak jatuh salah satu MiG 21 India.
MiG-21 buatan Uni Soviet adalah tulang punggung angkatan udara India. India memiliki sekitar 200 unit MiG dan masih beroperasi.

Keuntungan India adalah luas wilayah, di mana luas India nyaris empat kali dari Pakistan. Ini menjadi modal India untuk menjauhkan aset militernya dari perbatasan dan membuat India unggul di udara. Sementara Pakistan akan lebih kesulitan melindungan pangkalan militer dan persenjataannya.
Sementara keuntungan udara tampaknya condong ke arah India, aksi darat skala besar melintasi perbatasan akan lebih sulit bagi India.
Perbatasan Pakistan memiliki medan yang curam dan terdiri dari perbatasan internasional, membuat formasi darat India kesulitan.

Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Dalam serangan bom mobil tersebut, sedikitnya 42 tentara India tewas. REUTERS
Pakistan, dengan garis pantai yang jauh lebih kecil untuk dipertahankan, telah menempatkan bagian terbesar dari sumber daya ke pasukan dan angkatan udara, kata Motwani.
New Delhi memiliki kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir dalam armadanya, peralatan tempur yang tidak dapat disamakan dengan Pakistan.
Satu-satunya senjata yang sejajar bagi kedua negara, dan yang paling ditakuti adalah senjata nuklir.
Stockholm Internasional Peace Research Institute (SIPRI) tahun lalu merilis data bahwa Pakistan memiliki 140 sampai 150 hulu ledak nuklir dan India memiliki 130 hingga 140 nuklir.

Peter Layton, mantan perwira Angkatan Udara Australia dan sekarang peneliti di Griffith Asia Institute, mengatakan jika situasi semakin mendesak bagi Pakistan, maka komandan tingkat rendah Pakistan siap membuka gudang nuklir mereka.
"Pakistan memiliki kebijakan strategis untuk mendelegasikan persetujuan pelepasan nuklir ke unit-unit taktis tingkat rendah," katanya. "Ada bahaya nyata karena kelonggoran nuklir itu, yaitu komandan tingkat rendah yang menggunakan senjata nuklir taktis jika mereka mau."
Menurut Motwana, Pakistan ingin India sadar bahwa ancaman nuklir mereka akan selalu ada. Setiap kali India melakukan serangan balasan, Pakistan tidak segan untuk mengeluarkan ancaman senjata nuklirnya jika senjata konvensional gagal.



Credit  tempo.co





Pembatasan Wilayah Udara Pakistan Masih Diberlakukan



Upacara di perbatasan Wagah-Attari antara pasukan Pakistan dan India.[NDTV]
Upacara di perbatasan Wagah-Attari antara pasukan Pakistan dan India.[NDTV]

CB, Jakarta - Pakistan masih akan memberlakukan pembatasan wilayah udaranya bagi pesawat-pesawat komersial. Pembatasan wilayah udara diberlakukan awal pekan lalu saat hubungan negara itu dengan India diselimuti ketegangan.
Ketegangan yang terjadi antara India - Pakistan telah membuat negara itu untuk pertama kali sejak perang 1971 melancarkan serangan udara. Kashmir yang masih menjadi perebutan kedua negara telah menjadi medan pertempuran India - Pakistan.
Otoritas Penerbangan Pakistan pada Minggu, 3 Maret 2019, mengatakan masih membatasi operasional di bandara internasional Allama Iqbal di wilayah timur kota Lahore. Larangan ini muncul setelah sejumlah operasi secara parsial dilakukan Karachi, Quetta, Peshawar dan ibukota Islamabad.
Bandara lain di Gilgit Baltistan, Provinsi Punjab dan wilayah pedalaman Sindh tetap ditutup pada hari Minggu, 3 Maret 2019. Otoritas penerbangan sipil Pakistan mengatakan pembatasan perjalanan ini diperkirakan akan dicabut pada Senin pukul 1 siang waktu setempat.


Pesawat tempur India menjatuhkan bom di wilayah Pakistan.[Aljazeera]



Lalu lintas penerbangan internasional dan domestik di Pakistan dan sekitarnya telah terganggu, dimana sejumlah bandara di Pakistan dan India ditutup. Walhasil rute penerbangan harus memutar dan ditangguhkan. Pada Selasa, 26 Februari 2019, jet-jet tempur India melancarkan serangan ke wilayah timur laut Pakistan, Balakot. New Delhi mengklaim di wilayah itu terdapat kamp-kamp milik Jaish-e-Muhammad atau JeM yakni sebuah kelompok bersenjata yang diduga telah melakukan serangan bom mobil pada 14 Februari 2019 dan menewaskan setidaknya 40 pasukan militer India yang berjaga di kota Pulwama, Kashmir. Peristiwa bom bunuh diri ini telah memicu agresi militer India - Pakistan 







Credit  tempo.co




India Setop Serangan Udara, Tuntut Pakistan Perangi Teroris



India Setop Serangan Udara, Tuntut Pakistan Perangi Teroris
India tidak berencana untuk melakukan serangan baru di perbatasan dengan Pakistan. Foto/Istimewa


MOSKOW - India tidak berencana untuk melakukan serangan baru di perbatasan dengan Pakistan dan ketegangan di Kashmir secara bertahap akan stabil. Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar India untuk Rusia Shri D. Bala Venkatesh Varma mengatakan kepada Sputnik dalam sebuah wawancara.

"Tidak, kami tidak punya rencana (seperti) itu pada saat ini," kata Varma menjawab pertanyaan seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (3/3/2019).

Menurut utusan India itu, New Delhi telah dengan jelas menyatakan tidak tertarik dengan eskalasi dan cara terbaik agar situasi kembali normal adalah Pakistan memerangi kelompok teroris.

"Ini bukan perjuangan antara India dan Pakistan. Ini adalah masalah perlindungan India terhadap kepentingannya dalam menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok teroris. India bukan satu-satunya negara di kawasan yang menderita atas tindakan mereka," ujarnya.

Menurut Varma, dengan mengatakan India menolak gagasan dilibatkannya mediator untuk melesaikan krisis dengan Pakistan, ia percaya bahwa Islamabad perlu mengambil langkah-langkah spesifik untuk memerangi kelompok teroris.

"Saya perlu mengklarifikasi bahwa tidak ada tawaran mediasi resmi. Dan bahkan jika itu dibuat, kami tidak akan menerimanya. Tidak ada negara yang menawarkan untuk menengahi antara India dan Pakistan. Ada percakapan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi tadi malam, dan titik mediasi tidak disebutkan sama sekali," ungkap Varma.

Ia menekankan bahwa posisi Rusia sangat mendukung tindakan India. Pakistan harus mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok teroris di wilayahnya.

"Kami selalu siap untuk dialog dengan Pakistan dalam suasana yang bebas dari terorisme," kata duta besar.

Lebih lanjut Varma mengatakan bahwa Rusia dapat mempengaruhi Islamabad untuk berhenti membiarkan kelompok-kelompok teroris menggunakan wilayah negara itu.

"Peran Rusia adalah terus memberikan pengaruhnya pada Pakistan untuk tidak mengizinkan wilayahnya digunakan oleh kelompok teror," ucapnya.

Dia mencatat bahwa Rusia telah mengambil posisi yang jelas dan tidak ambigu mengenai peningkatan hubungan India dan Pakistan saat ini.

"Presiden Vladimir Putin menyatakan dukungannya dalam percakapan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi," tambah diplomat India itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan mengatur platform untuk pembicaraan Indo-Pakistan jika kedua negara menyatakan keinginan untuk menegosiasikan perselisihan tersebut.

Pernyataan itu muncul setelah Angkatan Udara India melakukan serangan terhadap dugaan pangkalan teroris di Kashmir yang dikuasai Pakistan, menghancurkan beberapa fasilitas pada 26 Februari lalu. Serangan udara New Delhi dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan bunuh diri yang diklaim oleh organisasi teroris yang berbasis di Pakistan Jaish-e-Mohammad pada 14 Februari lalu.

Setelah serangan itu, India menuduh Pakistan mendukung kelompok-kelompok teroris. Islamabad, pada gilirannya, menolak tuduhan itu sebagai tuduhan yang tidak berdasar, menyarankan untuk melakukan penyelidikan bersama dengan New Delhi atas insiden tersebut.

Insiden itu memperumit hubungan yang sudah tegang antara New Delhi dan Islamabad, sekali lagi menempatkan wilayah itu di ambang konflik militer. 




Credit  sindonews.com




Delapan Tewas dalam Pertempuran India-Pakistan di Kashmir



Delapan Tewas dalam Pertempuran India-Pakistan di Kashmir
Sedikitnya 8 orang tewas dalam pertempuran India-Pakistan di Kashmir. Foto/Ilustrasi


SRINAGAR - Tentara India dan Pakistan kembali terlibat pertempuran. Tentara masing-masing negara menjadikan pos dan desa di sepanjang perbatasan Kashmir yang bergejolak menjadi sasaran. Sedikitanya enam warga sipil dan dua tentara Pakistan tewas dalam insiden tersebut.

Pertempuran kembali pecah pada Jumat malam. Militer Pakistan mengatakan dua tentaranya tewas dalam baku tembak dengan pasukan India di dekat Garis Kontrol yang memisahkan Kahsmir dengan dua negara bermusuhan itu. Ini adalah korban tewas pertama bagi pasukan Pakistan sejak Rabu, ketika ketegangan meningkat secara dramatis kedua negara.

Sementara itu, polisi India mengatakan dua saudara kandung dan ibu mereka terbunuh di Kashmir yang dikuasai negara itu. Ketiganya tewas setelah sebuah peluru yang ditembakkan oleh tentara Pakistan menghantam rumah mereka di wilayah Poonch dekat Garis Kontrol. Ayah anak-anak itu terluka parah.

Di Kashmir yang dikuasai Pakistan, pejabat pemerintah Umar Azzam megatakan pasukan India dengan senjata berat membidik membidik penduduk desa perbatasan tanpa pandang bulu di sepanjang Garis Kontrol, membunuh seorang anak lelaki dan melukai tiga orang lainnya. Dia mengatakan beberapa rumah dihancurkan oleh penembakan India.

Setelah sempat jeda selama beberapa jam, penembakan kembali berlanjut pada Sabtu (2/3/2019). Militer Pakistan menyatakan dua warga sipil tewas dan dua lainnya cedera dalam pertempuran baru itu. Tentara India mengatakan pasukan Pakistan menyerang pos-pos India di beberapa tempat di sepanjang garis militer seperti dilansir dari AP.

Ketegangan telah meningkat sejak pesawat India melintas ke Pakistan Selasa lalu. India menyebut hal itu sebagai serangan pendahuluan terhadap gerilyawan yang dituduh melakukan bom bunuh diri pada 14 Februari lalu di Kashmir yang dikuasai India yang menewaskan 40 tentara India. 

Pakistan kemudian membalas, menembak jatuh sebuah jet tempur India pada hari Rabu dan menahan pilotnya, yang kemudian dikembalikan ke India pada hari Jumat kemarin dengan sikap damai.

Kekerasan saat ini menandai eskalasi paling serius dari konflik yang lama membara sejak 1999, ketika militer Pakistan mengirim pasukan darat ke Kashmir yang dikuasai India. Pada tahun itu juga sebuah jet tempur India menembak jatuh sebuah pesawat angkatan laut Pakistan, menewaskan semua penumpangnya yang berjumlah 16. 





Credit  sindonews.com